PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KONTROL & PROTEKSI
1.1.1 Kontrol
Kontrol disini diartikan sebagai seperangkat rangkaian peralatan yang umumnya terdiri
dari rangkaian pengawatan yang dirangkai secara seri atau paralel dengan / terhadap
peralatan lain misal tombol tekan ON / OFF, Kontraktor, Rele Kontraktor, Magnetic
Kontraktor, Timer-timer dan sebagainya yang dapat mengendalikan peralatan Mesin dan
Generator beserta peralatan bantu lainnya pada SPD.
Seperti menghidupkan & mematikan mesin/alat bantu, mengatur beban & frekuensi,
memasukkan & melepas PMT dan sebagainya.
1.1.2 Proteksi
Proteksi adalah rangkaian kontrol yang dilengkapi dengan suatu peralatan pendeteksi
batasan-batasan pengoperasian SPD pada batas aman dan tidak aman.
Pada kenyataannya sistem kontrol dan sistem proteksi serta sistem instrumen
digabungkan menjadi satu pada panel kontrol.
Instrumen sendiri adalah peralatan indikator yang bekerja atas dasar besaran-besaran
yang masuk dari sensor untuk mengetahui jalannya operasi dengan besaran
penunjukan yang ditampilkan oleh instrumen-instrumen tersebut.
Misalnya : Ampere meter, Volt meter, Cos Q meter, Temperature meter, Pressure meter,
RPM meter dan sebagainya.
Rangkaian Kontrol & Proteksi untuk sebuah SPD pada dasarnya terdiri dari 3 (tiga)
komponen utama :
- Panel Kontrol, yaitu sebuah panel yang berisi rangkaian kontrol, instrumen dan
proteksi, sehingga dapat berfungsi mengontrol peralatan-peralatan pada sebuah
SPD.
Kontrol yang dilakukan adalah terhadap peralatan pada mesin, generator, alat bantu,
trafo pembangkit, PMT, dan peralatan listrik lainnya yang berhubungan dengan operasi
sebuah SPD.
Kontrol dimaksud adalah kontrol pada sistem kontrol, sistem instrumen dan sistem
proteksi.
MESIN
GENERATOR
SENSOR 1
PANEL AKTUATOR 1
SE KONTROL
NS AKTUATOR 2
OR
S2 E N S O R 3
R1
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 2
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KONTROL & PROTEKSI
- Sensor, yaitu peralatan yang terpasang pada mesin, generator, alat bantu, trafo
pembangkit, PMT dan peralatan lainnya pada sebuah SPD.
Fungsi sensor adalah merubah dari suatu energi (panas, tekanan, putaran, Tegangan
dll.) menjadi energi listrik (mA, Volt, Kontak dll.) agar dapat dipergunakan sebagai
sistem kontrol pada panel kontrol.
Misalnya :
- Thermocouple, thermo switch dan RTD (PT-100) yang merubah energi panas
menjadi energi listrik berupa mV, Kontak dan Resistant. Sehingga dapat dijadikan
rangkaian kontrol pada panel, baik sebagai instrumen pengukuran maupun
sebagai proteksi jika terjadi gangguan.
- Magnetic Pickup, yang merubah energi putaran menjadi energi listrik berupa
frekuensi (Hz). Yang kemudian dapat menjadi indikator putaran mesin, sebagai
kontrol masuk excitasi dan sebagai proteksi overspeed.
- Dan sebagainya.
- Aktuator, yaitu peralatan yang terpasang pada mesin, generator, alat bantu, trafo
pembangkit, PMT dan peralatan lainnya pada sebuah SPD.
Fungsi aktuator adalah merubah dari energi listrik (pada sistem kontrol) menjadi energi
mekanik atau dari energi mekanik (udara) menjadi energi mekanik, sehingga peralatan
pada SPD dapat dioperasikan secara remote.
Misalnya :
1.2 SENSOR.
Pada sistem pembangkit di pusat-pusat listrik, pusat pengatur beban dan unit pengatur
distribusi serta unit lainnya, kontrol adalah bagian yang paling utama untuk mengatur
semua peralatan agar bekerja sesuai dengan yang diperlukan.
Salah satu peralatan yang diperlukan untuk membuat rangkaian kontrol adalah sinyal
masukan (Input) yang berasal dari sensor.
Sensor adalah :
Alat yang merubah dari suatu energi (panas, tekanan, level, aliran, putaran dll.)
Sensor Panas.
Sensor Tekanan.
Sensor Level.
Sensor Aliran.
Sensor Putaran.
Dll.
