Anda di halaman 1dari 27

Departemen Teknik Mesin & Industri

Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada


MANUFAKTUR

Metrologi Industri

Modul 4
Pengukuran Gaya, Torsi dan Regangan

Muhammad Akhsin Muflikhun, Ph.D


akhsin.muflikhun@ugm.ac.id
Pendahuluan (Gaya)

 Gaya adalah besaran vektor yang satuan ukurnya adalah


Newton (N).
 1 N setara dengan gaya yang dibutuhkan untuk
mempercepat massa 1kg pada kecepatan 1m/s2.
 1 N = 1kg × 1 m/s2. Standar massa dan percepatan
menentukan standar gaya.

Dead Weight Force Standard


Machine
Pendahuluan (Torsi)
 Torsi didefinisikan sebagai gaya, yang selain
memberikan efek di sepanjang garis aksinya, juga
dapat juga berupa gaya berputar yang relatif
terhadap sumbu.
 Gaya putar tersebut juga bisa disebut sebagai
pasangan atau gaya puntir. Ini ditentukan dengan
mengukur gaya pada radius yang diketahui r dan
dinyatakan sebagai T = F × r.
 Satuan metrik pengukuran torsi adalah Newton
meter (N m), yaitu gaya yang dikalikan dengan
jarak gaya ini dari sumbu rotasi.
 Bagaimana Torsi bekerja dapat dilihat pada
gambar berikut.
Pendahuluan (Strain)
 Strain atau regangan adalah respons sistem terhadap gaya yang diterapkan.
 Ketika material dibebani dengan gaya, itu menghasilkan tegangan, yang kemudian
menyebabkan material berubah bentuk.
 Regangan teknik didefinisikan sebagai jumlah deformasi dalam arah gaya yang diterapkan
dibagi dengan panjang awal material.
Pengukuran Gaya

 Metode untuk mengukur gaya dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori dasar:
1. langsung dan
2. tidak langsung.
• Dalam kasus metode langsung, perbandingan langsung dibuat antara gaya yang tidak
diketahui dan gaya gravitasi yang diketahui pada massa standar.
• Perbandingan tidak langsung dibuat dengan transduser terkalibrasi yang merasakan tarikan
gravitasi atau bobot suatu benda.
• Kadang-kadang, deformasi akibat gaya yang diterapkan pada bagian elastis juga diukur.
Elastic Members (Bagian Elastis)

 Pengukur regangan atau Strain Gauge beroperasi dengan prinsip sederhana.


 Ketika gaya diterapkan pada bagian elastis, dalam hal ini batang silinder baja, dimensi silinder
mengalami perubahan.
 Jika pengukur regangan ditempelkan ke silinder, pengukur regangan akan meregang atau
terkompresi, mengakibatkan perubahan dalam panjang dan diameternya.
 Dimensi pengukur regangan berubah karena perubahan resistansi. Perubahan resistansi atau
tegangan keluaran dari pengukur regangan ini memberikan ukuran gaya yang diterapkan.
 Load Cell dan Proving Ring yang menggunakan pengukur regangan adalah dua instrumen
paling umum yang digunakan untuk pengukuran gaya.
Elastic Members (Bagian Elastis)

 Penggunaan Strain Gauge (Pengukur Regangan) untuk


mengukur gaya dapat di ilustrasikan dalam gambar
berikut:
Elastic Members (Bagian Elastis)

 Komponen pada Strain Gauge:


Gambar berikut adalah bagian-bagian dari Strain Gauge.
Load Cells

 Ketika bagian elastis digabungkan dengan pengukur


regangan dan digunakan untuk pengukuran gaya, hal
ini disebut sebagai Load Cells (sel beban).
 Dalam Load Cell, anggota elastis bertindak sebagai
transduser primer dan pengukur regangan sebagai
transduser sekunder.
 Sebuah Load Cell digunakan dalam metode tidak
langsung sebagai pengukur gaya di mana gaya atau
berat diubah menjadi sinyal listrik.
 Load Cells digunakan secara luas untuk pengukuran
gaya.
 Gambar disamping adalah Strain Gauge yang
dilekatkan pada sebuah Load Cells.
Perhitungan pada Load Cells

 Regangan longitudinal yang dikembangkan dalam


Load Cell bersifat tekan dan diberikan oleh hubungan
berikut:

 Dimana, F adalah gaya yang diterapkan, A adalah


luas penampang, dan E adalah Young modulus.
Komponen pada Load Cells

 Berikut adalah komponen pada Load Cell:


Cantilever Beams (Balok Kantilever)

 Cantilever Beams adalah salah satu perangkat sederhana yang digunakan untuk pengukuran
gaya.
 Salah satu ujung kantilever dipasang dan gaya F diterapkan pada ujung bebas.
 Schematik Cantilever Beams dapat dilihat pada gambar dibawah.
Proving Rings

