DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
NAMA :- ALDY SAPUTRA / 5183230008
- RAHWAL DANDI / 5182230003
DOSEN PENGAMPU :Dr. Adi Sutopo, M.Pd, MT
Puji syukur kita sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya
makalah ini dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini membahas
mengenai “Strain Gauges”
Dengan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca,Dimana tujuan kami membuat makalah berisikan tema tersebut adalah untuk
memperdalam pengertian serta pemahaman kita khususnya serta masyarakat umumnya yang
akan membaca makalah yang disusun ini. Dimana makalah ini menjadi tugas kami sebagai
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pengukuan Listrik.
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Oleh sebab itu, penulis pada kesempatan ini
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat kedepannya saya ucapkan banyak
terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1.3. Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian serta prinsip kerja Strain Gauge
2. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam Strain Gauge
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana implementasi Strain Gauge
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN STRAIN GAUGE
Strain Gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur tekanan
(deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil logam atau kawat logam yang bersifat
insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda yang akan diukur tekanannya, dan tekanan
berasal dari pembebanan. Prinsipnya adalah jika tekanan pada benda berubah, maka foil
atau kawat akan terdeformasi, dan tahanan listrik alat ini akan berubah. Perubahan
tahanan listrik ini akan dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Whetstone yang
kemudian akan diketahui berapa besar tahanan pada Strain Gauge.
Sensor strain gauge pada umumnya adalah tipe metal-foil, dimana konfigurasi grid
dibentuk oleh proses photoeching. Karena prosesnya sederhana, maka dapat dibuat
bermacam macam ukuran gauge dan bentuk grid. Untuk macam gauge yang terpendek
yang tersedia adalah 0,20 mm; yang terpanjang adalah 102 mm. Tahanan gauge standard
adalah 120 mm dan 350 ohm, selain itu ada gauge untuk tujuan khusus tersedia dengan
tahanan 500, 1000, dan 1000 ohm.
Sg adalah factor gauge atau konstanta kalibrasi untuk gauge. Factor Sg selalu lebih
kecil dari sensitivitas alloy metallic Sa karena konfigurasi grid dari gauge dengan
konduktor transverse lebih kecil responsifnya ke strain axial dari pada konduktor lurus
uniform.
Pengukuran ketegangan menggunakan strain gauge dilakukan dengan
menempatkan strain gauge pada rangkaian jembatan. Dalam prakteknya, orde
pengukuran strain tidak lebih dari milistrain (e x 10-3), oleh karena itu pengukuran
ketegangan memerlukan pengukuran yang sangat akurat dari perubahan yang sangat
kecil dari resistansinya.
Nilai perubahan tahanan pada strain gauge yang mengalami perubahan tekanan
tidak signifikan,sehingga untuk dapat memberikan perubahan nilai elektrik maka
perubahan tahanan pada strain gauge ini dimasukan ke dalam rangkaian jembatan
wheatstone yang kemudian akan diketahui berapa besar tahanan pada Strain Gage. Tegangan
keluaran dari jembatan Wheatstone merupakan sebuah ukuran regangan yang terjadi akibat
tekanan dari setiap elemen pengindera Strain Gage. Tekanan itu kemudian dihubungkan
dengan regangan sesuai dengan hukum Hook yang berbunyi : Modulus elastis adalah rasio
tekanan dan regangan. Dengan demikian jika modulus elastis adalah sebuah permukaan
benda dan regangan telah diketahui, maka tekanan bisa ditentukan..Hukum Hook dituliskan
sebagai :
E
σ = s …………………………………………….(1)
Bila dua gage atau lebih digunakan, maka tekanan pada pelacakan arah setiap gage bisa
ditentukan dengan menggunakan perhitungan. Namun demikian persamaannya memiliki
tingkat kompleksitas yang berbeda tergantung pada kombinasi dan orientasi gage tersebut.
Kepekaan sebuah Strain Gage disebut dengan faktor gage dan perbandingan antara unit
resistansi dengan perubahan unit panjang adalah :
∆R/R
Faktor gage K = ∆L/L …………..(2)
Jadi regangan diartikan sebagai perbandingan tanpa dimensi, perkalian unit yang sama,
misalnya mikroinci / inci atau secara umum dalam persen (untuk deformasi yang besar) atau
yang paling umum lagi dalam mikrostrain.
