3 18
Abstrak - Resistance Temperatur Detector (RTD) atau dikenal I. PENDAHULUAN
sebagai detektor temperatur tahanan adalah sebuah alat yang
T
diginakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu
temperatur suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari eknologi dalam era globalisasi setiap harinya
kawat platina, tembaga, atau nikel murni, yang memberikan mengalami perkembangan teknologi tersebut terutama
nilai tahanan yang terbatas untuk masing-masing temperatur di dibidang industry yang membutuhkan banyak peralatan untuk
dalam kisaran suhunya. Pada pengukuran resistansi kabel mendukung hasil produksinya. Untuk menghasilkan produksi
RTD PT-100 memiliki berbagai macam metode. Ada 3 macam yang maksimal digunakan sensor sebagai pendukungnya.
metode pengukuran yang dapat digunakan yaitu pengukuran Sensor didefinisikan sebagai suatu alat yang fdapat mengubah
resistansi kabel dengan 2 wire, 3 wire, dan 4 wire. Pengukuran besara fisis menjadi besaran listrik. Sensor memiliki beberapa
resistansi ini digunakan pada industri yang memiliki jarak jenis dan karakteritik yang berbeda-beda, diantaranya adalah
yang jauh antara sensor dengan kontrol. Antara sensor dengan sensor suhu, sensor cahaya dan sensor kecepatan. Sensor
kontrol tersebut dihubungkan menggunakan kabel. Panjang cahaya digunakan untuk merubah besaran cahaya menjadi
pendeknya kabel mempengaruhi besar kecilnya nilai besaran listrik. Sensor kecepatan digunakan untuk mengubah
resistansi, semakin panjang kabel tersebut maka semakin besar besaran gerak menjadi listrik. Sedangkan sensor suhu
nilai resistansi kabel. Pengaruh panas pada lingkungan sekitar digunakan untuk merubah besaran suhu menjadi besaran
kabel akan mempengaruhi nilai resistansi kabel yang listrik.
akibatnya akan mempengaruhi hasil pengukuran RTD. Sensor suhu dalam dunia instrumentasi dan control
Rangkaian untuk pengukuran resistansi menggunakan digunakan untuk mendeteksi perubahan suhu. Ada beberapa
rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian jembatan jenis sensor suhu antara lain thermocouple, resistance
Wheatstone tersusun dari empat buah hambatan. Pengukuran temperature detector (RTD), LM35 dan termistor. Dari ke
resistansi kabel 3 wire menggunakan rangkaian jembatan empat jenis sensor suhu tersebut memiliki karakteristik yang
Wheatstone lebih sering digunakan dari pada pengukuran berbeda-beda dan mempunyai kelebihan dan kekurangan
resistansi kabel 2 wire, karena nilai resistansi 3 wire tidak masing-masing. Sensor suhu yang paling sering digunakan
mengalami perubahan atau kompensasi. Pada pengujian 3 wire dalam dunia industri salah satunya adalah RTD PT100. Pada
dengan suhu 31 0C Vout pada 3 wire adalah 0,28 V dan pada sensor RTD PT100 tersebut memiliki tiga macam konfigurasi
suhu 76 0C Vout yang dihasilkan sebesar 0,29 V. Sedangkan koneksi kabel yaitu 2 wire, 3 wire dan 4 wire. Pada banyak
pada 2 wire saat dipanaskan dengan suhu yang sama yaitu 31 aplikasi, RTD perlu di hubungkan dengan kabel yang cukup
0
C menghasilkan Vout sebesar 0,27 V dan pada suhu 76 0C panjang ke pengkondisi sinyal. Kabel yang panjang akan
Vout yang dihasilkan sebesar 0,98 V. Perbedaan yang sangat berdampak pada terjadinya pertambahan resistansi oleh faktor
besar ini mengakibatkan 3 wire lebih sering digunakan karena cuaca.
menghasilkan nilai ΔV sebesar 0,01 V dari pada rangkaian 2 Tembaga (kabel) juga memiliki nilai resistansi.
wire yang menghasilkan nilai ΔV 0,71 V. Sehingga dengan 3 Resistansi sepanjang kabel tembaga ini dapat berdampak pada
wire menghasilkan hasil pengukuran yang lebih tepat. pengukuran resistansi yang dilakukan oleh instrumen alat
ukur. RTD 2 kabel (2 wire) praktis tidak memiliki perhitungan
Kata Kunci : Resistance Temperatur Detector, 2 wire, 3 wire, resistansi yang terkait dengan kabel tembaga, sehingga
4 wire, jembatan Wheatstone pendahuluan mengurangi keakuratan pengukuran elemen sensor suhu RTD.
Akibatnya RTD 2 wire umumnya hanya digunakan untuk
kebutuhan pengukuran jarak pendek. RTD 3 kabel (3 wire)
adalah spesifikasi yang paling umum yang biasa digunakan
pada aplikasi-aplikasi di industri. RTD 3 wire menggunakan
rangkaian pengukuran jembatan wheatstone untuk
mengkompensasi nilai resistansi kabel.