 Salah satu perangkat paling populer yang digunakan untuk pengukuran gaya adalah Proving
Rings.
 Alat ini digunakan untuk mengukur perpindahan yang disebabkan oleh tekanan yang
diberikan.
 Dimana transduser dihubungkan pada bagian atas dan bawah ring.
 Pengukuran perpindahan relatif memberikan ukuran gaya yang diterapkan.
 Sebuah Proving Rings dapat digunakan untuk mengukur beban/gaya yang diterapkan,
dengan defleksi yang diukur menggunakan mikrometer, a Linear Variable Differential
Transformer(LVDT), atau pengukur regangan.
Perhitungan pada Proving Rings

 Hubungan antara gaya yang diterapkan dan defleksi yang


disebabkan oleh gaya pada Proving Rings adalah:

 Di mana, E adalah Young’s modulus, I adalah momen


inersia, F adalah gaya, d adalah diameter luar Rings, dan
δy adalah defleksi.
Pengukuran Torsi

 Pengukuran Torsi sangat penting dalam ilmu keteknikan dan dalam industry dikarenakan
beberapa hal berikut:
1. Diperlukan informasi tentang beban suatu material untuk melakukan analisis tegangan atau
defleksi.
2. Pengukuran torsi sangat penting dalam penentuan tenaga mekanik.
3. Pengukuran torsi penting untuk mengevaluasi karakteristik kinerja mesin.
• Defleksi elastik dari elemen pemancar dapat digunakan untuk mengukur torsi, yang dapat
dicapai dengan mengukur gerakan kasar atau regangan unit.
• Masalah utama yang terkait dengan kondisi tersebut adalah kesulitan dalam membaca
defleksi poros yang berputar.
• A torsion-bar dynamometer dapat dijadikan sebagai pengukur torsi. Perhitungan ini
menggunakan metode optik untuk pengukuran defleksi.
Pengukuran Torsi

 Sifat mesin yang akan diuji menentukan jenis


dinamometer yang akan digunakan untuk
pengukuran torsi.
 Torsi dan kecepatan diukur dalam kondisi aktual
pada penggerak mesin mobil.
 Kecepatan mesin dan torsi mesin dikendalikan oleh
dua sistem umpan balik.
 Sebuah servo-controlled dynamometer secara
skematis dapat dilihat pada gambar disamping.
Pengukuran Regangan

 Pada tahun 1856, Lord Kelvin menetapkan prinsip pengukur regangan pada hambatan listrik.
 Dia mendemonstrasikan bahwa ketika tegangan diterapkan pada kawat logam, selain
mengalami perubahan pada panjang dan diameter, akan ada beberapa perubahan pada
hambatan listrik kawat.
 Jika informasi yang memadai tersedia, tekanan yang bekerja pada suatu benda dapat
dihitung.
Pengukuran Regangan

 Ketika suatu gaya atau beban diterapkan pada suatu benda, benda itu mengalami beberapa
deformasi.
 Deformasi ini, per satuan panjang dikenal sebagai regangan satuan atau regangan sederhana.
 Regangan dilambangkan dengan ε, dan diberikan dengan persamaan berikut:

 Dimana, δl adalah perubahan panjang benda dan l adalah panjang benda asli.
Kegunaan Strain Gauge

 Strain Gauge pada dasarnya digunakan untuk dua tujuan:


1. Untuk menentukan keadaan regangan yang ada pada titik pada bagian yang dibebani
sehingga dapat dilakukan analisis regangan.
2. Sebagai elemen strain-sensitive transduser dalam pengukuran besaran seperti gaya, tekanan,
perpindahan, dan percepatan.
• Ada dua jenis Strain Gauge yang digunakan di pasaran:
1. Strain Gauge Mekanis
2. Strain Gauge Elektrik
Material Strain Gauge

