Anda di halaman 1dari 18

PT.

Delima Laksana Tata

Data Teknis

E. PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

E-1. Pendekatan Teknis


Agar pekerjaan konsultasi dapat mencapai sasaran sesuai dengan
maksud dan tujuan diadakannya kegiatan studi ini, sebagaimana
yang diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka di dalam
melaksanakan pekerjaan ini, konsultan akan memberikan tekanan
khusus pada beberapa aspek yang diyakini mempunyai fungsi yang
sangat penting untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Aspekaspek yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan Metode Kerja Yang Tepat Guna
Mengingat waktu pengerjaan yang disediakan relatif cukup
singkat yaitu selama 4 (empat) bulan atau 160 hari
kalender terhitung sejak penandatanganan kontrak, maka
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik,
konsultan akan memilih metode kerja yang tepat guna dan
efisien, sehingga pekerjaan konsultansi ini dapat selesai
tepat waktu sesuai yang diisyaratkan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK).
2. Manajemen Pelaksanaan Terpadu
Pekerjaan ini terdiri dari serangkaian kegiatan yan berbeda
satu dengan yang lain tetapi kegiatan-kegiatan tersebut
saling terkait dan saling mendukung. Selain itu, ada
kegiatan yang memiliki unsur ketergantungan kepada hasil
E-1

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

kegiatan lain. Oleh karena itu, pelaksanaan berbagai


kegiatan tersebut harus terencana

dengan baik dan

terpadu.
3. Kerjasama dengan Pemberi Tugas
Aspek lainnya yang penting adalah aspek kerjasama yang
baik

dengan

pemberi

tugas.

Hal

ini

penting

agar

pelaksanaan pekerjaan ini berjalan dengan lancar dan tidak


menimbulkan salah pengertian antara pihak Konsultan dan
pihak

Pemberi

tugas

mengenai

maksud

dan

tujuan

pekerjaan serta ruang lingkup yang diberikan.


4. Ketelitian
Konsultan menyadari bahwa pada hakekatnya tidak pernah
ada sesuatu yang memiliki ketepatan secara sempurna,
tetapi

dalam

mengerjakan

sesuatu

harus

berusaha

semaksimal mungkin untuk mencapai penelitian yang


akurat. Oleh karena itu, Konsultan akan menerapkan sistem
kontrol

yang

ketat

pada

setiap

tingkatan

pekerjaan

konsultansi, sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang


memuaskan.
5. Keahlian Personil
Konsultan

menyadari

sepenuhnya

bahwa

penggunaan

suatu sistem atau metode yang baik tidaklah cukup bila


tidak didukung oleh personil yang cakap dan ahli. Oleh
karena itu Konsultan telah memilih satu tim tenaga ahli
yang cakap dan memiliki pengalaman yang cukup banyak
dalam mengerjakan pekerjaan konsultansi yang sejenis
untuk menangani pekerjaan Evaluasi Pemanfaatan Potensi
Aliran dan Terjunan Air untuk Pengembangan PLTA.

E-2

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

6. Koordinasi dengan Instansi Terkait


Dalam

rangka

menyeleraskan

pekerjaan

ini

dengan

pekerjaan-pekerjaan instansi lain yang mungkin ada dan


berkaitan dengan proyek ini. Konsultan menyadari perlunya
ada kerjasama sepenuhnya, oleh karena itu, di dalam
pelaksanaan

pekerjaan

ini

konsultan

akan

mencari

informasi serta menghubungi instansi terkait tersebut (bila


ada)

dan

mendiskusikannya

dengan

pejabat

yang

bersangkutan.
Secara teknis, pendekatan tersebut dapat dijelaskan, sebagai
berikut :
Pembangkit

listrik

tenaga

air

(PLTA)

merupakan

salah

satu

pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa


air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah responnya
yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak
maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya
keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya,
pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala.
Berikut ini merupakan penjelasan singkat mengenai pembangkit
listrik tenaga air serta keberadaan potensi energi air yang masih
belum digunakan.
Tenaga

air

telah

berkontribusi

banyak

bagi

pembangunan

kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu.


Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir
air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300
SM di Yunani, meskipun peralatan-peralatan tersebut kemungkinan
telah digunakan jauh sebelum masa itu. Pada masa-masa antara
jaman tersebut hingga revolusi industri, aliran air dan angin
merupakan sumber energi mekanik yang dapat digunakan selain
E-3

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan. Perkembangan


penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian berkembang
secara

berkelanjutan

sebagaimana

dicontohkan

pada

desain

tenaga air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk istana


Versailles dibagian luar Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki
kapasitas yang sepadan dengan 56 kW energi listrik.
Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi
energi mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air
mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin
dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air
ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan
energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran poros
rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan
secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk
memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.

Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat


pembangkit listrik tenaga air tergantung pada ketinggian (h)
dimana air jatuh dan laju aliran airnya. Ketinggian (h) menentukan
besarnya energi potensial (EP) pada pusat pembangkit (EP = m x g
x h). Laju aliran air adalah volume dari air (m3) yang melalui
penampang kanal air per detiknya (q m3/s). Daya teoritis kasar (P
kW) yang tersedia dapat ditulis sebagai :
E-4

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin


air menjadi daya mekanik. Karena turbin dan peralatan elektromekanis lainnya memiliki efisiensi yang lebih rendah dari 100%
(biasanya 90% hingga 95%), daya listrik yang dibangkitkan akan
lebih kecil dari energi kasar yang tersedia. Gambar 1 menunjukkan
pusat pembangkit listrik tenaga air pada umumnya.

Gambar E-1. Pembangkitan Listrik Tenaga Air Umumnya


Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari
besarnya luas penampang kanal. Jika luas penampang kanal terlalu
kecil, daya keluaran akan lebih kecil dari daya optimal karena laju
air q dapat lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal tidak dapat
dibuat besar secara sembarangan karena laju air q yang melalui
kanal tergantung dari laju pengisian air pada reservoir air di
belakang bendungan.
E-5

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan,


tergantung dari laju air yang masuk ke dalam reservoir. Selama
musim kering, ketinggian air pada reservoir dapat berkurang
karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit. Selama musim
hujan, ketinggiannya dapat naik kembali karena air yang masuk
dari

berbagai

pembangkit

aliran
listrik

air

yang

tenaga

air

mengisi
harus

bendungan.
di

desain

Fasilitas
untuk

menyeimbangkan aliran air yang digunakan untuk membangkitkan


energi listrik dan jumlah air yang mengisi reservoir melalui sumber
alami seperti curahan hujan, salju, dan aliran air lainnya.
Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan
yang terbesar dan paling matang secara teknologi, dimana
terdapat 678.000 MW kapasitas daya listrik yang terpasang di
seluruh dunia, yang menghasilkan lebih dari 22% listrik dunia (2564
TWh/tahun pada 1998). Dalam hal ini, 27.900 MW merupakan
pembangkit skala kecil yang menghasilkan listrik 115 TWh/tahun.
Di eropa barat, pembangkit listrik tenaga air berkontribusi sebesar
520 TWh listrik pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari energi
listrik di Eropa (sehingga menghindari emisi dari sejumlah 70 juta
ton CO2 per tahun-nya). Pada sejumlah negara di Afrika dan
Amerika Selatan, pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber
listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi listriknya.
Gambar 2 memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air
dunia yang meningkat secara dinamis tiap tahunnya. Di samping
pembangkit listrik tenaga air yang berkapasitas besar yang telah
ada, masih terdapat ruang untuk pengembangan lebih jauh dimana
diperkirakan hanya sekitar 10% dari total potensi air di dunia yang
telah digunakan.