Perubahan tahanan ΔR pada sebuah konduktor yang panjangnya L dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan bagi tahanan dari sebuah konduktor yang penampangnya serba
sama, yaitu :
Panjang ρxl
R= ρ = π …………….(3)
Luas ( )d2
4
Jenis strain gage yang dibentuk dengan kawat tahanan yang terpasang lurus dan
simetris. Jika papan atau rangka mendapat tekanan dari luar, maka resistansinya akan
bertambah
3) Resitivitas tinggi
Berbagai jenis bahan tahanan telah dikembangkan untuk pemakaian dalam gage-gage kawat
dan foil, seperti:
a. Constantan adalah paduan (alloy) tembaga-nikel dengan koefisien temperatur rendah.
Biasanya Constantan ditemukan dalam Gage yang digunakan untuk strain dinamik, dimana
perubahan level strain tidak melebihi ± 1500 μcm/cm. Batas temperatur kerja adalah dari 10
o
C sampai 200oC.
b. Nichrome V adalah paduan nikel-chrome yang digunakan untuk pengukuran strain statik
o
sampai 375 C. dengan kompensasi temperatur, paduan ini dapat digunakan untuk
pengukuran static sampai 650 oC dan pengukuran dinamik sampai 1000 oC.
c. Dynaloy adalah paduan nikel-besi dengan Faktor Gage yang rendah dan ketahanan yang
tinggi terhadap kelelahan. Bahan ini digunakan untuk pengukuran strain dinamik bila
sensitivitas temperatur yang tinggi dapat di tolerir.
e. Paduan-paduan platina tungsten memberikan stabillitas yang sangat baik dan ketahanan
yang tinggi terhadap kelelahan pada temperatur tinggi. Gages ini disarankan untuk
pengukuran uji static sampai 700 oC dan pengukuran dinamik 850 oC.
Jenis-jenis dari Metal Foil Strain Gage
a) Rosette 90o yang dapat mengukur aksial dan regangan trasfer sekaligus. Variasi desain ini
adalah stress gage dimana dua elemen meliliki tahanan yang berbeda. Tahanan juga di pilih
sehingga hasilnya memberikan sebuah sensor yang keluarannya sebanding dengan takanan
dan keluaran elemen aksial sebanding dengan regangan.
b) Rosette 45o memberikan reaksi angular lebih besar dari rosette 90o
c) Rosette 60o
Misal :
Pada Timbangan Digital pada kapasitas berat yang diangkut oleh bus, truck, dll.
Sensor ini dapat di pasang di kenadaran bermotor seperti, motor, mobil, truck ataupun
bus. Karena banyak kendaraan bermotor tidak menaati peraturan dalam berkendara.
Biasanya mereka membawa beban dalam kendaraannya melebihi yang standart
kendaraan yang seharusnya. Itu mengakibatkan dapat terjadinya keolengan kemudian
terjadi kecelakaan. Untuk menghindari hal tersebut dapat kita dapat memasangkan sensor
ini. Jika terjadi kelebihan muatan kendaraan tersebut akan berbunyi dengan keras, dan
mesin tidak dapat dihidupkan.
Alat ini di namai dengan Strain Gage Motor alias SGM. Timbangan Digital pada
Permukaan Motor, hal ini berguna untuk mencegah motor ditumpangi melebihi kapasitas
berat tumpangan. Karena angka digital memiliki tingkat presisi yang teliti. Sehingga
Motor tidak akan bisa digunakan selama indikator timbangan digital belum mengizinkan.
2. Prinsipnya adalah jika tekanan pada benda berubah, maka foil atau kawat
akan terdeformasi, dan tahanan listrik alat ini akan berubah. Perubahan tahanan listrik ini
akan dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Whetstone yang kemudian akan diketahui
berapa besar tahanan pada Strain Gauge
Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah agar dalam semua pembaca dapat
menjadikan makalah ini sebagai acuan untuk penambahan wawasan ilmu di bidangnya.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan adanya pengembangan atas pembuatan makalah
ini