Anda di halaman 1dari 16

BAB 5

PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

5.1 Teori Dasar


Peluap segitiga (Peluap Thompson) adalah bukaan berbentuk segitiga, pada sisi
atas dari lubang yang berbeda diatas permukaan air dalam tangki, dimana
digunakan sebagai alat ukur debit air pada jaringan irigasi alat ukur debit. Segitiga
Thompson dapat berfungsi sebagai alat ukur debit yang pengaplikasiannya banyak
digunakan dalam sistem irigasi.

Sekat Thompson (V-notch) adalah nama yang terkenal di PDAM, khususnya di


kalangan operator yang bertanggung jawab atas kelancaran pasokan air, mulai dari
sumber air baku (intake, broncaptering), transmisi (unit bak pelepas tekanan,
BPT), serta instalasi pengolahan air (sedimentasi, kanal). Sebagai alat ukur, sekat
Thompson sangat dibutuhkan untuk mengetahui perkiraan debit air yang akan dan
sudah diolah (Kurniawan, 2014).

Alat ukur ini berbentuk segitiga sama kaki terbalik, dengan sudut puncak di
bawah. Sudut puncak dapat merupakan sudut siku atau sudut lain, misalnya 60°
atau 30°. Alat ukur Thompson sering digunakan untuk mengukur debit-debit yang
kecil yaitu sekitar 200 lt/detik. Ambang pada alat ukur thompson merupakan suatu
pelimpah sempurna yang melewati ambang tipis.

Pada hakikatnya penyaluran air secara gravitasi dinyatakan layak apabila debit air
memungkinkan. Pengukuran debit merupakan bagian yang sangat penting dalam
merencanakan sebuah Gravity Feed System (GFS), karena dengan mengetahui
debit perencana dapat menentukan sistem yang akan dibangun (terbuka/tertutup),
produksi mata air selama satu tahun, populasi yang dapat dilayani dengan standar
tertentu dan hal pendukung lainnya. Setelah mengetahui debit air, maka kita dapat
melakukan analisa lanjutan akan kebutuhan air per hari, baik manusia maupun
ternak atau kegiatan lain yang sangat bergantung pada air di lokasi yang akan
dilayani.
BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

Dengan adanya ambang, akan terjadi efek pembendungan disebelah hulu ambang.
Efek ini dapat dilihat dari naiknya permukaan air bila dibandingkan dengan
sebelum dipasang ambang. Dengan demikian pada penerapan di lapangan harus
diantisipasi kemungkinan banjir dihulu ambang. Secara teori naiknya permukaan
air ini merupakan gejala alam dari aliran dimana untuk memperoleh aliran air
yang stabil, maka air akan mengalir dengan kondisi aliran subkritik, karena aliran
jenis ini tidak akan menimbulkan gerusan (erosi) pada permukaan saluran.

Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai aliran kritik,
selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi tertentu misalkan
dengan adanya terjunan atau kemiringan saluran yang cukup besar, setelah
melewati ambang aliran dapat pula berlaku sebagai aliran super kritik.

Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritik ini terjadi maka akan
sangat membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan tergerus. Strategi
penanganan tersebut diantaranya dengan membuat peredam energi aliran,
misalnya dengan memasang lantai beton atau batu-batu cukup besar di hilir
ambang. Pada aliran zat cair melalui lubang terjadi kehilangan tenaga
menyebabkan beberapa parameter aliran akan lebih kecil dibanding pada aliran
zat cair ideal yang dapat ditunjukkan oleh beberapa koefisien, yaitu koefisien
kontraksi, kecepatan, dan debit.

Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritik ini terjadi maka akan
sangat membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan tergerus. Strategi
penanganan tersebut diantaranya dengan membuat peredam energi aliran,
misalnya dengan memasang lantai beton atau batu-batu cukup besar di hilir
ambang. Pada aliran zat cair melalui lubang terjadi kehilangan tenaga
menyebabkan beberapa parameter aliran akan lebih kecil dibanding pada aliran
zat cair ideal yang dapat ditunjukkan oleh beberapa koefisien, yaitu koefisien
kontraksi, kecepatan, dan debit.

Koefisien kontraksi (Cc) adalah perbandingan antara luas tampang aliran pada
vena kontrakta (ac) dan luas lubang (a) yang sama dengan tampang aliran zat cair
ideal.

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 54


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

Cc = (5.1)

Koefisien kontraksi tergantung pada tinggi energi, bentuk dan ukuran lubang, dan
nilai reratanya adalah sekitar Cc = 0,64. Perbandingan antara kecepatan nyata
aliran pada vena kontrakta (ac) dan kecepatan teoritis (V) dikenal dengan
koefisien kecepatan (Cv).
v
Cv = (5.2)
v
Nilai koefisien kecepatan tergantung pada bentuk dari sisi lubang (lubang tajam
atau dibulatkan) dan tinggi energi. Nilai rata - rata dari koefisien kecepatan adalah
Cv = 0,97.
Koefisien debit (Cd) adalah perbandingan antara debit nyata dan debit teoritis :
Cd = Cv x Cc (5.3)
Nilai koefisien debit tergantung pada nilai Cc dan Cv yang nilai reratanya adalah
0,62. Alat ukur debit segitiga thompson dapat berfungsi sebagai alat ukur debit
yang aplikasinya banyak digunakan dibanyak saluran irigasi. Gambar di bawah ini
menunjukan peluap segitiga, dimana air mengalir di atas peluap tersebut, tinggi
pelu p d l h H d n sudut pelu p segitig d l h α. lebar muka air dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
α
B = 2H tg (5.4)

Dimana :
B = Lebar muka air (m)
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
H = Tinggi muka air (m)

Gambar 5.1 Peluap Segitiga


(Sumber: jurnal.uns.ac.id, 2021)

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 55


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

5.2 Maksud dan tujuan


Pelaksanaan Praktikum Hidrolika ini mempunyai maksud dan tujuan tertentu
seperti yang diuraikan dibawah ini:
a. Untuk menyelidiki volume pengaliran/debit yang melalui peluap segitiga
(Thompson).
b. Menghitung debit dan kondisi aliran yang terjadi.
c. Mengetahui bentuk puncak peluap segitiga dari hasil perhitungan.

5.3 Alat – alat yang digunakan


Alat-alat yang digunakan pada pengujian ini yaitu :
a. Alat hidrolika.
b. Peluap segitiga.
c. Penggaris.

5.4 Langkah Kerja


Adapun langkah kerja pada pengujian ini yaitu :
a. Mengukur dimensi peluap segitiga;
b. Menempatkan peluap segitiga pada saluran air;
c. Menyalakan alat hidrolika;
d. Membiarkan sebentar agar muka air naik hingga tepi peluap segitiga, usahakan
jangan sampai muka air meluap dari peluap segitiga;
e. Mengukur ketinggian aliran (h) diatas segitiga dan lebar saluran (B);
f. Mengamati dan mencatat data-data yang diperlukan dalam praktikum ini. (h, p
dan B);
g. Mengulangi percobaan untuk debit dan kemiringan yang berbeda sebanyak 3
kali percobaan.

5.5 Diagram Alir


Berikut ini adalah diagram alir dari percobaan peluap segitiga :

Mulai

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 56


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

Mengukur dimensi peluap segitiga

Menempatkan peluap segitiga pada saluran air

Menyalakan alat hidrolika

Membiarkan sebentar agar muka air naik hingga tepi peluap segitiga,
usahakan jangan sampai muka air meluap dari peluap segitiga

Mengukur ketinggian aliran (h) diatas segitiga dan lebar


saluran (B)

Mengamati dan mencatat data-data yang diperlukan dalam


praktikum ini. (h, p dan B)

Mengulangi percobaan untuk debit dan kemiringan yang


berbeda sebanyak 3 kali percobaan

Selesai

Gambar 5.2 Diagram Alir Peluap Segitiga


(Sumber: Data Pribadi Kelompok 18, 2021)
5.6 Data Pengamatan dan Perhitungan
5.6.1 Data Pengamatan
Tabel 5.1 Data Pengamatan Peluap Segitiga (Thompson) (Telampir).
5.6.2 Data Perhitungan
Adapun data yang didapatkan pada pengukuran debit dengan tabung pitot sebagai
berikut.
a. Mencari sudut celah (ɵ)

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 57


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

y = 6,95 cm
x = 7,36 cm

ɵ =2 arctan
-p

=2 arctan
-

= 91,005 º

7,36

6,95
3,33

b. Mencari koefisien peng ruh efek kombin si d ri viskosit s d ri teg ng n δHt

0,98 mm

91,005°

Gambar 5.3 Koreksi tinggi energi (δHt )


(Sumber: Modul Praktikum Hidrolika, 2021)

c. Mencari nilai koefisien debit (Cd)

0,579

91,005°

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 58


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

Gambar 5.4 Koefisien debit (Cd)


(Sumber: Modul Praktikum Hidrolika, 2021)
M k did p t Cd sebes r ± d n δHt sebesar ± 0,98 mm
Untuk debit tetap , kemiringan berubah:
Perocabaan 1
Diketahui:
Tinggi aliran (H) = 0,15 m
Tinggi peluapan (h) = 0,031 m
Lebar muka air (B) = 0,09077 m
ɵ = 91,005 º
Koefisien debit (Cd) = 0,579
Koreksi tinggi energi (δHt ) = 0,00098 m
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Ditanya:
a. Tinggi energi efektif (Hef )
b. Debit aliran (Q)
c. Fround (F)
Jawab:

a. Tinggi energi efektif (Hef ) = h + δHt


= 0,031 + 0,00098
= 0,03198 m
ɵ 5/2
b. Debit aliran (Q) = Cd tan √ g Hef

= 0,579 tan √ (
5/2

= 0,0002545 m3/s
√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef


=
√ .

= 1,39238 > 1 (aliran superkritis)

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 59


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

Perocabaan 2
Diketahui:
Tinggi aliran (H) = 0,152 m
Tinggi peluapan (h) = 0,032 m
Lebar muka air (B) = 0,09077 m
ɵ = 91,005 º
Koefisien debit (Cd) = 0,579
Koreksi tinggi energi (δHt ) = 0,00098 m
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Ditanya:
a. Tinggi energi efektif (Hef )
b. Debit aliran (Q)
c. Fround (F)

Jawab:

a. Tinggi energi efektif (Hef ) = h + δHt


= 0,032 + 0,00098
= 0,03298 m
ɵ 5/2
b. Debit aliran (Q) = Cd tan √ g Hef

= 0,579 tan √ (
5/2

= 0,0002749 m3/s
√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef


=
√ .

= 1,39304 > 1 (aliran superkritis)


Perocabaan 3
Diketahui:
Tinggi aliran (H) = 0,153 m
Tinggi peluapan (h) = 0,033 m

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 60


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

Lebar muka air (B) = 0,09077 m


ɵ = 91,005 º
Koefisien debit (Cd) = 0,579
Koreksi tinggi energi (δHt ) = 0,00098 m
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Ditanya:
a. Tinggi energi efektif (Hef )
b. Debit aliran (Q)
c. Fround (F)

Jawab:

a. Tinggi energi efektif (Hef ) = h + δHt


= 0,033 + 0,00098
= 0,03398 m
ɵ 5/2
b. Debit aliran (Q) = Cd tan √ g Hef

= 0,579 tan √ (
5/2

= 0,0002962 m3/s
√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef


=
√ .

