Anda di halaman 1dari 25

WATER COLUMN

Bayu Hendra Kusuma


PENGERTIAN
• Kolom air adalah konsep yang digunakan dalam oceanografi untuk menggambarkan karakteristik fisik (temperatur, garam,
penetrasi cahaya) dan kimia (pH, oksigen larut, garam nutrisi) air laut pada kedalaman yang berbeda untuk titik geografis
yang ditentukan.

• Kolom air meluas dari permukaan ke dasar lautan dan bisa mencapai kedalaman 11 km. (Mariana trench in the Pacific).
Karakteristik fisik dan kimia menentukan distribusi organisme hidup di lautan. Di permukaan, sinar matahari memberikan
fotosintesis dan semakin dalam kita pergi, semakin gelap dan dingin lingkungan menjadi (2 ° C pada kedalaman yang besar).
Hanya organisme yang mampu menahan kenaikan tekanan (1 bar per 10 m) dapat bertahan dan berkembang di sini.

• Karakteristik fisik dan kimia dapat bervariasi dari satu lautan ke lautan lainnya, tetapi juga tergantung pada kekuatan yang
berbeda seperti arus horizontal dan vertikal atau efek elemen eksternal yang dapat menciptakan anomali kimia. Studi
kolom air memberikan pemahaman tentang hubungan antara organisme hidup dan parameter lingkungan, sirkulasi air skala
besar dan transfer materi antara massa air.

• Karakteristik fisik dan kimia dapat bervariasi dari satu lautan ke lautan lainnya, tetapi juga tergantung pada kekuatan yang
berbeda seperti arus horizontal dan vertikal atau efek elemen eksternal yang dapat menciptakan anomali kimia. Studi
kolom air memberikan pemahaman tentang hubungan antara organisme hidup dan parameter lingkungan, sirkulasi air skala
besar dan transfer materi antara massa air.
Karakter fisik air laut

• Temperatur,
• Garam,
• Penetrasi cahaya
Karakter kimia air laut

• PH
• Oksigen larut
• Garam nutrisi
SECARA DESKRIPTIF,
KOLOM AIR LAUT DALAM DIBAGI
MENJADI LIMA BAGIAN :

1. Epipelagis
• -Zona yang diterangi matahari atau zona eufotik, memiliki kedalaman
sekitar 200 meter (656 kaki). Ini adalah kedalaman air yang mampu
ditembus sinar matahari.
• Zona fotik adalah rumah bagi komunitas penting fitoplankton,
zooplankton, dan alga.
• Zona epipelagis sangat penting karena produktivitas dan
kemampuannya membantu menghilangkan karbon dioksida dari
atmosfer.

2. Mesopelagis
• Zona kedalaman umumnya antara 200 dan 1.000 m (656 dan 3.280 kaki).
• Zona mesopelagis hanya menerima sedikit sinar matahari dan
merupakan rumah bagi banyak organisme bercahaya
3. Batipelagis
• Zona terbentang sekitar 1000 hingga 4000 meter di bawah permukaan.
• Zona batipelagis tidak menerima sinar matahari dan tekanan airnya
cukup besar.
4. Abysopelagis
• Zona abisopelagis adalah bagian lautan yang kedalamannya
lebih dari 2.000 m (6.600 kaki) dan lebih dangkal dari 6.000
m (20.000 kaki).
• Tekanan airnya bisa mencapai 600 atmosfer,
• Kaya akan mineral yang sering digunakan dalam produksi.

5. Hadopelagis
• Kedalaman di bawah 6000 m s/d 11000 m, Palung laut dalam.
• Kolom air di atasnya memberikan tekanan lebih dari seribu
atmosfer.
Bagaimana kita mempelajari kolom air?
• Berbagai instrumen oceanografi yang berbeda didistribusikan tergantung
pada studi. Secara umum, profil vertikal dibuat dari suhu, garam, parameter
kimia pada titik yang ditentukan di sepanjang kolom air. Profil vertikal
sering dibuat di sepanjang bagian yang dilacak di permukaan lautan
sehingga mendapatkan tampilan 2-D dari distribusi parameter yang
dipelajari.

• Profil diperoleh menggunakan sonda CTD yang fungsi utamanya adalah


untuk mendeteksi bagaimana konduktivitas dan suhu kolom air berubah
sehubungan dengan kedalaman. Ketika dikombinasikan dengan data suhu,
pengukuran salinitas dapat digunakan untuk menentukan kepadatan air laut
yang merupakan kekuatan pendorong utama untuk arus laut utama.

