Anda di halaman 1dari 15

LOAD CELL

Load cells yaitu alat yang  digunakan untuk

menghasilkan sinyal listrik yang besarnya berbanding lurus

dengan gaya yang diukur. Load cells banyak digunakan

pada timbangan elektronik, dimana load cell menggunakan prinsip tekanan yang

memanfaakan sensor strain gauge. Load cell atau sel beban adalah sensor yang terdiri

dari sebuah strain gauge atau lebih, yang ditempelkan pada batang berbahan logam yang

berbentuk cincin. Jumlah strain gauge dalam sebuah load cell bisa disesuaikan dengan

kebutuhan. Strain gauge yang ada pada load cell terbuat dari bahan foil grid. Foil grid sendiri

merupakan kawat tipis berukuran panjang yang disusun secara zig-zag. 

                 Bentuk fisik Strain Gage

  

a)      Strain gage memiliki dua tipe dasar yaitu :

1.      Terikat (bonded)
    Bonded strain gage seluruh bagiannya terpasang pada elemen gaya (force member)

dengan menggunakan semacam bahan perekat. Selagi elemen gaya tersebut

meregang, strain gage juga dapat memanjang

2.      Tida.k terikat (unbonded).

     Unbonded strain gage memiliki salah satu sudut akhir yang dipasang pada elemen

gaya dan  sudut akhir satunya lagi dipasang pada pengumpul gaya (force collector).

Kedua persyaratan tersebut digunakan untuk menguji kelayakan system strain gage

untuk aplikasi tertentu dimana, konstanta kalibrasi strain gage harus stabil, yang

artinya tidak berubah terhadap waktu, temperature dan faktor lingkungan lain.

   b)   Jenis – jenis Load Cell :

  1.          Loadcell Single Point

 Load cell ini digunakan untuk timbangan bench scale. Loa dcell ini dipasang pada

bagian tengah platform timbangan. 

2.    Loadcell Shear Beam


            Load cell ini dipakai untuk floor scale. 

        3.    Loadcell Compress

Cara penggunaan Load cell ini adalah dengan menekan bagian atasnya. Biasanya load

cell jenis ini di pakai untuk timbangan truck. 


 4. Loadcell Model S

         Dinamakan Loadcell S karena bentuknya menyerupai huruf "S". cara kerja dari Load

cellini   

         tidak di tekan melainkan ditarik sisi atas dan bawahnya. Sisi atas dikaitkan dengan

gantungan 

         sedangkan bagian bawahnya dikaitkan dengan barang yang akan ditimbang.

       5. Load Cell Double Ended


Load cell ini bekerja dengan menekan sisi tengahnya. Loadcell ini dipakai untuk

timbangan truck.

c)    Prinsip Kerja Load Cell

Cara kerja load cells mirip dengan sensor tekanan yaitu untuk mengukur tekanan suatu zat.

beban yang diberikan mengakibatkan reaksi terhadap elemen logam pada load cell yang

mengakibatkan perubahan bentuk secara elastis. Gaya yang ditimbulkan oleh regangan ini

(positif dan negatif) di conversikan kedalam sinyal listrik oleh strain gauge.

d). Aplikasi Load Cell dalam kehidupan


      Sensor load cell digunakan untuk aplikasi, timbangan paket pos digital Weigher,

Weighing System Scale

 BERIKUT MERUPAKAN VIDEO MENGENAI CARA KERJA LOAD CELL

Pada sistem timbangan digital ini digunakan strain gauge load cell. Keluaran dari sensor ini

berupa tegangan dalam orde mV yang terbaca terhadap perubahan nilai resistansi

yang merepretasikan berat benda.

#Modul HX711 adalah modul yang memudahkan kita membaca load cell dalam

pengukuran berat. Modul ini berfungsi untuk menguatkan sinyal keluaran dari sensor dan

mengonversi data analog menjadi data digital. Dengan menghubungkannya ke


mikrokontroler, kita dapat membaca perubahan resistansi dari load cell. Setelah proses

kalibrasi kita akan memperoleh pengukuran berat dengan keakuratan yang tinggi.

# Arduino sebagai pengolah data akan membaca data output dari modul HX711. Karena

output dari modul HX711 sudah dalam bentuk gram ini menyebabkan beban kerja arduino

cukup ringan. Hasil pembacaan tadi selanjutnya dibulatkan dengan ketelitian 0,5 dan dikirim

ke Labview.

# Labview akan menerima data dari arduino dan akan menampilkan data tersebut pada

monitor PC

Daftar Pustaka

 http://vahrizaldinnur.blogspot.co.id/2016/12/strain-gauge-dan-load-cell.html

 https://www.youtube.com/watch?v=Z3BCwk7Z7tI&t=7s
Pengertian Hukum Hooke

Hukum Hooke dan elastisitas adalah dua istilah yang saling berkaitan. Untuk memahami

arti kata elastisitas, banyak orang menganalogikan istilah tersebut dengan benda-benda yang

terbuat dari karet, walaupun pada dasarnya tidak semua benda dengan bahan dasar karet

bersifat elastis

Sedangkan Hukum Hooke adalah gagasan yang diperkenalkan oleh Robert Hooke yang

menyelidiki hubungan antar gaya yang bekerja pada sebuah pegas/benda elastis

lainnya supaya benda tersebut dapat kembali ke bentuk semua atau tidak melampaui

batas elastisitasnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Hukum Hooke mengkaji jumlah gaya

maksimum yang dapat diberikan pada sebuah benda yang sifatnya elastis (seringnya

pegas) agar tidak melwati batas elastisnya dan menghilangkan sifat elastis benda

tersebut.

