KALIBRASI ALAT
Kalibrasi alat hidrolika adalah perbandingan antara debit bacaan dengan debit
terukur. Menurut ISO/IEC Guide And Vocabulary of International Metrology
(VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara lain nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai yang
mewakili oleh bahan ukur atau dengan nilai yang sudah diketahui kebenarannya.
Dengan kata lain, konvensional nilai petunjuk alat ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur ke standar nasional
untuk satuan ukur dan internasional.
Manfaat kalibrasi adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap
sesuai dengan spesefikasinya sehingga tetap akurat dan presisi. Akurasi dalam
pengukuran merupakan tingkat kedekatan pengukuran kuantitas terhadap nilai yang
sebenarnya sedangkan kepresisian dari suatu sistem pengukuran diartikan sejauh
mana pengulangan pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah mendapatkan
hasil yang sama.
BAB 1 KALIBRASI ALAT
Menurut Miller & Miller (2000) tipe kesalahan dalam pengukuran analitik dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Kesalahan serius (Gross error)
Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya pengukuran harus
diulangi. Contoh dari kesalahan ini adalah kontaminasi reagent yang digunakan,
peralatan yang memang rusak total dan lain lain. Indikasi dari kesalahan ini cukup
jelas dari gambaran data yang sangat menyimpang, data tidak dapat memberikan
pola hasil yang jelas, tingkat reprodusibilitas yang sangat rendah dan lain lain.
b. Kesalahan acak (Random error)
Golongan kesalahan menyebabkan hasil dari suatu perulangan menjadi relatif
berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual berada di sekitar harga rata-
rata. Kesalahan ini memberi efek pada tingkat akurasi dan kemampuan dapat
terulang (reprodusibilitas). Kesalahan ini bersifat wajar dan tidak dapat dihindari,
hanya bisa direduksi dengan kehati-hatian dan konsentrasi dalam bekerja.
c. Kesalahan sistematik (Systematic error)
Kesalahan sistematik merupakan jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil
data salah dengan suatu kemiripan. Hal ini dapat diatasi dengan:
1) Standarisasi prosedur.
2) Standarisasi bahan.
3) Kalibrasi instrumen.
Secara umum, faktor yang menjadi sumber kesalahan dalam pengukuran sehingga
menimbulkan variasi hasil, antara lain adalah:
a. Perbedaan yang terdapat pada obyek yang diukur
Hal ini dapat diatasi dengan:
1) Obyek yang akan dianalisis diperlakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
ukuran kualitas yang homogen.
2) Mengggunakan teknik sampling dengan baik dan benar.
b. Perbedaan situasi pada saat pengukuran
Perbedaan ini dapat diatasi dengan cara mengenali persamaan dan perbedaan suatu
obyek yang terdapat pada situasi yang sama.
c. Perbedaan alat dan instrumentasi yang digunakan
Cara untuk mengatasinya dengan menggunakan alat pengatur yang terkontrol dan
telah terkalibrasi.
d. Perbedaan penyelenggaraan/administrasi
Kendala ini diatasi dengan menyelesaikan permasalahan non-teknis dengan baik
sehingga keadaan peneliti selalu siap untuk sehingga melakukan kerja.
e. Perbedaan pembacaan hasil pengukuran
Kesalahan ini dapat diatasi dengan selalu berupaya untuk mengenali alat atau
instrumentasi yang akan digunakan terlebih dahulu.
Dari lima faktor penyebab kesalahan dalam bidang analitik maka peralatan dan
instrumentasi sangat berpengaruh. Peralatan pada dasarnya harus dikendalikan oleh
pemakainya. Untuk peralatan mekanis yang baru relatif semua sistem sudah
berjalan dengan optimal, sebaliknya untuk alat yang sudah berumur akan banyak
menimbulkan ketidak optimuman karena komponen aus, korosi dan sebagainya.