E-6

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

Gambar E-2. Pembangkitan energi listrik tenaga air dunia


dalam TWh [5].
Hampir semua proyek pembangkit listrik tenaga air memiliki skala
yang besar, yang biasanya didefinisikan kapasitasnya lebih besar
dari 30 MW. Tabel 1 menampilkan perbandingan antara beberapa
ukuran pembangkit listrik tenaga air.
Tabel E-1. Kapasitas beberapa pembangkit energi listrik tenaga air

Air yang tersimpan dapat digunakan ketika dibutuhkan, baik secara


terus-menerus (jika ukuran reservoirnya cukup besar) atau hanya
saat beban listrik sangat dibutuhkan (beban puncak). Keuntungan
dari pengaturan penyimpanan air ini tergabung dengan kapabilitas
alami dari pembangkit listrik tenaga air yang memiliki respon yang
cepat dalam ukuran menit terhadap perubahan beban. Oleh karena
itu,

pembangkit

jenis

ini

sangat

berharga

karena

memiliki

E-7

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

pembangkitan listrik yang fleksibel untuk mengikuti perubahan


beban yang terduga maupun yang tak terduga.
Pembangkit listrik tenaga air berskala besar telah berkembang
dengan baik dan digunakan secara luas. Di perkirakan bahwa 20%
hingga

25%

dari

dikembangkan.

potensi

Pembangkit

air

skala

listrik

besar

tenaga

di
air

dunia

telah

skala

besar

merupakan sumber energi terbarukan yang paling diinginkan


berdasarkan ketersediaan dan fleksibilitas dari sumber energinya.
Pada tahun 2008 telah dibangun proyek Three Gorges Dam yaitu
PLTA dengan skala 22.5 GW dengan membendung sungai Yangtse
di

Cina

dan

merupakan

PLTA

terbesar

di

dunia

saat

ini.

Pembangunan PLTA berskala besar membutuhkan biaya awal yang


besar sementara biaya operasinya sangat kecil. Hal ini berbeda
dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara
dan diesel.
Di Indonesia terdapat banyak sekali potensi air yang masih belum
dimanfaatkan. Seperti sungai-sungai besar maupun kecil yang
terdapat di berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang
bagus untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya
daerah yang belum terjangkau energi listrik. Pengembangan dapat
dilakukan

dalam

bentuk

mikrohidro

ataupun

pikohidro

yang

biayanya relatif kecil.


E-2. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi studi
pustaka,

peninjauan

lapangan,

pengumpulan

data

sekunder,

pengolahan data, analisis dan pembahasan, seperti uraian berikut


ini.
E-2.1. Studi Literatur
E-8

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

Pada bagian ini peneliti mempelajari teori-teori dari buku, text book
yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan penelitian seperti
hidrologi, daerah aliran sungai, analisis aliran sungai, bangunan
tenaga air dan pembangkit listrik tenaga air, serta fasilitas
bangunan pembangkit.
E-2.2. Survei
Meninjau langsung ke lokasi survey, pada tahap ini yang harus
dilakukan adalah Pengumpulan data berupa data-data sekunder,
antara lain :
1. Data debit aliran sungai dan terjunan air
2. Peta potensi aliran dan terjunan air.
E-2.3. Pengolahan dan Analisis Data
Dari data-data yang diperoleh dilanjutkan dengan pengolahan,
yaitu memilah data-data yangdiperlukan untuk dilakukan analisis.
Hasil analisis akan ditampilkan dalam bentuk grafik, yangmeliputi :
1. Grafik fluktuasi aliran sungai sepanjang tahun, yaitu dengan
memplot data debit harian selama empat tahun
2. Grafik lengkung debit hubungan antara prosentasi waktu dan
besar debit aliran, yaitu dengan mengurut data debit dari
yang terbesar sampai terkecil. Data tersebut diberi nomor
dari 1 sampai 1461 (jumlah hari dalam 4 tahun). Nilai 1461
hari dijadikan nilai 100 % kejadian. Jadi untuk hari yang lain
adalah nomor urut dibagi 1461 yang kemudian dikalikan
100%.
3. Grafik kurva massa untuk menentukan hubungan produksi
waduk

dengan

keperluan

kapasitas

tampungan.

