Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGETAHUAN KEBENCANAAN

“NATIONAL DISASTER MANAGEMENT POLICY”

Dosen Pengampu : Ir. Danis S. Singawilastra.,MT

Dibuat Oleh :

Widyastuti

4122321130027

TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

TAHUN AJARAN 2021/2022

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
I.1 Latar Belakang..........................................................................................................
I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
I.3 Tujuan......................................................................................................................
BAB II ISI.............................................................................................................................
II.1 BENCANA................................................................................................................
II.2 MANAJEMEN BENCANA.......................................................................................
II.3 RENCANA PENANGGULANGAN.......................................................................
II.4 KEBIJAKAN DAN STATEGI...............................................................................
II.5 RENCANA AKSI NASIONAL...............................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tanjung Enim, 12 Juli 2022

Penulis,

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 3


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Indonesia yang kaya sumber daya ditunjang anugerah tutorial yang luas dengan karakteristik
yang berbeda-beda di tiap daerah wilayahnya. Tidak hanya itu bencana alamnya pun
bermacam- macam jenis dan variasinya, dengan keberagaman magnitudo serta frekuensi
yang cenderung tinggi. Bencana menurut penyebabnya dikategorikan atas dua tipe yang
membedakan, dengan penyebab aktivitas alam secara natural sendiri, sebagai contoh puting
beliung, angin topan, letusan gunung api, tsunami, gempa bumi, dan bencana alam akibat
perbuatan manusia.

Pemerintah menanggulangi bencana sebagai langkah tingginya risiko pasca bencana sesuai
dengan maksud Undang-Undang No 24 tahun 2007, Nurjannah dkk, (2012) menyatakan
pemerintah menyusun rencana penanggulangan bencana dimulai dari inisiatif dan komitmen
pemerintah. Kemudian berkaitan dengan Penanggulangan pasca bencana yang
menghantarkan perubahan paradigma mengatasi bencana alam di wilayah Indonesia.
Pengubahan dari yang sebelumnya penanganan bencana sifatnya berdasarkan respons
terhadap kedaruratan maka digeser dengan kegiatan-kegiatan yang preventif, unik
meminimalisir risiko (mitigasi). Upaya penanggulangan tersusun dan diatur dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) jika ditinjau melalui aspek
perencanaan pembangunan yang pada tahun 2015-2019 berkenaan dengan penanggulangan
bencana dan stabilisasi ruang hidup. Pemerintah pusat/daerah bekewewenang dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana melalui pembuatan perencanaan dan
pembangunan yang didalam-Nya termasuk unsur-unsur langkah keputusan pemerintah atas
bencana.

Untuk mewujudkan tujuan menanggulangi menurunnya alam tersebut dilakukan pencegahan


sejak awal sangat dibutuhkan usaha keras pemerintah dari urutan pusat hingga terbawah dan
juga kerja sama dari masyarakat yang terkena dampak berupa “Pengurangan dampak
Bencana” dan dipadukan dengan program pembangunan. Untuk mengurangi dampak buruk
bencana dilakukan Pengurangan Risiko Bencana yang bertujuan yang utama melakukannya
saat situasi tidak sedang peristiwa bencana. Dari sanalah sedapat mungkin upaya-upaya
mengurangi kerugian masyarakat dipaduaplikasikan terhadap rencana pembangunan di

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 4


tingkat pusat dan juga di tingkat daerah. Pemerintah menyusun rencana menanggulangi
bencana memulai dengan inisiatif dan komitmen pemerintah, identifikasi risiko bencana,
mengaturkan perilaku dan pembagian kerja dan dan cakupan kuasa dan sumber daya yang
dipunya langkah siap dan antisipasi.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Kebijakan Nasional Dalam Penanggulangan
Bencana di Indonesia.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari bencana?
2. Apa pengertian dari manajemen bencana?
3. Bagaimana kebijakan dan stategi dalam penanggulangan bencana?

I.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari bencana
2. Mendeskripsikan pengertian dari manajemen bencana
3. Mendeskripsikan kebijakan dan stategi dalam penanggulangan bencana

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 5


BAB II

ISI

II.1 BENCANA
Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.

Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan
manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga
mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

II.2 MANAJEMEN BENCANA


Dalam rangka mengurangi dampak dari bencana yang terjadi, maka perlu dibuat sebuah
rencana yang dapat menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari bencana dengan cara
manajemen bencana

Manajemen bencana disebut sebagai suatu proses yang harus diadakan secara terus
menerus dan berkelanjutan baik oleh individu, kelompok, maupun komunitas dalam rangka
mengelola semua bahaya dengan cara meminimalisir akibat yang akan ditimbulkan dari
sebuah bencana yang tidak bisa diprediksi kapan akan datang (mitigasi).

