Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Manajemen Bencana

Dosen Pengampu:
Darwis, S.Hut, M.M

Kelas: B
Kelompok 3:

Devi Angraeni Mallisa (P10117128)


Dony Ardiansyah (P10117144)
Rini angraini (P10117146)
Nur Hasri (P10117152)
Chantika Rizkia Ayunda (P10117156)
Ahmad Rifai Kurniawan (P10117170)
Widyawati (P10117176)
Anindita Ramadhanti (P10117188)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Masa Esa
karena dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pencegahan
Bencana dan kesiapsiagaan bencana. Makalah ini disusun sebagai upaya memenuhi
tugas Manajemen Bencana. Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat membantu dosen
dan mahasiswa kesehatan masyarakat dalam menyelesaikan proses balajar-mengajar
sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari siapa saja yang bersifat membangun akan
tercapai suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan tugas ini lebih dan
kurangnya kami mohon maaf.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Palu, 19 Maret 2019

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Pencegahan bencana..................................................................................................3
1. Upaya Pencegahan Bencana Secara Umum.........................................................4
2. Upaya Pencegahan Bencana (Tanah Longsor, Tsunami dan Gempa Bumi).....5
3. Upaya Pencegahan Bencana Dalam Bidang Kesehatan (Khususnya Gempa
Bumi)...............................................................................................................................8
B. Kesiapsiagaan Becana..............................................................................................10
1. Banjir....................................................................................................................10
2. Gempa bumi.........................................................................................................12
3. Tsunami................................................................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................................18
a. Kesimpulan...............................................................................................................18
b. Saran.........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia
berdasar data yang dikeluarkan oleh badan perserikatan bangsa-bangsa untuk
strategi internasional pengurangan risiko bencana (un-isdr). Tingginya posisi
indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa
bila bencana alam terjadi. Indonesia menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman
bahaya tsunami, tanah longsor, gunung berapi. Dan menduduki peringkat tiga
untuk ancaman gempa serta enam untuk banjir.

Bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu yang mengakibatkan


ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari
pihak luar.
Bencana juga didefinisikan sebagai situasi dan kondisi yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat tergantung pada cakupannya, bencana ini bisa mengubah
pola kehidupan dari kondisi kehidupan masyarakat yang normal menjadi rusak,
menghilangkan harta benda dan jiwa manusia, merusak struktur sosial masyarakat,
serta menimbulkan lonjakan kebutuhan dasar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pencegahan bencana
2. Apa upaya pencegahan bencana secara umum?
3. Untuk mengetahui upaya pencegahan bencana (tanah longsor, tsunami dan
gempa bumi)?
4. Apa upaya pencegahan bencana dalam bidang kesehatan (khususnya gempa
bumi)?
5. Apa pengertian kesiapsiagaan bencana?

1
6. Apa upaya kesiapsiagaan yang dilakukan prabencana, saat bencana, dan pasca
bencana?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pencegahan bencana
2. Untuk mengetahui upaya pencegahan bencana secara umum
3. Untuk mengetahui upaya pencegahan bencana (tanah longsor, tsunami dan
gempa bumi)
4. Untuk mengetahui upaya pencegahan bencana dalam bidang kesehatan
(khususnya gempa bumi).
5. Untuk mengetahui pengertian kesiapsiagaan
6. Untuk mengetahui kesiapsiagaan saat terjadi banjir, tsunami dan gempa bumi