Cara
E-9

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

menggambarkan kurva massa adalah dengan menghitung


volume harian dari data debit. Kemudian data volume harian
tersebut dihitung kumulatifnya sampai 1461 hari (4 tahun).
Nilai kumulatif volume tersebut diplot sehingga terbentuk
kurva hubungan volume kumulatif terhadap waktu. Setiap
kemiringan yang digambarkan pada kurva menunjukkan garis
produksi (volume/satuan waktu). Gradien ini dapat dirubah
sesuai dengan keinginan. Untuk menggambarkan produksi
dan kapasitas waduk yang dibutuhkan, garis gradien produksi
harus disentuhkan pada kurva dititik awal musim kemarau.
Jarak maksimum antara garis produksi dengan kurva massa
merupakan kapasitas dari waduk.
4. Hasil analisis dilanjutkan dengan pembahasan sehubungan
dengan evaluasi pemanfaatan potensi aliran dan terjunan air
untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
E.3. Program Kerja
E.3.1. Tahapan Kerja
1. Tahap Persiapan

yang

persiapan

administrasi

penentuan

metode

meliputi
dan

kerja

mobilisasi

sarana
dan

tenaga

pendukung

penyusunan

ahli,

lainnya,
Laporan

Pendahuluan. Dalam tahap persiapan ini termasuk menyusun


formulasi kerja yang meliputi kegiatan :
(a) Kompilasi data awal dan studi literatur;
(b) Mobilisasi tenaga ahli.
(c). Penetapan metode kerja dan rencana kerja
(d). Penjadwalan kerja
(e). Penyusunan Laporan Pendahuluan.
Waktu yang diperlukan untuk tahap persiapan ini, adalah
selama 30 hari (1 bulan) setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) diterbitkan oleh PPK.

E-10

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

2. Presentasi Laporan Pendahuluan merupakan kegiatan rapat


konsultasi Laporan Pendahuluan dihadapan Tim Teknis yang
telah ditunjuk oleh PPK.
3. Tahap Survey lapangan meliputi kegiatan :
(a) Pengumpulan data sekunder dan observasi lapangan;
(b) Kunjungan Lapangan dalam rangka survey lapangan
meliputi wilayah : Provinsi Sulawesi Utara, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat
(c) Diskusi/wawancara dengan pejabat terkait di daerah.
Dalam tahap ini juga dilakukan penyusunan Laporan Antara
yang akan diserahkan kepada PPK paling lambat 60 hari (2
bulan) setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan
oleh PPK.
4. Presentasi

Laporan

Antara

merupakan

kegiatan

rapat

konsultasi/pembahasan Laporan antara dihadapan Tim Teknis


yang telah ditunjuk oleh PPK.
5. Tahap Akhir Kegiatan, meliputi :
(a) Analisis dan sintesis;
(b) Perumusan hasil evaluasi pemanfaatan potensi aliran dan
terjunan aur untuk pengembangan PLTA.
(c) Penyusunan Draft Laporan Akhir)
Hasil formulasi evaluasi tersebut dituangkan dalam Draft
Laporan Akhir yang akan diserahkan kepada PPK paling
lambat 90 hari (3 bulan) setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) diterbitkan oleh PPK.
6. Presentasi Draft Laporan Akhir merupakan kegiatan rapat
konsultasi/pembahasan Laporan Akhir Sementara dihadapan
Tim Teknis yang telah ditunjuk oleh PPK.
7. Penyerahan Laporan Akhir
Penyerahan Laporan Akhir disertai dengan Laporan Ringkas
(Executive

