Alat ukur ini berbentuk segitiga sama kaki terbalik, dengan sudut puncak di
bawah. Sudut puncak dapat merupakan sudut siku atau sudut lain, misalnya 60°
atau 30°. Alat ukur Thompson sering digunakan untuk mengukur debit-debit yang
kecil yaitu sekitar 200 lt/detik. Ambang pada alat ukur thompson merupakan suatu
pelimpah sempurna yang melewati ambang tipis.
Pada hakikatnya penyaluran air secara gravitasi dinyatakan layak apabila debit air
memungkinkan. Pengukuran debit merupakan bagian yang sangat penting dalam
merencanakan sebuah Gravity Feed System (GFS), karena dengan mengetahui
debit perencana dapat menentukan sistem yang akan dibangun (terbuka/tertutup),
produksi mata air selama satu tahun, populasi yang dapat dilayani dengan standar
tertentu dan hal pendukung lainnya. Setelah mengetahui debit air, maka kita dapat
melakukan analisa lanjutan akan kebutuhan air per hari, baik manusia maupun
ternak atau kegiatan lain yang sangat bergantung pada air di lokasi yang akan
dilayani.
BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)
Dengan adanya ambang, akan terjadi efek pembendungan disebelah hulu ambang.
Efek ini dapat dilihat dari naiknya permukaan air bila dibandingkan dengan
sebelum dipasang ambang. Dengan demikian pada penerapan di lapangan harus
diantisipasi kemungkinan banjir dihulu ambang. Secara teori naiknya permukaan
air ini merupakan gejala alam dari aliran dimana untuk memperoleh aliran air
yang stabil, maka air akan mengalir dengan kondisi aliran subkritik, karena aliran
jenis ini tidak akan menimbulkan gerusan (erosi) pada permukaan saluran.
Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai aliran kritik,
selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi tertentu misalkan
dengan adanya terjunan atau kemiringan saluran yang cukup besar, setelah
melewati ambang aliran dapat pula berlaku sebagai aliran super kritik.
Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritik ini terjadi maka akan
sangat membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan tergerus. Strategi
penanganan tersebut diantaranya dengan membuat peredam energi aliran,
misalnya dengan memasang lantai beton atau batu-batu cukup besar di hilir
ambang. Pada aliran zat cair melalui lubang terjadi kehilangan tenaga
menyebabkan beberapa parameter aliran akan lebih kecil dibanding pada aliran
zat cair ideal yang dapat ditunjukkan oleh beberapa koefisien, yaitu koefisien
kontraksi, kecepatan, dan debit.
Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritik ini terjadi maka akan
sangat membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan tergerus. Strategi
penanganan tersebut diantaranya dengan membuat peredam energi aliran,
misalnya dengan memasang lantai beton atau batu-batu cukup besar di hilir
ambang. Pada aliran zat cair melalui lubang terjadi kehilangan tenaga
menyebabkan beberapa parameter aliran akan lebih kecil dibanding pada aliran
zat cair ideal yang dapat ditunjukkan oleh beberapa koefisien, yaitu koefisien
kontraksi, kecepatan, dan debit.
Koefisien kontraksi (Cc) adalah perbandingan antara luas tampang aliran pada
vena kontrakta (ac) dan luas lubang (a) yang sama dengan tampang aliran zat cair
ideal.
Cc = (5.1)
Koefisien kontraksi tergantung pada tinggi energi, bentuk dan ukuran lubang, dan
nilai reratanya adalah sekitar Cc = 0,64. Perbandingan antara kecepatan nyata
aliran pada vena kontrakta (ac) dan kecepatan teoritis (V) dikenal dengan
koefisien kecepatan (Cv).
v
Cv = (5.2)
v
Nilai koefisien kecepatan tergantung pada bentuk dari sisi lubang (lubang tajam
atau dibulatkan) dan tinggi energi. Nilai rata - rata dari koefisien kecepatan adalah
Cv = 0,97.