2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pencegahan bencana
Pencegahan merupakan sesuatu upaya yang dilakukan untuk menghalangi
segala kejadian yang ada dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam UU No. 24
Tahun 2007, bab I mengenai ketentuan umum “upaya yang dilakukan untuk
menghalangi terjadinya bencana dan mencegah bahaya yang ditimbulkannya.
Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
sebagai upaya untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman bencana”.
Pencegahan bencana merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mencegah bencana yang terjadi dan sifatnya dapat diantisipasi. Misalnya
pada bencana banjir tentu saja bencana banjir. Banjir bisa diantisipasi dengan
cara membuang sampah tidak disungai, karena pada saat hujan pembuangan air
saat hujan ialah sungai. Jika sungai dipenuhi dengan tumpukan sampah tentu saja
akan meluap dengan sangat dahsyatnya. Seperti yang dialami oleh Ibu Kota kita
Jakarta. Sekian banyaknya penduduk yang rajin membuang sampah atau limbah
ke dalam sungai mengakibatkan meluapnya air yang tidak bisa ditampung oleh
sungai tersebut. Alhasil tiap kali musim hujan Jakarta seperti bak sampah yang
tersiram air. Oleh sebab itu perlu diadakannya sebuah pencegahan bencana alam
yang dapat mengurangi resiko munculnya bencana itu sendiri.
Oleh sebab itu perlu diadakannya sebuah pencegahan bencana alam yang
dapat mengurangi resiko munculnya bencana itu sendiri. Adapun pencegahan
yang dilakukan untuk bencana alam antara lainnya:

a. Mendirikan Pos Peringatan Bencana, Dengan adanya pos peringatan bencana


tentu saja akan lebih membuat nyaman hati para masyarakat sekitar. Dengan
adanya pos tersebut akan menjadi sebuah penentu apakah warga setempat bisa
keembali menempati tempat tinggalnya atau tidak.

3
b. Hidup Tertib dan Disiplin, Selain itu hidup tertip serta disiplin juga memiliki
peranan aktif dalam pencegahan bencana. Salah satunya seperti contoh di atas
yaitu banjir. Jika kita membuang sampah pada tempatnya tentu saja air akan
mengalir dengan maksimal dan air tidak akan mengendap.
c. Luasnya wawasan dan adanya pendidikan tentang Lingkungan Hidup,
Luasnya wawasan menganai lingkungan hidup juga harus diterapkan di
kegiatan sehari-hari sehingga kita menSjadi mengerti bagaimana perperilaku
yang baik dengan alam kita ini yang notabenenya sudah semakin rusak.

1. Upaya Pencegahan Bencana Secara Umum


Upaya atau kegiatan dalam rangka pencegahan dan mitigasi yang
dilakukan, bertujuan untuk menghindari terjadinya bencana serta mengurangi
risiko yang ditimbulkan oleh bencana. Tindakan mitigasi dilihat dari sifatnya
dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu mitigasi pasif dan mitigasi aktif.
Tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi pasif antara lain adalah:

a. Penyusunan peraturan perundang-undangan


b. Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah.
c. Pembuatan pedoman atau standar
d. Pembuatan brosur atau poster
e. Penelitian atau pengkajian karakteristik bencana
f. Pengkajian atau analisis risiko bencana
g. Internalisasi PB dalam muatan lokal pendidikan
h. Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana
i. Perkuatan unit-unit sosial dalam masyarakat, seperti forum
j. Pengarus-utamaan PB dalam perencanaan pembangunan

Sedangkan tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi aktif antara


lain:

4
1) Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan
memasuki daerah rawan bencana
2) Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tentang penataan
ruang, ijin mendirikan bangunan (IMB) dan peraturan lain yang berkaitan
dengan pencegahan bencana.
3) Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat.
4) Pemindahan penduduk dari daerah yang rawan bencana ke daerah yang
lebih aman.
5) Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat.
6) Perencanaan daerah penampungan sementara dan jalur-jalur evakuasi jika
terjadi bencana.
7) Pembuatan bangunan struktur yang berfungsi untuk mencegah,
mengamankan dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana,
seperti tanggul, dam, penahan erosi pantai, bangunan tahan gempa dan
sejenisnya.
2. Upaya Pencegahan Bencana (Tanah Longsor, Tsunami dan Gempa Bumi)
1. Tanah Longsor
a) Tidak Membuang Sampah Sembarangan
Kita mungkin masih sering membuang sampah sembarang bahkan
masih ada yang membuang sampah di sungai. Tanpa disadari perilaku
tersebut bisa menimbulkan bencana dikemudian hari, salah satunya adalah
banjir. Selain itu, sampah yang ada dijalan menjadi pemicu banjir, karena
akan menghambat aliran air sehingga menimbulkan genangan air.
b.) Membuat Fungsi Aliran Air Menjadi Semestinya
Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai
dan selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari
dengan sampah. Hindari membuang sampah di aliran air.

5
Sudah seharusnya kita peduli terhadap lingkungan. Sudah saat nya
untuk melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan
pepohonan yang dapat menyerap air dengan cepat.
c.) Menanam Pohon
Menanam pohon adalah hal yang sangat positif untuk menjaga
lingkungan. Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga
di bantaran sungai, karena pohon berperan penting untuk pencegahan
banjir.
d.) Jangan Membuat Kolam atau Sawah di Atas Lereng
Ketika kita akan membuat kolam atau sawah di atas lereng sangat
diupayakan untuk tidak membuatnya karena akan semakin meningkatkan
peluang terjadinya longsor.
e.) Tidak Mendirikan Rumah di Bawah Tebing
Untuk masalah pembuatan rumah carilah lokasi yang masih terbilang
aman ketika hendak membangun sebuah rumah. Jika lokasi sekitar
memang berbukit, pilihlah lokasi yang kiranya aman dari jangkauan
luruhan tanah jika terjadi longsor.
f.) Jangan Menebang Pohon di Sekitar Lereng
Jika kita akan menebang pohon disekitar lereng tentunya tidak patut
jika melakukan penebangan pohon yang berada di area lereng atau tebing.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa semakin banyaknya pohon maka
semakin kuat dan stabil suatu tanah, karena akar-akar dari pohon-pohon
tersebut menyebar dan saling bersinggungan sehingga bisa membantu
tanah tidak mudah longsor karena akan menjadi penahan tanah.
g.) Jangan Memotong Tebing Secara Tegak Lurus
Ketika ingin menggali tanah dalam jumlah besar untuk keperluan
tambang atau lainnya maka sebaiknya jangan langsung memotong badan
lereng secara tegak karena akan mengurangi daya penahan tanah terhadap
tanah yang berada di atasnya. Karena walaupun di atas lereng masih

6
dipenuhi oleh pohon namun jika badan tebing sudah terpotong secara
dalam justru tanah di bagian bawah yang akan kehilangan penopang
sehingga akan mudah menimbukkan terjadinya longsor.
2. Tsunami
a) Struktur Pantai
Di daerah pantai dimana gempa biasa terjadi sebaiknya dibangun
struktur bangunan penahan ombak berupa dinding pantai (sea wall or
coastal dike) yang merupakan bangunan pertahanan (defense structure)
terhadap tsunami. Struktur ini akan efektif, bila ketinggian tsunami relatif
tidak terlalu tinggi. Jika ketinggian tsunami melebihi 5 meter, prasarana ini
kurang begitu berfungsi. Pohon-pohon pantai seperti tanaman bakau
(mangrove) juga cukup efektif untuk mereduksi energi tsunami, terutama
untuk tsunami dengan ketinggian kurang dari 3 meter.
b) Penataan Wilayah
Korban terbanyak bencana tsunami adalah perkampungan padat di
daerah pantai disamping daerah wisata pantai. Cara paling efektif
mengurangi korban bahaya tsunami adalah dengan memindahkan wilayah
pemukiman pantai ke daerah bebas tsunami (tsunami-free area). Menurut
catatan, sudah banyak peristiwa tsunami yang menyapu habis pemukiman
nelayan disekitar pantai, mereka terperangkap dan tidak sempat
menyelamatkan diri ketika tsunami datang. Kedatangan tsunami yang begitu
cepat sangat tidak memungkinkan penduduk di daerah pesisir pantai untuk
meloloskan diri. Perkiraan tentang daerah penggenangan tsunami (tsunami
inundation area) diperlukan untuk merancang daerah pemukiman yang
aman bagi penduduk.
c) Sistem Yang Terpadu
Sistem pencegahan tsunami (tsunami prevention system) akan
meliputi hal-hal seperti peramalan, peringatan, evakuasi, pendidikan

