Anda di halaman 1dari 6

1.

CURRENT METER

1.1. Maksud dan Tujuan


1. Untuk mengetahui penggunaan alat ukur Current Meter sebagai alat ukur
kecepatan arus.
2. Untuk menentukan debi t pengaliran.
3. Membandingkan debit pengaliran antara pengukuran secara langsung dan tidak
langsung.
4. Untuk menentukan pola aliran yang terjadi.

1.2. Alat yang digunakan


1. Current Meter (Valeproof BFM 00281N 1339 seri No. 3175)
2. Flow Meter Control Unit
3. Galoon (Bak Ukur)
4. Roll Meter
5. Bola tennis dan bola pingpong (Pelampung)
6. Tali (raffia) 10 m
7. Stopwatch

1.3. Teori Dasar


1. Perhitungan Debit
Untuk perhitungan debit pengaliran dalam percobaan ini dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
a). Pengukuran Langsung
Pengukuran kecepatan aliran yang langsung dilakukan di lapangan dengan
menggunakan alat ukur Current Meter. Adapun rumus yang digunakan:

Q=V.A (m3/det)............................................................ (1.1)

Dimana: V = Kecepatan aliran dengan menggunakan alat ukur Current


Meter (m/det).
A = Luas Penampang (m2)
b). Pengukuran tidak Langsung
Rumus yang digunakan untuk pengukuran kecepatan aliran yang tidak
langsung di lapangan adalah rumus Manning sebagai berikut:

Q=V.A (m3/det)............................................................ (1.2)


2. Perhitungan kecepatan Aliran / secara langsung
Current meter adalah salah satu alat pengukur kecepatan arus yang
memberikan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Adapun rumus umum
kecepatan current meter adalah:
V=a.N+b (m3/det) ........................................................ (1.3)
Pengukuran dengan Current Meter tidak dapat dilakukan di sembarang tempat
untuk mendapatkan ketelitian yang tepat, maka lokasi pengukuran harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a). Mempunyai pola aliran yang seragam dan mendekati jenis aliran sub kritis,
kecepatan aliran tidak terlalu lambat atau terlalu cepat. Pengukuran yang baik
pada lokasi yang mempunyai aliran mulai dari 0.2 m/det sampai 2.5 m/det.
b). Tidak terkena pengaruh peninggian muka air dan aliran lahar.

Penentuan jumlah titik pengukuran kecepatan airan di tiap titik vertikal,


dilakukan dengan metode pendekatan matematis. Pendekatan matematis yang
dimaksud disini adalah distribusi kecepatan aliran pada sebuah vertikal dianggap
berbentuk kurva parabolis, eliptis atau bentuk lain dimana aliran rata-rata di
sebuah vertikal hanya diukur di beberapa titik kemudian dihitung hasilnya secara
aritmetik.

Pengukuran dilaksanakan dengan:


a. Metode 1 titik
1. Metode Kedalaman (0.6 H)
Pengukuran kecepatan aliran dilakukan pada titik 0.6 kedalaman dari
permukaan air. Hasil pengukuran pada titik 0.6 kedalaman aliran ini
merupakan kecepatan rata-rata pada vertikal yang bersangkutan.
Kecepatan aliran dihitung dengan rumus:

V = V0.60 ................................................................................................................ ............(1.4)


Dimana:
V = Kecepatan aliran rata-rata (m/det)
V0.60 = Kecepatan pada 0.6 Kedalaman (m/det)
2. Metode 0.5 Kedalaman (0.5H)
Pengukuran kecepatan aliran dilakukan pada titik 0.5 kedalaman dari
permukaan air. Kecepatan rata-ratanya adalah:

V = C1. v0.50 ............................................................................................................................(1.5)


Dimana : C1 = konstanta, ditentukan dengan kalibrasi (biasanya 0.96)pm 13
V = Kecepatan aliran rata-rata (m/det)
v0.50 = Kecepatan pada 0.5 Kedalaman (m/det)

b. Metode Dua Titik


Pada metode ini, pengukuran kecepatan aliran dilakukan pada titik 0.2dan
0.8 kedalaman aliran dari permukaan air. Kecepatan aliran rata-ratanya
diperoleh dengan merata-ratakan kecepatan aliran yang diukur pada dua titik
tersebut, yang dapat dinyatakan dengan persamaan:

V = 0.5. (v0.20 + v0.80) ......................................................................................................(1.6)


Dimana: v0.20 = Kecepatan pada 0.2 Kedalaman (m/det)
V0.80 = Kecepatan pada 0.8 Kedalaman (m/det)

Sketsa jumlah titik pengukuran kecepatan aliran pada suatu vertikal,


dapat dilihat pada gambar berikut :

Alat Ukur Current Meter

0.6 H 0.5 H

Metode 0.6 H Metode 0.5 H

0.2 H 0.8 H

Metode 2 titik (0.2 H dan 0.8 H)

3. Penentuan Pola Aliran


Dalam percobaan ini kita perlu mengetahui pola aliran yang bersifat
laminar, dan turbulen. Pada penggambaran pola aliran sungai dilakukan
dengan cara menghitung masing-masing kecepatan aliran di titik-titik yang
telah dihitung, kemudian digambar sesuai dengan pola konturnya.
Titik Pengukuran
(Pelampung)

Titik Pengukuran

Aliran Turbulen Aliran Laminer

1.4. Prosedur Percobaan


1. Pengukuran Aliran di bawah permukaan.
a). Tentukan lokasi pengamatan.
b). Ukur dimensi saluran (lebar atas, lebar dasar saluran, kemiringan talud, dan
keliling basah).
c). Pemasangan tali yang telah ditandai dengan ruas-ruas yang berjarak masing-
masing 50 cm (sesuai titik pengamatan).
d). Bentangkan tali tersebut tegak lurus dengan arah aliran saluran.
e). Siapkan alat Current Meter dan mulai mengukur aliran sesuai dengan
kedalaman dan jumlah titik yang telah ditentukan asisten.
f). Catat kedalaman dan pembacaan alat Current Meter di tiap titik pengamatan.
2. Pengukuran Aliran Permukaan.
a). Siapkan alat-alat yang diperlukan.
b). Tentukan lokasi pengamatan (sama dengan pengukuran aliran dibawah
permukaan).
c). Ukurlah jarak pengukuran dengan meteran yang telah disiapkan sejauh 10 m.
d). Mulai melakukan pengukuran kecepatan aliran dengan melepaskan pelampung
(bola tennis dan bola pingpong) di atas permukaan aliran secara bersamaan.
e). Catat waktu yang diperlukan oleh pelampung untuk menempuh jarak 10 m
dengan menggunakan stopwatch atau alat ukur waktu lainnya.
f). Catatlah hasil pengamatan.
g). Ulangi poin d dan poin e pada titik yang berbeda.

1.5. Tabel Pengamatan


Terlampir

1.6. Foto Alat


Terlampir
FOTO ALAT

PERCOBAAN CURRENT METER

Anda mungkin juga menyukai