Anda di halaman 1dari 12

MODUL LAPANGAN

KAL & ARUS STASIONER

Pengukuran Arus dan KAL Stasioner


Tujuan :
1. Mendapatkan data kecepatan arus stasioner
2. Memahami prinsip kerja alat pengukur kecepatan arus electromagnetik current meter
3. Mengetahui parameter fisis air laut: temperatur, salinitas, DO, konduktivitas, dan pH.

Sasaran :
1. Peserta dapat mengukur kecepatan arus menggunakan electromagnetik current meter
2. Peserta dapat menyajikan data kecepatan arus stasioner
3. Peserta mengetahui dan memahami cara kerja alat water quality checker dan mampu
menggunakannya.
4. Peserta mampu menganalisis distribusi parameter-parameter fisis stasioner air laut
perairan Pulau Pari

A. Teori Dasar

Arus laut adalah gerakan horizontal massa air laut yang disebabkan oleh gaya
penggerak yang bekerja pada air laut seperti stress angin, gradien tekanan (timbul akibat
gradien densitas horizontal, pengaruh angin dan gradien tekanan atmosfer), gelombang
laut dan pasang surut (Hadi dan Radjawane, 2009).
Pengukuran arus laut dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode Euler dan
metode Lagrange. Metode pengukuran dengan pendekatan Euler adalah dengan meninjau
arus yang melewati suatu control volume, sedangkan metode pengukuran dengan
pendekatan Lagrange adalah dengan meninjau partikel air yang bergerak ke tempat yang
berbeda karena terbawa arus. Dalam praktikum ini, metode yang digunakan adalah
metode Euler, karena metode ini lebih praktis untuk digunakan di lapangan daripada
metode Lagrange.
Air laut memiliki karakteristik yang berbeda-beda di setiap daerah. Karakteristik
air laut ini dapat dilihat dari parameter-parameter fisis seperti salinitas, temperatur,
konduktivitas, dsb. Parameter-parameter ini menunjukkan kualitas dari air tersebut
sehingga pemanfaatan air laut tersebut dapat lebih maksimal. Beberapa parameter fisis air
laut yang akan diukur nilainya adalah pH, DO, salinitas, temperatur, dan konduktivitas.
Nilai pH adalah derajat keasaman yang diukur dari banyaknya ion H+ atau ion
OH- yang terlarut dalam air. pH tidak memiliki dimensi dan memiliki skala nilai dari 0
14. Sesuatu dikatakan asam apabila pH bernilai kurang dari 7 dan bersifat basa ketika
nilainya lebih dari 7, sementara nilai 7 menunjukkan sifat netral. Pada umumnya air laut
bersifat basa dengan kisaran pH antara 7,7 8,4. Selain itu, pH memiliki korelasi dengan
konsentrasi CO2. Semakin kecil nilai pH suatu perairan maka tingkat CO2 di perairan
tersebut akan semakin tinggi.
DO atau dissolved oxygen adalah oksigen (O2) terlarut dalam air. DO merupakan
salah satu parameter untuk mengukur tingkat pencemaran air. Semakin tinggi nilai DO,
maka kualitas air tersebut dapat dikatakan baik. Akan tetapi, jika nilai DO rendah, maka
kualitas air tersebut buruk atau tercemar. Satuan DO dinyatakan dalam satuan konsentrasi
miligram per liter (mg/l). Tingkat kelarutan DO di perairan laut dipengaruhi oleh suhu
dan pola kecepatan arus laut yang dapat menimbulkan turbulensi sehingga terjadi
percampuran secara vertikal (vertical mixing).
Salinitas merupakan jumlah (gram) zat-zat terlarut dalam 1 kg air laut, dengan
anggapan bahwa semua karbonat-karbonat telah diubah menjadi oksida, brom dan iodida
diganti dengan khlor dan semua bahan-bahan organik telah dioksida secara sempurna.
Salinitas memiliki satuan permil () atau psu (per salinity unit). Pada umumnya salinitas
di permukaan lebih kecil dari pada di kedalaman karena jumlah zat-zat yang terlarut
dalam air laut di kedalaman lebih besar. Salinitas diukur berdasarkan jumlah garam
(dalam gram) yang terkandung dalam 1 kilogram air. Agar perhitungan lebih mudah,
maka semua garam di laut dianggap sebagai klorida sehingga kadar garam dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :

dengan
K adalah konduktivitas listrik.
Temperatur adalah ukuran yang dipakai untuk menyatakan panas dan dinginnya
suatu benda. Terdapat beberapa satuan temperatur, yaitu Kelvin, Celcius, Reamur, dan
Fahrenheit. Pada umumnya satuan temperatur yang dipakai adalah Celcius (oC).
Distribusi secara vertikal di laut umumnya berkurang dengan bertambahnya
kedalaman karena di permukaan sinar matahari dapat diserap langsung oleh laut
sementara di lapisan dibawah permukaan laut hanya menerima panas matahari lebih
sedikit dan tidak langsung.
Konduktivitas merupakan kemampuan untuk menghantarkan listrik. Pada air laut,
konduktivitas berkaitan dengan kadar garam yang terkandung. Satuan konduktivitas
adalah mS/cm (mili-Siemens per centimeter). Temperatur memiliki korelasi dengan
oksigen terlarut dalam perairan tertentu. Dengan adanya temperatur yang tinggi di suatu
perairan, maka oksigen terlarut dalam perairan tersebut akan semakin tinggi pula.

B. Instrumen
Tabel Instrumen

No Nama Instrumen Gambar Keterangan


1. Water Quality Untuk mengukur
Checker (WQC) parameter KAL
merk HORIBA

(www.instrumart.com, 2016)
2. Botol Untuk pengambilan
Niskin/Nansen sampel air laut pada
berbagai kedalaman

(www.osil.co.uk, 2016)
3. Pemberat @1 kg

(www.alatselam.com, 2016)
4. Drifter Untuk mengukur
kecepatan arus
permukaan
berdasarkan Metode
Lagrange

(www.metocean.com, 2016)
5. GPS handheld Untuk men-track
pergerakan drifter saat
mengukur kecepatan
arus permukaan

(www.static.garmincdn.com,
2016)
6. Tali tambang

(www.taliplastik.com, 2016)
7. Tisu Untuk mengeringkan
instrument setelah
digunakan

(www.orbitdigital.net, 2016)
8. Ember

(www.ichimegastore.com, 2016)
9. Kabel ties

(tanpasekolah.wordpress.com,
2016)

C. Metodologi
Cara Kerja Drifter

- Merangkai drifter.
- Memasang pelampung pada drifter.
- Mengaktifkan GPS yang sudah diatur untuk marking setiap 5 detik.
- Memasang GPS pada bagian atas drifter dengan terlebih dahulu dimasukkan ke tempat
yang tahan air, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
-

- Gambar 1. Pemasangan GPS pada drifter

- Memasang lampu suar pada drifter, seperti ditunjukkan pada Gambar 5.


-

- Gambar 2. Pemasangan lampu suar pada drifter

- Merilis drifter hingga seluruh bagian bawah drifter tercelup semua kecuali bagian
pelampung hingga atas, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

-
- Gambar 3. Perilisisan drifter

- Melakukan pencatatan waktu rilis drifter.


- Menunggu drifter selama kurang lebih 2 jam.
- Mengambil drifter.
- Melakukan pencatatan waktu pengambilan drifter.
Cara Kerja Water Quality Checker:

Gambar 1. Water Quality Checker


- Masukkan sampel air pada tempat sampel
- Masukkan sensor ke air tersebut, tekan tombol power pada display unit
- Tunggu beberapa saat
- Baca hasil pada display unit
- Angkat sensor
- Bersihkan sensor menggunakan aquades
-
Handheld GPS

Gambar 2. Handheld GPS


Cara Kerja :
- Nyalakan GPS
- Tandai pada GPS setiap melakukan pengukuran dengan menekan mark
- Simpan hasil mark pada GPS
Tabung Nansen

Gambar 3. Botol Nansen


Cara Kerja:
- Buka tutup tabung di kedua sisinya
- Ikat kedua tali ke pengait yang ada di tengah tabung
- Masukkan tabung untuk mengambil air pada kedalaman 1m, 5m, 10m, dan 15m yang
ditentukan
- Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan (cek tanda pada tali), jatuhkan tutup
tabung
- Tunggu sampai terdengar bunyi plung
- Angkat tabung nansen ke atas
- Keluarkan air dan masukkan air ke tabung sampel

Tugas Praktikum
1. Melakukan plot pergerakan drifter dan menghitung kecepatan arus.
2. Membuat skrip pada MATLAB untuk membuat profil masing-masing parameter terhadap
kedalaman dan waktu. Kemudian ditampilkan dan disimpan dalam bentuk grafik.

D. Log Sheet
Logsheet Arus

Lokasi Turun Lokasi Angkat


Waktu Waktu
No Lintan
Lokasi Bujur Turun Angkat Lokasi Lintang Bujur
g

Logsheet KAL Stasioner

LOG SHEET PARAMETER FISIS AIR LAUT STASIONER


Tanggal : Kelompok :
Asisten
:
N Wakt Lintan Buju DO Temp
Sample ke pH Salinitas (%0)
o u g r (mg/L) (oC)
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4

Anda mungkin juga menyukai