Pertama muatan kapal batubara di Coal Jetty dibongkar dengan Ship Unloader & disimpan di
Coal Yard. Secara kontinue batubara diambil oleh Stacker Reclaimer dialirkan melalui
Conveyor menuju Crusher House untuk diturunkan ukuran batubara & dialirkan ke Coal
Silo.
Proses selanjutnya, penurunan ukuran batubara menjadi bubuk di Pulverizer. Batubara yang
telah berbentuk bubuk di Pulverizer dipanaskan & dihembuskan dengan udara dari Primary
Air Fan menuju Furnace melalui Burner. Sedangkan untuk kebutuhan udara pembakaran
disediakan oleh Force Draft Fan. Pembakaran tersebut digunakan untuk memanaskan Boiler
sehingga akan merubah air umpan menjadi uap hingga Superheated. Proses di Boiler
merupakan perubahan energi kimia dari batubara menjadi energi kalor/panas.
Uap Superheated digunakan untuk memutar High Pressure (HP) Turbine. Uap keluar HP
Turbine dipanaskan kembali oleh Reheater untuk memutar Intermediete Pressure (IP) dan
Low Pressure (LP) Turbine. HP, IP, dan LP Turbine tersebut dikopel bersamaan dengan
Generator sehingga menghasilkan listrik. Uap yang keluar dari LP Turbine lalu masuk ke
Condensor untuk dikondensasi menjadi air umpan kembali. Air tersebut selanjutnya dipompa
kembali ke Boiler untuk dipanaskan dan diubah menjadi uap air yang digunakan untuk
memutar Turbine lagi (Close Cycle). Proses di Turbine dan Generator merupakan perubahan
energi kalor/panas menjadi energi gerak selanjutnya menjadi energi listrik.
3. SYSTEM BAHAN BAKAR
Fungsi bahan bakar pada PLTU adalah untuk memanasi air di boiler hingga menjadi uap.
Jenis bahan bakar yang digunakan ada tiga macam yaitu :
Batu bara
Gmbut
Minyak bumi
MFO
4. SISTEM PEMBAKARAN
Sistem pembakaran pada PLTU keramasan dilakukan di dalam boiler yang
letaknya terpisah dari turbin atau dapat disebut mesin pembakar luar.
Dalam PLTU terjadi perubahan dari energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas
untuk memanaskan air yang kemudian berubah menjadi energi mekanik yang menggerakkan
turbin lalu berubah lagi menjadi energi listrik dalam generator.
Berikut ini adalah macam-macam bahan bakar PLTU:
a. Batubara.
Pada PLTU batubara, batubara sendiri adalah sebagai bakar utama. Instalasi pembangkit
tenaga listrik menggunakan mesin turbin dengan menghasilkan energy listrik dengan bahan
bakar batubara. Persediaan batubara tersebut ditampung dilapangan terbuka dan untuk
kebutuhan pembakaran diboiler batu bara tersebut ditampung pada bunker ditiap boiler.
PLTU batu bara sendiri adalah sumber utama listrik dunia saat ini. Sekitar 60% listrik
dunia bergantung pada batu bara kerana biaya PLTU batu bara sangat terjangkau selain itu
bahan bakar batu bara sendiri mudah didapatkan dan persediaannya berlimpah.
a) Prinsip kerja PLTU berbahan bakara batu bara.
Prinsip kerja PLTU berbahan bakar batu bara adalah dengan menggunakan boiler sebagai
alat untuk proses pembakaran dan bentuk utama pembangkit listrik tersebut adalah generator
yang dihubungkan keturbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas.
Mula-mula batu bara dari luar dialirkan kepenampung batu bara dengan conveyon,
kemudian dihancurkan dengan menggunakan pulverized fuel coal. Lalu batu bara tersebut
menjadi tepung halus , tepung halus batu bara tersebut kemudian dicamapur dengan udara
panas oleh forced draught. Dengan tekanan tinggi campuran tersebut akan disemprotkan ke
boiler yang akan dialirkan kepipa boiler dan menjadi uap setelah itu uap tersebut dialirkan
kesuper heaters yang akan menggerakan turbin.
