Karena Indonesia adalah negara kepulauan yang luas (> 18.000 pulau),
teknologi energi laut harus memainkan peran penting dalam masa depan.
Salah satu teknologi tersebut adalah Ocean Thermal Energy Conversion
OTEC. perairan tropis yang berada digaris lintang 20 derajat, adalah
sebagai daerah potensi penampung energy matahari.
Indonesia, sebuah negara dari 1,9 juta km yang membentang dari garis
lintang 6"08' Utara 11 15' Selatan dan bujur 94 45' Timur hingga 141
05' Timur, secara global memiliki sumber daya OTEC yang sangat baik
dan berpotensi signifikan. Jumlah energi OTEC yang tersedia dimiliki
sering dievaluasi berdasarkan berapa banyak radiasi matahari yang
diserap oleh lapisan atas permukaan laut. Suhu lapisan atas permukaan
laut Indonesia, sepanjang tahun sebagian besar adalah 30 C. Disamping
itu tidak terdapatnya topan di Indonesia adalah hal yang sangat baik dan
positif untuk meletakkan OTEC di lepas pantai
Gambar 8. Citra Satelit Cuaca TGL. 12 September 2011 PKL. 08.00 WITA
Sumber: http://www.bmgbali.com/info-cuaca/cuaca-maritim
Gambar 9. Gelombang Laut TGL.12 September 2011 PKL. 08.00 WITA
Sumber: http://www.bmgbali.com/info-cuaca/cuaca-maritim
RINGKASAN CUACA :
Dari analisa angin (Streamline), daerah belokan angin terjadi di sekitar
Sumatera bagian tengah hingga Kalimantan Tengah. Masih hangatnya
suhu muka laut disekitar perairan bali, NTB dan NTT hingga laut Arafura
yang berkisar 27C masih memberikan peluang pertumbuhan awan awan
local konvektif yang memberikan peluang terjadinya hujan local.
Keadaan cuaca perairan bali umumnya berawan dan hujan ringan lokal.
Angin di atas wilayah bali umumnya dari arah Timur Tenggara dengan
kecepatan rata-rata 10-38 km/jam. Sedangkan untuk tinggi gelombang
laut diperkirakan berkisar antara 0.5 2 meter (BMKG, 2011).
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti praktikum ini, praktikan telah dapat menentukan
daerah yang tepat di Indonesia untuk mengembangkan OTEC. Syarat-
syarat suatu daerah dapat dikembangkan OTEC adalah Kedalaman
perairan lebih dari 1500 m, Proximity ke kota pantai kurang dari 20 km,
Perbedaan suhu antara permukaan dan suhu laut dalam lebih dari 22 C,
Terlindung dari cuaca laut ekstrim dan tsunami. Berdasarkan persyaratan
tersebut, salah satu daerah yang cocok adalah Perairan Selatan Bali.
Sistem OTEC
Daya Pompa Air Laut
Sesuatu yang tidak dapat dipisahkan pada konsep OTEC adalah
penggunaan air dingin yang diambil dari kedalaman sekitar 1000 m untuk
mendinginkan dan menglikuifikasi uap fluida kerja pada sistem. CWP
harus cukup besar untuk mengatasi aliran air yang dibutuhkan dengan
loss drag yang rendah, juga harus terbuat dari material yang memiliki
ketahanan di dalam air laut dan tidak mudah untuk terkorosi.
Panjang dari CWP ditentukan oleh kebutuhan untuk menarik air dari
o
kedalaman dimana temperatur mendekati 4,4 C. Laju aliran air
ditentukan oleh output power dan efisiensi OTEC power plant dalam
mengkonversi energi heat menjadi mekanis lalu berubah menjadi energi
listrik.
Ps = f V2L/(2gD).
(2)
Jadi daya total yang dibutuhkan untuk memompa air hangat dari
permukaan maupun air dingin dari dasar laut dihitung menggunakan
persamaan:
a = Qe/(heo hei).
(6)
Setelah itu dapat dihitung daya yang dibutuhkan oleh pompa fluida kerja
dengan menggunakan persamaan:
Sistem Turbin
Untuk menentukan jumlah daya yang dihasilkan oleh turbin sebelumnya
perlu dihitung kualitas uap fluida kerja yang keluar dari turbin dengan
menggunakan persamaan:
setelah kualitas uap fluida kerja ditemukan maka dapat dihitung entalpi
fluida kerja setelah keluar dari turbin dengan menggunakan
hto = (1 x)hci + xhco
(10)
maka daya yang dihasilkan oleh turbin dapat dihitung dengan persamaan:
Wt = a(heo hto)t g.
(11)
Wn = Wt Ws Wa..
(12)
Profil Temperatur laut pada lokasi dapat dilihat pada gambar 6. Profil
menunjukkan bahwa temperatur perairan laut berada pada range 26 C
31 C. Temperatur pada kedalaman 800 m adalah 4 C 7 C.
Gambar 6. Profil temperatur laut pada perairan Sulawesi Barat
OTEC land based sistem merupakan salah satu sistem yang terintegrasi
dengan sistem pendinginan, sistem desalinisasi air, aquaculture dan
agriculture. Land-based sistem memiliki keunggulan yang tidak dimiliki
oleh sistem offshore floating sebab dapat dihubungkan dengan usaha
aquaculture dan mariculture pada daerah dibangunnya power plant.
Terdapat tiga pipa dengan ukuran besar memompa air dari laut dalam dan
permukaan laut yang dialirkan ke pusat pengelola. Sistem kerja Closed
Cycle digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga menghasilkan
listrik.
Gambar 10. Hasil perhitungan hubungan diameter pipa dengan flow rate
air laut.
Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa peningkatan besar diameter pipa
berpengaruh terhadap jumlah debit air laut yang mengalir. Analisa
dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.1 dengan asumsi
kecepatan fluida tetap pada 2,03 m/s dan mendapatkan hasil bahwa
semakin besar diameter yang di rancang maka jumlah flow rate air akan
meningkat. Maka hasil dari flow rate air laut yang didapat dibagi menjadi
4 modul.
Grafik diatas menunjukkan sekitar 20% dari daya yang dihasilkan turbin
dipergunakan untuk menjalankan sistem pada pembangkit listrik.
Berdasarkan data temperatur yang digunakan diperoleh hasil pada bulan
May, Juni, Juli, September dapat dibangkitkan listrik dengan daya paling
maksimal.
SIMPULAN
1. Ukuran diameter pipa mempengaruhi besaran maksimum daya yang
dihasilkan namun penambahan ukuran diameter pipa air laut akan
berpengaruh signifikan terhadap daya yang dibutuhkan untuk
memindahkan air laut ke generator sehingga secara keseluruhan daya
yang dihasilkan akan terus berkurang drastis.
2. Diameter pipa yang efektif untuk membangkitkan daya pada modul
pembangkit listrik OTEC 25 MW adalah 3.2 m.
3. Rata rata daya yang dihasilkan per bulan adalah 100.700 MW/bulan ,
untuk multiple pipe dengan diameter 3.5 m maka rata rata daya yang
dihasilkan adalah 96.5 MW/bulan.