Kalibrasi mutlak diperlukan oleh hampir semua sensor, baik pada sensor itu sendiri yang
harus dikalibrasi maupun pada tranducernya. Ada beberapa macam alat kalibrasi yang
diperlukan sesuai dengan jenis sensor yang ingin dikalibrasi, diantaranya :
- Pressure Calibrator.
- Temperature Calibrator.
- Frequency Counter/Generator.
- mA meter & transmittar.
- mV meter & transmitter.
- dll.
- Tabung berisi cairan berfungsi untuk penempatan sensor yang ingin dikalibrasi.
- Kontrol berfungsi untuk mengatur temperature dari cairan.
Adalah alat yang merubah energi panas menjadi energi listrik (mV, Ohm, Kontak, dll.),
untuk disalurkan ke tempat lain (Ruang kontrol) dengan kawat penghantar.
A. Thermocouple.
PRINSIP KERJA :
Jika sensor Thermocouple dipanaskan, maka pada kawat penghantar terminal
keluarannya akan timbul tegangan berupa mili Volt (mV).
Semakin tinggi panasnya semakin besar tegangan mili Volt yang dihasilkan.
API
AC mV METER
Contoh Thermocouple.
PRINSIP KERJA :
Jika sensor RTD dipanaskan, maka tahanan (Ohm) pada terminal keluarannya juga
akan berubah.
Semakin tinggi panasnya, Semakin besar nilai tahanan (Ohm) pada kawat
penghantar keluarannya.
Sensor RTD dinamakan juga PT.100 karena pada suhu 0 C = 100 Ohm.
API
OHM METER
- 2 (dua) buah.
1
- Terminal 1 dan 2 untuk sensor.
- 3 (tiga) buah.
1
- Terminal 1 dan 2 untuk sensor.
- Terminal 3 untuk convensating. 2 3
RS RM
C. Termo Switch.
Energi panas dirubah menjadi energi tekanan, yang akan menggerakkan tuas untuk
menekan saklar, sehingga keluarannya pada kawat penghantar berupa kontak
Normally Open (NO) atau Normally Close (NC).
COMMON
AIR RAKSA
API
NO NC PISTON/TUAS
PEGAS
BAUT PENGATUR
PRINSIP KERJA :
Jika sensor dipanaskan, maka air raksa di dalam tabung sensor akan memuai dan
mendorong piston/tuas, sehingga kontak akan terdorong dan berubah dari NO -
COMMON (terhubung) menjadi NC - COMMON (terhubung).
Contoh Thermoswitch
Adalah alat yang merubah energi tekanan menjadi energi listrik (mA, Kontak, dll.) untuk
dapat disalurkan ke tempat lain (Ruang kontrol) dengan kawat penghantar.
A. Pressure Tranducer.
Energi tekanan dirubah menjadi energi listrik berupa Arus listrik (mA).
PRINSIP KERJA :
Jika sensor mendapat tekanan (udara, air, bahan bakar, oli, dll.) maka terminal
keluarannya akan berfungsi sebagai regulator arus listrik, sehingga jika dihubungkan
seri dengan sumber tegangan (DC), Arus yang mengalir pada kawat penghantar
(mA) akan berbanding lurus dengan tekanan yang diberikan pada sensor.
Tranducer
P
Output
Piston / Tuas
B. Pressure Switch.
PRINSIP KERJA :
Jika sensor mendapat tekanan (udara, air, bahan bakar, oli, dll.) maka terminal
keluarannya akan berfungsi sebagai saklar. NO COMMON terhubung jika sensor
mendapat tekanan, dan sebaliknya NC COMMON terhubung sensor tidak diberi
tekanan.
COMMON
Piston Tuas
NO NC
Pegas
Baut Pengatur
Adalah alat yang merubah dari satuan level tinggi permukaan cairan menjadi energi
listrik (mA, Kontak, dll.), untuk dapat disalurkan ke tempat lain (Ruang kontrol) dengan
kawat penghantar.
A. Level Transmitter.
Banyak macam level transmitter, disini sebagai contoh untuk mengenal prinsip kerja
level transmitter diambil salah satunya yang diproduksi oleh perusahaan VEGA.
Yakni merubah satuan level tinggi permukaan cairan menjadi energi listrik berupa
arus listrik mA.
Semakin tinggi permukaan cairan, semakin besar arus yang mengalir pada
outputnya. (misal level 0% = 4 mA , level 100% = 20 mA).
PRINSIP KERJA :
Sensor level transmitter terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu Oscillator, Electrode dan
Transmitter.
Frekuensi oscillator tersebut kemudian dirubah oleh transmitter menjadi energi listrik
berupa arus dalam mA. Semakin tinggi level permukaan cairan, semakin besar arus
(mA) yang mengalir pada kawat penghantar.