Summary),

dan

softcopy

seluruh

dokumen

pelaporan dalam bentuk CD. Laporan Akhir diserahkan paling

E-11

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

lambat 160 hari (4 bulan) semenjak Surat Perintah Mulai Kerja


(SPMK) diterbitkan oleh PPK.
E.3.2. Pelaporan
Pelaporan pekerjaan Penyusunan Mekanisme Pengelolaan Sarana
Milik Negara terdiri dari tiga tahapan pelaporan, sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan selambat-lambatnya diserahkan dalam
35 (tiga puluh lima ) hari, sejak SPMK, berisi antara lain :
o Kegiatan

konsultan

mengenai

pendekatan

metoda/model yang digunakan dalam pelaksanaan


pekerjaan.
o Rencana kerja konsultan dan personil yang akan
digunakan (Job Description);
o Materi-materi dan bahan (data sekunder) Persiapan,
Pelaksanaan dan Pelaporan.
Jumlah buku laporan yang harus diserahkan adalah sebanyak
5 (lima) eksemplar.
2. Laporan Antara
Laporan Antara selambat-lambatnya diserahkan 90 (sembilan
puluh) hari sejak SPMK, berisi antara lain :
o Penyelengaraan pengumpulkan data dan informasi
serta

mempelajari

data

sekunder

yang

meliputi

Undang-undang, peraturan, kebijakan, petunjuk teknis,


bahan presentasi, rekomendasi yang ada serta laporan
laporan-laporan maupun tulisan ilmiah/akademis;
o Pendapat/respon dan masukan dari narasumber, pelaku
usaha; Hasil koordinasi dan konsultasi pembinaan
dengan stakeholder dan instansi/lembaga terkait.
Jumlah buku laporan yang harus diserahkan adalah sebanyak
5 (lima) eksemplar laporan.
E-12

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

3. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat : Hasil Akhir dari lingkup kegiatan
yang sudah ditentukan dalam Evaluasi Pemanfaatan Potensi
Aliran dan Terjunan Air Untuk Pengembangan PLTA. Laporan
harus diserahkan selambat-lambatnya : 120 (seratus dua
puluh) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5
(lima) buku laporan dan cakram padat (compact disc) (jika
diperlukan).

E-13

PT.Delima Laksana Tata

Mobilisasi Tim Tenaga Ahli

Data Teknis

Analisis dan sintesis


Penyusunan instrumen
survey lapangan

Persiapan Administrasi dan


Sarana Pendukung

FORMULASI KERANGKA
KERJA

Kompilasi data awal dan


studi literatur
Penetapan Metode Kerja
dan Program Kerja

SURVEY LAPANGAN DAN


ANALISIS DATA

Survey Lapangan,
Pengumpulan Data
Sekunder dan Data Primer

Penyusunan Laporan Akhir

FORMULASI EVALUASI
POTENSI ALIRAN DAN
TERJUNAN AIR UNTUK
PENGEMBANGAN PLTA

Penyajian hasil evaluasi


dalam bentuk grafik,
diagram dsb.

Penyiapan surat tugas dari


PPK untuk pelaksanaan
survey lapangan

Formulasi data yang telah


dianalisis

TAHAP PERSIAPAN

TAHAP PENGUMPULAN DATA

TAHAP AKHIR

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN ANTARA

LAPORAN AKHIR

Gambar E-1. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

E-14

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

E.4. Organisasi Personil


Organisasi pelaksana pekerjaan Evaluasi Pemanfaatan Potensi
dan Terjunan Air untuk Pengembangan PLTA adalah disusun
berdasarkan

kebutuhan

menyelesaikan

sumber

pekerjaan

daya

tersebut.

manusia

Tujuan

dalam

dibentuknya

organisasi pelaksana adalah:


(1).

Untuk melakukan hubungan (koordinasi) yang baik dan


sinkronisasi antar tenaga ahli, antar tenaga ahli dengan
perusahaan,

dan

pihak

perusahaan

dengan

pihak

pemberi kerja baik dalam pelaksanaan maupun yang


bersifat konsultansi.
(2).

Untuk mempermudah akses pengumpulan data dan


informasi di lokasi kegiatan, yang dianggap terkait satu
instansi dengan yang lain dengan pekerjaan ini.

(3).

Pada akhirnya adalah mempermudah pencapaian tujuan


dan output pekerjaan sesuai kerangka acuan kerja, baik
yang terkait dengan permasalahan teknis maupun non
teknis.