 Jenis hambatan Strain Gauge Elektrik adalah perangkat yang paling populer digunakan untuk
mengukur regangan. Dalam hal ini, hambatan listrik pengukur secara proporsional berubah
dengan regangannya. Alat pengukur ini ada dalam 3 bentuk:
1. Strain gauge tipe kawat
2. Strain gauge tipe foil
3. Strain gauge tipe semikonduktor atau piezoresistif
Material Strain Gauge
 Secara khusus, berikut adalah material yang dipakai pada komponen Strain Gauge:
1. Constantan: Ini adalah paduan tembaga dan nikel yang memiliki suhu rendah dan dapat
dikontrol koefisien temperaturenya. Jenis ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi
pengukuran statis dan dinamis.
2. Nichrome: Merupakan paduan nikel-krom yang dapat digunakan dalam aplikasi pengukuran
statis dan dinamis.
3. Dynaloy: Merupakan Strain gauge dengan material nikel dan besi. Jenis ini memiliki Gauge
factor tinggi, dan memiliki ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan (Good fatigue life). Jenis
ini dapat digunakan untuk pengukuran regangan dinamis.
4. Stabiloy: Merupakan paduan nikel-krom yang dimodifikasi. Jenis ini dapat digunakan dalam
spektrum yang luas, dari cryogenic hingga suhu tinggi, serta memiliki umur kelelahan yang baik.
5. Paduan platinum: Merupakan paduan platinum dan tungsten dan memiliki stabilitas yang
sangat baik dan umur kelelahan yang baik pada suhu tinggi. Jenis ini dapat digunakan untuk
pengujian dinamis dan statis hingga suhu 650°C-800 °C.
Bahan Grid pada Strain Gauge
 Pemilihan bahan Grid pada Strain Gauge 10. Ggl termal rendah jika digabungkan dengan
sangat penting dan harus disesuaikan bahan lain
dengan karakteristik material yang akan diuji
11. Ketahanan korosi yang baik
dengan menempelkan Strain Gauge.
 Bahan Grid sebaiknya memiliki semua atau
sebagian besar dari karakteristik berikut ini:
1. Gauge Faktor yang tinggi
2. Resistiviti yang tinggi
3. Sensitivitas temperatur yang rendah
4. Stabilitas elektik yang tinggi
5. Memiliki Yield Point yang tinggi
6. Memiliki endurance yang tinggi
7. Kemampuan kerja yang baik
8. Solderability atau kemampuan las yang baik
9. Histeresis rendah
Adhesive
 Adhesive atau bahan perekat adalah salah memberikan daya rekat yang baik.
satu material penting untuk menempelkan
6. Harus non-higroskopis, yang berarti bahwa
Strain Gauge pada benda uji.
Adhesive tidak boleh menyerap kelembaban.
 Adhesive harus memiliki beberapa sifat yang Jika kelembaban diserap, akan menyebabkan
baik, sehingga cocok digunakan untuk error yang besar dan ketelitian berkurang.
merekatkan Strain Gauge ke benda uji.
7. Bahan tersebut harus sesuai dengan bahan
Beberapa sifat tersebut antara lain:
pendukung sehingga dapat tertempel dengan
1. Harus memiliki kekuatan mekanik yang tinggi kuat ke struktur yang diteliti.
sehingga memiliki kekuatan geser yang baik
8. Harus memiliki kemampuan untuk dioleskan
untuk disalurkan kekuatannya dari struktur yang
pada permukaan Strain Gauge dengan cepat.
diteliti ke penginderaan kawat resistif.
9. Harus layak secara ekonomi dan mudah
2. Harus memiliki ketahanan mulur yang tinggi.
tersedia.
3. Harus memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi.
4. Harus memiliki batasan suhu minimum, yaitu,
perubahan suhu tidak boleh
mempengaruhinya.
5. Harus menyebar dengan mudah dan
Gauge Factor

 Gauge Faktor adalah parameter paling penting dari Strain Gauge. Ini adalah ukuran dari
jumlah perubahan resistansi untuk regangan tertentu dan karena itu berfungsi sebagai indeks
sensitivitas regangan dari Gauge. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

 Di sini, F adalah faktor pengukur, ∆R adalah perubahan resistansi, dan ∆L adalah perubahan
panjang.
 Baik ∆R dan ∆L disebabkan oleh regangan dari Gauge di sepanjang permukaan yang
mengikatnya dengan penerapan kekuatan.
 R dan L adalah resistansi awal dan panjang dari pengukur regangan.
Penempatan Strain Gauge pada Benda Uji
 Susunan jembatan tahanan yang ditunjukkan pada
Gambar disamping cocok untuk digunakan dengan
pengukur regangan, karena pengaturan ke posisi null
untuk regangan nol sangat mudah.
 Selain itu, desain ini juga menyediakan sarana untuk
meminimalkan atau menghilangkan efek suhu secara
efektif.
 Nomor 2 berisi pengukur identik yang dipasang pada
sepotong bahan.
 Nomor 1 termasuk pengukur sensitif-regangan yang
dipasang pada benda uji.
 Gambar disamping juga memuat replika dari bahan uji,
ditempatkan di dekat lokasi pengujian untuk menjaga
suhu yang sama. Susunannya juga terdiri dari nomor 3
dan 4, yang bertindak sebagai resistor tetap untuk
memberikan stabilitas yang baik.
 Untuk menyeimbangkan hambatan jembatan, susunan
memiliki bagian-bagian tahanan kawat D.
Referensi

1. Raghavendra, N. V., & Krishnamurthy, L. (2013). Engineering metrology and measurements.


Oxford: Oxford University Press.
2. Mainsah, E., Greenwood, J. A., & Chetwynd, D. G. (Eds.). (2013). Metrology and properties of
engineering surfaces. Springer Science & Business Media.
3. Placko, D. (2013). Metrology in industry: The key for quality. John Wiley & Sons.
4. Bewoor, A. K., & Kulkarni, V. A. (2009). Metrology and measurement. McGraw-Hill Education.
Terimakasih Banyak

Jika ada pertanyaan atau membutuhkan bantuan, baik dalam pembelajaran dan
riset terkait, dapat menghubungi email: akhsin.muflikhun@ugm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai