Anda di halaman 1dari 36

Mengapa penting bagi kita untuk

mempelajari pelajaran ini?


Dengan kemajuan teknologi di bidang semikonduktor di tahun
1950 an tidak bisa dihindari bahwa hari-hari transmitter pnumatik
semakin terbatas. Sementara hari ini kita melihat kemajuan yang
serupa dari microprosesor dan komunikasi digital yang mengancam
transmiter elektronik analog, transmiter elektronik analog ini masih
memainkan peran penting di bidang instrumentasi pada saat ini

Tujuannya
Setelah menyelesaikan modul ini kita akan bisa memahami konsep
dasar dari transmiter tekanan elektronik, style, transmisi, dan
metode pengendusan (sensing) dan bisa meng-kalibrasi servis dan
atau memperbaiki sebuah tansmiter
Sasaran

• Mendefinisikan apakah itu transmitter dan bagaimana


perbedaan antara elektronik transmitter dengan
pneumatik transmitter, bersama dengan keuntungan
dan kerugiannya.
• Menjabarkan beberapa tipe dari sensor pengukuran
tekanan dan meringkas diskripsi dari prinsip
operasinya.
• Dapat mengidentifikasi beban yang dibutuhkan,
perhitungan perfoma dan mengidentifikasi detail pada
spesifikasi sheet dari transmitter tersebut.
Transduser dan Transmitter
Sebuah transduser diklasifikasikan sebagai alat yang
meng-konversikan satu bentuk energi ke energi yang
lain. Beberapa contoh transduser adalah :

• Arus ke voltage. Mengubah sebuah sinyal dengan 4-20


miliampere menjadi sinyal dengan 20 sampai 100 kPa.
• Aktuator diafragma. Mengubah tekanan udara menjadi gerakan
mekanis.
• Meter turbin mengubah aliran fluida menjadi gerakan berputar.

Seringkali istilah transduser dikacaukan dengan transmitter


Transmitter dan Converter
Konverter sinyal adalah sebuah instrumen yang menerima satu
tipe sinyal input dan kemudian merubah sinyal tersebut menjadi
bentuk sinyal yang lain di bagian outputnya

Sebuah transmitter merespon terhadap kondisi proses


(tekanan, suhu, aliran, dsb) dengan alat sensor atau
elemen pengendus (sensing element) dan mengubahnya
menjadi nilai transmisi atau sinyal yang distandardkan,
misalnya 4 sampai 20 miliampere atau 20 sampai 100 kPa.
Sebuah transmitter bisa dianggap transduser jenis special,
tetapi bukan sebaliknya
Transmiter pneumatic menawarkan (sampai
sekarang) keuntungan yang bisa dilihat

• Benar-benar aman atau tahan ledakan.


• Bisa dioperasikan dari gas yang bisa ditekan jenis apapun (udara,
gas alam, dsb).
• Merupakan sumber yang baik bagi tenaga tinggi bila
dipergunakan dengan konjungsi dengan diafragma atau aktuator
dengan style piston.
• Mudah dipahami, dicari kesalahannya (trouble shooting) dan
dirawat
Akan tetapi, sistem pneumatic juga mempunyai
kekurangan yang unik

• Karena metode transmisi mempergunakan gas yang bisa ditekan


sebagai medium transmisi, dan biasanya tubing instrument yang
biasanya telah dipergunakan cukup lama, metode transmisi ini
mempunyai ‘lag time’ (waktu penundaan ) pada penerimaan
sinyal akhir. (Dalam beberapa aplikasi control, ini bertindak
sebagai sedikit ‘model yang menyaring suara’ dan dianggap
sebagai keuntungan).
• Sistem pneumatic mula-mula sangat mahal untuk memasangnya
karena biaya yang tinggi dari kompresor udara dan
komponennya.
Akan tetapi pada aplikasi industri saat ini, trendnya adalah menuju
komunikasi dan kontrol komputer. Untuk saling meng-interface atau
menghubungkan sistem pneumatic ke elektronik, peralatan yang mahal
diperlukan, seperti misalnya pengubah tekanan ke arus (pressure to
current converters (P/I) dan pengubah arus ke tekanan (I/P)

Keuntungan utama yang dimiliki transmitter elektronik dibanding pneumatic adalah :

• Waktu transmisi sinyal yang sesaat.