Adapun rumus untuk mencari persamaan kalibrasi alat adalah:
Qb
Kalibrasi = (1.1)
Qt
Dimana:
Qb = Debit bacaan (m3/s)
Qt = Debit terukur (m3/s)
Rumus untuk mencari debit pada suatu pias penampang aliran saluran terbuka :
Q=A×V (1.3)
Dimana:
Q = Debit aliran
A = Luas penampang basah saluran
V = Kecepatan aliran rata-rata pada penampang saluran
Sedangkan untuk mencari nilai angka froud dari suatu aliran adalah :
V
F= (1.4)
√g.H
Dimana :
F = Angka Froud
V = Kecepatan aliran (m/s)
H = Tinggi aliran (m)
Mulai
Selesai
Gambar 1.1 Diagram Alir Percobaan Kalibrasi Alat
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 10, 2022)
Perhitungan:
Luas Aliran (A) =B×H
= 0,103 × 0,074
= 0,008 m2
Kecepatan Aliran 1 (0,6) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,017
= 0,578 m/s
Kecepatan Aliran 2 (0,2) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,018
= 0,594 m/s
Kecepatan Aliran 3 (0,8) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,017
= 0,578 m/s
0,578 + 0,594 + 0,578
Kecepatan Rata-rata =
3
= 0,583 m/s
Debit Terukur (Qt) =A×V
= 0,008 × 0,583
= 0,0044 m3/s
0,0019
=
0,0044
= 0,424
Perhitungan:
Luas Aliran (A) =B×H
= 0,103 × 0,056
= 0,006 m2
Kecepatan Aliran 1 (0,6) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,013
= 0,505 m/s
Kecepatan Aliran 2 (0,2) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,013
= 0,560 m/s
Kecepatan Aliran 3 (0,8) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,01
= 0,443 m/s
0,505 + 0,560 + 0,443
Kecepatan Rata-rata =
3
= 0,503 m/s
Debit Terukur (Qt) =A×V
= 0,0076 × 0,503
= 0,0029 m3/s
V
Froud =
√𝑔.𝐻
0,503
=
√9,81 ×0,056
= 0,678 < 1 (subkritis)
Qb
Kalibrasi =
Qt
0,0019
=
0,0029
= 0,649
Perhitungan:
Luas Aliran (A) =B×H
= 0,103 × 0,044
= 0,005 m2
Kecepatan Aliran 1 (0,6) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,02
= 0,626 m/s
= √2 × 9,81 × 0,025
= 0,700 m/s
Kecepatan Aliran 3 (0,8) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,024
= 0,686 m/s
0,626 + 0,700 + 0,686
Kecepatan Rata-rata =
3
= 0,671 m/s
Debit Terukur (Qt) =A×V
= 0,044 × 0,671
= 0,0030 m3/s
V
Froud =
√𝑔.𝐻
0,671
=
√9,81 ×0,044
= 1,021 > 1 (super kritis)
Qb
Kalibrasi =
Qt
0,0018
=
0,0030
= 0,603
0,424 + 0,649 + 0,603
Kalibrasi rata – rata =
3
= 0,555
Perhitungan:
Luas Aliran (A) =B×H
= 0,093 × 0,06
= 0,006 m2
Kecepatan Aliran 1 (0,6) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,016
= 0,560 m/s
Kecepatan Aliran 2 (0,2) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,018
= 0,594 m/s
= √2 × 9,81 × 0,016
= 0,560 m/s
0,560+ 0,594 + 0,560
Kecepatan Rata-rata =
3
= 0,572 m/s
Debit Terukur (Qt) =A×V
= 0,006 × 0,572
= 0,0032 m3/s
V
Froud =
√𝑔.𝐻
0,572
=
√9,81 ×0,06
= 0,745 < 1 (subkritis)
Qb
Kalibrasi =
Qt
0,0019
=
0,0032
= 0,590
Perhitungan:
Luas Aliran (A) =B×H
= 0,093 × 0,054
= 0,005 m2
Kecepatan Aliran 1 (0,6) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,018
= 0,594 m/s
Kecepatan Aliran 2 (0,2) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,016
= 0,560 m/s
Kecepatan Aliran 3 (0,8) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,015
= 0,542 m/s
0,594+ 0,560 + 0,542
Kecepatan Rata-rata =
3
= 0,566 m/s
Debit Terukur (Qt) =A×V
= 0,005 × 0,566
= 0,0028 m3/s
V
Froud =
√𝑔.𝐻
0,566
=
√9,81 ×0,05
0,0019
=
0,0028
= 0,663
Perhitungan:
Luas Aliran (A) =B×H
= 0,093 × 0,04
= 0,004 m2
Kecepatan Aliran 1 (0,6) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,029
= 0,754 m/s
Kecepatan Aliran 2 (0,2) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,024
= 0,686 m/s
Kecepatan Aliran 3 (0,8) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,022
= 0,657 m/s
0,754 + 0,686 + 0,657
Kecepatan Rata-rata =
3
= 0,699 m/s
Debit Terukur (Qt) =A×V
= 0,004 × 0,699
= 0,0026 m3/s
V
Froud =
√𝑔.𝐻
0,699
=
√9,81 ×0,04
= 1,116 > 1 (super kritis)
Qb
Kalibrasi = Qt
0,0018
=
0,0026
= 0,692
0,590 + 0,663 + 0,692
Kalibrasi rata – rata =
3
= 0,648
Perhitungan:
Luas Aliran (A) =B×H
= 0,09 × 0,065
= 0,006 m2
Kecepatan Aliran 1 (0,6) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,015
= 0,542 m/s
Kecepatan Aliran 2 (0,2) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,019
= 0,611 m/s
Kecepatan Aliran 3 (0,8) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,015
= 0,542 m/s
0,542 + 0,611 + 0,542
Kecepatan Rata-rata =
3
= 0,565 m/s
Debit Terukur (Qt) =A×V
= 0,008 × 0,565
= 0,0033 m3/s
V
Froud =
√g.H
0,565
=
√9,81 ×0,065
0,0019
=
0,0033
= 0,570
Perhitungan:
Luas Aliran (A) =B×H
= 0,09 × 0,063
= 0,006 m2
Kecepatan Aliran 1 (0,6) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,011
= 0,465 m/s
Kecepatan Aliran 2 (0,2) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,016
= 0,560 m/s
Kecepatan Aliran 3 (0,8) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,014
= 0,524 m/s
0,465 + 0,560 + 0,524
Kecepatan Rata-rata =
3
= 0,516 m/s
Debit Terukur (Qt) =A×V
= 0,006 × 0,516
= 0,0029 m3/s
V
Froud =
√𝑔.𝐻
0,516
=
√9,81 ×0,063
= 0,657 < 1 (subkritis)
Qb
Kalibrasi = Qt
0,0019
=
0,0029
= 0,643
= √2 × 9,81 × 0,014
= 0,524 m/s
Kecepatan Aliran 2 (0,2) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,022
= 0,657 m/s
Kecepatan Aliran 3 (0,8) = √2.g.hpitot
= √2 × 9,81 × 0,011
= 0,465 m/s
0,565 + 0,657 + 0,465
Kecepatan Rata-rata =
3
= 0,549 m/s
Debit Terukur (Qt) =A×V
= 0,006 × 0,549
= 0,0031 m3/s
V
Froud =
√𝑔.𝐻
0,549
=
√9,81 ×0,006
= 0,698 < 1 (subkritis)
Qb
Kalibrasi = Qt
0,0018
=
0,0031
= 0,579
0,570 + 0,643 + 0,579
Kalibrasi rata – rata =
3
= 0,597
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata – rata kalibrasi titik hulu, tengah,
dan hilir berturut – turut sebesar 0,555; 0,648; 0,597. Sehingga disimpulkan bahwa
nilai yang didapat termasuk ke dalam nilai kalibrasi yang baik karena berkisar
antara 0,5 – 1.
1.8.2 Saran
Adapun saran yang didapat setelah pelaksanaan percobaan kalibrasi alat hidrolika
adalah sebagai berikut.
a. Lebih teliti dalam membaca data-data yang didapat langsung dari percobaan
seperti pengambilan data debit bacaan, lebar saluran, tinggi aliran, dan tinggi
aliran pada tabung pitot.
b. Berhati – hati dalam menggunakan alat, agar alat tidak rusak dan data yang
didapat bagus.
c. Merapikan Kembali alat-alat setelah selesai dipakai.
LAMPIRAN
KALIBRASI ALAT
LAMPIRAN
KALIBRASI ALAT
LAMPIRAN
KALIBRASI ALAT
Mengetahui,
Asisten Laboratorium
Bella Rizka
NIM. 3336190043
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Hp. 081287301294
website: www.ftuntirta.ac.id
LAMPIRAN
KALIBRASI ALAT
0,00400
0,00350
0,00300
0,00250
0,00200
0,00178 0,00180 0,00182 0,00184 0,00186 0,00188 0,00190
Debit Bacaan (Qb)
y = 0,0031x - 3,922
Gambar 1.2 menunjukkan bahwa hubungan Debit Bacaan (Qb) dengan Debit Terukur (Qt) di
hulu menghasilkan persamaan regresi y = 0,0031x - 3,922. Grafik menunjukkan garis linear
tidak selaras dengan garis hubungan, nilai Qt pada keadaan sentris mengalami penurunan
sampai pada kemiringan kedua, lalu pada kemiringan kedua mengalami peningkatan sampai
pada kemiringan ketiga.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Hp. 081287301294
website: www.ftuntirta.ac.id
LAMPIRAN
KALIBRASI ALAT
0,00320
0,00300
0,00280
0,00260
0,00240
0,00178 0,00180 0,00182 0,00184 0,00186 0,00188 0,00190
Debit Bacann (Qb)
y = -0,0019x + 4,972
Gambar 1.3 menunjukkan bahwa hubungan Debit Bacaan (Qb) dengan Debit Terukur (Qt) di
hulu menghasilkan persamaan regresi y = - 0,0019x + 4,972. nilai Qb berbanding lurus dengan
nilai Qt. Dimana nilai Qb mengalami kenaikan yang juga diikuti oleh nilai Qt.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Hp. 081287301294
website: www.ftuntirta.ac.id
LAMPIRAN
KALIBRASI ALAT
0,00330
0,00310
0,00290
0,00270
0,00178 0,00180 0,00182 0,00184 0,00186 0,00188 0,00190
Debit Bacaan (Qb)
y = 0,0031x - 3,9217
Gambar 1.4 menunjukkan bahwa hubungan Debit Bacaan (Qb) dengan Debit Terukur (Qt) di
hulu menghasilkan persamaan regresi y = 0,0031x - 3,922. Grafik menunjukkan garis linear
tidak selaras dengan garis hubungan, nilai Qt pada keadaan sentris mengalami penurunan
sampai pada kemiringan kedua, lalu pada kemiringan kedua mengalami peningkatan sampai
pada kemiringan ketiga.
Mengetahui,
Asisten Laboratorium
Bella Rizka
NIM. 3336190043