Anda di halaman 1dari 16

PT.

GEO DIPA ENERGI


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI DIENG UNIT 1
A. PEMANFAATAN SUMBER ENERGI PANAS BUMI
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi termasuk sumber energi yang baru dan terbarukan. Uap panas dari
reservoir yang diambil dari sumur-sumur produksi kemudian dialirkan
untuk memutar turbin, namun sebelum uap digunakan untuk memutar
turbin dilakukan proses-proses pemisahan uap dari partikel air yang
terkandung didalamnya, sehingga uap yang digunakan untuk memutar
turbin adalah uap yang benar-benar kering. Uap sisa pembangkitan
dikondensasikan untuk kemudian digunakan untuk pendinginan sistem dan
sebagian diinjeksikan lagi ke dalam bumi melalui sumur injeksi.

Skema proses pemanfaatan panas bumi

(Sumber: Data PT. Geo Dipa Energi, 2015)

Dari skema diatas secara singkat fluida panas bumi yang dipompa dari
Production Well disalurkan menuju tabung separator untuk pemisahan
antara fasa uap dan fasa air. Fasa uap lalu dialirkan langsung untuk
menggerakkan turbin sedangkan fasa air diinjeksikan kembali ke dalam
reservoir melalui Injection Well.
B. PROSES PRODUKSI PT. GEO DIPA ENERGI (PERSERO)
UNIT 1 DIENG
1. Peralatan Utama Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) Unit 1 Dieng
a. Steam Field (Lapangan Uap)
1) Well Head (Kepala Sumur)
Sumur produksi berfungsi untuk memproduksi uap yang
akan digunakan pada pembangkit listrik panas bumi sebagai
sumber energi yang akan menghasilkan listrik. Pada sumur
produksi terdapat well head (kepala sumur) merupakan tempat
pengeboran yang akan menghasilkan uap panas.

Bagian-bagian yang terdapat di kepala sumur , yaitu


Master Valve yang berfungsi untuk menutup dan membuka
aliran fluida dari dalam sumur. Bleed Valve yang berfungsi
untuk menyemburkan aliran fluida ke udara dengan laju aliran
yang sangat kecil (bleeding) saat sumur tidak diproduktifkan.
Fluida perlu dikeluarkan dengan laju alir sangat kecil agar
sumur tetap panas panas dan gas tidak terjebak di dalam
sumur, serta menghindari terjadinya thermal shock atau
perubahan panas secara tiba-tiba. Top Valve, terletak pada
bagian paling atas dari kepala sumur. Anullus valve, terletak di
bawah permukaan tanah yang berfungsi sebagai valve utama.
Throttle chocke, terletak pada pipa kepala sumur yang
berfungsi sebagai pengatur tekanan dari kepala sumur yang
dipakai sebagai dasar pengaturan besarnya laju produksi
sumur tersebut.

Top
Valve

Master
Valve1

Master
Valve2

Bleed
Valve

Gambar 2 Kepala sumur (Well Head)


(Sumber: Data primer, 2015)
2) Separator
Separator adalah tempat untuk memisahkan uap dari air
atau tempat untuk memisahkan uap dari partikel padat dan
mist. Bentuk fisik dari separator dan gaya gravitasi yang
bekerja memungkinkan uap bergerak ke atas dan air beserta
partikel padat jatuh ke bawah. Dengan cara ini, maka uap akan
terpisah dari air dan partikel padat.
Uap selanjutnya masuk ke pipa alir uap dan air beserta
partikel padat selanjutnya masuk ke pipa alir brine. Konstruksi
dari separator berupa sekat – sekat yang dapat menahan air
agar tidak terbawa oleh uap bertekanan tinggi. Hasil dari
separator berupa uap yang akan dikirim ke Power Plant
sedangkan sisanya berupa brine (air yang banyak mengandung
mineral seperti silica) akan dikirim ke balong (kolam
penampungan) untuk dibuang atau diinjeksikan ke dalam
bumi lagi melalui sumur injeksi.

Separator

(Sumber: Data primer, 2015)

3) AFT ( Atmospheric Flash Tank ) atau Silincer


AFT ( Atmospheric Flash Tank ) atau Silincer merupakan
silinder yang didalamnya diberi suatu pelapis untuk
mengendapkan suara dan bagian atasnya terbuka. Fluida dari
sumur produksi yang akan dibuang akan menimbulkan
kebisingan yang luar biasa (>100dB) hingga dapat
memekakkan telinga dan bahkan bila tanpa perlindungan
telinga, dapat menyebabkan rusaknya pendengaran.
Sedangkan batas keluaran bunyi yang diperbolehkan hanya
sekitar 75 dB. Maka dari itu diperlukan Silincer untuk
mengurangi kebisingan, menetralisasi gas dan juga untuk
mengkontrol aliran fluida yang akan dibuang.
Silincer juga berfungsi untuk melakukan bleeding pada
sumur yang sedang tidak beroperasi. Bleeding adalah upaya
yang dilakukan untuk menjaga agar sumur tidak mati dan
menjaga tekanan dalam sumur dengan cara mengalirkan
aliran fluida ke atmosfer.
Silincer yang digunakan di PLTP Unit 1 Dieng ini
mempunyai spesifikasi berupa tekanan hidrostatik sebesar 2.5
psig, design temperature hingga 246 0C dengan operating
temperature sebesar 188 0C. Silincer ini memiliki efisiensi
sebesar 85%.

Silincer

(Sumber: Data primer, 2015)

4) Pipa Uap
Fungsi utama dari pipa alir adalah mengalirkan
fluida (dua fasa) dari kepala sumur menuju separator,
mengalirkan uap kering dari separatormenuju turbin,
mengalirkan air hasil pemisah (brine) dari separator menuju
sumur injeksi, dan mengalirkan condensate water menuju
sumur injeksi. Sehingga, pipa alir terdiri dari pipa alir dua
fasa, pipa alir uap,pipa alir brine, dan pipa alir kondensat.
Ciri khas dari pipa alir uap adalah diameternya yang lebih
besar dibandingkan dengan pipa alir lain karena volume
spesifik dari uap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
volume spesifik dari air atau brine.

Pipa uap

(Sumber: Data PT. Geo Dipa Energi, 2015)

Pipa air umumnya diselubungi oleh insulator khusus.


Tujuan utama pemakaian insulator adalah meminimalisir
kehilangan panas (heat losses) yang terjadi di sepanjang pipa
alir terutama pada pipa alir yang terbentang dari kepala
sumur hingga ke turbin. Tujuan lain dari pemakaian
selubung insulator ini adalah agar pipa tidak panas ketika
tersentuh baik oleh manusia maupu hewan sekitar.
5) Pond (Balong)
Balong atau biasa disebut sebagai kolam, merupakan
komponen pendukung PLTP yang digunakan untuk
menampung fluida dari hasil proses produksi. Selain itu,
balong juga berfungsi untuk melakukan pengendapan silica
dan menurukan temperatur dari brine water sebelum
diinjeksikan kembali ke sumur injeksi.
Brine water pada balong milik PLTP Geo Dipa
Energi Unit 1 Dieng memiliki suhu rata- rata sekitar 180 0C
ketika baru dialirkan dari silincer. Kendala opersasinya
adalah endapan silica pada balong belum secara maksimal
dimanfaatkan, selain itu juga kandungan silica pada brine
water belum sepenuhnya mengendap pada balong,,
sehingga air yang diinjeksikan ke sumur injeksi masih
mengandung silica.
Balong atau pond
(Sumber: Data primer, 2015)

6) Brine Pump
Brine pump berfungsi untuk memompa brine water
dari balong menuju sumur injeksi. Pompa ini bekerja pada
rentang temperatur sekitar 50-60 0C. Kapasitas pompa brine
yang digunakan adalah sekitar 700 GPM (Gallon Per
Minute) dengan tekanan rata-rata 304 Psi. Tipe dari pompa
brine nya adalah pompa berjenis sentrifugal dengan
kapasitas driver sebesar 200 HP pada kecepatan 2900 rpm.