= 1,39367 > 1 (aliran superkritis)


Bentuk puncak peluap
Diketahui:
Tebal peluap segitiga = 0,7 mm = 0,007 m
H = 0,031 m
H = 0,032 m
H = 0,033 m
Ditanya:
a. H rata-rata

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 61


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

b. Ambang tipis
c. Ambang lebar
d. Bentuk puncak peluap
Jawab:

a. H rata-rata = = 0,032 m

b. Ambang tipis = H rata-rata 0,5


= 0,032 0,5
= 0,016 m
= t < 0,016 m
c. Ambang lebar = H rata-rata 0,66
= 0,032 0,66
= 0,02112 m
= t > 0,02112 m
d. Bentuk puncak peluap = t < 0,016 m (ambang tipis)

Untuk kemiringan tetap, debit berubah:


Perocabaan 1
Diketahui:
Tinggi aliran (H) = 0,151 m
Tinggi peluapan (h) = 0,03 m
Lebar muka air (B) = 0,09077 m
ɵ = 91,005 º
Koefisien debit (Cd) = 0,579
Koreksi tinggi energi (δHt ) = 0,00098 m
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Ditanya:
a. Tinggi energi efektif (Hef )
b. Debit aliran (Q)
c. Fround (F)

Jawab:

a. Tinggi energi efektif (Hef ) = h + δHt

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 62


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

= 0,03 + 0,00098
= 0,03098 m
ɵ 5/2
b. Debit aliran (Q) = Cd tan √ g Hef

= 0,579 tan √ (
5/2

= 0,0002351 m3/s
√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef


=
√ .

= 1,3916> 1 (aliran superkritis)


Perocabaan 2
Diketahui:
Tinggi aliran (H) = 0,149 m
Tinggi peluapan (h) = 0,028 m
Lebar muka air (B) = 0,09077 m
ɵ = 91,005 º
Koefisien debit (Cd) = 0,579
Koreksi tinggi energi (δHt ) = 0,00098 m
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Ditanya:
a. Tinggi energi efektif (Hef )
b. Debit aliran (Q)
c. Fround (F)

Jawab:

a. Tinggi energi efektif (Hef ) = h + δHt


= 0,028 + 0,00098
= 0,02898 m
ɵ 5/2
b. Debit aliran (Q) = Cd tan √ g Hef

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 63


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

= 0,579 tan √ (
5/2

= 0,0001990 m3/s
√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef


=
√ .

= 1,3901 > 1 (aliran superkritis)


Perocabaan 3
Diketahui:
Tinggi aliran (H) = 0,135 m
Tinggi peluapan (h) = 0,017 m
Lebar muka air (B) = 0,09077 m
ɵ = 91,005 º
Koefisien debit (Cd) = 0,579
Koreksi tinggi energi (δHt ) = 0,00098 m
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Ditanya:
a. Tinggi energi efektif (Hef )
b. Debit aliran (Q)
c. Fround (F)

Jawab:

a. Tinggi energi efektif (Hef ) = h + δHt


= 0,017 + 0,00098
= 0,01798 m
ɵ 5/2
b. Debit aliran (Q) = Cd tan √ g Hef

= 0,579 tan √ (
5/2

= 0,00006034 m3/s

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 64


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

√ . g. h
c. Froud (F) =
√g .Hef


=
√ .

= 1,3751 > 1 (aliran superkritis)


Bentuk puncak peluap
Diketahui:
Tebal peluap segitiga = 0,7 mm = 0,007 m
H = 0,03 m
H = 0,028 m
H = 0,017 m
Ditanya:
a. H rata-rata
b. Ambang tipis
c. Ambang lebar
d. Bentuk puncak peluap
Jawab:

a. H rata-rata = = 0,025 m

b. Ambang tipis = H rata-rata 0,5


= 0,025 0,5
= 0,0125 m
= t < 0,0125 m
c. Ambang lebar = H rata-rata 0,66
= 0,025 0,66
= 0,0165m
= t > 0,0165m
d. Bentuk puncak peluap = t < 0,0125 m (ambang tipis)