Selain itu ada beberpa metode juga dalam prinsip kerja PLTU batu bara ada metode
pembakaran tetap,serbuk,dan mengambang.
b. Gambut.
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa tumbuhan yang setengah
membusuk, oleh karena itu bahan organiknya tinggi. Oleh karena itu gambut sering
digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Gambut berpotensi besar untuk dijadikan sumber energi. Dapat dikatakan gambut
merupakan batubara dengan kualitas yang paling rendah.
d) Kesimpulan ,
Gambut merupakan salah satu energi alternatif yang cukup berpotensial untuk
diaplikasikan dengan berbagai perlengkapan yang sesuai,energi gambut merupakan energi
yang cukup ramah lingkungan . Untuk daerah seperti indonesia ini sangat berpotensi sekali
untuk menerapkan PLTU berbahan bakar gambut tersebut sleain iklimnya ketersedian bahan
bakar gambut tersebut sangat berlimpah dan energi ini sangat ramah lingkungan.
c. Minyak bumi
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik
dari jasad mikroorganisme dalam jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa
hewan dan tumbuhan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, zat-zat, dan lumpur selama
jutaan tahun lamanya serta mendapat tekanan panas bumi secara alami. Bersamaan dengan
proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik
menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon dalam proses penguraian tersebut berlangsung sangat
lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi membutuhkan waktu yang sangat lama.
Itulah sebabnya minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
kembali, sehingga dibutuhkan kebikjasaana dalam eksplorasi pemakaianya.
Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran.
Semakin dalam batuan yang terkubur di dalam perut
bumi, minyak yang dihasilkan akan semakin banyak juga.
Dewasa ini sangat berperan minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari bagi kita.
Disebabkan karena mafaat dan kegunaanya yang banyak. Minyak bumi adalah cairan kental,
berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang sangat mudah terbakar, yang berada di lapisan
atas dari beberapa area di kerak bumi. Dari pengertian diatas bisa kita bayangkan bagaimana
pentingnya minyak bumi dalm hidup kita di era modern ini dan minyak bumi salah satu
bahan bakar utama dari sekian banyak bahan bakar yang digunakan dalam PLTU.
d. MFO
Marine Fuel Oil adalah hasil produk penyulingan minyak bumi, yang digunakan untuk
pembakaran langsung di dapur-dapur industri dan pemakaian lainnya seperti untuk Marine
Fuel Oil. MFO merupakan bahan bakar minyak termasuk jenis residue yang lebih kental
pada suhu kamar serta berwarna hitam pekat.
Minyak bumi atau minyak mentah (crude oil) merupakan bahan galian dari perut bumi
yang yang masih memerlukan proses lebih lanjut karena minyak bumi tersebut belum dapat
digunakan secara langsung. Untuk itu dilakukan pengolahan agar didapat produk-produk
yang sesuai dengan persyaratan yang ditentukan untuk masing-masing produk salah satunya
sebagai bahan bakar PLTU. Minyak heavy fuel oil yaitu Marine Fuel Oil (MFO) memiliki
karakteristik viskositas, kandungan sulfur dan kandungan logam, sedimen, kandungan abu
dan CCR cukup tinggi.
G. Komponen-komponen PLTU
a. Boiler
Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja.
Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air
panas atau steam pada tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika air didihkan
sampai menjadisteam, maka volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga
yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga sistem boiler merupakan
peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur, dan
laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal
tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan
tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatansteam yang
keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan
menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik
dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga
menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua
sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan
energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat
dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem
air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.
Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan,
penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi
kerusakan dari sistem steam. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam
dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.
Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan bahan
bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan
bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
b) Komponen-komponen Boiler
Furnace Wall
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian
dari furnace diantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue
gas, charge and discharge door.