Koefisien debit (Cd) adalah perbandingan antara debit nyata dan debit teoritis :
Cd = Cv x Cc (5.3)
Nilai koefisien debit tergantung pada nilai Cc dan Cv yang nilai reratanya adalah
0,62. Alat ukur debit segitiga thompson dapat berfungsi sebagai alat ukur debit
yang aplikasinya banyak digunakan dibanyak saluran irigasi. Gambar di bawah ini
menunjukan peluap segitiga, dimana air mengalir di atas peluap tersebut, tinggi
pelu p d l h H d n sudut pelu p segitig d l h α. lebar muka air dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
α
B = 2H tg (5.4)
Dimana :
B = Lebar muka air (m)
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
H = Tinggi muka air (m)
Mulai
Membiarkan sebentar agar muka air naik hingga tepi peluap segitiga,
usahakan jangan sampai muka air meluap dari peluap segitiga
Selesai
y = 6,95 cm
x = 7,36 cm
ɵ =2 arctan
-p
=2 arctan
-
= 91,005 º
7,36
6,95
3,33
0,98 mm
91,005°
0,579
91,005°
= 0,579 tan √ (
5/2
= 0,0002545 m3/s
√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef
√
=
√ .
Perocabaan 2
Diketahui:
Tinggi aliran (H) = 0,152 m
Tinggi peluapan (h) = 0,032 m
Lebar muka air (B) = 0,09077 m
ɵ = 91,005 º
Koefisien debit (Cd) = 0,579
Koreksi tinggi energi (δHt ) = 0,00098 m
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Ditanya:
a. Tinggi energi efektif (Hef )
b. Debit aliran (Q)
c. Fround (F)
Jawab:
= 0,579 tan √ (
5/2
= 0,0002749 m3/s
√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef
√
=
√ .
Jawab:
= 0,579 tan √ (
5/2
= 0,0002962 m3/s
√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef
√
=
√ .
b. Ambang tipis
c. Ambang lebar
d. Bentuk puncak peluap
Jawab:
a. H rata-rata = = 0,032 m
Jawab:
= 0,03 + 0,00098
= 0,03098 m
ɵ 5/2
b. Debit aliran (Q) = Cd tan √ g Hef
= 0,579 tan √ (
5/2
= 0,0002351 m3/s
√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef
√
=
√ .
Jawab:
= 0,579 tan √ (
5/2
= 0,0001990 m3/s
√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef
√
=
√ .
Jawab:
= 0,579 tan √ (
5/2
= 0,00006034 m3/s
√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef
√
=
√ .
a. H rata-rata = = 0,025 m
aliran 0,004940 m3/s dan angka froudnya 1,39238. Pada percobaan kedua tinggi
energi efektifnya yakni 0,03298 m, debit aliran 0,005335 m3/s dan angka froudnya
1,39304. Pada percobaan ketiga tinggi energi efektifitasnya yakni 0,03398 m,
debit aliran 0,005749 m3/s dan angka froudnya 1,39367 serta bentuk puncak
peluap yang didapat yakni sebesar t < 0,016 m. Pada pengukuran debit berubah
kemiringan tetap pada percobaan pertama tinggi energi efektifitasnya yakni
0,03098 m, debit aliran 0,004563 m3/s dan angka froudnya 1,3916. Pada
percobaan kedua tinggi energi efektifitasnya yakni 0,02898 m, debit aliran
0,003861 m3/s dan angka froudnya 1,3901. Pada percobaan ketiga tinggi energi
efektifitasnya yakni 0,01798 m, debit aliran 0,001170 m3/s dan angka froudnya
1,3751 serta benruk puncak peluap yang didapat yakni sebesar t < 0,0125 m.
5.7.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Persiapkan alat praktikum terlebih dahulu agar praktikumnya bisa berjalan
dengan baik.
b. menggunakan alat ukur dengan teliti karena itu akan mempengaruhi hasil dari
praktikum.
c. mencatat semua data yang telah didapat agar tidak terjadi kesalahan dalam
perhitungan.
LAMPIRAN
PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)
1 0,15 0,031 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,03198 0,579 0,004940 1,39238
2 0,152 0,032 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,03298 0,579 0,005335 1,39304
3 0,153 0,033 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,03398 0,579 0,005749 1,39367
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 18, 2021)
1 0,151 0,03 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,03098 0,579 0,004563 1,3916
2 0,149 0,028 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,02898 0,579 0,003861 1,3901
3 0,135 0,017 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,01798 0,579 0,001170 1,3751
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 18, 2021)
Mengetahui,
Asisten laboratorium