Anda di halaman 1dari 57

Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

BAB I
SALURAN TERBUKA
(ALIRAN MELALUI AMBANG LEBAR)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Untuk menghitung debit saluran air dapat digunakan ambang lebar,
sedangkan aplikasinya dilapangan ambang lebar banyak digunakan pada
saluran irigasi yang fungsinya menentukan debit dari air yang mengalir pada
saluran tersebut.
2. Maksud dan Tujuan
a. Menghitung debit, kecepatan, koefisien debit, dan koefisien kecepatan.
b. Menentukan jenis aliran dari perhitungan angka froud

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


a) Multi purpose teaching flume
b) Model ambang lebar/ broad crester weir
Model ini merupakan tiruan ambang lebar di saluran irigasi. Model ini
terbuat dari glass reinforced plastic yang berbentuk prisma segi empat
dengan punggung dibuat streamline. Konstruksi ini pada umumnya banyak
digunakan di lapangan untuk mengukur debit di saluran terbuka, karena
akan memberikan akurasi dan keandalan pengukuran, disamping juga
kemudahan dalam pembuatan konstruksi dan perawatannya.
c) Point gauge
d) Mistar/ pita ukur
e) Ember plastic
f) Stop wacth
g) Gelas ukur

Laboratorium Teknik Sipil 1


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

C. DASAR TEORI
Peluap disebut ambang lebar apabila B>0.4 hu, dengan B adalah lebar
peluap, dan hu adalah tinggi peluap.

Keterangan:
Q = debit aliran (m3/dt)
2
v
H = tinggi tekanan total hulu ambang = Yo+
2. g
P = tinggi ambang (m)
Yo = kedalaman hulu ambang (m)
Yc = tinggi muka air di atas hulu ambang (m)
Yt = tinggi muka air setelah hulu ambang (m)
hu = tinggi muka air di atas hilir ambang = Yo – P (m)

Ambang lebar merupakan salah satu konstruksi pengukur debit. Debit


aliran yang terjadi pada ambang lebar dihitung dengan menggunakan
formula sebagai berikut:
Q = Cd *b* (h^3/2) …………… (2.1)
Keterangan:
Q = debit aliran (m3/dt)
h = tinggi total hulu ambang (m)
Cd = koefisien debit
b = lebar ambang (m)

Laboratorium Teknik Sipil 2


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

debit aliran juga dapat dihitung dengan:


3
Q=Cd∗Cv∗b∗hu 2 ………………. (2.2)

Keterangan:
Q = debit aliran (m3/dt)
hu = tinggi muka air hulu ambang (m)
Cd = koefisien debit
Cv = koefisien kecepatan
b = lebar ambang (m)

Dengan adanya ambang, akan terjadi efek pembendungan di sebelah


hulu ambang. Efek ini dapat dilihat dari naiknya permukaan air bila
dibandingkan dengan sebelum dipasang ambang. Dengan demikian, pada
penerapan di lapangan harus diantisipasi kemungkinan banjir di hulu
ambang.
Secara teori naiknya permukaan air ini merupakan gejala alam dari
aliran dimana untuk memperoleh aliran air yang stabil, maka air akan
mengalir dengan kondisi aliran subkritik, karena aliran jenis ini tidak akan
menimbulkan gerusan (erosi) pada permukaan saluran.
Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai
aliran kritik, selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi
tertentu misalkan dengan adanya terjunan atau kemiringan saluran yang
cukup besar , setelah melewati ambang aliran dapat pula berlaku sebagai
aliran super kritik.
Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritik ini terjadi
maka akan sangat membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan
tergerus. Strategi penanganan tersebut diantaranya dengan membuat
peredam energy aliran, misalnya dengan memasang lantai beton atau batu-
batu cukup besar di hilir ambang.