Aplikasi Hukum Hooke

Dalam pengaplikasian hukum Hooke sangat berkaitan erat dengan benda benda yang prinsip

kerjanya memakai pegas dan yang bersifat elastis. Prinsip hukum Hooke sudah diterapkan

pada beberapa benda-benda berikut ini.

 Mikroskop yang fungsinya untuk melihat jasad-jasad renik yang sangat kecil yang

tidak bisa dilihat oleh mata telanjang

 Teleskop yang fungsinya untuk melihat benda-beda yang letaknya jauh supaya

tampak dekat, seperti benda luar angkasa


 Alat pengukur percepatan gravitasi bumi

 Jam yang memakai peer sebagai pengatur waktu

 Jam kasa atau kronometer yang dimanfaatkan untuk menentukan garis atau

kedudukan kapal yang berada di laut

 Sambungan tongkat-tongkat persneling kendaraan baik sepeda motor maupun mobil

 Ayunan pegas

Beberapa benda yang sudah disebutkan diatas mempunyai peranan penting dalam kehidupan

manusia. Dengan kata lain, gagasan Hooke memberi dampak positif terhadap kualitas hidup

maunsia.

Bunyi Hukum Hooke

Hukum Hooke berbunyi bahwa besarnya gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan

pertambahan panjang bendanya. Tentu hal ini berlaku padan beda yang elastis (dapat

merenggang).

F=k.x

Keterangan :

F = gaya yang bekerja pada pegas (N)

k = konstanta pegas (N/m)

x = pertambahan panjang pegas (m)


Rumus Hukum Hooke

Besaran Dan Rumus Dalam Hukum Hooke Dan Elastisitas

1. Tegangan

Tegangan adalah suatu keadaan dimana sebuah benda mengalami pertambahan panjang

ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu ujungnya sedangkan ujung lainnya ditahan.

Contohnya. seutas kawat dengan luas penampang x m2, dengan panjang mula-mula x meter

ditarik dengan gaya sebesar N pada salah satu ujungnya sedangkan pada ujung yang lain

ditahan maka kawat akan mengalami pertambahan panjang sebesar x meter. Fenomena ini

mengambarkan suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan σ dan secara

matematis bisa ditulis seperti berikut ini.

Keterangan:

F = Gaya (N)

A = Luas penampang (m2)

σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)

2. Regangan

Regangan adalah suatu perbandingan antara pertambahan panjang kawat dalam x meter

dengan panjang awal kawat dalam x meter. Regangan ini bisa terjadi dikarenakan gaya yang

diberikan pada benda ataupun kawat tersebut dihilangkan, sehingga kawat kembali ke bentuk

awal.
Hubungan ini secara matematis bisa dituliskan seperti berikut ini :

Keterangan:

e = Regangan

ΔL = Pertambahan panjang (m)

Lo = Panjang mula-mula (m)

Sesuai dengan persamaan di atas, regangan (e) tidak mempunyai satuan dikarenakan

pertambahan panjang (ΔL) dan panjang awal (Lo) adalah besaran dengan satuan yang sama.

3. Modulus Elastisitas (Modulus Young)

Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus elastisitas menggambarkan

suatu perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami bahan. Dengan kata lain,

modulus elastis sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik regangan.

Keterangan:

E = Modulus elastisitas (N/m)

e = Regangan

σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)

4. Mampatan

Mampatan adalah suatu keadaan yang hampir serupa dengan regangan. Perbedaannya terletak

pada arah perpindahan molekul benda sesudah diberi gaya. Berbeda halnya pada regangan
dimana molekul benda akan terdorong keluar setelah diberi gaya. Pada mampatan,

sesudah diberi gaya, molekul benda akan terdorong ke dalam (memampat).

5. Hubungan Antara Gaya Tarik dan Modulus Elastisitas

Bila ditulis secara matematis, hubungan antara gaya tarik dan modulus elastisitas meliputi:

Keterangan:

F = Gaya (N)

E = Modulus elastisitas (N/m)

e = Regangan

σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)

A = Luas penampang (m2)

E = Modulus elastisitas (N/m)

ΔL = Pertambahan panjang (m)

Lo = Panjang mula-mula (m)

6. Hukum Hooke

Hukum Hooke menyatakan bahwa “bila gaya tarik tidak melampaui batas elastis

pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya

tariknya”. Secara matematis ditulis sebagai berikut.


Keterangan:

F = Gaya luar yang diberikan (N)

k = Konstanta pegas (N/m)

Δx = Pertanbahan panjang pegas dari posisi normalnya (m)

Hukum Hooke untuk Susuna Pegas

6a. Susunan Seri

Jika dua buah pegas yang mempunyai tetapan pegas yang sama dirangkaikan secara seri,

maka panjang pegas menjadi 2x. Oleh sebab itu, persamaan pegasnya yaitu sebagai berikut :

Keterangan:

Ks = Persamaan pegas

k = Konstanta pegas (N/m)

Sedangkan persamaan untuk n pegas yang tetapannya dan disusun seri ditulis seperti berikut

ini.
Keterangan:

n = Jumlah pegas

6b. Susunan Paralel

Jika pegas disusun secara paralel, panjang pegas akan tetap seperti semula, sedangkan luas

penampangnya menjadi lebih 2x dari semula bila pegas disusun 2 buah. Adapun persamaan

pegas untuk dua pegas yang disusun secara paralel, yaitu:

Keterangan:

Kp = Persamaan pegas susunan paralel

k = Konstanta pegas (N/m)

Sedangkan persamaan untuk n pegas yang tetapannya sama dan disusun secara paralel, akan

dihasilkan pegas yang lebih kuat karena tetapan pegasnya menjadi lebih besar. Persamaan

pegasnya dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan:

n = Jumlah pegas

Anda mungkin juga menyukai