DISUSUN OLEH :
ELKA WAHYU NINGSI
J1A121255
KESMAS E
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan penulisan........................................................................................2
D. Manfaat penulisan......................................................................................2
A. Kesimpulan...............................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terletak pada pertemuan empat lempeng bumi yang aktif, yaitu
lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng
Filipina. Lempeng tersebut saling mendorong satu sama lain. Aktifitas lempeng
tersebut adalah penyebab tsunami paling sering di wilayah Indonesia.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari mitigasi bencana?
2. Apa jenis-jenis mitigasi?
3. Apa tujuan dari metode mitigasi bencana?
4. Apa bahaya-bahaya dan pengaruh-pengaruh mitigasi bencana?
5. Bagaimana kebijakan dan strategi dalam mitigasi bencana?
6. Bagaimana manajemen mitigasi bencana?
7. Apa langkah-langkah yang harus dilakukan bila terjadi suatu bencana?
C. Tujuan penulisan
Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari pembuatan makalah ini yaitu
dapat menambah pemahaman kita mengenai potensi dan mitigasi bencana, selain
itu dapat memberi pengetahuan kepada kita bagaimana menghadapi suatu
bencana apabila sudah terjadi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Mempelajari tata guna lahan untuk melindungi masyarakat yang tinggal di
daerah rentan bencana dan kerugian, baik secara sosial, ekonomi, maupun
implikasi politik
Mudah dimengerti dan diikuti oleh masyarakat.
Untuk membantu Grameds untuk memahami mitigasi bencana, buku Pendidikan
ingkungan Hidup Dan Mitigasi Bencana Jilid 1 ini hadir dalam bentuk cerita,
gambar, serta permainan yang dapat membuat pembelajaran materi lebih menarik.
4
Larangan membuang sampah ke sungai, saluran air, selokan
Mengatur secara baik tata ruang kota sesuai peruntukannya
Mengatur kapasitas dalam pembangunan masyarakat
Mitigasi non-struktural lebih berhubungan dengan pembuatan kebijakan dan
peraturannya yang bertujuan mencegah terjadinya risiko bencana.
5
Mitigasi bencana harus diintegrasikan dengan proses pembangunan
Fokus bukan hanya dalam mitigasi bencana tapi juga pendidikan, pangan, tenaga
kerja, perumahan dan kebutuhan dasar lainnya.
Sinkron terhadap kondisi sosial, budaya serta ekonomi setempat
Dalam sektor informal, ditekankan bagaimana meningkatkan kapasitas
masyarakat untuk membuat keputusan, menolong diri sendiri dan membangun
sendiri.
Menggunakan sumber daya dan daya lokal (sesuai prinsip desentralisasi)
Mempelajari pengembangan konstruksi rumah yang aman bagi golongan
masyarakat kurang mampu, dan pilihan subsidi biaya tambahan membangun
rumah.
Mempelajari teknik merombak (pola dan struktur) pemukiman.
Mempelajari tata guna lahan untuk melindungi masyarakat yang tinggal di daerah
yang rentan bencana dan kerugian, baik secara sosial, ekonomi, maupun implikasi
politik.
Mudah dimengerti dan diikuti oleh masyarakat.
6
Pemahaman dari bahaya-bahaya alam dan proses-proses yang menyebabkan
bahaya-bahaya itu adalah tanggung jawab dari para ahli seismologi, vulkanologi,
klimatologi, hidrologi dan para ilmuwan lainnya. Pengaruh dari bahaya alam terhadap
bangunan-bangunan dan lingkungan buatan manusia merupakan bahan kajian dari
para insinyur dan para ahli risiko. Kematian dan luka yang disebabkan oleh bencana-
bencana dan konsekuensi-konsekuensi dari kerusakan sehubungan dengan gangguan
masyarakat dan dampak-dampaknya terhadap ekonomi menjadi bidang penelitian
bagi para praktisi medis, ekonomi dan ilmu social, ilmu pengetahuan masih relative
muda, contohnya, sebagian besar catatan dari gempa yang menimbulkan kerusakan
dengan menggunakan instrumen-instrumen pembaca gerakan kuat diperoleh kurang
lebih tiga puluh delapan tahun yang lalu, dan hanya semenjak adanya foto satelit
badai-badai ropis sudah bisa secara rutin melacak. Pemahaman bahaya-bahaya
mencakup tentang:
Berbagai kebijakan yang perlu ditempuh dalam mitigasi bencana antara lain:
1) Dalam setiap upaya mitigasi bencana perlu membangun persepsi yang sama
bagi semua pihak baik jajaran aparat pemerintah maupun segenap unsur
masyarakat yang ketentuan langkahnya diatur dalam pedoman umum,
7
petunjuk pelaksanaan dan prosedur tetap yang dikeluarkan oleh instansi yang
bersangkutan sesuai dengan bidang tugas unit masing-masing.
2) Pelaksanaan mitigasi bencana dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinir
yang melibatkan seluruh potensi pemerintah dan masyarakat.
3) Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban jiwa dapat
diminimalkan.
4) Penggalangan kekuatan melalui kerjasama dengan semua pihak, melalui
pemberdayaan masyarakat serta kampanye.
2. Strategi
1) Pemetaan.
Langkah pertama dalam strategi mitigasi ialah melakukan pemetaan daerah rawan
bencana. Pada saat ini berbagai sektor telah mengembangkan peta rawan bencana.
Peta rawan bencana tersebut sangat berguna bagi pengambil keputusan terutama
dalam antisipasi kejadian bencana alam. Meskipun demikian sampai saat ini
penggunaan peta ini belum dioptimalkan. Hal ini disebabkan karena beberapa hal,
diantaranya adalah:
2) Pemantauan.
8
melakukan penyelamatan. Pemantauan di daerah vital dan strategis secara jasa dan
ekonomi dilakukan di beberapa kawasan rawan bencana.
3) Penyebaran informasi
Penyebaran informasi dilakukan antara lain dengan cara: memberikan poster dan
leaflet kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi seluruh Indonesia yang
rawan bencana, tentang tata cara mengenali, mencegah dan penanganan bencana.
Memberikan informasi ke media cetak dan elektronik tentang kebencanaan adalah
salah satu cara penyebaran informasi dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan
terhadap bencana geologi di suatu kawasan tertentu. Koordinasi pemerintah daerah
dalam hal penyebaran informasi diperlukan mengingat Indonesia sangat luas.
5) Pelatihan/Pendidikan
Pelatihan difokuskan kepada tata cara pengungsian dan penyelamatan jika terjadi
bencana. Tujuan latihan lebih ditekankan pada alur informasi dari petugas lapangan,
pejabat teknis, SATKORLAK PB, SATLAK PB dan masyarakat sampai ke tingkat
pengungsian dan penyelamatan korban bencana. Dengan pelatihan ini terbentuk
kesiagaan tinggi menghadapi bencana akan terbentuk.
6) Peringatan Dini
9
secara dini dapat dilakukan guna mengantisipasi jika sewaktu—waktu terjadi
bencana. Peringatan dini tersebut disosialisasikan kepada masyarakat melalui
pemerintah daerah dengan tujuan memberikan kesadaran masyarakat dalam
menghindarkan diri dari bencana. Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan
bencana berupa saran teknis dapat berupa antana lain pengalihan jalur jalan
(sementara atau seterusnya), pengungsian dan atau relokasi, dan saran penanganan
lainnya.
10
G. Kegiatan Mitigasi
11
b. robot pendeteksi tsunami
c. robot patroli/pemantau rumah atau Gedung
d. robot pemantau gunung api
e. robot penghijauan
f. robot pembersih sungai
g. robot assistant untuk penyuluhan bencana
h. robot mitigasi bencana lainnya
Bila dilihat dari defisini, mitigasi berarti kegiatan yang dilakukan sebelum
bencana terjadi, untuk mencegah atau mengurangi dampak risiko bencana. Kegiatan
yang bersifat preventif masuk kategori pertama (mitigasi). Sementara kuratif
(penyembuhan) masuk dalam kategori 4, kegiatan pasca bencana. Untuk PRC2013,
robot yang dikompetiskan dapat mencakup rasamitigasi yang diperluas.