Brine pump
(Sumber: Data primer, 2015)
7) Sumur Injeksi
Sumur injeksi berfungsi untuk menginjeksikan fluida
yang berasal dari sisa hasil pemisahan produksi uap PLTP.
Proses ini dilakukan untuk menjaga kuantitas air pada
reservoir sehingga siklus PLTP memiliki lifetime yang lebih
lama. Biasanya sumur injeksi hanya mengembalikan 40%
dari jumlah fluida yang diambil dari reservoir dan sisanya
merupakan air hujan (meteoroid water) yang dibiarkan
secara alami mengisi reservoir.
Sumur injeksi
(Sumber: Data primer, 2015)
8) Rock Muffler
Rock muffler merupakan tumpukan batu yang di
letakkan sebuah kotak, berfungsi sebagai peredam suara,
pelepasan uap dan menjaga agar tekanan uap stabil. Pada
unit proses produksi PT.GDE unit 1 Dieng tekanan diatur
sebesar 9.8 bar. Fungsi lain rock muffler adalah sebagai
proteksi apabila terdapat masalah pada power plant. Ketika
uap yang terdistribusi dari well pad memiliki tekanan
berlebih, amak dapat langsung dibuang ke udara oleh rock
muffler. Sedangkan ketika tekanan saat supply uap yang
berasal dari well pad kurang dari set point, maka rock
muffler akan menambahkan uap ke power plant.
9) Kompresor
Kompresor berfungsi untuk mengahsilkan udara
bertekanan sebagai energi penggerak valve pneumatic.
10) CDP ( Condensat Drain Pots )
Untuk menjaga kualitas uap maka diperlukan
makanisme yang digunakan untuk membuang kondensat di
dalam pipa. Condensat Drain Port atau CDP merupakan
rangkaian alat yang dipasang sepanjang jalur saluran pipa
terutama pada bagian jalur pipa yang rendah untuk menjebak
kondensat dan membuang ke luar pipa.
Jarak rata – rata antar CDP sekitar 50 meter. CDP
biasanya terdiri dari main hole, valve, condensat trap.
Elbow, blow down dan pipa. Main hole digunakan sebagai
tempat pembuangan uap basah. Kondensat yang terbentuk
di dalam pipa secara gravitasi akan terdorong dan masuk ke
dalam main hole. Kondensat yang terkumpul akan
dikeluarkan melalui dua cara, yakni melalui condensat trap
dan blow down.
Prinsip kerja dari kondensat trap adalah
memanfaatkan perbedaan tekanan di dalam dan di luar
saluran pipa. Perbedaan tekanan ini merupakan fungsi dari
kuantitas kondensat yang terdapat di dalam main hole dan
temperature di dalam main hole.
b. Power Plant (Pembangkit)
1) Rupture Disk
Rupture disk berfungsi sebagai pengaman dari pipa
uap yang ada di area power plant. Rupture disk akan bekerja
membuka katup apabila rock muffler sudah tidak mampu
mengatasi tekanan uap yang berlebihan.
2) Scrubber
Fungsi Scrubber sama dengan separator yaitu
memisahkan air dan uap. Scrubber diletakkan sebelum uap
masuk ke turbin karena uap dari separator masih
mengandung butiran – butiran air, terlebih jarak antara
power plant dan steam field yang cukup jauh, sehingga
memungkinkan terjadinya kondensasi. Scrubber merupakan
pemisah terakhir sebelum masuk main steam valve.
3) Demister
Demister adalah alat untuk proses penyaringan uap
( steam ) yang paling terakhir sebelum steam masuk ke
trubin. Proses penyaringan ini merupakan suatu upaya untuk
menghindari proses vibrasi, erosi dan pembentukan kerak (
scalling ) pada sudut dari nozzle yang akan mengganggu
kerja turbin.
4) Stop Valve
Stop valve berfungsi sebagai pembuka dan penutup
aliran uap ke turbin. Stop valve juga sebagai pengaman jika
terjadi masalah pada turbin datau generator, maka stop valve
akan menghentikan aliran uap ke turbin.
5) Control Valve
Control valve berfungsi sebagai katup pengatur
besar kecilnya uap yang akan mask ke turbin. Control valve
bekerja dibantu dengan TCS (Turbin Control System) yang
akan memberikan sinyal seberapa besar uap yang harus
masuk ke turbin.
6) Turbin Uap
Model turbin yang digunakan pada PLTP Unit 1
Dieng adalah model double flow dengan tipe impuls-
reaction buatan Ansaldo Manufacture (Italia) produksi tahun
1990. Selama proses operasi, putaran turbin akan mencapai
3000 rpm. Besar nilai pressure turbin adalah 0,081 ATA.
Turbin ini memiliki stage 7+7. Kendala operasi pada turbin
yakni perawatan berkala karena uap bersih yang masuk ke
turbin dalam jangka waktu yang panjang akan mengandung
partikel air. Uap yang tidak bersih akan membawa NCG
yang dapat memberikan efek abrasi pada turbin sehingga
akan mempengaruhi lifetime dari turbin. Range kerja untuk
tekanan uap dari turbin adalah 6-12 bar.
7) Generator
Generator yang digunakan di PLTP Unit 1 Dieng
memiliki tipe totally closed dan proses didalamnya
menerapkan sistem 3 fasa. Di dalam generator terdapat
rangkaian stator dan rotor. Stator membutuhkan tegangan
sekitar 15000 Volt dan arus 2890 Ampere. Selain itu,
generator ini memiliki 2 buah kutub medan, yakni kutub
utara dan kutub selatan yang menghasilkan putaran 3000
rpm. Power factor generator ini mencapai 0,8 dengan
frekuensi keluaran sebesar 50 Hz serta rangetegangan
keluaran antara 13,8 kV – 15 kV. Kapasitas daya generator
adalah 75 MVA dengan efisiensi sekitar 95%.
8) Condenser
Condenser merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengkondensasikan uap sisa dari turbin dengan
kondisi tekanan yang vakum. Uap sisa dari turbin masuk dari
sisi atas condenser, kemudian mengalami kondensasi
sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang
diinjeksikan melalui spray nozzle. Uap sisa yang tidak
terkondensasi dikeluarkan dari condenser oleh ejector. Air
kondensat dipompakan oleh dua buah pompa pendingin
utama ( Main Cooling Water Pump ) ke manara pendingin
(cooling tower) untuk didinginkan ulang sebelum
disirkulasikan kembali ke condenser. Spesifikasi condenser
yang digunakan yang digunakan di PLTP Unit 1 Dieng
adalah memiliki tekanan vakum antara 0.007 – 0.1 bar
dengan suhu output sampai dengan 400C. Kendala operasi
yang terjadi pada condenser ialah apabila terdapat NCG
(Non Condensable Gas) pada uap yang masuk, karena NCG
tidak dapat terkondensasi sehingga dapat menyebabkan
tekanan dalam condenser meningkat.
9) Ejector
Ejector adalah alat untuk menarik gas yang tidak
dapat terkondensasi dari condenser agar condenser tetap
dalam kondisi vakum. Ejector berfungsi untuk menyaring
NCG (Non Condensable Gas) atau gas yang tidak dapat
dikondensasikan dari condenser dan dibuang ke udara.
Sistem ejector merupakan salah satu sistem yang sangat
penting bagi suatu PLTP. Karena suatu PLTP tidak dapat
beroperasi dengan baik apabila sistem ekstrasi gas
(ejector) yang terpasang mengalami gangguan.
10) Intercondenser dan Atercooler
Intercooler dan Aftercooler berfungsi sebagai
pemisah NCG dengan bantuan spray wate rdari Auxiliary
Cooling Pump dan Vacuum Pump yang kemudian gas NCG
tersebut disalurkan menuju cooling tower.
11) Auxiliary Cooling Pump
Auxiliary cooling pump berfungsi sebagai pompa
spray water ke Intercooler. Auxiliary cooling pump
mendapatkan pasokan air dari basin cooling tower. Besar
daya yang dimiliki oleh auxiliary cooling pump adalah 20
HP.

12) Vacuum Pump


Vacuum pump berfungsi sebagai pompa spray water
untuk masuk ke aftercooler. Vacuum pump juga menerima
pasokan air dari basin cooling tower. Besar daya yang
dimiliki oleh vacuum pump adalah 20 HP.
13) Blow Down Pump
Blow down pump adalah pompa yang berfungsi
untuk memompa air dari cooling tower menuju sumur
injeksi. Kondensat dipompa melalui satu jalur injeksi dan
bercampur dengan brine water yang berasal dari steam field.
Selain memompa kondensat dari cooling tower, blow down
pump juga berfungsi untuk memompa kondensat yang
berasal dari condensate trap. Besar daya yang dimiliki 200
HP.
14) Hot Well Pump
Hot well pump merupakan salah satu pompa yang
berfungsi untuk memompakan air panas yang berasal dari
condenser ke menara pendingin ( cooling tower ). Selain itu,
hot well pump juga berfungsi untuk menjaga level air di
dalam condenser untuk menjaga condenser agar tetap
berada pada kondisi vakum.
15) Cooling Tower
Menara pendingin atau biasa disebut dengan
cooling tower merupakan unit proses produksi yang
berfungsi sebaga instrumen pendingin dari hasil kondensasi.
Cooling tower juga berfungis sebagai unit pembuangan
terakhir dari uap atau gas (non condensable gas) yang sudah
tidak membahayakan bagi lingkungan. Menara pendingin
pada dasarnya merupakan alat penukar panas yang
menggunakan prinsip penguapan. Air yang berasal dari
condenser disemprotkan dari bagian atas menara pendingin.
Kemudian air tersebut jatuh dan berubah menjadi partikel –
partikel yang lebih kecil karena terkena bagian penghalang
(fill) di sepanjang jalur terjatuhnya air. Sementara itu, udara
dari lingkungan dimasukkan dari bagina bawah menara
pendingin menuju ke atas. Saat udara kontak dengan air,
terjadi proses perpindahan panas. Cooling tower di PLTP
Unit 1 Dieng memiliki konsumsi daya sebesar 712.8 kW
dengan suhu masuk pada inlet cooling tower sebesar 35.20C.
Cooling tower tersebut menghasilkan keluaran air dingin
bersuhu sekitar 22.30C.
16) Distributed Control System (DCS)
DCS adalah salah satu perangkat sistem kontrol
yang berisikan berbagai macam software yang berfungsi
untuk mengendalikan dan memproses inputan yang
diberikan oleh masing–masing komponen pada plant. DCS
disini merupakan perangkat yang mengatur persentase
bukaan valve serta memantau parameter di steam field dan
power plant seperti suhu, tekanan, getaran, arus, dll.
17) Switchyard
Switch yard adalah bagian dari gardu induk terbuka
yang dijadikan sebagai tempat untuk meletakkan peralatan
listrik berupa pemisah (PMS), Lightning Arrester (LA),
pemutus tenaga (PMT), Current Transformator (CT),
Potential Transformator (PT), Circuit Breaker (CB),
Disconnecting Switch (DS), Earthing Switch (ES), Busbar
dan Local Control Panel.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Unit 1 Dieng
a. Operasi Pada Lapangan Produksi Uap (Steam Field)
Berawal dari sumur uap (well steam) yang telah
terpasang kepala sumur (well pad). Uap yang keluar melalui
well pad terdiri atas 2 fasa yaitu fasa uap dan fasa air. Well pad
tersebut memiliki master valve yang berfungsi sebagai
pembuka atau penutup aliran dari dalam lubang sumur.
Selanjutnya fluida mengalir ke wing valve yang terdiri dari 2
buah valve dimana satu valve berfungsi untuk mengatur aliran
menuju separator, sedangkan yang satu (by pass valve)
berfungsi untuk mengalirkan aliran menuju ke silencer/ AFT.
Di dalam AFT (Atmosphere Flash Tank) terjadi pemisahan
antara uap dan air.
Uap di AFT akan terbuang ke udara sedangkan air akan
dialirkan pada balong. Suhu air di AFT sendiri mencapai 180
0
C sehingga perlu didinginkan dahulu dengan ditampung pada
balong dan suhu bisa turun mencapai 80 0C.
Kemudian uap yang mengalir menuju separator juga
akan terpisah antara fasa uap dan fasa air. Fasa uap akan