Steam Drum
Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk memisahkan uap
dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam Boiler. Secara umum, ada empat jenis pipa
sambungan dasar yang berhubungan dengan Steam Drum, yaitu :
o Yang pertama adalah Feed Water Pipe, berfungsi mengalirkan air dari Economizer
ke Distribution Pipe yang panjangnya sama persis dengan Steam Drum. Distribution Pipe
bertugas mengalirkan air dari Economizer secara merata keseluruh bagian Steam Drum.
o Pipa sambungan yang kedua adalah pipa turun yang biasanya kita sebut
Downcomers. Downcomers biasanya ditempatkan disepanjang bagian dasar Steam Drum dengan
jarak yang sama antara satu dengan yang lainnya. Pipa-pipa ini mengalirkan air dari Steam Drum
menuju Boiler Circulating Pump. Boiler Water Circulating Pump atau disingkat dengan BWCP
digunakan untuk memompa air dari Downcomers dan mensirkulasikannya menuju Waterwall
yang kemudian air tersebut dipanaskan oleh pembakaran di Boiler dan selanjutnya dikirim
kembali ke Steam Drum.
o Sambungan ketiga terletak di kedua sisi Steam Drum, yaitu Waterwall Pipe.
Waterwall merupakan pipa-pipa kecil yang berderet vertikal dalam Boiler, setiap pipa dilas satu
sama lain agar membentuk selubung yang kontinyu dalam Boiler, konstruksi seperti ini biasanya
disebut sebagai konstruksi membran. Waterwall bertugas menerima dan mengalirkan air yang
berasal dari Boiler Circulating Pump untuk kemudian dipanaskan dalam Boiler dan dialirkan ke
Steam Drum.
o Sambungan yang terakhir adalah Steam Outlet Pipe. Pipa ini diletakkan dibagian
atas Steam Drum untuk memungkinkan Saturated Steam keluar dari Steam Drum dan menuju
Superheater.
Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan dipisahkan dan diteruskan untuk pemanasan lebih
lanjut di Superheater, sedangkan airnya tetap berada dalam Steam Drum untuk kemudian
dialirkan ke Downcomers, dari sini keseluruhan proses akan dimulai lagi.
Selain pipa-pipa tersebut, juga terdapat Blowdown Pipe, letaknya didekat bagian bawah
Steam Drum, tepat dibawah lapisan permukaan air. Setiap kali air berubah menjadi Steam,
kotoran-kotoran air tetap tertinggal di air dalam Steam Drum. Jika konsentrasi kotoran-kotoran
ini menjadi tinggi, kemurnian Steam yang keluar dari Steam Drum akan terpengaruh dan bahkan
kotoran tersebut terbawa ke Superheater maupun ke Turbine. Pipa Blowdown menghilangkan
sebagian kecil air Boiler dari permukaan Steam Drum, pipa ini akan mengalirkan kotoran-
kotoran tersebut sehingga dapat mengurangi konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan pada
akhirnya dapat menjaga Superheater maupun Turbine tetap bersih.
Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air
umpan baru.
Sealain Komponen tersebut masih ada komponen pendukung lainya yang
tidak kalah pentingnya dalam proses produksi seperti, Reheater, Boiler Water
Circulating Pump (BWTP), Down Comer, Pulveraizer dan lain-lain
b. Turbin Uap
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi
kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain, dihubungkan
dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang digerakkan
turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk pembangkit listrik.
Turbin uap merupakan salah satu jenis mesin yang menggunakan metode external
combustion engine (mesin pembakaran luar). Pemanasan fluida kerja (uap) dilakukan di luar
sistem. Prinsip kerja dari suatu instalasi turbin uap secara umum adalah dimulai dari
pemanasan air pada ketel uap. Uap air hasil pemanasan yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi selanjutnya digunakan untuk menggerakkan poros turbin. Uap yang keluar dari turbin
selanjutnya dapat dipanaskan kembali atau langsung disalurkan ke kondensor untuk
didinginkan. Pada kondensor uap berubah kembali menjadi air dengan tekanan dan
temperatur yang telah menurun. Selanjutnya air tersebut dialirkan kembali ke ketal uap
dengan bantuan pompa. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa turbin uap adalah
mesin pembangkit yang bekerja dengan sistem siklus tertutup.
a) Komponen-komponen Turbin
Sudu
Konversi energi terjadi melalui/pada sudu turbin. Turbin mempunyai susunan sudu
bergerak berselang-seling dengan sudu tetap. Sudu bergerak dan sudu tetap tersebut berkerja
besama untuk mengubah energi panas dalam uap menjadi energi mekanis berotasi.
Nozel
Nozel berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar) potensial menjadi energi kinetik dari
uap.
Disck (roda turbin)
Disck berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin kepada pesawat yang digerakkan.
Tenaga yang dihasilkan poros ini tenaga mekanis uap.
Jadi secara ringkas kerja turbin adalah dimana tenaga potensial dari uap dari boiler dirobah
menjadi tenaga kinetis pada Nozel dan tenaga kinetis ini dirobah menjadi tenaga putar pada
Blade, dengan melalui Disck tenaga putar dirubah menjadi tenaga mekanis pada poros
(shaft).
b. Klasifikasi Turbin Uap
1. Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerja (ekspansi uap)
1.Turbin Impuls
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berotor satu atau
banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan
mempunyai sudut masuk dan sudut keluar. Karena pada sudu gerak tidak terjadi ekspansi maka
bentuk sudu gerak turbin tersebut adalah simetris
Uap kering (superheated vapor) diekspansikan di nosel sehingga terjadi pengubahan energi
potensial maksimal menjadi energi kinetik maksimal. Konversi energi ini ditunjukan dengan
persamaan:
h1h2
2 )
C2 =
Dimana :
C2 = adalah kecepatan absolut yang keluar dari nosel
h1 = entalpi masuk
h2 = entalpi keluar dari nosel
Gas kecepatan tinggi menghantam bilah dimana sebagian besar dari energi kinetik diubah
menjadi putaran poros turbin. Untuk mendapatkan transfer energi maksimum maka bilah-bilah
turbin harus berotasi 1,5 kali kecepatan semburan uap kering.
Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin dengan proses ekspansi (penurunan tekanan) yang terjadi baik
di dalam baris sudu tetap maupun sudu gerak, energi termal uap diubah menjadi energi kinetik di
sudu-sudu penghantar dan sudu-sudu jalan, dan kemudian gaya reaksi dari uap akan mendorong
sudu-sudu untuk berputar. Turbin reaksi disebut juga turbin Parsons sesuai dengan nama
pembuat turbin pertama, yaitu Sir Charles Parsons (Suyanto:2010)
Turbin reaksi, turbin yang proses ekspansi fluida kerjanya terjadi baik pada nosel maupun sudu
gerak, energi termal uap diubah menjadi energi kinetik di sudu-sudu penghantar dan sudu-sudu
jalan, dan kemudian gaya reaksi dari uap akan mendorong sudu-sudu untuk berputar.
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari baris sudu tetap dan
dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah dari sudu
impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap
walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.Turbin reaksi nekatingkat/bertingkat. Setiap tingkat
terdiri dari nosel tetap dan nosel bergerak. Penurunan tekanan terjadi di ke dua nosel tersebut.
Turbin reaksi merupakan turbin bertingkat dengan nosel tetap dan nosel bergerak selihberganti.
Pasangan nosel tetap dan nosel bergerak disebut satu tingkat. Seperti turbin impuls, turbin reaksi
nekatingkat dapat bekerja pada sudu dengan kecepatan rendah untuk menghasilkan daya
maksimum.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak
Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.
Contoh dari turbin reaksi ini adalah turbin hero.
Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam Turbin
Turbin Tunggal ( Single Stage )
Uap dari nosel akan mendorong sudu-sudu secara terus menerus sehingga mengakibatkan roda
turbin berputar. Ekspansi uap melalui nosel mengubah energi termal entalpi menjadi energi
mekanik atau kecepatan tinggi. Kecepatan uap diekspansikan ke sudu gerak.