5.7 Kesimpulan dan Saran


5.7.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diberikan pada pengukuran debit tetap kemiringan
berubah pada percobaan pertama tinggi energi efektifnya yakni 0,03198 m, debit

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 65


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

aliran 0,004940 m3/s dan angka froudnya 1,39238. Pada percobaan kedua tinggi
energi efektifnya yakni 0,03298 m, debit aliran 0,005335 m3/s dan angka froudnya
1,39304. Pada percobaan ketiga tinggi energi efektifitasnya yakni 0,03398 m,
debit aliran 0,005749 m3/s dan angka froudnya 1,39367 serta bentuk puncak
peluap yang didapat yakni sebesar t < 0,016 m. Pada pengukuran debit berubah
kemiringan tetap pada percobaan pertama tinggi energi efektifitasnya yakni
0,03098 m, debit aliran 0,004563 m3/s dan angka froudnya 1,3916. Pada
percobaan kedua tinggi energi efektifitasnya yakni 0,02898 m, debit aliran
0,003861 m3/s dan angka froudnya 1,3901. Pada percobaan ketiga tinggi energi
efektifitasnya yakni 0,01798 m, debit aliran 0,001170 m3/s dan angka froudnya
1,3751 serta benruk puncak peluap yang didapat yakni sebesar t < 0,0125 m.

Tabel 5.2 Kesimpulan Pengukuran Debit dengan Tabung Pitot


Tinggi Energi
No Debit Aliran (m3/s) Angka Froud
Efektifitasnya (m)
Debit Tetap, Kemiringan Berubah

1 0,03198 0,0002545 1,39238

2 0,03298 0,0002749 1,39304

3 0,03398 0,0002962 1,39367

Debit Berubah, Kemiringan Tetap

1 0,03098 0,0002351 1,3916

2 0,02898 0,0001990 1,3901

3 0,01798 0,00006034 1,3751


Sumber: (Data Pribadi Kelompok 18, 2021)

5.7.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Persiapkan alat praktikum terlebih dahulu agar praktikumnya bisa berjalan
dengan baik.
b. menggunakan alat ukur dengan teliti karena itu akan mempengaruhi hasil dari
praktikum.

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 66


BAB 5 PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

c. mencatat semua data yang telah didapat agar tidak terjadi kesalahan dalam
perhitungan.

PRAKTIKUM HIDROLIKA 2021 KELOMPOK 18 67


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. JendralSudirman KM.3 CilegonTlp. (0254) 395502 Ext. 19

LAMPIRAN
PELUAP SEGITIGA (THOMPSON)

Tabel 5.1 Data Pengamatan Peluap Segitiga (Thompson)


1. Debit tetap, kemiringan berubah
H h B g δ Q Angka
No ɵ (°) (m) Cd
(m) (m) (m) (m/s2) (m) (m3/s) Froud

1 0,15 0,031 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,03198 0,579 0,004940 1,39238
2 0,152 0,032 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,03298 0,579 0,005335 1,39304
3 0,153 0,033 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,03398 0,579 0,005749 1,39367
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 18, 2021)

2. Debit berubah, kemiringan tetap


H h B g δ Q Angka
No ɵ (°) (m) Cd
(m) (m) (m) (m/s2) (m) (m3/s) Froud

1 0,151 0,03 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,03098 0,579 0,004563 1,3916

2 0,149 0,028 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,02898 0,579 0,003861 1,3901

3 0,135 0,017 0,09077 91,005 9,81 0,00098 0,01798 0,579 0,001170 1,3751
(Sumber: Data Pribadi Kelompok 18, 2021)

Mengetahui,
Asisten laboratorium

Giant Muhammad Satrio Negoro


NIM: 3336180036

Anda mungkin juga menyukai