Novi Ayuningdyah adalah mahasiswa D4 Teknik Elektronika Politeknik Rangkaian jembatan wheatstone tersusun dari empat
Negeri Malang, email : noviayuningdyah@gmail.com buah hambaatan yaitu R1 dan R2 merupakan lengan
Eka Mandayatma dan Herwandi adalah dosen Jurusan Teknik Elektro pembanding, sedangkan R3 adalah lengan standar dan R4
Politeknik Negeri Malang adalah tahanan yang tidak diketahui besarannya. Pada keadaan
JURNAL ELKOLIND, SEPTEMBER 2018, VOL.05, N0. 3 19
setimbang, galvanometer akan menunjukkan angka 0. Hal 2.2 Konfigurasi RTD 3 Wire
tersebut dikarenakan tidak ada arus yang mengalir melalui RTD 3 kabel (3 wire) merupakan spesifikasi yang
galvanometer. Konfiguurasi dalam jembatan dapat berupa paling umum yang biasa digunakan pada aplikasi-aplikasi di
wheatstone Two-Wire Connections, Three-Wire Connections, industri. RTD 3 wire dapat menggunakan rangkaian
Four-Wire Connections (Raharjo, 2014). Penelitian dengan pengukuran jembatan wheatstone untuk mengkompensasi nilai
menggunakan sensor suhu RTD PT100 3 kabel penting resistansi kabel. Nilai yang paling umum untuk pada RTD
dilakukan karena akan mempengaruhi kinerja suatu alat dalam adalah 100 Ω pada 00 C. Koefisien suhu standart dari kawat
bidang industri, metode yang tepat akan mendapat hasil yang platinum adalah α = .00385. Sedangkan untuk kawat 100 Ω
akurat dan presisi, sehingga pengukuran yang dilakukan adalah + 0,385 Ω / 0 C.
mendapatkan hasil yang baik. Berdasarkan permasalahan Terdapat kesalahan dalam pengukuran pada impedansi
tersebut penulis melakukan penelitian yang berjudul 10 Ω yang dapat dituliskan dalam rumus 10 / .385 ≈ 260 C.
“Peningkatan akurasi pembacaan sensor RTD 3 Kabel dengan Dalam perhitungan ini terdapat nilai eror yang disebabkan
mempertimbangkan resistansi kabel”. oleh adanya resistansi. Selain itu koefisien suhu kawat juga
menyebabkan kesalahan pengukuran. Untuk menghindari
adanya nilai eror ini makan diperlukan Rangkaian Jembatan
Wheatstone. Contoh rangkaian jembatan Wheatstone seperti
II. TINJAUAN PUSTAKA pada gambar 2.2.
Dengan hanya menggunakan 2 kabel ini memiliki Jembatan wheatstone sendiri adalah rangkaian jembatan yang
masalah yaitu impedansi pada rangkaian jembatan 2 kabel pada umumnya digunakan untuk mengukur presisi tahanan
akan mempengaruhi pembacaan suhu. Oleh karena itu efek ini dengan nilai 1 ohm sampai dengan mega ohm. Pada umumnya
dapat diminimalisir dengan menggunakan rangkaian jembatan rangkaian jembatan wheatstone ini banyak digunakan untuk
3 kabel seperti gambar 5. menghitung resistansi yang tidak diketahui dengan bantuan
dari rangkaian jembatan . dua kak yang terdapat pada
rangkaian wheatstone harus disimpan seimbang dan satu kaki
lainnya termasuk resistansi yang tidak diketahui. (Saras, 2011)
Dalam 2 bentuk yaitu DIP 16 pin dan set SO-16 SO IC Gambar 10 Keypad 4x4
Kegunaan IC INA125 adalah :
1. Amplifier jembatan untuk pengukuran tekanan Matrix keypad 4x4 memiliki konstruksi atau susunan
dan suhu yang simple dan hemat dalam penggunaan port
2. Kontrol proses industri mikrokontroller. Konfigurasi keypad dengan susunan bentuk
3. Otomasi pabrik matrix ini bertujuan untuk penghematan port mikrokontroller
4. Akusisi data multi channel karena jumlah key (tombol) yang dibutuhkan banyak pada
5. Sistem – sitem bertenaga baterai suatu sistem dengan mikrokontroller. (Hidayat, 2015)
6. Proses instrumentasi
6. Display LCD ( liquid crystal display ) 16x2 3.3 Rangkaian Mikrokontroller ATMEGA16
digunakan untuk menampilkan data pembacaan suhu dan nilai
nilai kalibras dari keypad.
7. Keypad digunakan untuk masukkan nilai kalibrasi
sensor.
Resistansi
60
Pada tabel 1 merupakan hasil pengujian dari 0 50 100
rangkaian pada sensor suhu PT-100 dilakukan untuk
Suhu C
mengetahui apakah kinerja dari sensor PT-100 sudah sesuai
dengan yang diinginkan atau belum. Sensor suhu PT-100
digunakan untuk mengetahui apakah perubahan suhu dapat Gambar 21 Grafik Resistansi Kabel Saat di Panaskan
dibaca dengan baik oleh PT 100 yaitu dengan cara
membandingkan hasil pengukuran resistansi PT 100 dengan Dari hasil pengukuran resistansi kabel, dapat diketahui nilai
nilai pengukuran resistansi pada datasheet. Sehingga dapat resistansi kabel seperti pada rumus dibawah ini :
diketahui berapa besar error dari pengukuran PT 100. = 0 - 1
0 1. 31 C 31 C 0,28 V
0 50 100 2. 31 C 35 C 0,281 V
Suhu C 3. 31 C 40 C 0,283 V
4. 31 C 45 C 0,284 V
Gambar 20 Grafik Suhu terhadap Vout
5. 31 C 50 C 0,285 V
JURNAL ELKOLIND, SEPTEMBER 2018, VOL.05, N0. 3 25
6. 31 C 55 C 0,286 V berubah di salah satu sisi saja. Itu yang menyebabkan 2 wire
kurang seimbanng dibandingkan 3 wire.
7. 31 C 60 C 0,287 V
8. 31 C 65 C 0,288 V
9. 31 C 70 C 0,289 V V. PENUTUP
10. 31 C 75 C 0,29 V
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan perencanaan dan pembuatan sistem alat
Dari hasil pengujian resistansi dengan menggunakan kemudian dilakukan pengujian sehingga didapatkan beberapa
rangkaian jembatan wheatstone 3 wire diatas dapat diketahui kesimpulan tentang sistem kerja dari alat yang meliputi:
nilai Vo. Dari nilai Vo tersebut kita dapat mengetahui apakah 1. Dari nilai resistansi yang mengalami kenaikan yang
ada perubahan nilai resistansi atau tidak pada saat kabel sangat besar disebabkan karena perubahan resistansi
tersebut dipanaskan hingga 72 C. Untuk mengetahui hal kabel yang yang hanya berada pada salah satu sisi
tersebut dapat dilihat melalui rumus dibawah ini : rangkaian jembatan wheatstone yang menyebabkan
perubahan yang sangat besar pada 2 wire.
VA = 2. 3 wire akan memberikan hasil yang lebih tepat
dibandingkan 2 wire. Hal ini dikarenakan perubahan
VB = resistansi kabel berada seimbang dikedua sisi rangkaian
jembatan wheatstone. Dengan kata lain apabila salah satu
= A - B sisi berubah, maka sisi lainnya juga akan berubah.
Dari rumus diatas dapat diketahui pada pengujian pengukuran 5.2 Saran
nilai resistansi kabel 3 wire menghasilkan nilai yang seimbang Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam tugas akhir ini
karena posisi resistansi kabel berada pada kedua sisi lengan maka diharapkan dapat dikembangkan dimasa mendatang
rangkaian jembatan wheatstone. Jadi apabila kabel diantaranya:
dipanaskan, perubahan resistansi akan seimbang di kedua sisi 1. Untuk menambah data pengujian, sebaiknya suhu dalam
tersebut. 3 wire ini sangat ideal dari pada 2 wire karena nilai box dapat diatur atau dikontrol dengan menggunakan
resistansi di kedua sisi akan sama-sama berubah. PID atau Fuzzy.
2. Penggunaan heatrig untuk menguji perubahan sensor
Tabel 5 Data Pengujian 2 wire dengan Suhu PT-100 tetap 31C RTD PT-100 hingga suhu maksimal harusnya dapat
dilakukan agar bisa membandingkan antara sensor RTD
No. Suhu pada RTD Sensor Suhu Kabel Vo
PT-100 pada suhu tetap atau konstan dibandingkan
1. 31 C 31 C 0,27 V dengan sensor RTD PT-100 pada suhu yang berubah-
ubah.
2. 31 C 35 C 0,34 V
3. 31 C 40 C 0,43 V
4. 31 C 45 C 0,51 V
DAFTAR PUSTAKA
5. 31C 50 C 0,59 V
6. 31 C 55 C 0,67 V [1] Dian Saras, Analisa Jembatan Wheatstone, (Laboratorium Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
7. 31 C 60 C 0,75 V Prof Dr Hamka, Jakarta, 2011)
[2] ] Mandayatma Eka, Optimalisasi ADC dengan Rekayasa Perangkat
8. 31 C 65 C 0,83 V Keras Pada Pengukuran Suhu, (Teknik Elektro Politeknik Negeri
Malang 2015)
9. 31 C 70 C 0,91 V [3] N. Marwah (2013), Rancangan Sistem Akuisisi Data Suhu Dengan Pt-
100 Terhadap Fungsi Kedalaman Sumur Pengeboran Berbasis
10. 31 C 76 C 0,98 V Mikrokon- troler H8/3069F. (FMIPA Universitas Indonesia) Jakarta.
[4] T.K. Indratno (2015), Optimasi Diameter dan Panjang Kawat Koil
Sebagai Sensor Suhu Semen Sapi Berbasis RTD-C. Tesis Universitas
VA = Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
[5] Waskito Pamuji (2005), Kawat Selenoida sebagai Sensor Suhu
Berbasis Resistor Temperature Detector Coils (RTD-C), (Universitas
VB = Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
= A - B
Vout = x Av