Menyikapi kebencanaan yang frekuensinya terus meningkat setiap tahun, pemikiran


terhadap penanggulangan bencana harus dipahami dan diimplementasikan oleh semua
pihak. Bencana adalah urusan semua pihak. Secara periodik, Indonesia membangun sistem
nasional penanggulangan bencana. Sistem nasional ini mencakup beberapa aspek antara
lain:

1. Legislasi
Dari sisi legislasi, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Produk hukum di bawahnya
antara lain Peraturan Pemerintah , Peraturan Presiden, Peraturan Kepala Kepala
Badan, serta peraturan daerah. (Lebih detail lihat Produk Hukum).
2. Kelembagaan

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 6


Kelembagaan dapat ditinjau dari sisi formal dan non formal. Secara formal, Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal point lembaga
pemerintah di tingkat pusat. Sementara itu, focal point penanggulangan bencana di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD).
Dari sisi non formal, forum-forum baik di tingkat nasional dan lokal dibentuk untuk
memperkuat penyelenggaran penanggulangan bencana di Indonesia. Di tingkat
nasional, terbentuk Platform Nasional (Planas) yang terdiri unsur masyarakat sipil,
dunia usaha, perguruan tinggi, media dan lembaga internasional. Pada tingkat lokal,
terdapat lembaga seperti Forum PRB Yogyakarta dan Forum PRB Nusa Tenggara
Timur.
3. Pendanaan
Saat ini kebencanaan bukan hanya isu lokal atau nasional, tetapi melibatkan
internasional. Komunitas internasional mendukung Pemerintah Indonesia dalam
membangun manajemen penanggulangan bencana menjadi lebih baik. Di sisi lain,
kepedulian dan keseriusan Pemerintah Indonesia terhadap masalah bencana sangat
tinggi dengan dibuktikan dengan penganggaran yang signifikan khususnya untuk
pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan.
Berikut beberapa pendanaan yang terkait dengan penanggulangan bencana di
Indonesia:
 Dana DIPA (APBN/APBD)
 Dana Kontijensi
 Dana On-call
 Dana Bantual Sosial Berpola Hibah
 Dana yang bersumber dari masyarakat
 Dana dukungan komunitas iinternasional

II.3 RENCANA PENANGGULANGAN


Rencana Nasional Penanggulangan Bencana adalah rencana yang memuat kebijakan dan
strategi serta pilihan tindakan untuk mencapai sasaran penyelenggaraan penanggulangan
bencana di tingkat nasional dalam kurun 5 tahun.

Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2020-2024 (selanjutnya disebut RENAS PB)


ditujukan untuk seluruh institusi terkait penanggulangan bencana pada tingkat pusat atau
pun daerah, pemerintah mau pun non pemerintah. Dalam posisi ini, RENAS PB menjadi
rujukan bagi komitmen negara untuk melindungi bangsanya melalui, penyediaan

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 7


sumberdaya, serta kesatuan tindak bagi seluruh institusi terkait penyelenggaraan
penanggulangan bencana di tingkat pusat. Selain itu RENAS PB juga dapat menjadi
acuan bagi pemerintah pusat untuk memfasilitasi peningkatan ketahanan daerah sekaligus
memberikan dasar bagi pemerintah daerah menyusun perencanaan penanggulangan
bencana nya sendiri.

Arah kebijakan RENAS PB 2020-2024 juga merupakan terjemahan Visi Penanggulangan


Bencana 2020-2044 yaitu "Mewujudkan Indonesia Tangguh Bencana untuk
Pembangunan Berkelanjutan"

Tangguh bencana bermakna bahwa Indonesia mampu menahan, menyerap, beradaptasi,


dan memulihkan diri dari akibat bencana dan perubahan iklim secara tepat waktu, efektif,
dan efisien. Peningkatan ketangguhan bencana perlu mengikuti perkembangan teknologi
yang ada. Pemaduan birokrasi, informasi, teknologi, dan kepakaran perlu diwadahi dalam
suatu kolaborasi Big Data agar dapat mendorong terciptanya teknologi keselamatan
bencana dan sistem pendukung pengambilan keputusan yang cepat, akurat dan handal.