OUTPUT
B. Level Switch.
Adalah alat yang merubah dari satuan level tinggi permukaan cairan menjadi energi
listrik (kontak), untuk dapat disalurkan ke tempat lain (Ruang kontrol) dengan kawat
penghantar.
Banyak macam bentuk level switch, kita ambil 2 (dua) buah contoh :
1. HORIZONTAL.
NO
NC
COMMON
Apabila permukaan cairan turun pelampung juga akan turun, sehingga kontak kontak
yang terhubung adalah NC COMMON. Jika permukaan cairan naik maka
pelampung akan terdorong naik, sehingga kontak berubah menjadi NO COMMON
yang terhubung.
Diantara kegunaannya :
- Motor pompa akan start, jika permukaan cairan rendah.
- Motor pompa akan stop, jika permukaan cairan tinggi.
- Alarm Low, jika permukaan cairan sangat rendah.
- Alarm High, jika permukaan cairan sangat tinggi.
- Dll.
2. VERTIKAL.
Adalah alat yang merubah dari satuan putaran menjadi energi listrik (Hz), untuk dapat
disalurkan ke tempat lain (Ruang kontrol) dengan kawat penghantar.
Hampir semua sensor putaran adalah sama, yakni dengan menggunakan Magnetic
Pickup dan Tranducer.
PRINSIP KERJA :
Magnetic Pickup
Mur Pengikat
Pada saat ujung magnetic pickup berdekatan (searah) dengan gigi flywheel, magnet
tetap akan tertarik maju, dan pada saat magnetic pickup berjauhan dengan gigi flywheel
(diantara dua gigi flywheel), magnet tetap kembali mundur.
Gerakan maju dan mundur magnet tetap pada kumparan, akan menghasilkan GGL
dengan frekuensi sebesar :
Putaran roda flywheel (dalam 1 detik) x Jumlah gigi flywheel.
Semakin cepat putaran roda flywheel, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
Perubahan frekuensi tersebut yang akan dirubah oleh tranducer menjadi energi bentuk
lain sesuai dengan keperluan (meter, kontak, sinyal microprocessor, dll.).
1.3 AKTUATOR.
Salah satu fungsi dari sistem kontrol adalah melaksanakan perintah dari panel kontrol.
Perintah start atau stop mesin misalnya hanya dapat terlaksana jika adanya alat yang
dapat bekerja dengan masukan berupa energi listrik (sinyal dari panel kontrol) yang
kemudian keluarannya berupa energi lain (misalnya energi mekanik pada sistem
pneumatik) sehingga perintah start atau stop tersebut dapat terlaksana.
Contoh lain misalnya servo motor pada governur, jika mendapat tegangan yang disuplai
dari panel kontrol, servo motor akan berputar menaikkan atau menurunkan beban mesin
pembangkit.
Aktuator adalah :
Alat yang merubah dari energi listrik (sinyal dari panel kontrol) menjadi energi lain
(misalnya energi mekanik pada sistem pneumatik) agar dapat melaksanakan
perintah dari panel kontrol untuk menggerakkan suatu peralatan.
Kontaktor.
Servo Motor.
Solenoid.
Solenoid pneumatik.
Sistem pneumatik.
Dll.
1.3.2 KONTAKTOR.
1 2 1 2
3 4 3 4
KUMPARAN KUMPARAN
Gambar 1 Gambar 2
Pada gambar 1 :
Kumparan tidak mendapat tegangan, sehingga kontak bergerak tertarik ke atas oleh
pegas/spring, maka :
1 2 terhubung.
3 4 terbuka.
Pada gambar 2 :
Kumparan mendapat tegangan, sehingga kontak bergerak tertarik ke bawah oleh
magnet kumparan, maka :
1 2 terputus.
3 4 terhubung.
Karena pada saat normal (kumparan tidak bertegangan) 1 2 terhubung, maka kontak
ini disebut dengan Normally Closed. Sedangkan 3 4 disebut dengan Normally Open.
1.3.3 SOLENOID.
Gambar 3 Gambar 4
Solenoid adalah sebuah alat yang merubah dari energi listrik menjadi energi mekanik
berupa gerakan piston diantara kumparan listrik.
Pada gambar 3 Kumparan tidak mendapat tegangan, piston terdorong ke atas oleh
pegas.
Jika solenoid tersebut dipakai untuk menekan tombol ON pada Circuit Breaker (CB)
pada panel MVSB, maka solenoid tersebut dinamakan dengan Closing Coil (CC).
Sebaliknya jika dipakai untuk menekan tombol OFF/Trip, maka dinamakan dengan
Tripping Coil (TC).
Z Z
R1
SE
NS
OR
2
R1
A A
P1 P1