• Kabel dianggap lebih murah daripada tubing tembaga atau
plastic.
• They can easily be electrically interfaced into computer control
systems. Transmiter elektronik bisa dengan mudah di-interface
(dihubungkan) secara elektrik ke sistem kontrol komputer.
• Transmiter elektronik ‘pintar’ bisa semua menggunakan sepasang
kabel listrik yang biasa dipakai.
Basic Transmitter Principles

• Karena ukuran dan kompleksitas plant industri modern, sangat diharapkan plant
memiliki control semua proses dari satu ruang control sentral. Point-point
pengukuran variabel, seperti aliran dan tekanan diletakkan tersebar pada semua
fasilitas, jadi beberapa alat harus dipergunakan untuk mengirim suatu daya untuk
mengetahui tentang ukuran dan identitas dari variable proses.
• Transduser yang memancarkan (transmitting) adalah alat yang mengubah
variabel yang diukur menjadi sinyal yang bisa di-transmit (pancarkan), sehingga
bisa diterima oleh alat yang mengindikasikan, merekam dan mengontrol dari
jarak jauh. Elemen pengendus yang utama membentuk bagian dari alat
transmisi. Output dari sensor-sensor ini memposisikan (menempatkan) alat
mekanik atau listrik yang mengakibatkan output elektrik atau pneumatic yang
berhubungan dari instrumen
Basic Transmitter Principles

• Pemilihan apakah akan menggunakan transmitter pneumatic atau


elektrik tergantung pada sifat variabel dan jarak sinyal harus
dipancarkan (transmit). Transmisi dari sinyal pneumatik terbatas
jaraknya tidak melebihi 200 m sementara sinyal elektrik bisa
ditransmit pada jarak yang lebih jauh dan lebih mudah
diaplikasikan ke kontrol yang menggunakan komputer
• Transmisi yang secara universal bisa diterima adalah transmisi
yang menggunakan loop arus dengan sinyal arus dalam kisaran
milliamp. Sementara bermacam-macam kisaran telah digunakan
pada beberapa waktu, standard saat ini adalah kisaran 4-20mA
yang merefleksikan kisaran proses 0-100% dari variabel yang
diukur.
Element-element Pengendalian

• Primary element (Sensor)


• Secondary element (transmitter/transducer)
• Control element (controller)
• Final element (control valve)
Transmitter
• Merupakan secondary element dari suatu loop
pengendalian yang berfungsi mengubah besaran phisis
yang dihasilkan oleh sensing element (transducer) ke
dalam signal standard kemudian ditransmisikan ke
peralatan instrument yang lainnya sebanding dengan
besara phisis yang diterimanya.

Signal standard yang dihasilkan transmitter adalah :


- Pneumatic : 3 ~ 15 psi atau 0,2 ~ 1,0 kg/cm2
- Electric : 4 ~ 20 mA DC dan 1 – 5 V DC
Peralatan instrument penerimna signal dari
transmitter antara lain :
• Indicator
– adalah peralatan instrument yang dapat langsung menunjukkan hasil
pengukuran besaran proses yang sedang berjalan.
• Recorder
– adalah peralatan instrument selain dapat menunjukkan hasil pengukuran
besaran proses yang sedang berjalan juga dapat mencatat hasil
pengukuran besaran proses yang sedang berjalan maupun besaran proses
yang sudah berjalan.
• Controller
– adalah peralatan instrument yang mengatur jalanya proses agar suatu
besaran proses tetap berada pada posisi yang diinginkan (Set Point) dan
akan memberikan koreksi apabila ada perbedaan besaran proses yang
diatur dengan set point-nya sesuai dengan aksi dan mode control-nya
Jenis-jenis transmitter dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu :

• Blind transmitter (standard transmitter) adalah transmitter


yang tidak dilengkapi dengan tampilan hasil pengukuran,
tetapi hanya melakukan pengukuran besaran phisis yang
diterimanya dan mentransmisikan hasil pengukuran ke
dalam signal standar sebanding dengan besaran phisis
yang diterimanya.
• Indicator Transmitter adalah transmitter disamping
melakukan pengukuran besaran phisis yang diterimanya
dan mentransmisikan hasil pengukuran ke dalam signal
standar sebanding dengan besaran phisis yang diterimanya
juga dapat menunjukkan hasil pengukurannya.
ELECTRONIC TRANSMITTER

• Adalah peralatan instrumentasi yang menerima


besaran phisis yang berasal dari sensing element,
selanjutnya merubah (mengkonversikan) dan
mentransmisikan besaran tersebut ke dalam
signal standard electric yaitu 4 ~ 20 mA DC atau
10 ~ 50 mA DC dan besarnya sebanding dengan
besaran yang diterimanya.
THERMOCOUPLE
•• Thermocouple
Thermocouple terbuat
terbuat dari
dari dua
dua materi
materi kawat
kawat berbeda
berbeda yang
yang
digabungkan
digabungkan pada
pada sebuah
sebuah titik
titik yang
yang disebut
disebut titik
titik panas
panas
(hot
(hot junction)
junction) .Lihat
.Lihat Gbr:10.1.
Gbr:10.1. Kawat-kawat
Kawat-kawat tersebut
tersebut terbuat
terbuat
dari
dari type
type combinasi
combinasi logam
logam yang
yang berbeda
berbeda sesuai
sesuai dengan
dengan
range
range temperatur
temperatur dimana
dimana merekamereka akan
akan beroperasi.
beroperasi.
Thermocouple
Thermocouple mempunyai
mempunyai respon
respon yang
yang cepat
cepat terhadap
terhadap
perubahan
perubahan tenperatur
tenperatur dandan temperatur
temperatur yang
yang terdeteksi
terdeteksi
dihasilkan
dihasilkan oleh
oleh peningkatan
peningkatan arus arus yang
yang kecil
kecil dalam
dalam
rangkaian
rangkaian thermocouple.
thermocouple.
THERMOCOUPLE

• Sekalipun pendeteksian ini bersifat analog, thermocouple


umumnya merupakan bagian dari peralatan control
temperatur solid state yang menggerakkan internal
contaktor kekeadaan menutup atau membuka setelah
setting temperatur yang terdeteksi (Gbr:10.2).
THERMOCOUPLE
• Alat control ini memerlukan sumber daya untuk beropersi dan
sambungan perkabelannya dapat dilihat seperti pada Gbr(10.3). Jika
setting temperaturnya tercapai, kontaktor yang normal terbuka akan
menutup dan yang normal tertutup akan terbuka. Selain thermocouple,
kontrol temperatur solid state dapat juga digunakan seperti RTD atau
detector tahanan temperatur dan thermistor. Temperatur switch
tersedia dalam rating yang mampu mengukur mulai dari 300 derajat
Fahreinheit hingga 1300 derajat F.
TRANSMITTER TEKANAN ABSOLUT
• Konstruksi dasar dari transmitter tekanan absolute :
– Elemen perasa : dalam hal ini adalah sebuah diafragma.
– Sistem keseimbangan momen : berupa system tuas , bellow , dan pegas.
– Relay yang akan menghasilkan sinyal keluaran 3 – 15 psig (0.2 – 1.0 kg/cm 2 ).
Cara kerja transmitter jenis ini adalah sebagai
berikut.
Tekanan yang diukur memberikan gaya pada Katup Sumber udara
diafgrama. Karena ruangan dibelakang diafragma tekanan

tersebut dihampakan dan ditutup maka tekanan yang relay

diukur tersebut merupakan tekanan absolute. Flapper nozzle

Diafragma mengembang kekanan dan menarik ujung output


bawah dari batang gaya (force bar) kekanan. Karena Sekrup range
batang gaya tersebut ditumpu oleh penyekat Batang gaya Batang range
diafragma, maka ujung atas dari batang gaya akan
bergerak kekiri bellow

Ujung atas batang gaya melalui suatu penghubung Penyetelan referensi


lentur, menarik ujung atas batang range (range bar)
kekiri sehinga flapper mendekati nozzle
Keluaran relay akan naik dan tekanan ini diumpan flexure
balikkan ke bellow dan kemudian menekan ujung Kapsul diafgrama
bawah batang range yang berarti melawan gaya pada
diafragma. Tekanan yang diukur

