Anda di halaman 1dari 14

Instrumentasi dan Pengukuran Flow

Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui :


1. Kecepatan (velocity)
2. Berat (massanya)
3. Luas bidang yang dilaluinya
4. Volumenya
Alat-Alat Pengukuran Flow (Laju Alir)
Flow meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur laju aliran suatu
fluida. Jenis fluida yang mengalir dalam flow meter bisa berupa cairan, gas maupun
solid seperti air minum, air limbah, air lumpur, susu, madu, kecap, cairan kimia, dan
air gula.
Pada aplikasinya flow meter banyak digunakan untuk mengukur karakter aliran
baik berupa kecepatan aliran, kapasitas aliran maupun volumenya atau bisa juga di
hitung berat fluidanya. Pemilihan jenis serta model dari flow meter tergantung pada
aplikasi yang di sesuaikan dengan tujuan, manfaat, tingkat kesulitan instalasi serta
akurasi yang di inginkan. Karena itu dibutuhkan rekayasa pemasangan flow meter agar
didapatkan manfaat yang optimal, agar sesuai dengan investasi yang dikeluarkan.
Dari uraian diatas Flow meter mempunyai fungsi untuk :
 Mengetahui Kecepatan Aliran ( Velocity)
 Mengetahui Kapasitas Aliran ( Flow Rate ) dalam pipa
 Mengetahui Jumlah Total Volume yang telah mengalir ( Totalizer)
 Control atau monitor dengan adanya output berupa analog out put

1. Positive Displacement atau PD flow meter


PD Flow Meter atau Postive Displacement Flow Meter cukup unik karena flow
meter jenis ini mengukur langsung volume secara faktual. Sedangkan flow meter
lainnya biasanya bekerja pada prinsip mengukur laju aliran yang akan di konversikan
ke volume fluida. Dengan menggunakan PD flow meter, sinyal output secara langsung
berkaitan dengan volume fluida yang melewati flow meter.
a) Diagram skematisnya
b) Cara kerja instrument
Bekerja berdasarkan pengukuran volume dari fluida yang sedang
mengalir dengan menghitung secara berulang aliran fluida yang dipisahkan
kedalam suatu volume yang diketahui
(chamber), selanjutnya dikeluarkan sebagai volume tetap yang diketahui.
Bentuk dasar dari PD meter adalah suatu chamber yang berfungsi
memisahkan atau menghalangi aliran fluida. Di dalam chamber tersebut
terdapat sebuah alat mekanik yaitu rotating/reciprocating unit yang
ditempatkan untuk menciptakan paket volume tetap dari fluida yang sedang
mengalir.
Oleh karena itu, volume dari fluida yang melewati chamber dapat diketahui
dengan menghitung jumlah discreate parcels yang lewat atau setara dengan
jumlah putaran dari rotating / reciprocating. Dengan demikian volume flow
ratedapat dihitung dari laju perputaran alat rotating / reciprocating.

c) Metode kalibrasi
d) Perawatan instrument

2. Mass Flow Meter


Mass flow meter mengandalkan sinyal output yang berhubungan secara langsung
dengan massa fluida yang melewati flow meter, dimana ada 2 jenis mass flow meter
yaitu Coriolis mass flow meter dan Thermal mass flow meter
 Coriolis Mass Flow meter
Flow meter coriolis adalah jenis flow meter yang secara teori menghitung kekuatan
gaya/tenaga akibat adanya osilasi suatu sensor yang dilewati cairan dengan
menggunakan perhitungan coriolis yang di konversi ke suatu aliran massa. Coriolis
flow meter secara real mampu menghitung massa aliran sehingga perubahan
temperature dari aliran tidak banyak berpengaruh. Begitu juga persolan perubahan
aliran karena instalasi atau sebab lain yang berakibat aliran tidak laminer serta
terjebaknya udara atau gas dalam aliran tidak mempengaruhi akurasi. Berbeda dengan
sifat flow meter yang menghitung volume dimana mass flow meter bisa mengabaikan
berat dari udara atau gas yang terjebak dalam aliran.
Cara Kerjanya
Gaya Coriolis adalah sebuah gaya yang dihasilkan pada sebuah tabung "U" atau
"straight" tube (tabung). Tabung tersebut bergetar atau beresonansi dengan frekuensi
tertentu. Dengan asumsi pada saat belum ada fluida yang mengalir maka resonansi
tabung tersebut dalam keadaan standar. Otomatis pada saat ada fluida yang mengalir
ke dalam pipa tersebut akan terjadi perbedaan frekuensi. Perbedaan inilah yang
dideteksi oleh coil elektromagnetik sebagai mass flow.
Sedangkan gaya Coriolis dihasilkan dari aliran fluida dengan kecepatan V dan
pada saat itu tabung sedang bergetar pada kecepatan sudut dan dengan
mempertimbangkan suatu bagian yang kecil dari fluida pada bagian inlet masuk dengan
jarak r, didapat rumus sebagai berikut :

 Thermal mass flow meter


Thermal mass flow meter, juga dikenal sebagai thermal dispersion atau immersible
mass flow meter terdiri dari keluarga instrumen untuk pengukuran laju aliran massa
total cairan, terutama gas, yang mengalir melalui saluran tertutup. Tipe kedua adalah
tipe aliran kapiler thermal flow-tube. Banyak Mass Flow Control (MFC) yang
menggabungkan pengukur aliran massa, elektronik dan katup didasarkan pada desain
ini. Selanjutnya, pengukur aliran massa termal dapat dibangun dengan mengukur
perbedaan suhu di seluruh chip MEMS berbasis silikon. Kedua jenis mengukur laju
aliran massa fluida dengan menggunakan panas yang terkoneksi dari permukaan yang
dipanaskan ke fluida yang mengalir.
Cara kerjanya
Prinsip Kerja Thermal Mass Flow Meter
Sebuah thermal mass flowmeter memiliki probe (insertion style) atau flow tube (in-
line style) yang menggunakan sensor yang berhubungan langsung dengan gas. Sensor
ini menggunakan sensor RTD. Sensor RTD (Resistant Temperature Detector) terdiri
dari gulungan platinum. Sensor ini untuk mengukur temperatur gas. RTD memiliki 2
buah plat pengukur suhu, dimana plat pertama sebagai suhu referensi dan plat lainnya
berfungsi untuk mengukur suhu aliran. Perbedaan suhu antara suhu referensi dan suhu
yanng terukur tersebut yang kemudian akan diukur massa alirannya.
3. Velocity Flow Meter
Velocity Flow meter mengandalkan out put sinyal yang dihubungkan langsung
dengan kecepatan fluida yang melewati flow meter.
Jenis Velocity flow meter ini sangat populer dan mempunyai jenis lumayan banyak
seperti :
 Electromagnetic Flow meter
 Ultrasonic flow meter and open chanel flow meter
 Turbine, Paddle Wheel and Propeller flow meter
 Vortex Shedding flow meter and Sonar meter
 Target flow meter and Vane flow meter
 Variable Area flow meter dan Rotameter
 Orifice Plate flow meter
 Venturi flow meter dll

 Type dan Model Flow Meter


Berikut ini Type dan model atau jenis flow meter dari segi cara kerja, fungsi, dan cara
instalasi serta jenis aplikasinya yang banyak di gunakan di berbagai dunia industri :
a) Flow Meter Portable
Flow meter portable mulai terkenal saat dikenalkannya flow meter jenis ultrasonic
dimana cara penggunaan dan instalasinya cukup mudah dan cepat serta dapat dibawa
kemana mana. Portable flow meter ini menggunakan jenis clamp on flow meter dimana
sensor atau sering di sebut dengan transducer ultrasonic cukup di clamp pada
permukaan luar pipa. Karena proses instalasi tanpa memotong pipa atau melubangi
pipa maka biaya instalasi dari flow meter clamp on sangat murah dan cepat.
Untuk jenis flow meter portable biasanya di lengkapi dengan data logger vaik itu secara
internal maupun external dan untuk power karena sifatnya portable biasanya
menggunakan batrai yang bisa di charge dan umumnya batrai mampu bekerja pada
waktu cukup lama diatas 5 jam.
b) Clamp on Ultrasonic Flow Meter
Flow meter ultrasonic merupakan tipe flow meter yang cara kerjanya mengukur
kecepatan aliran fluida dengan menggunakan ultrasound sehingga dengan perhitungan
volume yang mengalir bisa terbaca di transmitter ultrasonic. Dengan menggunakan
sensor ultrasonik atau sering disebut transducer ultrasonic flowmeter dapat mengukur
kecepatan rata dari aliran fluida dalam pipa dengan cara mengukur rata rata perbedaan
waktu antara waktu pengiriman signal dan penerimaan signal dengan arah aliran.

c) Flow Meter Electromagnetic


Flowmeter electromagnetic yang sering disebut magnetic flow meter atau
magmeter merupakan jenis flow meter yang cara kerjanya menggunakan hukum
faraday. Karena sifat kerjanya seperti itu maka magnetic flow meter hanya bisa kerja
pada cairan yang mempunyai konduktifitas pada tingkatan tertentu dan umumnya pada
kisaran minimal 20 micro siemens.

d) Flow Meter Open Channel


Open channel flow meter adalah flow meter yang dapat diaplikasikan untuk mengukur
aliran pada sistem saluran terbuka seperti pada kanal, sungai atau parit. Pada dasrnya
flow meter open chanel ini menghitung kecepatan aliran dengan mempertimbangkan
ketinggian permukaan. Untuk pengukuran kecepatan aliran bisa menggunakan
transittime flow meter atau Magnetic flow meter. Sedangkan untuk ketinggian
permukaan aliran menggunakan ultrasonic level sensor. Penggabungan velociti dengan
luas penampang bisa menghasilkan kapasitas aliran atau flow rate aliran dalam kanal.

e) Turbine Flow Meter


Ada dua macam turbine flow meter:
 Mechanical Turbine Flow Meter
Turbine meter akan berputar karena adanya aliran, selanjutnya gerakan ini diteruskan
ke mechanical counter untuk pembacaan jumlah fluida yang mengalir. Kecepatan
putaran turbin linier terhadap kecepatan aliran, kalau turbin berikut sistem transmisinya
bebas dari gesekan. maka meter akan bekerja dengan baik kalau kecepatan aliran di
atas nilai kecepatan kritis. Meter ini mempunyai ketelitian dengan kesalahan 2%.
Faktor penting yang mempengaruhi kalibrasi meter ini adalah BD dan viscolitas juga
temperatur.
Keuntungan penggunaan alat ini ( mechanical turbine flow meter) :
 Rugi tekanan (pressure drop) kecil.
 Dapat mengukur aliran fluida yang mengandung bahan-bahan solid.
 Hampir tidak mempunyai daerah batas pengukur.
 Electric Turbine Flow Meter
Setiap kali sudu-sudu melewati pick-up coil, maka akan diinduksikan pulsa-pulsa
pada pick-up coil tersebut. Pulsa-pulsa ini akan proporsional dengan kecepatan aliran.
Kemudian dimasukkan ke frequency to voltage converter untuk mendapatkan tegangan
yang proportional dengan kecepatan aliran. Seterusnya tegangan tersebut
dikonversikan ke digital output masuk ke digital display. Jenis turbine flow meter ini,
tidak boleh digunakan untuk fluida yang mengandung partikel yang bisa magnetisasi.
FM ini mempunyai akurasi tinggi dan dapat digunakan untuk segala macam fluida.

f) Venturi Flow meter


Venturi Meter ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi
untuk mendapatkan beda tekanan. Sedangkan alat untuk menunjukan besaran aliran
fluida yang diukur atau alat sekundernya adalah manometer pipa U. Venturi Meter
memiliki kerugian karena harganya mahal, memerlukan ruangan yang besar dan rasio
diameter throatnya dengan diameter pipa tidak dapat diubah.
Untuk sebuah venturi meter tertentu dan sistem manometer tertentu, kecepatan
aliran yang dapat diukur adalah tetap sehingga jika kecepatan aliran berubah maka
diameter throatnya dapat diperbesar untuk memberikan pembacaan yang akurat atau
diperkecil untuk mengakomodasi kecepatan aliran maksimum yang baru.
 Untuk Venturi Meter ini dapat dibagi 3 bagian utama yaitu:
 Bagian Inlet : Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama
seperti diameter pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan awal
ditempatkan pada bagian ini.
 Inlet Cone: Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan fluida.
 Throat (leher): Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini
berbentuk bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau
menambah kecepatan dari aliran yang keluar dari inlet cone.
 Cara kerja instrument
Pada Venturi meter ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke bagian
outlet cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada
bagian inlet cone fluida akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh
bagian inlet cone yang berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian throat.
Kemudian fluida masuk kebagian throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan
akhir dimana throat ini berbentuk bulat datar. Lalu fluida akan melewati bagian akhir
dari venturi meter yaitu outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimana bagian
kecil berada pada throat, dan pada Outlet cone ini tekanan kembali normal.
Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan
fluida yang meninggalkan meter tentulah sama persis dengan fluida yang memasuki
meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak akan menyebabkan
kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam tekanan. Penurunan tekanan pada
inlet cone akan dipulihkan dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat
ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang permanen dalam sebuah meteran yang
dirancangan dengan tepat.
 Kelebihan Venturimeter
 Mempunyai penurunan tekanan yang lebih kecil pada kapasitas yang sama.
 Dapat pengukur debit besar.
 Jauh dari kemungkinan tersumbat kotoran.
 Mengukur cairan yang mengandung endapan padatan (solid).
 Kekurangan Venturimeter
 Lebih mahal harganya.
 Sulit dalam pemasangan karena panjang.
 Tidak tersedia pada ukuran pipa dibawah 6 inchi.
 Prinsip Kerja
Venturimeter tanpa manometer ini berdasar pada Asas Bernoulli yang berbunyi
“Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida yang paling besar adalah pada bagian
kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada bagian kelajuan
alirnya paling besar.“
Venturi meter Fluida yang mengalir dalam pipa mempunyai massa jenis ρ. Kecepatan
fluida mengalir pada pipa sebelah kanan, maka tekanan pada pipa sebelah kiri lebih
besar. Perbedaan tekanan fluida di dua tempat tersebut diukur oleh manometer yang
diisi dengan fluida dengan massa jenis ρ’ dan manometer menunjukkan bahwa
perbedaan ketinggian permukaan fluida di kedua sisi adalah H.
Dengan menggunakan persamaan kontinuitas dan Persamaan Bernouli, diperoleh:
Menghitung kelajuan cairan dalam pipa memakai venturimeter tanpa manometer
Persamaan Bernoulli adalah dan kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka Cairan mengalir
pada mendatar maka h1 = h2 sehingga,
P1 – P2 = ½ .ρ.(v22– v12) ……….(1)
Maka pada tabung fluida diam, maka tekanan hidrostatisnya :
P1 = ρ.g.hA dan P2 = ρ.g.hB maka P1 – P2 = ρ.g(hA –hB ) = ρ.g.h ……..(2)
Keterangan:
v : kelajuan gas, satuan (m/s)
v1: kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya (m/s)
h : beda tinggi air raksa, satuan (m)
A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya (m2)
A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya (m2)
ρ : massa jenis gas, satuannya (Kg/m3)
ρ’: massa jenis cairan pada manometer satuannya (Kg/m3)
g) Flat orifice
Orifice adalah plat berlubang yang disisipkan pada laluan aliran fluida yang diukur,
juga merupakan alat primer yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanan antara
aliran pada up stream dan down stream dari orifice itu sendiri. Orifice merupakan salah
satu alat ukur yang digunakan di lapangan geothermal dan umumnya orifice diletakkan
sebelum separator.
 Kelebihan
 Konstruksinya sederhana
 Rancangannya mudah
 Harganya relatif murah
 Mudah dikalibrasi
 Mudah dirancang/didapat
 Tingkat ketelitian cukup baik
 Kekurangan
 Penurunan tekanan sedang-tinggi
 Prinsip kerja dari orifice meter adalah:
 Fluida yang diukur alirannya dialirkan melalui plat orifice.
 Perbedaan atau selisih tekanan fluida yang melalui orifice antara up stream dan
down stream dicatat.
 Suhu dan tekanan fluida pada up stream dicatat untuk mengetahui densitasnya.
 Untuk orifice plate kita kenal 3 macam:
 Consentris, Fungsi lobang kecil pada orifice untuk membuang gas/udara pada
permukaan liquid.
 Consentris Orifice, Digunakan untuk mengukur flow yang tidak mengandung solid,
baik gas maupun liquid.
 Excentris dan Segmental, Digunakan untuk mengukur flow dari fluida yang
mengandung zat padat.
 Cara pemasangan Taps untuk orifice
 Flange Taps
Diletakkan pada jarak 1″ didepan dan dibelakang plat orifice. Cara ini paling banyak
dipakai, untuk pipa lebih besar dari 2″. Sedang untuk ukuran pipa dibawah 2″
gunakanlah cara vena contracta taps.
 Vena Contracta Taps
Lobang tekanan tinggi diletakkan pada jarak sebesar diameter dalam pipa didepan plat
orifice sedang lobang tekanan rendah diletakkantitik vena contracta.
Vena contracta adalah sebuah titik pada aliran yang mempunyai tekanan terkecil
sebagai akibat adanya lobang penghalang. letak titik ini tergantung kepada rasio beta.
 Pipe Taps
Untuk mengukur beda tekanan yang permanen dimana jarak lobang tekanan tinggi 2
1/2 D didepan dan lobang tekanan rendah 8D di belakang plat orifice.
Keuntungan cara ini adalah dapat digunakan laju aliran yang lebih rendah dari pada
kemampuan cara flane taps dan vena taps.

h) Flow Nozzle
Flow Nozzle sama halnya dengan plat orifice yaitu terpasang diantara dua flensa. Flow
Nozzle biasa digunakan untuk aliran fluida yang kecil. Karena flow nozzle mempunyai
lubang lebih besar dan kehilangan tekanan lebih kecil daripada plat orifice sehinga flow
nozzle dipakai untuk fluida kecepatan tinggi pada temperatur tinggi dan untuk
penyediaan air ketel. Flow nozzle ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran
yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya. Sedangkan alat untuk
menunjukkan besaran aliran fluida yang diukur atau alat sekundernya adalah berupa
manometer. Pada flow nozzle kecepatan bertambah dan tekanan semakin berkurang
seperti dalam venturi meter. Dan aliran fluida akan keluar secara bebas setelah
melewati lubang flow nozzle sama seperti pada plat orifice. Flow nozzle terdiri dari
dua bagian utama yang melengkung pada silinder.

i) Pitot tubes
Nama pitot tubes datang dari konsensip Henry de Pitot pada tahun 1732. Pitot tubes
mengukur besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda tekanan yang
diberikan oleh kecepatan fluida itu sendiri dapat dilihat pada Gambar diatas, pitot tubes
membutuhkan dua lubang pengukuran tekanan untuk menghasilkan suatu beda
tekanan. Pada pitot tubes ini biasanya fluida yang digunakan adalah jenis cairan dan
gas. Pitot tubes terbuat dari stainless steel dan kuningan.
 Kegunaan Pitot Tube
 Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel.
 Menghitung profil kecepatan aliran pada pipa.
 Aplikasi Pitot Tube
 Mengukur kecepatan pada pesawat (airspeed).
 Altimeter pesawat.
 Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel (terowongan angin).
 Kelebihan
 Susunan sederhana.
 Relatif mudah dan murah.
 Tidak perlu adanya kalibrasi.
 Pressure drop aliran kecil.
 Kekurangan
 Keakuratan rendah untuk beberapa aplikasi.
 Pipa harus lurus dengan kecepatan aliran untuk mendapatkan hasil yang baik.
 Prinsip Kerja
Energi kinetik dikonversikan menjadi static pressure head
 Cara kerja pitot tube adalah:
Pipa yang mengukur tekanan statis terletak secara radial pada batang yang
dihubungkan ke manometer (pstat). Tekanan pada ujung pipa di mana fluida masuk
merupakan tekanan stagnasi (p0). Kedua pengukuran tekanan tersebut dimasukkan
dalam persamaan Bernoulli untuk mengetahui kecepatan alirannya. Sulit untuk
mendapat hasil pengukuran tekanan stagnasi secara nyata karena adanya friksi pada
pipa. Hasil pengukuran selalu lebih kecil dari kenyataan akibat faktor C (friksi
empirik).
4. Differential Pressure Flow Meter ( Head Flow Meter)
Metode pengukuran berdasarkan hukum Bernoulli ( untuk aliran laminair).
Persamaan Bernoulli, untuk aliran seperti diatas:
Z1+(P1/Y)+(-V1^2/2g) = Z2+ (P2/Y)+(V2^2/2g)
Dimana:
Z : tinggi dari permukaan datar.
P : static pressure.
Y : specivic grafity fluida.
V : stream velocity.
g : acceleration.

5. Magnetic flow meter


Biasanya digunakan untuk mengukur flow, dimana untuk alat ukur yang lain banyak
mengalami kesulitan, seperti aliran yang mempunyai viscolitas tinggi, aliran asam yang
korosive, slury ( minyak yang campur pasir, detergent, pulp (bubur kertas) dan
sebagainya.
Kelebihan dari magnetic flow meter adalah:
 Mempunyai sensitivity dan accuracy yang besar, kesalahannya : plus minus 1%
( full scale).
 Dapat digunakan untuk mengukur flow yang rendah sampai pada flow yang
tinggi.
 Dapat digunakan untuk mengukur aliran yang bolak-balik.
 Outputnya linier.

Tubenya terbuat dari metal yang non-magnetic, stainless steel, disebelah dalam
dilapisi neopreme supaya tidak short dengan tegangan yang dihasilkan.
Elektrodanya adalah stainless steel 361 dengan isolasi teflon. Untuk zat-zat yang sangat
korosif, elektrodanya dibuat dari platinum.
 Prinsip kerja
Menurut hukum Faraday untuk induksi magnetik.Tegangan supply (E)yang
disalurkan ke coil, akan membuat medan megnetik (H). Didalam tube-nya akan
mengalir suatu jenis aliran (fluida)yang bergerak pada medan magne dengan kecepatan
V, sedang diameter tube : d. Menurut hukum Faraday : Tegangan (E) yangdiinduksikan
pada elektroda seolah-olah datang dari konduktor sepanjang “d” yang bergerak dengan
kecepatan “V” pada medan magnet “H”. maka tegangan induksinya: E = C.H.d.V
C : Constanta
H,d: constant
Maka :
E~V
Jadi dengan mengukur E atau tegangan, maka kita bisa mengukur V atau kapasitas
aliran yang mengalir pada tube tadi.
6. piston dan spring untuk gas dan cairan.
Jenis pengukur aliran piston menggunakan orifis tabung yang dibentuk oleh piston dan sebuah
kerucut runcing. Piston ditempatkan dibagian dasar kerucut (tidak pada posisi aliran)
oleh kalibrasi spring. Skalanya berdasarkan pada berat jenis 0,84 untuk pengukur minyak dan
1,0untuk pengukur air. Desainnya sederhana dan mudah yang dapat dilengkapi alat
untuk mentransmisikan sinyal listrik yang membuatnya menjadi ekonomis untuk
rotameter untuk mengukur laju alir dan kontrol.
7. Sensor roda pengayuh
Sensor roda pengayuh merupakan pengukur aliran terkenal yang efektif biayanya
untuk air ataufluida seperti air. Beberapa alat ditawarkan dengantambahan alat aliran atau gaya
sisipan.Meteran tersebut, seperti meteran turbin, memerlukan pipa lurus dengan
diameter minimum 10pada saluran masuk dan 5 pada saluran keluar. Bahan kimia yang
cocok harus diperiksa bilatidak menggunakan air. Keluaran pulsa gelombangnya jenis
gelombang sinus dan gelombangkuadratnya namun pengirim transmiternya tersedia
untuk integral a t a u panel mounting. Rotor roda pengayuh tegak lurus terhadap aliran dan
hanya berhubungan dengan penampang lintang aliran yang terbatas.
8. Vortex meters
 Keuntungan utama
kepekannya yang rendah terhadap berbagai kondisiproses dan rendahya pemakaian
relatif terhadap pengukur orifis atau turbin. Juga, biaya awal danperawatannya rendah.

https://www.scribd.com/doc/293993278/Makalah-Pengukuran-Aliran-Ahmad-
Zarkasi

http://jayadi89.blogspot.com/2010/11/pengukuran-flow.html

http://meriwardana.blogspot.com/2012/02/pengukuran-sensor-aliran-fluida-
prinsip.html

http://ichzenk.blogspot.com/2011/03/pengukuran-flow-dengan-orifice-plate.html

http://sjitok.blogspot.com/2014/12/makalah-alat-pengukuran-laju-aliran.html

Anda mungkin juga menyukai