• Instrumen dan sensor lainnya sering dikaitkan dengan CTD untuk


mendapatkan data tentang oksigen yang larut, kehadiran partikel,
fluoresensi dan bahkan arus.
Slide Title

Product A Product B
• Feature 1 • Feature 1
• Feature 2 • Feature 2
• Feature 3 • Feature 3
Jurnal chart datum

PEMANFAATAN DATA KOLOM AIR MULTIBEAM


ECHOSOUNDER UNTUK MENDETEKSI KEBOCORAN PIPA GAS
BAWAH LAUT
Metode Penelitian
• Lokasi penelitian berada di perairan dermaga Pondok Dayung Baru,
Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta pada posisi 05º 05’ 28” LS –05º
05’ 48’ LS dan 106º 52’ 17” BT –106º 52’ 37” BT.
• Pengambilan data batimetri dan data kolom air dilaksanakan pada
tanggal 24 April 2018 pada tiga kedalaman yaitu kedalaman 5
meter, 8 meter dan 10 meter.
• Pengambilan data batimetri dan data kolom air tersebut dilakukan
dengan alat Multibeam Echosounder yang terdapat pada Sounding
Vessel KRI Spica –934
• Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data batimetri,
data kolom air, data pasang surut dan data sound velocity.
Metode Pengolahan Data
• Pengolahan data multibeam secara umum dengan software
CARIS HIPS and SIPS 9.0 dimulai dengan konfigurasi kapal atau
pembuatan file kapal (Vessel Config)
• tahap ekstraksi data kolom air dan batimetri.
• pengolahan data batimetri hasil pengambilan data di lapangan.
• tahap pengolahan data kolom air.
• tahap interpretasi dan analisis data kolom air.
• menentukan menentukan posisi kebocoran dengan cara
mengeksport data batimetri dari hasil penggabungan data kolom
air dan data batimetri yang telah dianalisis dengan format ASCII.
Hasil Base Surface Di Tiga Kedalaman

• visualisasi dari batimetri di lokasi penelitian pada tiga kedalaman dengan


menggunkan instrumen akustik Multibeam Echosounder EM 2040 Dual Head
yang merupakan hasil dari pengolahan menggunakan software CARIS HIPS
and SIPS 9.0. Kedalaman perairan yang terdalam digambarkan dengan
warna biru, sedangkan untuk perairan dangkal digambarkan dengan warna
merah. Berikut adalah hasil pengolahan 2 dimensi di tiga
kedalaman :Gambar 1. Hasil Base Surface di tiga kedalaman.Gambar yang
dihasilkan dari pengolahan dengan menggunakan sofware CARIS HIPS and
SIPS 9.0relatif lebih smooth. Berdasarkan gradasi warna yang ada, terilihat
bahwa warna-warna tersebut akan mengerucut dengan ditandai
berkurangnya instensitas warna, mulai
Topografi Dasar Laut Di Tiga Kedalaman

• Lokasi penelitian merupakan perairan yang


digolongkan sebagai perairan dangkal. Hal ini
dapat dilihat dari nilai kedalaman yang berkisar
antara 2-10 meter
• Tampilan 3 dimensi hasil pengolahan batimetri gelembung udara
diperairan dermaga Pondok Dayung Baru pada software CARIS
HIPS and SIPS 9.0 di kedalaman 5 meter. (a) tanpa dihembus udara
dan (b) dihembus dengan udara
• Tampilan 3 dimensi hasil pengolahan batimetri gelembung udara di
perairan dermaga Pondok Dayung Baru pada software CARIS HIPS
and SIPS 9.0 di kedalaman 8 meter. (a) tanpa dihembus gelembung
udara dan (b) dihembus dengan udara
• Tampilan 3 dimensi hasil pengolahan batimetri gelembung udara
diperairan dermaga Pondok Dayung Baru pada software CARIS
HIPS and SIPS 9.0di kedalaman 10 meter. (a) tanpa dihembus
udara dan (b) dihembus dengan udara
Deteksi Gelembung

• Tampilan Data Kolom Air Pada Water Column Across


Track View . (a) sebelum dilaksanakan proses Filtering
dan (b) setelah dilaksanakan proses Filtering.
Penampakan Data Batimetri dan
Data Kolom Air

• Hasil Overlay antara data Batimetri


dengan data Kolom Air.
Area Penelitian di tiga kedalaman. (a) 5 meter, (b) 8 meter dan (c) 10 meter

Posisi Gelembung Udara pada tiga kedalaman. (a) 5 meter, (b) 8 meter dan (c) 10 meter
KESIMPULAN
 Hasil pendeteksian gelembung yang keluar dari pipa yang bocor dengan dimensi pipa 5
inchi dan dimensi lubang 5 mm serta dihembus dengan tekanan 150 bar dapat terdeteksi
oleh Multibeam Echosounder EM 2040 Dual Head yang terdapat pada Sounding VesselKRI
Spica 934 dengan proses penampalan antara data batimetri dengan data kolom air.
 Dari hasil ekstraksi dari data mentah Multibeam Echosounder berupa data kolom air(*.wcd)
dan data batimetri(*.all)dengan format ASCII dan diolah dengan menggunkan Surfer 9,
maka akan didapat posisi lintang bujur gelembung yang keluar dari kebocoran pipa.
 Survei investigasi suatu objek yang berada di kolom air maupun dasar laut, dapat
dilakukan dengan cara penggabungan hasil pengolahan data batimetri dan kolom air dari
instrumen Multibeam Echosounder EM 2040 Dual Headsehingga dapat menghasilkan
tampilan objek yang lebih detail.
 Hasil visualisasi dari pengolahan data kolom air ini berupa citra kolom air yang memiliki
nilai intensitas pantulan gelombang akustik. Dari perbedaan nilai intensitas pantulan
gelombang akustik tersebut kita dapat mengamati objek yang ada di kolom air.
SEKIAN,TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai