Anda di halaman 1dari 10

BAB 11

ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM


(SHARP CRESTED WEIR)

11.1 Teori Dasar


Ambang tajam merupakan alat sederhana dengan potensi untuk pengukuran debit
yang sangat tepat dengan penentuan bentuk bagian limpasan yang dapat ditentukan
jumlah debit. Ambang tajam khususnya dapat digunakan untuk air dan atau air
limbah, pada lokasi dimana diperoleh perbedaan tinggi muka air yang cukup (aliran
sempurna). Kemungkinan terjadinya endapan di bagian udik ambang dapat
berpengaruh terhadap debit yang diukur. Ambang tajam hanya dapat diterapkan
untuk aliran pada saluran terbuka.

Kelengkapan bangunan ukur ambang tajam terdiri dari dinding saluran, tubuh
ambang, pelat ambang dan alat ukur tinggi muka air. Instrumen kelengkapan
pendukung terdiri dari pengukur tinggi muka air manual dan otomatis untuk
mendapatkan debit sesaat dan hidrograf. Sukarno (1992) dalam beberapa kali
percobaan telah menggambarkan suatu fenomena aliran pada saluran terbuka
ukuran kecil baik yang melalui pintu sorong maupun melalui suatu ambang lebar
dan tajam, dimana pengamatan dilakukan hanya terhadap pola aliran dan koefisien
pengaliran tanpa melakukan perlakuan perubahan tinggi muka air bagian hilir, yang
dalam penelitian ini justru akan dilakukan.

Perilaku aliran melalui ambang telah diamati pula oleh Sumarauw (1993) terhadap
aliran melewati ambang setengah lingkaran dan ambang tajam dimana peninggian
muka air di sebelah hulu ambang diikuti oleh penurunan muka air di atas dasar
saluran tepat di belangan sekat/ambang. Bangunan jenis sekat/ambang banyak
digunakan dalam saluran terbuka berfungsi untuk mengendalikan tinggi muka air
di hulu serta mengukur debit aliran. Untuk kepentikan kedua hal tersebut, maka
sekat/ambang bertindak sebagai rintangan yang membantu menciptakan kondisi
energi minimum dalam suatu aliran lambat.
BAB 11 ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM

Pada saat banjir sekat/ambang yang berada dalam suatu saluran berhenti berfungsi
sebagai bangunan pengendali, dimana muka air sebelah hilir meninggi dan
menenggelamkan ambang/sekat tersebut. Perubahan geometri aliran yang
menyebabkan tidak dicapainya kondisi energi minimum dinyatakan melalui
perbandingan antara kedalaman di hilir dan di hulu. Profil sekat bermercu tajam
sebagaimana pada Gambar 11.1 sangat baik digunakan sebagai pengukur debit di
laboratorium.

Gambar 11.1 Peluap Ambang Tajam


(Sumber : Modul Hidrolika ,2022)

Aliran memisahkan diri dari batas padat ujung mercu yang tajam dan kemudian
terjun akibat pengaruh gravitasi. Oleh karena aliran sangat melengkung maka
tekanan dalam fluida di atas mercu tajam akan lebih kecil daripada tekanan
hidrostatik. Dengan demikian debit di atas sekat mercu tajam akan lebih besar
daripada debit yang melalui ambang mercu lebar.
Ukuran dan persyaratan pelat ambang:
a. Ketebalan pelat puncak pada arah aliran harus berukuran kira-kira 1 sampai 2
mm, batas bawah yang diperlukan untuk mengurangi kerusakan berpotensi dan
batas atas diperlukan untuk menghindari kesalahan hasil perhitungan. Untuk
pelat dengan ketebalan lebih dari 2 mm, pelat harus dibuat dari bahan logam
halus atau bahan lain dengan kekuatan dan permukaan rata yang sama. Sudut di
bagian udik limpasan harus tajam dan harus rata, tidak kasar dan tegak lurus
terhadap permukaan ambang.
b. Bidang pelat ambang tajam harus vertikal dan tegak lurus terhadap dinding
saluran.
c. Ambang tajam sebagai bendung harus terpasang dengan kuat dalam saluran
sehingga tidak terjadi kebocoran disekelilingnya dan dapat dibuat ruang pada
bagian hilir.
d. Jika pelat lebih tebal dari 2mm maka kelebihan bidang pada bagian di hilir sisi

PRAKTIKUM HDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 119


BAB 11 ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM

sisi limpasan harus diukur pada sudut sekurang-kurangnya 45° seperti terlihat
pada Gambar 11.2. Jika ditemukan kontraksi sisi, semua persyaratan sisi metoda
uji ini berlaku untuk sisi maupun mercu. Sisi-sisi harus tegak lurus terhadap
puncak dan puncak harus rata, sebaiknya dalam kemiringan 0,001. Bagian udik,
pelat udik harus rata dan tegak.

Gambar 11.2 Penampang Puncak Ambang (A-A)


(Sumber : SNI 03-06455.5-2000)

Konstraksi pada ambang adalah jika tembok sisi dan dasar dari saluran pengarah
cukup jauh dari sisi bagian puncak, sehingga kontraksi nappe tidak terpengaruhi
oleh batasan - batasan ini maka ambang dapat diistilahkan sebagai berkontraksi
penuh, dengan jarak lebih pendek terhadap dasar atau dinding sisi atau kedua
duanya ambang tersebut hanya berkontraksi sebagian.

11.2 Maksud dan Tujuan


Pelaksanan praktikum ini mempunyai maksud dan tujuan tertentu berikut di bawah
ini :
a. Mahasiswa dapat memahami bagaimana kerja dari ambang tajam itu sendiri.
b. Mahasiswa dapat menghitung debit dan koefisien debit dari data yang telah
didapat pada praktikum.

11.3 Alat-alat Yang Digunakan


Alat yang digunakan pada praktikum Aliran Melalui Ambang Tajam sebagai
berikut:
a. Alat Hidrolika.
b. Ambang Tajam.
c. Lilin/Malam.

PRAKTIKUM HDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 120


BAB 11 ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM

d. Jangka sorong/Penggaris.
e. Klemp Penjepit.

11.4 Prosedur Percobaan


Langkah kerja pada praktikum Aliran Ambang Tajam sebagai berikut:
a. Ukur ketinggian peluap ambang tajam dan lebar saluran;
b. Pasang peluap ambang tajam pada model saluran terbuka (hulu);
c. Nyalakan Alat hidrolika sampai air melewati ketinggian ambang tajam;
d. Ukur ketinggian Aliran air (H) sebelum ambang tajam;
e. Amati pengaliran yang terjadi;
f. Ulangi setiap percobaan untuk debit yang berbeda sebanyak 5 kali percobaan.

11.5 Diagram Alir


Berikut ini merupakan diagram alir Aliran Melalui Ambang Tajam.

Mulai

Mengukur ketinggian peluap ambang tajam dan


lebar saluran

Memasang peluap ambang tajam pada model saluran


terbuka (hulu)

Menyalakan Alat hidrolika sampai air melewati


ketinggian ambang tajam

Mengukur ketinggian Aliran air (H) sebelum


ambang tajam

Mengamati pengaliran yang terjadi

PRAKTIKUM HDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 121


BAB 11 ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM

Mengulangi setiap percobaan untuk debit


yang berbeda sebanyak 5 kali percobaan

Selesai
Gambar 11.3 Diagram Alir Percobaan Aliran Melalui Ambang Tajam
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 10,2022)

11.6 Data Pengamatan dan Data Perhitungan


11.6.1 Data pengamatan
Tabel 11.1 Data Pengamatan Aliran Melalui Ambang Tajam (Terlampir).

4.6.2 Data perhitungan


Percobaan 1
Diketahui :
Tinggi Ambang (P) = 0,1 m
Lebar Saluran (B) = 0,083 m
Tinggi Muka Air (H) = 0,138 m
Tinggi Aliran di atas Ambang (h) = 0,038 m
Percepatan Gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Koefisien Debit (Cd) = 0,424
Ditanya :
Debit Aliran (Q) ?
Jawab :
2
Debit Aliran (Q) = x Cd x B x √2 x g x h3
3
2
= x 0,424 x 0,083 x √2 x 9,81 x 0,0383
3
= 0,000769 (m3/s)
Percobaan 2
Diketahui :
Tinggi Ambang (P) = 0,1 m

PRAKTIKUM HDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 122


BAB 11 ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM

Lebar Saluran (B) = 0,083 m


Tinggi Muka Air (H) = 0,137 m
Tinggi Aliran di atas Ambang (h) = 0,037 m
Percepatan Gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Koefisien Debit (Cd) = 0,424
Ditanya :
Debit Aliran (Q) ?
Jawab :
2
Debit Aliran (Q) = x Cd x B x √2 x g x h3
3
2
= x 0,424 x 0,083 x √2 x 9,81 x 0,0373
3
= 0,000739 (m3/s)
Percobaan
Diketahui :
Tinggi Ambang (P) = 0,1 m
Lebar Saluran (B) = 0,083 m
Tinggi Muka Air (H) = 0,133 m
Tinggi Aliran di atas Ambang (h) = 0,033 m
Percepatan Gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Koefisien Debit (Cd) = 0,424
Ditanya :
Debit Aliran (Q) ?
Jawab :
2
Debit Aliran (Q) = x Cd x B x √2 x g x h3
3
2
= x 0,424 x 0,083 x √2 x 9,81 x 0,0333
3
= 0,000622 (m3/s)

11.7 Analisa Grafik


Berdasarkan Gambar 11.3 menunjukkan bahwa nilai antara h3/2 dengan Q
berbentuk linier dengan demikian nilai yang didapat berbanding lurus yaitu
semakin besar nilai h3/2 maka semakin besar pula nilai Q.

PRAKTIKUM HDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 123


BAB 11 ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM

11.8 Kesimpulan dan Saran


11.8.2 Kesimpulan
Pada percobaan pertama dengan koefisien debit 0,424 diperoleh debit aliran
0,000769 m3 /s. Percobaan kedua dengan koefisien debit 0,424 diperoleh debit
aliran 0,000739 m3 /s. Percobaan ketiga dengan koefisien debit 0,424 diperoleh
debit aliran 0,000622 m3 /s.

11.8.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini sebagai berikut:
a. Mengoreksi hasil perhitungan agar tidak ada data yang salah.
b. Sebaiknya lakukan pengulangan saat membaca hasil yang diperoleh pada alat.
c. Usahakan saat mengatur debit lakukan dengan benar agar kecepatan aliran
berubah.

PRAKTIKUM HDROLIKA 2022 | KELOMPOK 10 124


LAMPIRAN
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. JendralSudirman KM.3 CilegonTlp. (0254) 395502 Ext. 19

BELANGKO
ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM
(SHARP CRESTED WEIR)

NO P (m) B (m) H(m) h(m) Cd Q (m3/s)


1 0,138 0,038 0,000769
2 0,1 0,083 0,137 0,037 0,424 0,000739
3 0,133 0,033 0,000622
(Sumber : Data Pribadi Kelompok 10, 2022)

Mengetahui
Asisten Laboratorium

Bella Rizka
NIM. 3336190043
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. JendralSudirman KM.3 CilegonTlp. (0254) 395502 Ext. 19

LAMPIRAN
ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM
(SHARP CRESTED WEIR)

Gambar 11.4 Grafik Hubungan Antara h3/2 Vs Q

Hubungan antara h 3/2 Vs Q


0,000800 y = 0,1041x - 2E-06
Debit Aliran (Q)

0,000769 R² = 1
0,000750
0,000739
0,000700

0,000650
0,000622 Series1
0,000600 Linear (Series1)
0,000550

0,000500
0,00500 0,00600 0,00700 0,00800
Tinggi total hulu ambang (h3/2)

(Sumber: Data Kelompok 10, 2022)

Tabel 11.3 Data Pengamatan Hubungan Antara h3/2 dan Q


h 3/2 (m) Q (m3s)
0,00741 0,000769
0,00712 0,000739
0,00599 0,000622
(Sumber: Data Kelompok 10, 2022)

Mengetahui
Asisten Laboratorium

Bella Rizka
NIM. 3336190043

Anda mungkin juga menyukai