Akhirnya tercapai keadaan keseimbangan yang baru,


keluaran relay yang juga merupakan keluaran Transmitter tekanan absolute digunakan untuk merobah tekanan
transmitter akan sebanding dengan tekanan absolute absolute (hasil pengukuran ) menjadi sinyal pneumatic ( 3-15 psig ).
yang dukur.
TRANSMITTER TEKANAN GAUGE
• Kronstruksi dasra dari transmitter tekanan gauge terdiri dari 3 bagian :
– Elemen perasa berupa sebuah bellow.
– Sistem keseimbangan momen, dalam hal ini adalah system tuas, bellow dan pegas
– Relay yang akan menghasilkan sinyal keluaran 0.2 – 1.0 kg/cm 2

Katup Sumber udara


tekanan
relay
Flapper nozzle
Cara kerjanya sama dengan transmitter tekanan
output
Sekrup range
absolute. Perbedaannya terletak pada besaran
Batang gaya Batang range yang diukur. Pada transmitter tekanan gauge,
bellow
ruangan dibelakang bellow pengukur tidak
Penyekat diafgram
Zero adjustment
ditutup dan dihampakan, tetapi dihubungkan
Kapsul bellow
dengan udara luar sehingga yang diukur
merupakan tekanan gauge
Tekanan masuk flexure

Transmitter tekanan gauge digunakan untuk merubah besaran tekanan gauge hasil pengukuran.
Misalnya tekanan gauge dari suatu tangki yang terbuka menjadi sinyal pneumatic 3-15 psig ( 0.2 –
1.0 kg/cm 2 )
Transmitter tekanan differensial
(DP Transmitter)

• Transmitter tekanan differensial digunakan untuk mengukur


perbedaan tekanan, terutama dalam pengukuran aliran (flow),
dimana pada elemen-elemen orifice atau venturi ditimbulkan
beda tekanan.
• Transmitter ini akan merubah tekanan differensial menjadi sinyal
pneumatic 0.2 – 1.0 kg/cm2 untuk dikirim ke controller atau
recorder maupun indicator.
Definisi Converter Signal
• Pada suatu lup pengontrolan proses, sinyal adalah yang
menggambarkan atau mewakili dari suatu nilai proses, nilai set
point, nilai output kontroler dan lain-lain, yang secara terus
menerus melewati suatu komponen yang satu ke komponen yang
lain pada lup pengontrolan tersebut. Namun, komponen-
komponen yang ada pada lup pengontrolan tidak semuanya
menggunakan sinyal yang sama. Konverter sinyal adalah sebuah
instrumen yang menerima satu tipe sinyal input dan kemudian
merubah sinyal tersebut menjadi bentuk sinyal yang lain di
bagian outputnya.
• Converter signal sering disebut ”transduser”, yang berarti bahwa
satu jenis sinyal ditransfomasikan menjadi bentuk sinyal yang
lain. Transduser mempunyai arti yang luas. Pressure gage yang
telah umum dikenal juga diklasifikasikan sebagai tranduser, atau
termasuk juga differential pressure transmitter. Dalam modul ini
kita akan menggunakan konverter sinyal dengan istilah
”transduser”.
Tujuan Converter Signal
• Tujuan utama tranduser adalah mengambil satu tipe sinyal seperti
sinyal listrik 4 – 20 mA dan merubahnya menjadi sinyal pneumatik 3 –
15 psi. Ada banyak tipe transduser yang digunakan di bidang
instrumentasi. Banyak jenis konverter sinyal contoh, konverter sinyal
dari arus menjadi pneumatik, dari tegangan menjadi arus, dari arus
menjadi tegangan, dari pneumatik menjadi arus dan konverter sinyal
analog menjadi sinyal digital.
• Transmiter umumnya mempunyai output sinyal mA dan kemudian
sinyal ini dikirim ke kontroler. Sedang kan kontroler, biasanya
menggunakan sinyal input 1-5 volt, sehingga sinyal transmiter 4 – 20
mA tersebut harus dirubah menjadi sinyal 1-5 Volt agar bisa digunakan
kontroler.
• Hal ini dapat dilakukan oleh transduser yang paling sederhana dibidang
instrumentasi yaitu dengan resistor beban yang presisi 250 Ω.
Simbol Tipe ISA untuk Transduser

1 2 3 4
I/P TY 100

• Simbol pertama dari sebelah kiri menunjukkan transduser arus menjadi


pneumatik yang beroperasi pada lup pengontrolan temperatur. Simbol
T untuk temperatur dan simbol Y singkatan dari transduser. Peralatan
ini sedang beroperasi pada loop “100”, angka loop tidak memiliki arti
khusus kecuali untuk menunjukkan lup kontrol khusus. Temperatur
transduser diidentifikasi sebagai transduser dari arus ke pneumatik
dengan simbol “I/P dalam kotak. “I” adalah huruf yang
melambangkan arus dan “P” adalah huruf yang melambangkan
tekanan. Simbol pada kotak segi empat memiliki “I” sebagai huruf
pertama karena arus adalah input ke transduser, oleh karena itu, huruf
tersebut merupakan huruf awal. Simbol pada kotak segi empat
memiliki hurf “P” sebagai huruf kedua karena tekanan adalah output
yang berasal dari transduser, dan oleh karena itu, merupakan huruf
berikutnya.
E/I LY 200

• Simbol kedua dari sebelah kiri menunjukkan transduser dari


tegangan ke arus yang beroperasi pada lup kontrol level. “L”
adalah singkatan dari level dan “Y” adalah sinkatan dari
transduser. Instrumen ini beroperasi pada lup “200”, angka lup
ini tidak memiliki makna khusus kecuali dengan menunjukkan
lup kontrol khusus. Transduser Level diidentifikasi sebagai
transduser dari tegangan ke arus dengan simbol “E/I” dalam
kotak segi empat. “E” adalah huruf yang menunjukkan tegangan
dan “I” adalah huruf yang menunjukkan arus. Simbol E yang ada
dalam kotak segi empat fungsinya sebagai huruf pertama karena
tegangan adalah input ke transduser, oleh karena itu, merupakan
huruf pertama. Simbol “I” yang ada dalam kotak segi empat
adalah huruf kedua karena arus adalah output dari transducer.,
dan oleh karena itu, menjadi huruf berikutnya
 FY 300
 Simbol ketiga dari sebelah kiri menunjukkan transduser extraktor yang
berakar kwadrat (atau transduser penghilang akar kwadrat) yang
beroperasi pada lup kontrol flow. Huruf “F” adalah singkatan dari
aliran atau Flow dan “Y” adalah singkatan dari transduser. Instrumen
ini beroperasi pada lup “300”, angka lup ini tidak memiliki makna
khusus kecuali untuk menunjukkan lup kontrol khsusus. Transducer
flow diidentifikasi sebagai extrakor berakar kwadrat yang diberi simbol
“” dalam kotak segi empat. “” adalah simbol yang menunjukkan
ekstraksi akar kwadrat. Extraktor akar kwadrat adalah transduser
khusus yang harus digunakan untuk flow meter beda tekanan. Beda
tekanan merupakan indikasi dari ”kwadrat” aliran. Untuk mendapat
sinyal aliran linier, akar kwadrat sinyal output yang berasal dari
differential pressure transmitter yang biasanya mengukur aliran
misalnya melalui pelat orifice, maka hal itu harus dilakukan. Sinyal
output yang berasal dari ekstraktor akar kwadrat secara langsung
berhubungan dengan aliran linier atau aliran sesungguhnya.
I/F PY 400

 Simbol keempat dari sebelah kiri menunjukkan transduser dari arus


menjadi frekwensi atau pulsa yang beroperasi pada lup kontrol
tekanan. “P” merupakan singkatan dari tekanan atau pressure dan “Y”
merupakan singkatan dari transduser. Instrumen ini beroperasi pada
lup “400”, angka lup ini tidak memiliki makna khusus kecuali untuk
menunjukkan lup kontrol khsusus. Transduser tekanan diidentifikasi
sebagai transduser arus menjadi pulsa dengan simbol ”I/F” dalam
kotak segi empat. ”I” berarti arus dan ”F” adalah huruf untuk
frekuensi atau pulsa. Simbol dalam kotak segi empat mempunyai huruf
”I” sebagai huruf pertama karena arus adalah sebagai input transduser
dan oleh karena itu, menjadi simbol awal. Simbol “F” pada kotak segi
empat adalah sebagai huruf kedua karena pulsanya adalah output dari
transduser, dan oleh karena itu, menjadi huruf berikutnya.
Transduser dari Arus menjadi Tekanan