7
masyarakat, latihan, kebiasaan untuk selalu waspada terhadap bencana dan
kesigapan pasca bencana.
3. Gempa Bumi
a) Membangun konstruksi bangunan yang tahan getaran atau gempa. Hal ini
bisa dilakukan terutama di daerah-daerah yang rawan terjadi gempa bumi
sebagai contoh adalah Jepang. Jepang adalah negara yang sangat rawan
terjadi gempa, dengan demikian bangunan-bangunan yang ada di Jepang pun
dirancang agar tahan dengan gempa.
b) Memperkuat bangunan agar sesuai dengan standar kualitas bangunan.
c) Untuk fasilitas umum, harus dibangun dengan kualitas tinggi.
d) Memperkuat bangunan-bangunan vital yang sifatnya penting dan sering
dikunjungi banyak orang.
e) Merencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan
hunian di daerah yang rawan gempa bumi.
f) Zonasi daerah-daerah yang rawan gempa bumi dan juga pengaturan lahan.
g) Membekali pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya mengetahui
cara-cara penyelamatan ketika terjadi gempa bumi.
h) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan juga praktek penyelamatan
diri dari bencana gempa bumi.
i) Turut serta dalam pelatihan berbagai program upaya penyelamatan,
kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, dan juga dalam pelatihan
pemadam kebakaran serta pertolongan pertama ketika menghadapi bahaya.
j) Selalu mempersiapkan alat-alat yang penting, seperti pemadam kebakaran,
peralatan penggalian dan lainnya.
k) Melatih anggota keluarga untuk melakukan kegiatan yang tanggap darurat.
l) Pembentukan kelompok penyelamat bencana alam.
3. Upaya Pencegahan Bencana Dalam Bidang Kesehatan (Khususnya
Gempa Bumi)
1. Pemetaan rawan bencana

8
a. Kerentanan masyarakat
1) Status kesehatan, cakupan pelayanan kesehatan (imunisasi, kesehatan
ibu dan anak, dll)
2) Keadaan dan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada (rumah
sakit, puskesmas, ketersediaan obat, alat kesehatan)
3) Pembiayaan kesehatan (APBD)
4) Tenaga kesehatan (dokter, dokter spesialis, perawat, bidan, dll)
5) Struktur penduduk (penduduk rentan), yaitu bayi, balita, usia lanjut
dan ibu hamil
2. Pengembangan peraturan-peraturan
a. Peraturan daerah penanggulangan bencana (sudah pengesaha)
b. Standar pelayanan kesehatan
3. Penyebaran informasi (buletin elektronik, sosialisasi langsung di wilayah
tersebut, media cetak)
a. Daerah rawan bencana
b. Masalah kesehatan yang dapat terjadi
c. Peraturan, anjuran untuk petugas dan masyarakat
4. Kegiatan mitigasi
a. Struktural
1) Pembangunan dan rehabilitasi fisik (rumah sakit, puskesmas, gudang
obat, posko, dll)
2) Pengadaan sarana kesehatan (ambulance dan alat transportasi lain,
fasilitas kesehatan lapangan)
3) Pengadaan alat kesehatan, obat dan bahan habis pakai
4) Penyiapan sistem informasi bencana
b. Non struktural
1) Penetapan lokasi pembangunan sarana kesehatan di daerah aman
2) Pelestarian lingkungan
3) Pengaturan konstruksi sarana kesehatan baru

9
4) Pedoman cara penguatan dan desain ulang bangunan sarana
kesehatan yang sudah ada sesuai dengan kondisi wilayah
5) Pengaturan jalur evakuasi di setiap sarana kesehatan
6) Pengaturan mobilisasi dan penematan sumber daya kesehatan
7) Penyusunan standar pelayanan kesehatan dan sumber daya
8) Jaminan kesehatan

