DAN PELAMPUNG
1.1. Tujuan
Mahasiswa memahami prinsip pengukuran debit disungai
Mahasiswa dapat melaksanakan prosedur pengukuran debit sungai dengan alat
Current Meter (Swoffer 2100)
Mahasiswa mampu mengukur debit dengan metode pelampung
BUKA
TUTUPNYA
2. Pasang ROTOR PROPELLER dengan menggunakan kunci L 1/16. Sekrup ada disamping bodi
sensor, jangan kencang-kencang hanya pas di leher as. Bila terlalu kencang dapat merusak as
atau menyebabkan pecah.
4. Putar switch pada Swoffer Meter ke posisi CALIBRATE. Display akan terbaca 186 (untuk unit
FPS) atau 610 (untuk unit meter per detik). Pilih unit pengukuran FEET/METERS dengan cara
merubah switch di dalam kotak batery.
CALIBRATE
5. Putar switch ke posisi COUNT. Putar propeler dan lihat bacaan pada display Swoffer Meter,
bacaan akan meningkat sesuai dengan banyaknya perputaran propeler (RPM). Terdapat 4 nilai
bacaan pada LCD setiap putaran propeller.
COUNT
B. PENGUKURAN VELOSITAS
8. Keluarkan batang aluminium (Guide Rod) dari tabung penyimpan, sambung potongan batang
aluminium sesuai kedalaman pengukuran (tiap batang panjangnya 1 m). Pasang kaki (FOOT)
pada ujung salah satu batang dan sekrup.
9. Pasang slider dengan lubang untuk kabel menghadap ke atas, eratkan dengan memutar sekrup
plastik pada bagian ujung slider.
10. Pasang sensor (SENSOR WAND) pada SLIDER dan kencangkan dengan sekrup yang ada di bagian
samping dengan kunci L.
11. Setel letak slider sesuai dengan kedalaman pengukuran (0,6 x kedalaman aliran) dari dasar
aliran (FOOT), dengan cara naik dan turunkan slider kemudian dieratkan kembali.
12. Pasang tutup (TOP CAP & POINTER) di bagian atas batang pembantu (GUIDE ROT), arahkan
POINTER searah dengan arah SENSOR + PROPELLER.
13. Masukkan SENSOR + PROPELLER ke dalam aliran air dan arahkan tegak lurus dengan arah aliran
air.
14. Tekan tombol START, maka pengukuran akan mulai bekerja.
15. Kecepatan aliran air akan terbaca pada Swoffer Meter, data yang tercatat pada LCD merupakan
rata-rata hasil pengukuran sesuai dengan waktu pembacaan
Metode ini , dilakukan dalam satu seri pengukuran dimulai dari permukaan air sampai dasar
aliran dengan interval kedalaman di antara 0,1 sampai 0,9 dari total kedalaman. Observasi selalu diambil
pada 0,2; 0,6 dan 0,8 kedalaman aliran. Kemudian hasilnya di plot dalam kurva hubungan antara velositas
dan prosen kedalaman, sehingga dapat dihasilkan koefisien standart velositas secara vertikal.
2. Two-Point method
Metode ini menggunakan pengukuran velositas pada 0,2 dan 0,8 kedalaman di bawah
permukaan. Rata-rata dari dua pengukuran ini merupakan velositas rata-rata secara vertikal. Metode ini
sering digunakan oleh US Geological Survey dan memberikan hasil yang akurat dan konsisten. Metode
dua titik ini biasanya berada dalam kisaran 1% nilai rata-rata kebenaran rata-rata velositas secara vertikal.
Metode ini memakai pendekatan bahwa pengukuran pada titik 0,6 kedalaman sebagai nilai
rata-rata velositas secara vertikal. Ini sangat cocok bila digunakan pada aliran yang tinggi muka air (stage)
nya cepat berubah dan pengukuran harus dilakukan dengan cepat.
4. Three-Point Method
Metode ini merupakan kombinasi antara metode dua titik (two-point method) dan 0,6 x
kedalaman (six-tenths depth methods) dan menggunakan pengukuran velositas 0,2; 0,6 dan 0,8
kedalaman. Rata-rata velositas dihitung dengan rumus :
Metode ini mengukur velositas pada titik 0,2 x kedalaman. Hasil pengukuran cara ini paling
tidak reliabel dibandingkan metode two-point atau six-tenths depth methods. Tetapi digunakan pada
situasi yang tidak memungkinkan untuk pengukuran 0,6 atau 0,8 x kedalaman.
Pengukuran dalam metode ini dilakukan acak di bawah permukaan air . Kedalaman pengukuran
minimal 2 feet(0,61m) di bawah permukaan air. Metode ini ditrapkan bila kedalaman air tidak dapat
ditentukan dengan tepat.
Pada kanal alami digunakan koefisien velositas 0,85 atau 0,86 untuk menghitung velositas rata-
rata. Sedang pada kanal halus digunakan koefisien 0,90.
8. Five-Point Method
Observasi dilakukan pada titik 0,2; 0,6 dan 0,8 kedalaman di bawah permukaan air. Juga
dilakukan observasi pada dekat permukaan air dan didasar aliran. Velositas rata-rata dihitung dengan
rumus :
9. Six-Point Method
Observasi dilakukan pada titik-titik 0,2; 0,4; 0,6 dan 0,8 kedalaman di bawah permukaan air, dan
ditambah pula pengukuran pada dekat permukaan dan di dasar aliran. Velositas rata-rata dihitung dengan
rumus :
Metode ini sangat sederhana dan lebih cocok digunakan untuk mengukur aliran yang kecil misalnya pada
kanal saluran irigasi atau sungai kecil.
Meteran
stick/tongkat
stopwatch
pelampung (bola karet/prahu foam).
Cara Kerja :
a. Buat lintasan dengan jarak tertentu dan pasang tanda dengan stick.
b. Pada waktu (to) lepas plampung di bagian tengah arus air dan tepat pada titik awal.
c. Setelah plampung mencapai titik kedua dengan jarak yang ditentukan, catat waktu yang
dibutuhkan (t1).
d. Kecepatan aliran air dapat dihitung dengan rumus : Jarak (m) dibagi Waktu (detik).
e. Debit aliran air dapat dihitung dengan : Kecepatan aliran (m/detik) dibagi dengan Luas
penampang basah sungai (m2).