Struktur

Organisasi

Pelaksana

kegiatan

dibuat

untuk

mengambarkan hubungan kerja antar stakeholders dalam


pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Instrumen Pemantauan
dan Evaluasi Pelaksanaan Penyerasian dan Pengembangan
Wilayah, baik secara vertikal maupun horizontal. Selain itu
dapat dipakai sebagai acuan dan sarana untuk menciptakan
mekanisme dan tata kerja antar pihak/unsur yang terkait di
dalamnya.

Batasan keterkaitan ini berhubungan langsung

dengan uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing


unsur ditinjau dari segi manajemen.

Penyusunan Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Penyerasian


dan Pengendalaian Pengembangan Wilayah

E - 15

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

Berdasarkan susunan bidang keahlian yang ada di dalam Tim


Pelaksana

dan

pemangku

kepentingan,

organisasi pelaksana pekerjaan yang

maka

struktur

dibentuk oleh pihak

pelaksana dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.


Gambar E-12. Struktur Organisasi Pelaksanaan
Pekerjaan

Pejabat Pembuat Komitmen


Ditjen EBTKE
Kementerian ESDM

Direktur Utama
PT. Delima Laksana Tata

Tim Teknis

Team Leader
(Ahli Bidang Energi)

Ahli Bidang
Hidro/Elektro

Ahli Bidang
Manajemen

Ahli Bidang
Kelistriksan

Ahli Bidang
Hukum

Ahli Bidang
Ekonomi

Ahli Bidang
Komunikasi

PERSONIL PENDUKUNG

Secara garis besar, peranan masing-masing Institusi di dalam


pelaksanaan kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut :

Penyusunan Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Penyerasian


dan Pengendalaian Pengembangan Wilayah

E - 16

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

1. Peran Tim Konsultan, adalah :


a. Menguraikan isi dari kerangka acuan secara sistematis,
b. Membuat konsep-konsep pemecahan masalah secara
variatif berdasarkan pemahaman teoritis yang didesain
dengan pengalaman empirik,
c. Melakukan pengumpulan data lapang dari berbagai
sumber data yang relevan,
d. Melakukan studi dan analisa data yang telah diperoleh,
dan
e. Memberikan rekomendasi sesuai yang diperlukan.
2. Peran Pemberi Tugas, adalah :
a. Memfasilitasi dan memberikan masukan mengenai tugas
yang di emban oleh pihak konsultan terutama dalam
pelaksanaannya,
b. Dalam arah yang lain memberikan inputs kepada
Konsultan

mengenai

pengalaman

dibidang

perkeretaapian khususnya berkenaan dengan kegiataan


yang dilaksanakan, dan
c. Melakukan tindakan pengawasan dan pengendalian.
Untuk

mendapatkan keterpaduan kerja antara dua institusi

dalam pelaksanaan kegiatan ini, maka perlu ada mekanisme


koordinasi yang sistematis dan terencana sehingga setiap
tahapan pelaksanaan kegiatan dapat dipantau secara intensif.
Dengan demikian, setiap permasalahan yang urgent dapat
didiskusikan guna mendapat pemecahan lebih dini.
Dengan menerapkan aspek manajemen, maka mekanisme
koordinasi yang memungkinkan dan tepat untuk dilakukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah dengan cara :
Penyusunan Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Penyerasian
dan Pengendalaian Pengembangan Wilayah

E - 17

PT.Delima Laksana Tata

Data Teknis

a. Koordinasi Formal
Dalam hal ini, pelaksanaan koordinasi dilakukakan melalui
penulisan

laporan, diskusi, konsultasi, asistensi atau

presentasi/ekspose.
b. Koordinasi Infomal
Dalam hal ini, Konsultan akan bersikap dan berperan secara
aktif dengan menjalin komunikasi, khususnya selama di
daerah, sehingga hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan secara keseluruhan dapat diketahui dengan pasti
oleh pihak - pihak yang berkompeten.

Penyusunan Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Penyerasian


dan Pengendalaian Pengembangan Wilayah

E - 18

Anda mungkin juga menyukai