Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGETAHUAN KEBENCANAAN

“GLOBAL CLIMATE CHANGE IMPACT TO THE COASTAL AREA”

Dosen Pengampu : Ir. Danis S. Singawilastra.,MT

Dibuat Oleh :

Widyastuti

4122321130027

TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

TAHUN AJARAN 2021/2022


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
I.1 Latar Belakang..........................................................................................................
I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
I.3 Tujuan......................................................................................................................
BAB II ISI.............................................................................................................................
II.1 PERMUKAAN AIR LAUT.......................................................................................
II.2 Variasi tinggi gelombang yang signifikan dari tahun 1984-2003 di sekitar
laut Indonesia.......................................................................................................................
II.3 Suhu Air Laut............................................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tanjung Enim, 10 Juli 2022

Penulis,

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 3


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sebagaimana kita ketahui perubahan iklim telah terjadi. International Panel On Climate
Change (IPCC, 2007) telah membuktikan gejala perubahan iklim tersebut dengan hasil
observasi yang menunjukkan terjadinya peningkatan suhu udara dan lautan secara global,
melelehnya es secara cepat dan luas, dan meningkatnya ketinggian permukaan air laut
secara global.

Wilayah pesisir merupakan wilayah yang paling terkena dampak dari adanya perubahan
iklim. Letak geografis wilayah pesisir menjadikannya sangat rentan terhadap kejadian
ekstrim seperti badai, topan tropis, dan naiknya permukaan laut. Di wilayah pesisir,
diperkirakan setiap tahunnya 120 juta orang terkena dampak angin cyclone tropis. Selain itu,
kenaikan permukaan air laut menyebabkan banjir, erosi, dan hilangnya ekosistem pesisir dan
laut. Pemanasan global juga mengakibatkan pemutihan terumbu karang yang semakin
meluas. Penurunan ekosistem pantai terutama daerah hutan bakau dan terumbu karang, akan
menimbulkan dampak yang serius terhadap masyarakat sekitarnya yang tergantung pada
ekosistem pesisir dan laut, yaitu untuk menangkap ikan maupun untuk keperluan jasa
pengakutan barang maupun penumpang. Kenaikan permukaan air laut dan pemutihan
terumbu karang akan berdampak terhadap produksi ikan dan udang.

Salah satu dampak yang paling serius dari perubahan iklim ini dialami oleh sektor kelautan.
Indonesia sebagai negara berkembang dan negara kepulauan diprediksi akan mengalami
dampak yang serius akibat perubahan iklim ini.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengaruh perubahan iklim terhadap daerah
pesisir

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari permukaan air laut?
2. Apa pengertian dari suhu air laut?
3. Bagaimana hubungan antara perubahan iklim global terhadap air laut?

I.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari permukaan air laut
2. Mendeskripsikan tentang pengertian dari suhu air laut

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 4


3. Mendeskripsikan tentang hubungan antara perubahan iklim global terhadap air laut

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 5


BAB II

ISI

II.1 PERMUKAAN AIR LAUT


Pemanasan global sebagai akibat dari efek gas rumah kaca, berdampak pada naiknya
permukaan air laut. IPCC (2007) melaporkan bahwa permukaan laut telah meningkat rata-
rata 2,5 milimeter per tahun. Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai lebih dari
80.000 kilometer, Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan muka air laut. Saat ini
terdapat beberapa teknologi penginderaan jauh yang dapat memantau kondisi lautan secara
terus menerus. Teknologi satelit altimeter merupakan salah satu teknik untuk memantau
perubahan muka air laut. Selama dua dekade terakhir, pengamatan dari altimeter satelit
telah menunjukkan deskripsi dramatis variabilitas permukaan laut dengan resolusi spasial
yang lebih tinggi daripada pengukur pasang surut tradisional (Ami et al, 2012).
Bagian ini menggambarkan proyeksi kenaikan muka air laut berdasarkan data altimeter
satelit. Penelitian ini menggunakan data altimeter Jason-2 di wilayah laut Indonesia dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Proses dan analisis data tinggi muka air laut
dilakukan dengan menggunakan Basic Radar Altimetry Toolbox 3.1.0 (BRAT).
Pemantauan kenaikan muka air laut dilakukan selama 4 tahun (2009-2012) di 4 lokasi
yaitu Medan, Pemangkat, Ambon, dan Manokwari. Defian (2012) melaporkan kenaikan
muka air laut tertinggi di Manokwari 14,1 mm/tahun, dan terendah di Ambon sebesar
1.175 mm/tahun. Tabel 1 menunjukkan statistik anomali permukaan laut untuk Jason-2
setelah dikoreksi untuk ketinggian permukaan laut.

Tabel 1. Tren permukaan air laut berdasarkan data altimeter

Lokasi Anomali permukaan laut (mm/tahun)

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 6


Medan 12.9

Pemangkat 3.53

Ambon 1.18

Manokwar
14.1
i

II.2 Variasi tinggi gelombang yang signifikan dari tahun 1984-2003 di sekitar laut
Indonesia
Iklim gelombang laut global telah lama menarik bagi komunitas teknik kelautan karena
kebutuhan akan data gelombang operasional yang akurat untuk aplikasi seperti desain
kapal, desain struktur lepas pantai dan pesisir atau operasi angkatan laut. Baru-baru ini,
ada minat besar pada perubahan iklim gelombang sebagai akibat dari pemanasan global.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai prediksi pengaruh pemanasan global
terhadap iklim gelombang laut. Tujuan dari bagian ini adalah untuk menganalisis
variabilitas tinggi gelombang yang signifikan untuk periode 20 tahun 1984-2003. Studi
ini menjelaskan simulasi ketinggian gelombang signifikan global 20 tahun yang berasal
dari data iklim angin Badan Meteorologi Jepang/Lembaga Penelitian Meteorologi
(JMA/MRI)-AGCM3.2. Data iklim angin dimasukkan ke dalam model gelombang laut
WAM dengan grid global spasi 1Haidi garis lintang sebesar 1Haidalam garis bujur. Set
data angin dan gelombang in situ dari National Data Buoy Center (NDBC) - database
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) digunakan untuk
mengevaluasi akurasi model. Validasi menunjukkan kesesuaian yang baik antara data
angin dan gelombang (Zikra et al, 2015). Normalita et al (2014) melaporkan bahwa dari
tahun 1984-2003, tren tinggi gelombang signifikan rata-rata tahunan tergantung pada
lokasi dan waktu pengamatan (musim). Tren peningkatan tinggi gelombang yang
signifikan terjadi di Natuna Utara, Banda Aceh, Papua Utara, dan Yogyakarta Selatan
masing-masing dengan kisaran 0,38 – 0,75 cm/tahun seperti terlihat pada Tabel 2. Suhu
air laut

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 7


Tabel 2. Tren tinggi gelombang signifikan dari tahun 1984-2003.

Titik Tinggi gelombang signifikan

(cm/tahun)

1. 110°garis bujur, 5°lintang (Natuna Utara) 0.38

2. 90°garis bujur, 5°lintang (Banda Aceh) 0,52

3. 110°garis bujur, -10°lintang (Jogyakarta Selatan)0,75

4. 140°bujur, 10°lintang (Papua Utara) 0,75

II.3 Suhu Air Laut


Perairan pesisir telah menghangat selama abad terakhir, dan sangat mungkin untuk terus
menghangat sebanyak 4 hingga 8°F di abad ke-21 (IPCC, 2007). Pemanasan ini dapat
menyebabkan perubahan besar dalam pola sirkulasi laut dan salinitas, yang
mempengaruhi spesies yang menghuni daerah ini. Seiring dengan semakin intensifnya
proses pemanasan global, intensitas El Nino dan La Nina juga semakin meningkat
(Timmermann et al. (1999).Peristiwa El Nino tahun 1997/1998 menyebabkan musim
kemarau yang panjang dan menyebabkan pemutihan karang di Indonesia. Pada saat
terjadinya La Nina tahun 1999, Indonesia mengalami peningkatan curah hujan yang
tinggi, dan kenaikan muka air laut setinggi 20cm sampai dengan 30cm sehingga
menyebabkan banjir di sebagian besar wilayah pesisir Indonesia (PEACE, 2007). Bagian
ini secara khusus menganalisis pola perubahan suhu dan salinitas di Samudera Pasifik
akibat El Nino dan La Nina berdasarkan studi Firra et al. (2013). Penelitian ini
menggunakan data suhu dan salinitas dari pelampung TRITON yang terletak tepat di
0°LU 138°BT sisi barat daya Samudra Pasifik selama periode 5 tahun (2005-2010)
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Pelampung TRITON ini dikembangkan dan
digunakan di Pasifik khatulistiwa barat dan Samudra Hindia sejak tahun 1998 oleh Japan
Agency for Marine-Earth Science and Technology. Pada dasarnya, tujuan dari proyek ini
adalah untuk mengamati lautan dan atmosfer di bagian barat Samudra Pasifik tropis

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 8


untuk pemahaman yang lebih baik tentang variabilitas iklim yang melibatkan fenomena
El Nino dan La Nina (JAMSTEC, 2010).

Gambar 2. (Atas) suhu, (bawah) salinitas

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 9


BAB III

PENUTUP

Dalam penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa :

Perubahan iklim global akan mempengaruhi suhu air laut serta permukaan air laut di daerah
pesisir.

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 10


DAFTAR PUSTAKA

Zikra, Muhammad dkk. “Climate change impacts on Indonesian coastal areas”. 2nd International
Seminar on Ocean and Coastal Engineering, Environment and Natural Disaster Management,
ISOCEEN 2014

Tugas Pengetahuan Kebencanaan 11

Anda mungkin juga menyukai