B. Kesiapsiagaan Becana
Dalam menghadapi ancaman bencana, kesiapsiagaan menjadi kunci
keselamatan Anda. Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Banyak upaya kesiapsiagaan bermanfaat dalam berbagai situasi


bencana. Beberapa upaya penting untuk kesiapsiagaan adalah:

a. Memahami bahaya di sekitar Anda.


b. Memahami sistem peringatan dini setempat.
c. Mengetahui rute evakuasi dan rencana pengungsian.
d. Memiliki keterampilan untuk mengevaluasi situasi secara cepat dan
mengambil inisiatif tindakan untuk melindungi diri.
e. Memiliki rencana antisipasi bencana untuk keluarga dan mempraktekkan
rencana tersebut dengan latihan.
f. Mengurangi dampak bahaya melalui latihan mitigasi.
g. Melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam pelatihan.

1. Banjir
Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu wilayah yang
biasanya tidak digenangi air dalam jangka waktu tertentu. Banjir biasanya
terjadi karena curah hujan turun terus menerus dan mengakibatkan meluapnya

10
air sungai, danau, laut atau drainase karena jumlah air yang melebihi daya
tampung media penopang air dari curah hujan tadi.

a. Pra bencana
1) Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan
bahaya banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan
langkah-langkah apa yang harus dilakukan.
2) Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal kita, apakah berada
di zona rawan banjir.
3) Mengetahui cara-cara untuk melindungi rumah kita dari banjir.
4) Mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan apa
dampaknya untuk rumah kita.
5) Melakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk memahami
rute evakuasi dan daerah yang lebih tinggi
6) Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman
banjir dan merencanakan tempat pertemuan apabila anggota
keluarga terpencar-pencar. Mengetahui bantuan apa yang bisa
diberikan apabila ada anggota keluarga yang terkena banjir.
7) Mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus anggota keluarga
dan tetangga apabila banjir terjadi.
8) Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama sekurangnya
tiga hari, misalnya persiapan tas siaga bencana, penyediaan
makanan dan air minum.
9) Mengetahui bagaimana mematikan air, listrik, dan gas.
10) Mempertimbangkan asuransi banjir.
11) Berkaitan dengan harta dan kepemilikan, maka Anda bisa
membuat catatan harta kita, mendokumentasikannya dalam
foto, dan simpan dokumen tersebut di tempat yang aman.
b. Saat bencana

11
1) Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda, maka simaklah
informasi dari berbagai media mengenai informasi banjir untuk
meningkatkan kesiapsiagaan.
2) Apabila terjadi banjir, segeralah evakuasi ke tempat yang lebih
tinggi.
3) Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-
tempat lain yang tergenang air.
4) Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat Anda, misalnya
banjir bandang dapat terjadi di tempat Anda dengan atau tanpa
peringatan pada saat hujan biasa atau deras.
5) Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: amankan rumah Anda.
Apabila masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau
di tempat yang aman dari banjir. Barang yang lebih berharga
diletakan pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah.
6) Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak
berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik.
Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda
berdiri di atas/dalam air.
c. Pasca bencana
1) Hindari air banjir karena kemungkinan kontaminasi zat-zat
berbahaya dan ancaman kesetrum.
2) Waspada dengan instalasi listrik.
3) Hindari air yang bergerak.
4) Hindari area yang airnya baru saja surut karena jalan bisa
saja keropos dan ambles.
5) Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika
pihak yang berwenang membutuhkan sukarelawan.
6) Kembali ke rumah sesuai dengan perintah dari pihak yang
berwenang.

12
7) Tetap di luar gedung/rumah yang masih dikelilingi air.
8) Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan
yang tidak terlihat seperti pada fondasi.

2. Gempa bumi

Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan


oleh tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas
gunungapi, atau runtuhan batuan. Jenis bencana ini bersifat merusak, dapat
terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat.
a. Prabencana
1. Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi
terjadi.
2. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi
reruntuhan saat gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap
kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.
3. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan
persediaan obat-obatan.
4. Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa
bumi dengan fondasi yang kuat. Selain itu, Anda bisa merenovasi
bagian bangunan yang sudah rentan.
5. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar
penggunaan lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
b. Saat bencana
Di dalam bangunan, seperti rumah, sekolah ataupun bangunan bertingkat:
Saat bencana
1. Jika sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan
mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik untuk
mencegah terjadinya kebakaran.

13
2. Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada
sudut bangunan.
3. Apabila Anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas
keamanan, ikuti instruksi evakuasi.
4. Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng,
atau material lain. Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke
lapangan terbuka, jangan berdiri dekat tiang, pohon, atau sumber
listrik atau gedung yang mungkin roboh.
5. Guncangan akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu,
upayakan keselamatan diri Anda dengan cara berlindung di bawah
meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin jatuh dan
jendela kaca. Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau
berdirilah di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari keluar
rumah.
6. Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan. Gunakan tangga
darurat untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam
elevator, tekan semua tombol atau gunakan interphone untuk
panggilan kepada pengelola bangunan.
7. Saat terjadi gempa bumi besar, Anda akan kehilangan kontrol
terhadap mobil.
8. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil Anda di kiri bahu jalan dan
berhentilah.
9. Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memerhatikan
lingkungan sekitar atau melalui alat komunikasi lainnya seperti radio
atau gawai.
c. Pasca bencana
1. Apabila mendengar peringatan dini tsunami, segera lakukan evakuasi
menuju ke tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi.

14
2. Ketika berada di dalam bangunan, evakuasi diri Anda setelah gempa
bumi berhenti. Perhatikan reruntuhan maupun benda-benda yang
membahayakan pada saat evakuasi.
3. Jika berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja yang kuat.
4. Periksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana kebakaran.
5. Berdirilah di tempat terbuka jauh dari gedung dan instalasi listrik dan
air. Apabila di luar bangunan dengan tebing di sekeliling, hindari
daerah yang rawan longsor.
6. Jika di dalam mobil, berhentilah tetapi tetap berada di dalam mobil.
Hindari berhenti di bawah atau di atas jembatan atau rambu-rambu lalu
lintas.
7. Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan.

3. Tsunami
Berikut ini beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi bencana
tsunami.
1. Pra bencana
a. Ketahui tanda-tanda sebelum tsunami terjadi, terutama setelah gempa
bumi (intensitas gempa bumi lama dan terasa kuat, air laut surut, bunyi
gemuruh dari tengah lautan, banyak ikan menggelepar di pantai yang
airnya surut, dan tanda-tanda alam lain).
b. Cepat berlari ke tempat yang tinggi dan berdiam diri di sana untuk
sementara waktu setelah satu gempa bumi besar mengguncang.
c. Segera menjauhi pantai dan tidak perlu melihat datangnya tsunami atau
menangkap ikan yang terdampar di pantai karena air surut.
d. Mengetahui tingkat kerawanan tempat tinggal akan bahaya tsunami dan
jalur evakuasi tercepat ke dataran yang lebih tinggi.
e. Memantau informasi dari berbagai media resmi mengenai potensi tsunami
setelah gempa bumi terjadi.

15
2. Saat bencana
a. Setelah gempa bumi berdampak pada rumah Anda, jangan berupaya
untuk merapikan kondisi rumah. Waspada gempa bumi susulan!
b. Jika Anda berada di rumah, usahakan untuk tetap tenang dan segera
membimbing keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih
tinggi dan aman.
c. Tidak semua gempa bumi memicu tsunami.Jika mendengar sirine tanda
bahaya atau pengumuman dari pihak berwenang mengenai bahaya
tsunami, Anda perlu segera menyingkir dari daerah pantai.Perhatikan
peringatan dan arahan dari pihak berwenang dalam proses evakuasi.
d. Jika telah sampai di daerah tinggi, bertahanlah disana karena gelombang
tsunami yang kedua dan ketiga biasanya lebih besar dari gelombang
pertama serta dengarkan informasi dari pihak yang berwenang melalui
radio atau alat komunikasi lainnya.
e. Tsunami tidak datang sekali, tetapi bisa sampai lima kali. Oleh karena itu,
sebelum ada pengumuman dari pihak berwenang bahwa kondisi telah
aman, janganlah meninggalkan tempat evakuasi karena seringkali
gelombang yang datang kemudian justru lebih tinggi dan berbahaya.
f. Apabila Anda berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar,
upayakan untuk tetap berlayar dan menghindari wilayah pelabuhan.
g. Hindari jalan melewati jembatan. Anda dianjurkan untuk melakukan
evakuasi dengan berjalan kaki.
h. Jangan kembali sebelum keadaan dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
i. Bagi Anda yang melakukan evakuasi menggunakan kendaraan dan terjadi
kemacetan, segera kunci dan tinggalkan kendaraan serta melanjutkan
evakuasi dengan berjalan kaki.
3. Pasca bencana
a. Tetap utamakan keselamatan dan bukan barang-barang Anda.Waspada
dengan instalasi listrik dan pipa gas.

16
b. Anda dapat kembali ke rumah setelah keadaan dinyatakan aman dari
pihak berwenang.
c. Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari
pihak berwenang.
d. Hindari air yang menggenang karena kemungkinan kontaminasi zat-zat
berbahaya dan ancaman tersengat aliran listrik.
e. Hindari air yang bergerak karena arusnya dapat membahayakan Anda.
f. Hindari area bekas genangan untuk menghindari terperosok atau terjebak
dalam kubang.
g. Jauhi reruntuhan di dalam genangan air karena sangat berpengaruh
terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.
h. Berpartisipasi dalam kaporisasi sumber-sumber air bersih, perbaikan
jamban dan saluran pembuangan air limbah.
i. Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang tidak
terlihat seperti pada fondasi.
j. Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih jika Anda terkena air genangan
tsunami.
k. Apabila Anda terluka, dapatkan perawatan kesehatan di pos kesehatan
terdekat.
l. Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana
mendapatkan bantuan tenda darurat, pakaian, dan makanan.
m. Buanglah makanan yang terkontaminasi air genangan.
n. Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak berwenang
membutuhkan relawan.
o. Tetap di luar gedung yang masih dikelilingi genangan air.
p. Bersihkan sarang nyamuk dan serangga lainya.

17
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
Pencegahan bencana merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mencegah bencana yang terjadi dan sifatnya dapat diantisipasi. Misalnya
pada bencana banjir tentu saja bencana banjir. Pencegahan bencana secara umum
yaitu: Penyusunan peraturan perundang-undangan, Pembuatan peta rawan
bencana dan pemetaan masalah, Pembuatan pedoman atau standar, Pembuatan
brosur atau poster, penelitian atau pengkajian karakteristik bencana, pengkajian
atau analisis risiko bencana, internalisasi PB dalam muatan lokal pendidikan,
pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana, perkuatan unit-unit
sosial dalam masyarakat, seperti forum, dan pengarus-utamaan PB dalam
perencanaan pembangunan.

Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna. Banyak upaya kesiapsiagaan bermanfaat dalam
berbagai situasi bencana. Beberapa upaya penting untuk kesiapsiagaan adalah:
memahami bahaya di sekitar Anda, memahami sistem peringatan dini setempat,
mengetahui rute evakuasi dan rencana pengungsian, dan lain-lain

b. Saran
Demikian makalah ini disusun. Dalam makalah ini penyusun merasa
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang dapat
membangun perbaikan makalah ini sedikit banyak kami ucapkan terima kasih.

18
DAFTAR PUSTAKA
BNPB. 2017. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Jakarta.
BNPB. 2008. Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Jakarta.

https://idtesis.com/pengertian-pencegahan-bencana-alam-menurut-undang-undang/

Idtesis.com. 2007. Pengertian Pencegahan Bencana Alam Menurut Undang-Undang.


Surabaya .

Ilmugeografi.com. 2017. Upaya Pencegahan Gempa Bumi. Pusat Ilmu Geografi


Indonesia. Jakarta.

Kusumaputra, R.A. 2010. Banjir Kanal Timur Karya Anak Bangsa. Grasindo.
Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai