TERMOKOPEL
Pendahuluan
Pada tahun 1821, Ilmuwan Jerman
bernama Thomas Johann Seebeck
melakukan percobaan sebagai berikut:
A A
E
Ti A Cu
Voltmeter
B Cu
Measuring Junction Reference Junction
Perbandingan antara termometer tahanan dgn termokopel
Parameter Termometer Tahanan Termokopel
Akurasi/Ketidakpastian Lebih Akurat Kurang Akurat
Rentang Ukur Lebih Sempit Lebih Luas
Stabilitas Bagus Sedang
Harga Lebih Mahal Lebih Murah
= Sa(T)dT
t2 t1 t3 VAB
Cu
A
Perhitungan tegangan Seebeck termokopel
V = A B = [SA SB] dT
V = a1(t2-t1) + a2(t2-t1)+.an(t2-t1)
Tipe Diameter
Kawat
3.25 1.53 0.81 0.51 0.33
B - - - 1705 -
E 871 649 538 427 427
J 760 593 482 371 371
K 1260 1093 982 871 871
R - - - 1482 -
S - - - 1482 -
T - 371 260 204 204
*ASTM E-230-96: Suhu diatas dicapai dgn memasang insulasi keramik yg
tertutup pada satu ujung. Suhu yg lebih tinggi dapat dicapai dgn
kompensasi umur dan kestabilan termokopel
Kode Warna termokopel dgn isolasi duplex*
Warna Bungkus
10 0.055 0.061 0.067 --- --- --- --- 0.101 0.107 0.113
20 0.113 0.119 0.125 --- --- --- --- 0.161 0.167 0.173
.. ---- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
. ---- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
. ---- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
100 0.646 0.653 0.661 --- --- --- --- 0.705 0.713 0.720
110 0.720 0.727 0.735 --- --- --- --- 0.780 0.788 0.795
120 ---- --- --- --- 0.826 0.834 --- --- --- ---
. ----- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Penentuan koefisien Seebeck dari
tabel acuan
Vx DVM
Vb
t1 =0
Vx Cu
Va
tx
ta tx tb
Contoh Pengukuran dgn sambungan acuan 0C
Harga tx yang sebenarnya dapat dicari dengan
cara interpolasi dgn asumsi bahwa untuk
interval suhu 1C hubungan antara V dan t
adalah linear. Dari grafik gambar 5 dpt
dituliskan persamaan Sbg:
tx - ta = Vx - Va
tx - tx Vb - Va
Jadi,
tx = ta +(tb - ta)x Vx - Va
Vb - Va
= 109 +(1)x 0.715 - 0.713
0.720 - 0.713
= 109,29C
Penggunaan tabel acuan apabila 0C
Persamannya:
T T tref
S (T )dT
0 tref
S (T )dT S (T )dT
0
Switch DVM
Titik es
Tabel dibawah ini memperlihatkan hasil kalibrasi berikut
perhitungan koreksinya. Kolom I adalah set point
media kalibrasi. Nilai tersebut tidak harus tercapai
secara akurat, tetapi media harus stabil pada
suhu sekitar set point.
. . . .
100 4076 645 1 646 100 4096 20
.
Kolom II dan III adalah hasil pembacaan
DVM utk kedua termokopel. Pembacaan
biasanya dilakukan lima kali dan hitung
rata-ratanya. Kolom IV adalah koreksi
luaran termokopel standar yang nilainya
di dapatkan dari sertifikat kalibrasi
termokopel. Kolom V adalah hasil
penjumlahan kolom II dan IV disebut
nilai terkoreksi.
Kolom VI di dapatkan dgn melakukan
konversi nilai tegangan pada kolom V
ke besaran suhu disebut suhu acuan,
Tstd. Kolom VII adalah hasil konversi
nilai suhu pada kolom VI
menggunakan tabel termokopel tipe K
disebut tegangan acuan, Vref. Kolom
VIII selisih antara tegangan acuan dgn
tegangan termokopel.
Kalibrasi biasanya dilakukan pada 5-8 titikukur, misalnya 400C,
600C, 800C,1000C. Untuk mendapatkan koreksi pada nilai
suhu yang lain, melakukan interpolasi Tstd thd koreksi
Perhitungan Ketidakpastian Koreksi
No. Sumber Ketidakpastian Tipe A + B*t
1 Pengukuran Berulang A + 0
2 Regresi A + 0
3 Sertifikat Standar B +
4 Sertifikat DVM (std) B + 0
5 Sertifikat DVM (test) B + 0
6 Distribusi media B + 0
7 Titik es (std) B + 0
8 Titik es (test) B + 0
9 Ketidakseragaman termokopel B 0 + 0,001