Gambar 2. dilembar sebelumnya merupakan diagram sederhana dari transduser I/P. Transduser ini menggunakan
kumparan yang digerakkan secara listrik, dengan diberi power berupa sinyal input 4-20 mA ke posisi asembli
pneumatik flapper nozzle. Posisi flapper yang berhubungan dengan nozzle akan menambah atau menurunkan
tekanan output transduser. Jika flapper lebih dekat ke nozzle, maka tekanan output bertambah., jika transduser
diposisikan menjauhi dari nozzle, maka tekanan output diturunkan
Cara Kerja Transducer
• Cara kerja transduser ini dengan prinsip kesetimbangan gaya. Hal ini memberikan arti
bahwa gaya yang dibangkitkan oleh sinyal arus pada kumparan (arus membangkitkan
gaya magnet) berlawanan dengan gaya pneumatik yang dibangkitkan oleh asembli
flapper nozzle yang mana digunakan pada bellow umpan balik. Kedua gaya ini
berlawanan antara satu dengan yang lain dan akhirnya akan seimbang satu dengan yang
lainnya. Walaupun tidak digambarkan diatas, namun sinyal output dapat disetel untuk
zero dan spannya, oleh karena itu, sinyal input 4-20 mA dapat dirubah secara seimbang
menjadi sinyal input 3-15 psi (20 -100 kPa).
• Penyetelan zero dan penyetelan span biasanya menggunakan dua sekrup bertempat
dibawah penutup instrumen dan diidentifikasi sebagai (Z = zero, dan S = Span).
• Transduser I/P tidak memerlukan suplai listrik selain sinyal input 4-20 mA. Hal ini
memerlukan supplai udara secukupnya untuk membangkitkan tekanan output
miksimum 15 psi. Udara yang disuplai ke transduser biasanya dengan ukuran 20 psi.
• Setiap manufaktur menggunakan metode yang berbeda untuk merubah sinyal arus
menjadi sinyal penumatik, sehingga diagram diatas tidak dapat dipakai untuk semua
transduser I/P. Diagram diatas dapat dipakai untuk cara kerja transduser I/P buatan
Foxboro.
• Pabrik pembuat akan memberikan manual untuk menjelaskan prinsip kerja yang
digunakan.
Transduser dari Tekanan menjadi Arus (P/I)

• Penyetelan seting span dan zero diperlihatkan pada gambar diatas. Diagram tersebut
merupakan representasi yang sederhana dan harus dicatat bahwa transducer P/I adalah
sedikit lebih susah
Cara Kera Transducer P/I
• Prinsip kerja transduser dijelaskan dengan deskripisi dibawah ini. Sinyal input
tekanan yang berubah-ubah digunakan pada bellow seperti yang ditunjukkan
pada diagram. Bellow memanjang dan mengerut adalah bellow yang
menggerakkan detektor pelat lebih dekat atau lebih jauh dari detektor. Pada
dasarnya detektor merupakan transformer tegangan AC dan pada saat
detektor pelat bergerak lebih dekat ke sisi sekunder transformer, maka
tegangan yang terinduksi pada sisi sekunder akan bertambah. Tegangan AC
yang terinduksi ini, pada gilirannya dirubah menjadi arus DC yang menjadi
sinyal output transduser.
• Arus output DC juga dikirimkan ke transduser penyambung yang
memberikan umpan balik ke transduser dalam bentuk penambahan kuat
medan magnet yang dibangkitkan dengan transduser penyambung. Pada
transduser I/P, didesain dengan cara kerja menggunakan prinsip
keseimbangan gaya. Gaya yang digunakan pada bellow input membangkitkan
output yang lebih besar yang mana digunakan pada arah yang berlawanan
dengan gaya input. Pada akhirnya, input yang berlawanan dan gaya output
akan menyeimbangkan antara yang satu dengan yang lain dan menstabilkan
nilai yang baru.
Kalibrasi dan Pemeliharaan Transduser

• Sinyal output yang berasal dari sebuah transduser, seperti halnya instrument yang lain
perlu kalibrasi setiap saat. Output yang berasal dari transduser harus memiliki
hubungan sebanding secara linier dengan input. Hal ini berarti bahwa apabila input
nilainya berubah-ubah, maka output harus berubah secara linier dan secara
proporsional diseluruh rangenya.
• Sumber input akan diubah bervariasi antara 4 dan 20 mA dimana hal ini merupakan
range input untuk transduser I/P.
• Dengan range input 4-20 mA, maka kita mengharapkan untuk dapat melihat output 3-
15 psi (20 -100 kPa) sebagaimana nilai output yang diharapkan oleh transducer.
Prosedur Kalibrasinya adalah sebagai berikut :

• Penyetelan Zero
– Gunakan sinyal input 4 mA, dengan unit transmisi atau lup
kalibrator yang sama hubungkan ke transduser dan periksa
sinyal output pada tekanan standar. Sinyal ini harus terbaca 3
psig (20 kPa). Tergantung pada model dan buatan mana
transducer tersebut, maka akan ada sekrup penyetelan zero
yang terletak pada transduser I/P yang dapat dilihat.
– Setel zero jika perlu.
Jika indikator zero ”hidup” hal ini berarti bahwa nilai
terendah output tidak nol tetapi diatas nol. Dalam sinyal
pneumatik nol ”hidup” berarti 3 psi atau 20 kPa (efektif).
Dalam sinyal arus nol ”hidup” berarti bukan nol mA tetapi 4
mA.
Prosedur Kalibrasinya adalah sebagai berikut :

• Penyetelan Span
– Prosedur berikut adalah memeriksa nilai range teratas
dari output dan menyetel jika perlu.
– Gunakan sinyal 20 mA dari Kalibrator lup dihubungkan
ke input transduser dan periksa output tekanan
standarnya.
– Harus terbaca 15 psig (100kPa).
– Setel seting span jika perlu.
– Tergantung transduser tersebut buatan dan model apa,
maka akan ada letak sekrup yang digunakan untuk
menyetel mekanisme transduser I/P.
– Setel sekrup span tersebut sampai nilai output mencapai
15 psig (100 kPa).
Prosedur Kalibrasinya adalah sebagai berikut :

• Perlu diingat bahwa zero dan span adalah saling mempengaruhi


sehingga kedia penyetelan harus diperiksa beberapa kali sampai
tercapai kesetimbangan yang sebenarnya.
• Sinyal output harus diperiksa secara linier setiap 25% dari nilai
inputnya. Hal ini berarti bahwa output tidak tejadi penyimpangan
dari hubungan linier tersebut dengan adanya input pada nilai
akurasi yang telah ditetapkan untuk instrumen tersebut. Beberapa
instrumen memiliki penyetelan linearitas yang dapat diset jika ada
masalah linearitas. Sebagian besar transduser kemungkinannya
tidak melakukan hal ini. Penjelasan yang lebih mendetail secara
umum tentang prinsip-prinsip dan metode kalibrasi bisa didapat
pada modul yang lain.
• Lembaran kalibrasi harus diisi dengan benar agar menjadi
dokumen kalibrasi instrumen tersebut dan setiap instrumen yang
diservis di pabrik.
Pemeliharaan
• Sebagian besar transducer bergabung dengan sebagian besar komponen elektronik
pada konstruksinya. Pemeriksaan komponen secara visual, maka papan rangkaian dan
wiring harus dibuat. Jika ada cacat pada rangkaian tersebut, maka harus diperbaiki atau
diganti jika perlu. Lagi pula, kemungkinan disarankan untuk mengirim unit ke depot
perbaikan dari manufaktur untuk troobleshooting dan perbaikan komponen elektronik
jika perlu.
• Sebagian besar transduser bergabung dengan asembli flapper nozzle pneumatik dan
komponen pneumatik yang lain dalam konstruksinya. Komponen ini dapat diperiksa
jika bocor, diaphragma yang rusak atau gasket, nozzle dan orifice yang tersumbat.
Komponen pneumatik ini biasanya dapat diperbaiki di tempat kerja jika suku
cadangnya masih tersedia. Namun pemahaman seluruh prinsip kerja sangat diperlukan
untuk mencapai tujuan ini.
• Biasanya harus dikonsultasikan dengan literatur manufaktur baik sebelum dan ketika
mencoba memperbaiki komponen instrumen tersebut. Biasanya cukup mendetail
sehingga memungkinkan pengetahuan personil dapat mengatasi masalah perbaikan
tersebut.
• Salah satu pertimbangan yang sangat penting pada komponen pneumatik adalah untuk
memastikan bahwa sumber udara kering dan bersih untuk mengoperasikan intrumen-
instrumen ini. Banyak masalah yang berhubungan dengan catu daya pneumatik dan
dapat dikurangi jika pertimbangan ini dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai