Tujuannya
Setelah menyelesaikan modul ini kita akan bisa memahami konsep
dasar dari transmiter tekanan elektronik, style, transmisi, dan
metode pengendusan (sensing) dan bisa meng-kalibrasi servis dan
atau memperbaiki sebuah tansmiter
Sasaran
• Karena ukuran dan kompleksitas plant industri modern, sangat diharapkan plant
memiliki control semua proses dari satu ruang control sentral. Point-point
pengukuran variabel, seperti aliran dan tekanan diletakkan tersebar pada semua
fasilitas, jadi beberapa alat harus dipergunakan untuk mengirim suatu daya untuk
mengetahui tentang ukuran dan identitas dari variable proses.
• Transduser yang memancarkan (transmitting) adalah alat yang mengubah
variabel yang diukur menjadi sinyal yang bisa di-transmit (pancarkan), sehingga
bisa diterima oleh alat yang mengindikasikan, merekam dan mengontrol dari
jarak jauh. Elemen pengendus yang utama membentuk bagian dari alat
transmisi. Output dari sensor-sensor ini memposisikan (menempatkan) alat
mekanik atau listrik yang mengakibatkan output elektrik atau pneumatic yang
berhubungan dari instrumen
Basic Transmitter Principles
Transmitter tekanan gauge digunakan untuk merubah besaran tekanan gauge hasil pengukuran.
Misalnya tekanan gauge dari suatu tangki yang terbuka menjadi sinyal pneumatic 3-15 psig ( 0.2 –
1.0 kg/cm 2 )
Transmitter tekanan differensial
(DP Transmitter)
1 2 3 4
I/P TY 100
Gambar 2. dilembar sebelumnya merupakan diagram sederhana dari transduser I/P. Transduser ini menggunakan
kumparan yang digerakkan secara listrik, dengan diberi power berupa sinyal input 4-20 mA ke posisi asembli
pneumatik flapper nozzle. Posisi flapper yang berhubungan dengan nozzle akan menambah atau menurunkan
tekanan output transduser. Jika flapper lebih dekat ke nozzle, maka tekanan output bertambah., jika transduser
diposisikan menjauhi dari nozzle, maka tekanan output diturunkan
Cara Kerja Transducer
• Cara kerja transduser ini dengan prinsip kesetimbangan gaya. Hal ini memberikan arti
bahwa gaya yang dibangkitkan oleh sinyal arus pada kumparan (arus membangkitkan
gaya magnet) berlawanan dengan gaya pneumatik yang dibangkitkan oleh asembli
flapper nozzle yang mana digunakan pada bellow umpan balik. Kedua gaya ini
berlawanan antara satu dengan yang lain dan akhirnya akan seimbang satu dengan yang
lainnya. Walaupun tidak digambarkan diatas, namun sinyal output dapat disetel untuk
zero dan spannya, oleh karena itu, sinyal input 4-20 mA dapat dirubah secara seimbang
menjadi sinyal input 3-15 psi (20 -100 kPa).
• Penyetelan zero dan penyetelan span biasanya menggunakan dua sekrup bertempat
dibawah penutup instrumen dan diidentifikasi sebagai (Z = zero, dan S = Span).
• Transduser I/P tidak memerlukan suplai listrik selain sinyal input 4-20 mA. Hal ini
memerlukan supplai udara secukupnya untuk membangkitkan tekanan output
miksimum 15 psi. Udara yang disuplai ke transduser biasanya dengan ukuran 20 psi.
• Setiap manufaktur menggunakan metode yang berbeda untuk merubah sinyal arus
menjadi sinyal penumatik, sehingga diagram diatas tidak dapat dipakai untuk semua
transduser I/P. Diagram diatas dapat dipakai untuk cara kerja transduser I/P buatan
Foxboro.
• Pabrik pembuat akan memberikan manual untuk menjelaskan prinsip kerja yang
digunakan.
Transduser dari Tekanan menjadi Arus (P/I)
• Penyetelan seting span dan zero diperlihatkan pada gambar diatas. Diagram tersebut
merupakan representasi yang sederhana dan harus dicatat bahwa transducer P/I adalah
sedikit lebih susah
Cara Kera Transducer P/I
• Prinsip kerja transduser dijelaskan dengan deskripisi dibawah ini. Sinyal input
tekanan yang berubah-ubah digunakan pada bellow seperti yang ditunjukkan
pada diagram. Bellow memanjang dan mengerut adalah bellow yang
menggerakkan detektor pelat lebih dekat atau lebih jauh dari detektor. Pada
dasarnya detektor merupakan transformer tegangan AC dan pada saat
detektor pelat bergerak lebih dekat ke sisi sekunder transformer, maka
tegangan yang terinduksi pada sisi sekunder akan bertambah. Tegangan AC
yang terinduksi ini, pada gilirannya dirubah menjadi arus DC yang menjadi
sinyal output transduser.
• Arus output DC juga dikirimkan ke transduser penyambung yang
memberikan umpan balik ke transduser dalam bentuk penambahan kuat
medan magnet yang dibangkitkan dengan transduser penyambung. Pada
transduser I/P, didesain dengan cara kerja menggunakan prinsip
keseimbangan gaya. Gaya yang digunakan pada bellow input membangkitkan
output yang lebih besar yang mana digunakan pada arah yang berlawanan
dengan gaya input. Pada akhirnya, input yang berlawanan dan gaya output
akan menyeimbangkan antara yang satu dengan yang lain dan menstabilkan
nilai yang baru.
Kalibrasi dan Pemeliharaan Transduser
• Sinyal output yang berasal dari sebuah transduser, seperti halnya instrument yang lain
perlu kalibrasi setiap saat. Output yang berasal dari transduser harus memiliki
hubungan sebanding secara linier dengan input. Hal ini berarti bahwa apabila input
nilainya berubah-ubah, maka output harus berubah secara linier dan secara
proporsional diseluruh rangenya.
• Sumber input akan diubah bervariasi antara 4 dan 20 mA dimana hal ini merupakan
range input untuk transduser I/P.
• Dengan range input 4-20 mA, maka kita mengharapkan untuk dapat melihat output 3-
15 psi (20 -100 kPa) sebagaimana nilai output yang diharapkan oleh transducer.
Prosedur Kalibrasinya adalah sebagai berikut :
• Penyetelan Zero
– Gunakan sinyal input 4 mA, dengan unit transmisi atau lup
kalibrator yang sama hubungkan ke transduser dan periksa
sinyal output pada tekanan standar. Sinyal ini harus terbaca 3
psig (20 kPa). Tergantung pada model dan buatan mana
transducer tersebut, maka akan ada sekrup penyetelan zero
yang terletak pada transduser I/P yang dapat dilihat.
– Setel zero jika perlu.
Jika indikator zero ”hidup” hal ini berarti bahwa nilai
terendah output tidak nol tetapi diatas nol. Dalam sinyal
pneumatik nol ”hidup” berarti 3 psi atau 20 kPa (efektif).
Dalam sinyal arus nol ”hidup” berarti bukan nol mA tetapi 4
mA.
Prosedur Kalibrasinya adalah sebagai berikut :
• Penyetelan Span
– Prosedur berikut adalah memeriksa nilai range teratas
dari output dan menyetel jika perlu.
– Gunakan sinyal 20 mA dari Kalibrator lup dihubungkan
ke input transduser dan periksa output tekanan
standarnya.
– Harus terbaca 15 psig (100kPa).
– Setel seting span jika perlu.
– Tergantung transduser tersebut buatan dan model apa,
maka akan ada letak sekrup yang digunakan untuk
menyetel mekanisme transduser I/P.
– Setel sekrup span tersebut sampai nilai output mencapai
15 psig (100 kPa).
Prosedur Kalibrasinya adalah sebagai berikut :