Kombinasi antara nosel dan sudu gerak dalam turbin paling sederhana adalah turbin satu tingkat
(single stage). Turbin satu tingkat (single stage) digunakan pada kebutuhan khusus, dan dapat
dikenali dengan uap keluar yang masih memiliki banyak energi
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil, misalnya
penggerak kompresor, blower, dll.
Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada turbin
bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut terjadi distribusi
kecepatan / tekanan.
Pada turbin dengan 3 tingkat misalnya, terdiri dari 3 sudu gerak yang terdapat pada poros. Uap
dari nosel mengenai sudu-sudu yang akan mengerakkan poros berputar. Ketika uap melewati
nosel pertama, kecepatan uap akan menaik, dan tekanan uap akan menurun. Penurunan tekanan
akan diikuti dengan kenaikan volume spesifik uap. Uap mengekspansi sebagian energi ke sudu
gerak dan meninggalkan nosel pertama, serta memasuki nosel ke 2, dimana uap mengekspansi
sebagian energi lagi. Energi diekspansi pada tingkat ke 2 dan ke 3. Setelah uap melalui tingkat ke
3, dimana uap memberikan energinya untuk mengasilkan gerak, uap akan meninggalkan turbin
sebagai uap ke luar. Ukuran sudu gerak setiap tingkat akan lebih besar dari tingkat sebelumnya
seiring dengan dengan kenaikan volume spesifik uap.
Terdapat sedikit kerugian/kehilangan energi, ketika uap melalui nose!. Proses konversi energi
terjadi di nose!, dimana energi internal (tekanan) uap dikonversi menjadi energi kinetik
(kecepatan). Nosel harus didisain dengan penyempitan luas area aliran uap secara halus.
Kemudian uap akan mengalami percepatan melalui nosel karena penyempitan luas area aliran
dan akan meninggalkan nosel dengan kecepatan uap yang tinggi. Lalu, uap akan menubruk sudu
gerak, dimana sudu tersebut didisain untuk mengambil energi dari kecepatan uap yang tinggi.
Sudu gerak akan mengakibatkan perubahan kecepatan uap ketika uap melewati sudu tersebut,
yang mengakibatkan pemindahan energi dari uap sudu, yaitu dalam bentuk kecepatan uap yang
tinggi. Ketika uap menimpa sudu gerak, uap memberikan gaya dan energinya ke sudu, dalam
bentuk perubahan momentum, yang mempercepat sudu bergerak.
Didalam proses turbin, energi termaljenthalpi menjadi energi mekanik, terdapat 2 transformasi
energi utama, yaitu;
transformasi energi pertama adalah proses thermodinamik, yaitu energi thermal diubah ke energi
kinetik, yang menghasilkan kecepatan uap yang tinggi dan perubahan momentum.
transformasi energi kedua adalah proses mekanik, yaitu uap menimpa sudu gerak, yang
imparting momentum sehingga memutar poros turbin.
Turbin ekstraksi kondensasi, beroperasi dengan penggunaan uap ganda, yaitu untuk pembangkit
tenaga (penyediaan daya), dan juga untuk penyediaan uap bagi keperluan-keperluan ekstraksi.
Bila tidak ada kebutuhan uap untuk ekstraksi, maka turbin akan bekerja sebagai turbin
kondensasi langsung. Turbin ekstraksi kondensasi
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan lain, misalnya
proses industri.
Reheat factor :
Efisiensi isentropik turbin banyak tingkat :
a. Generator
Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik yang
terdiri dari Stator dan Rotor. Rotor tersebut dihubungkan dengan
Shaft Turbine sehingga berputar bersama-sama. Stator Bars
didalam sebuah generator membawa arus hubungan output
pembangkit. Arus DC (Direct current) dialirkan melalui Brush
Gear yang langsung bersentuhan dengan Slip Ring yang
dipasang jadi satu dengan Rotor sehingga akan timbul medan
magnit (flux). Jika Rotor berputar, medan magnit tersebut
memotong kumparan pada Stator sehingga pada ujung-ujung
kumparan Stator timbul tegangan listrik.
http://pembangkit-uap.blogspot.co.id/2015/03/klasifikasi-turbin-uap-k2513067.html