mengalir ke atas dan masuk ke pipa alir uap menuju turbin
sedangkan fasa air akan turun kebawah menuju balong. Lalu
dari balong ini air akan dipompa lagi menuju sumur injeksi
untuk diinjeksikan lagi ke dalam perut bumi.
b. Operasi Pada Pembangkit Listrik (Power Plant)
Uap yang berasal dari rock muffler dengan tekanan yang
telah ditentukan dialirkan menuju power plant. Setelah sampai
di power plant, uap bertekanan tersebut akan mengalami 2 kali
penyaringan, pada scrubber dan demister untuk memastikan
bahwa uap yang digunakan untuk memutar turbin benar-benar
kering dan bersih.
Jika generator pada awalnya dalam keadaan off-line,
maka uap tidak akan langsung digunakan untuk memutar
turbin. Akan tetapi, uap akan dialirkan melalui pipa terlebih
dahulu setelah ejector valve terbuka. Pada saat ini, Main Stop
Valve (MSV) masih tertutup, sehingga tidak ada uap yang
mengalir menuju turbin. Uap yang dialirkan melalui pipa
menuju ejector ini dimaksudkan untuk membuat condenser
menjadi vacuum.
Uap akan masuk menuju ejector step 1 dengan tekanan
yang tinggi. Tekanan yang tinggi ini mengakibatkan aliran
udara mengalir dari condenser menuju ejector step 1. Kerja
ejector step 1 untuk membuat condenser menjadi vacuum juga
dibantu oleh ejector step 2. Uap yang mengalir melalui ejector
step 1 akan diteruskan menuju intercondenser, sedangkan uap
yang mengalir melalui ejector step 2 akan diteruskan menuju
aftercooler.
Uap pada intercondenser akan dikondensasikan dengan
menyemprotkan air pendingin yang berasal dari kolam
penampung air cooling tower dengan menggunakan vacuum
cooling water pump, sedangkan uap pada aftercooler dengan
menggunakan auxiliary cooling water pump.
Gas-gas yang tidak dapat dikondensasi (Non
Condensable Gas) akan dikirim ke cooling tower untuk
dilepaskan ke udara. Level air pada condenser dijaga agar
tetap berada pada kisaran 40% sehingga, apabila level air telah
melebihi batas ini, hotwell pump akan memompakan
kelebihan air ini menuju cooling tower.
Air yang didinginkan pada cooling tower ini akan
digunakan sebagai air pendingin pada condenser,
intercondenser dan aftercooler. Level air pada kolam
penampung air (basin) yang terdapat pada cooling tower juga
dijaga agar berada pada level sekitar 90% sehingga, apabila
level air telah mendekati batas tersebut, sebagian air hasil
kondensasi uap pada condenser akan dialirkan menuju sumur
injeksi dengan menggunakan blowdown pump.
Setelah condenser bertekanan 0,04 bar, MSV akan
terbuka dan diikuti dengan terbukanya stop valve 1 dan 2 serta
control valve 1 dan 2. Dengan terbukanya valve tersebut, maka
uap akan mengalir melalui pipa untuk memutar turbin yang
terkopel dengan generator berkapasitas 60 MW dengan
frekuensi 50 Hz, sehingga pada akhirnya proses pembangkitan
tenaga listrik dapat terjadi.
Perlu diketahui bahwa, saat uap belum masuk ke turbin,
turbin harus berputar dengan kecepatan rendah sebesar ± 3
rpm dengan menggunakan turning gear. Setelah itu, dengan
masuknya uap, turbin akan berputar secara bertahap sampai
tercapai kecepatan 3000 rpm untuk menghasilkan frekuensi
listrik sebesar 50 Hz. Hasil keluaran PLTP unit Dieng ini
kemudian akan disambungkan ke jaringan milik PLN yang
terhubung dengan sistem interkoneksi Jawa – Bali.
Pada PLTP Dieng terdapat 5 buah transformator
dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Autotransformator 150kV/15kVdan 15 kV/150 kV
2. Transformator Step Down 15 kV/ 6 kV
3. Transformator Step Down 15kV/380 V sebanyak 2
buah
4. Transformator Step Down 6 kV/ 250 V
Proses Power Plant
(Sumber: Data PT. Geo Dipa Energi, 2015)
Well Production

Separator brine

Uap
Rock Muffler

Scrubber & Demister

Turbin Uap

Generator

Blok Diagram Produksi Listrik.

Anda mungkin juga menyukai