Isu Strategis yang ada di dalamnya:

- Meningkatnya Risiko Bencana Geologi


Makin meningkatnya kejadian gempabumi sejak 2013, Keterbatasan alat
pemantauan dan deteksi dini bencana geologi. Keterbatasan penelitian geologi dan
peta rawan bencana geologi sebagai bagian dari business process mitigasi bencana.
Terdapat pembangunan di jalur sesar dan relatif rawan gunungapi, Potensi tsunami
di Indonesia perlu mempertimbangkan kemungkinan tsunami yang tidak didahului
oleh gempabumi
- Peningkatan Potensi Dampak dan Risiko Bencana Hidrometeorologi akibat
Perubahan Iklim
Peningkatan jumlah DAS kiritis akibat tingginya degradasi dan sedimentasi DAS,
Meluasnya area rawan bencana longsor dan gerakan tanah yang sebagian besar
terjadi pada musim hujan, Rantai peringatan dini Karhutla
- Tata Kelola, Perencanaan, dan Pembiayaan (Investasi) Penanggulangan Bencana Di
Daerah
- Adaptasi Kebiasaan Baru yang Aman dan Produktif sebagai Fase Transisi Darurat
ke Pemulihan Darurat Bencana Non-Alam Covid-19

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 8


II.4 KEBIJAKAN DAN STATEGI
Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) Penanggulangan Bencana merupakan arah
dan jalur bagi penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia. Jakstranas
memberikan kerangka dasar bagi rencana-rencana aksi penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia. RENAS PB disusun untuk seluruh pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana. Oleh karenanya RENAS PB dituntut untuk
mampu memenuhi kebutuhan para pihak dan bukan hanya ditujukan untuk pemerintah
semata. Kondisi ini menyebabkan terdapat beberapa perbedaan format antara RENAS PB
dengan RPJMN. Perbedaan ini dibutuhkan untuk mempermudah komprehensivitas
penilaian berbagai indikator dalam proses monitoring dan evaluasi RENAS PB nantinya.
Pencapaian Sasaran Nasional Penanggulangan Bencana dilaksanakan dengan menerapkan
Kebijakan Nasional penanggulangan bencana yang terdiri dari:
1. Penguatan dan Harmonisasi Sistem, Regulasi serta Tata Kelola PB yang efektif dan
efisien, dengan strategi :
a. Penguatan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan penanggulangan
bencana
b. Penguatan tata kelola penanggulangan bencana yang semakin profesional,
transparan, dan akuntabel
2. Peningkatan sinergi antar kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan dalam
penanggulangan bencana, dengan strategi: Penerapan riset inovasi dan teknologi
kebencanaan melalui integrasi kolaboratif multi pihak
3. Penguatan investasi pengelolaan risiko bencana sesuai dengan proyeksi peningkatan
risiko bencana, dengan strategi:
a. Peningkatan Sarana Prasarana Mitigasi dan Pengurangan Risiko Bencana;
b. Penguatan Sistem Kesiapsiagaan Bencana;
c. Pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana dengan pendekatan
rekayasa sosial yang kolaboratif (collaborative social engineering);
d. Peningkatan perlindungan terhadap kerentanan lingkungan di daerah rawan
bencana.
4. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas penanganan kedaruratan bencana yang cepat
dan andal, dengan strategi Penguatan Sistem dan Operasionalisasi Penanganan
Darurat Bencana;
5. Percepatan pemulihan daerah dan masyarakat terdampak bencana untuk
membangun kehidupan yang lebih baik, dengan strategiPercepatan
Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di daerah terdampak bencana.

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 9


II.5 RENCANA AKSI NASIONAL
- Implementatif kolaboratif

Rencana aksi difokuskan kepada pemecahan masalah yang menjadi ranah pemerintah
pusat

- Perspektif fungsional

Rencana aksi difokuskan agar mampu menjawab isu bencana masa datang yang terus
berkembang yang mempengaruhi pembangunan ketahanan bencana. Rencana aksi
disepakati dan digunakan bersama oleh seluruh institusi pemerintah dan non
pemerintah yang terlibat dalam penyelenggaraan penanggulangana bencana.

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 10


BAB III

PENUTUP

Dalam penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa :

Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan


masyarakat baik yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis. Bencana berkaitan dengan bahaya, kerentanan, dan risiko.

Dalam penanganannya dibutuhkan manajemen bencana yang terencana dengan mengelola


semua bahaya dengan cara meminimalisir akibat yang akan ditimbulkan dari sebuah bencana yang
tidak bisa diprediksi kapan akan datang (mitigasi).

BNPB berdasarkan Renas PB 2020 – 2024 membuat kebijakan dan stategi nasional dalam
penanggulangan bencana kurun waktu 5 tahun.

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 11


DAFTAR PUSTAKA
Renas PB 2020 - 2024

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 12

Anda mungkin juga menyukai