12
d. Pembangunan tembok penahan dan tanggul disepanjang sungai, tembok laut
sepanjang pantai yang rawan badai atau tsunami akan sangat membantu untuk
mengurangi bencana banjir.
e. Pembersihan sedimen.
f. Pembangunan pembuatan saluran drainase.
g. Peningkatan kewaspadaan di daerah dataran banjir.
h. Desain bangunan rumah tahan banjir (material tahan air, fondasi kuat)
i. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penggundulan hutan.
j. Pelatihan tentang kewaspadaan banjir seperti cara penyimpanan/pergudangan
perbekalan, tempat istirahat/ tidur di tempat yang aman (daerah yang tinggi).
Secara lebih rinci upaya pengurangan bencana tanah longsor antara lain:
Secara lebih rinci upaya pengurangan bencana Gunung Api antara lain:
a. Perencanaan lokasi pemanfaatan lahan untuk aktivitas penting harus jauh atau
di luar dari kawasan rawan bencana.
13
b. Hindari tempat-tempat yang memiliki kecenderungan untuk dialiri lava dan
atau lahan
c. Perkenalkan struktur bangunan tahan api.
d. Penerapan desain bangunan yang tahan terhadap tambahan beban akibat abu
gunung api
e. Membuat barak pengungsian yang permanen, terutama di sekitar gunung api
yang sering meletus, misalnya Gunung Merapi (DIY, Jateng), G. Semeru
(Jatim), G. Karangetang (Sulawesi Utara) dsb.
f. Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api
harus mengetahui posisi tempat tinggalnya pada Peta kawasan Rawan
Bencana Gunung api (penyuluhan).
g. Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api
hendaknya paham cara menghindar dan tindakan yang harus dilakukan ketika
terjadi letusan gunung api (penyuluhan)
h. Mensosialisasikan kepada masyarakat agar paham arti dari peringatan dini
yang diberikan oleh aparat/Pengamat Gunung api (penyuluhan).
i. Mensosialisasikan kepada masyarakat agar bersedia melakukan koordinasi
dengan aparat/Pengamat Gunung api.
Secara lebih rinci upaya pengurangan bencana Gempa Bumi antara lain:
14
5) Bencana Tsunami
6) Bencana Kebakaran
7) Bencana Kekeringan
15
Secara lebih rinci upaya pengurangan bencananya antara lain:
16
b. Menyiapkan produk hukum yang memadai untuk mendukung upaya-upaya
pencegahan, respon cepat serta penanganan bila wabah terjadi
c. Menyiapkan infrastruktur untuk upaya penanganan seperti sumberdaya
manusia yang profesional, sarana pelayanan kesehatan, sarana komunikasi,
transportasi, logistik serta pembiayaan operasional
d. Upaya penguatan surveilans epidemiologi untuk identifikasi faktor risiko dan
menentukan strategi intervensi dan penanganan maupun respon dini di semua
jajaran.
Secara lebih rinci upaya pengurangan bencana akibat konflik antara lain:
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam mitigasi bencana sebaiknya dilakukan dengan kerja sama yang baik
antara pihak pemerintah dan pihak masyarakat agar semua pihak tidak
kesulitan/menderita pada saat terjadi bencana.
I.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. “Mitigasi Bencana – Pengertian, Tujuan, Jenis &
Tahapan”,https://rimbakita.com/mitigasi-bencana/, diakses pada 26 Desember 2021.
Anonim. 2021. “Persiapan Bencana : Wikipedia”,
https://id.wikipedia.org/wiki/Persiapan_bencana, diakses pada 26 Desember 2021.
Fetty Fitria. 2015. “Makalah Mitigasi Bencana”,
https://www.academia.edu/16525036/makalah_mitigasi_bencana, diakses pada 26
Desember 2021.
19