Laboratorium Teknik Sipil 3


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Tingkat kekritikan aliran tersebut dapat ditentukan dengan mencari


bilangan Froud dengan persamaan:
v
F= …………(2.3)
√g . D
Keterangan:
F = angka Froud (froud number)
D = kedalaman aliran (m)
Dimana jika:
F<1 disebut aliran subkritik.
F=1 disebut aliran kritik.
F>1 disebut aliran super kritik.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pasanglah ambang lebar pada model saluran terbuka.
2. Alirkan air kedalam model saluran terbuka.
3. Ukurlah debit aliran sampai 3 kali untuk 1 bukaan.
4. Catat harga h, Yo, Yc, Q, Yt.
5. Amati aliran yang terjadi.
6. Gambar profil aliran yang terjadi.
7. Ulangi percobaan untuk debit yang lain.
8. Menghitung harga Cd &Cv berdasarkan formula (3.1) dan (3.2)
9. Membuat grafik : Cd dan Q Cv dan Q
v dan Q

Titik-titik pada grafik tersebut dihubungkan dengan garis yang dibuat dari suatu
persamaan regresi.

10. Mencari bahasan dari hasil grafik, mengambil kesimpulan antara


hubungan variable tersebut.

Laboratorium Teknik Sipil 4


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

11. Menentukan tingkat kekritikan aliran dengan menghitung angka froud


untuk setiap percobaan (sebelum, di atas & sesudah ambang).

Persamaan tambahan yang bisa dipakai:


Menghitung kecepatan aliran (v):

Dengan:
A= luas tampang basah (m2)
Q = debit (m3/dt)

E. ANALISA PENGHITUNGAN
1. Pada kondisi bukaan I
B= 0.1 m
P= 0.1 m

-Menghitung debit ( Q):

V
Rumus: Q =
t

0,00165
Q 1=
1,75

= 0.00095 m3/dt

0,0012
Q 2=
1.60
= 0,00075 m3/dt
0,00075
Q 3=
1,05
= 0.00071m3/dt

Laboratorium Teknik Sipil 5


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

-Menghitung debit rata-rata (Q )


Q1+Q2 +Q3
Rumus : Qrata =
3

0,00095+0,00075+0,00071
Qrata =
3

0,00241
=
3

0.000883+0.00060+0.000714
= 0,000803
3
m3/dt

-Menghitung volume rata-rata (V ¿

V 1+V 2+V 3
Rumus: V =
3

0.00165+0.0012+0.00075
V =
3

V = 0,0036 m3/dt

-Menghitung tampang awal (Ao)


Rumus: Ao = B.Yo

Ao = 0,1 m x 0,135 m

= 0,0135 m2

-Menghitung kecepatan
Q
Rumus: v0 =
A0
0.000803
=
0.0135
= 0.059481 m/dt

v0
h = Y 0+
2∗g

Laboratorium Teknik Sipil 6


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

0.59481
= 0.135+
2∗9.81

= 0.16548 m
3
h2 = 0.067315 m3/2

hu = Yo – P
¿0,135-0,1
¿ 0,035
3
hu 2 = 0,006547 m3/2

-Menghitung Cd

Q
Rumus: Cd = 3
B∗h 2

= 0,01453

-Menghitung Cv

Q
Rumus: Cv = 3
B∗hu 2 ∗Cd

= 1043,2452

v0 = 0.594814 m/dt

Q
vc =
B∗Yc

= 0,067478 m/dt

Laboratorium Teknik Sipil 7


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Q
Vvt t =
B∗Yt

= 0,73 m/dt

-Perhitungan angka Froud:

v0
F ( Yo ) =
√ gD
0,594814
=
√ 9.81∗0.135

= 0,534309

Jika F<1, maka aliran tersebut subkritik

vc
F ( Yc ) =
√ gD
0,067478
=
√ 9.81∗0,135

= 0.060614

Jika F<1 , maka aliran tersebut subkritik

vt
F ( Yt ) =
√ gD
0 , 73
=
√ 9.81∗0,011

= 0,655744

Jika F<1 , maka aliran tersebut subkritik

Laboratorium Teknik Sipil 8


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

LABORATORIUM TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
Jl. P. Timor No. 01 Telp (0452) 21257, 21737 Fax. (0452) 324242
Kode Pos 94619 Poso .

Pekerjaan : Praktikum Hidrolika Dikerjakan : Kelompok 14

Lokasi : Laboratorium UNSIMAR Asisten Dosen : Ummi Dwi Mawarni

Bahan : Air Tanggal : 3, November 2022

No Volume(m3) Waktu(detik) Debit(m3/detik)


1 0,00165 1,72 0,00095
2 0,0012 1,60 0,00075
3 0,00075 1,05 0,00071
Jumlah 0,000803

No Simbol Nilai Keterangan


1 Q rata-rata (m3/dtk) 0,000803 m3/dt Rata-rata debit aliran (m3/dt)
2 V (m3) 0,0036 volume rata-rata (m3)
3 Yo (m) 0.135 kedalaman hulu ambang (m)
4 Yc (m) 0,119 tinggi muka air di atas hulu ambang (m)

Laboratorium Teknik Sipil 9


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

5 Yt (m) 0,011 tinggi muka air setelah hulu ambang (m)


6 Cd 0,01453 koefisien debit
7 Cv 1043,2452 koefisien kecepatan
8 F (Yo) 0,534309 Subkritik
9 F (Yc) 0,060614 Subkritik
10 F (Yt) 0,655744 Subkritik

3
Q = 0.000803 m /dtk yc = 0,119m
h = 0,16548 m hu =-0.035 m

P = 0,1 m yt = 0,011 m
Yo = 0,135 m

F. Kesimpulan Dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian di dapatkan hasil angka froud yo = 0,534309
m, froud yc = 0,060614 m dan froud yt =0,655744 m yang termasuk
dalam kondisi aliran subkritik, aliran subkritik tidak menimbulkan
gerusan (erosi).
2. Saran
Saat praktek open channel, ketelitian dalam pembacaan atau mencari
data sangat di perlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengumpulan data.

Laboratorium Teknik Sipil 10


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

BAB II

PELIMPAH (DISCHARGE OVER A NOTCH)

I. MAKSUD DAN TUJUAN

Untuk menentukan dan meneliti pengaruh koefisien debit (Cd)


terhadap besarnya debit dan tinggi muka air yang terjadi.

II. ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Bak penampung air


2. Bak pengalian
3. Pelimpah berbentuk segitiga
4. Alat tinggi muka air
5. Gelas ukur

Laboratorium Teknik Sipil 11


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

6. Stopwatch

III. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pelimpah dipasang pada bak pengaliran.


2. Air dialirkan dari bak penampungan ke bak pengaliran dan
diusahakan agar tinggi muka air yang melalui pelimpah, tingginya
menjadi konstan.
3. Setelah konstan, melalui selang air yang dialirkan dari bak
pengaliran kemudian ditampung selama beberapa detik (ditentukan
oleh asisten).
4. Diulangi percobaan di atas dengan waktu yang berbeda.
5. Diulangi percobaan dengan debit yang berbeda.

IV. TEORI DASAR

Sebagaimana diketahui, pelimpah berfungsi untuk mengatur debit


dan tinggi air yang akan melalui suatu saluran air. Maka untuk mengetahui
besarnya, diperlukan percobaan – percobaan yang sesuai dengan
bentuknya.
Untuk mendapatkan persamaan pengaliran, maka kita perlu
memperhatikan luasnya : dA = B.dh.
Pada gambar di bawah ini diketahui kecepatan teoritis air yang
mengalir melalui pelimpah = √ 2 gh, maka debit yang mengalir melalui
element ini adalah :
dQ = B . dh . √ 2 gh
h h

Q = ∫ d . Q=∫ B . dh . √ 2 gh
0 0

= 2/3 . B . H . √ 2 gh

Laboratorium Teknik Sipil 12


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

= 2/3 . 4 . 15 . 9.391
= 0,6 . 4 . 15 . 9,391
= 2,4 . 15 . 9.391
= 338,076

Nilai Q diatas adalah secara teoritis, dalam keadaan sebenarnya air


yang meluap lebih kecil dari (b.dh). maka perlu diintroduksi bila mana
konstanta (Cd) yang disebut koefisien lepas. Nilai Cd ini ditentukan secara
eksperimen. Dalam praktek debit yang mengalir adalah :
Q = 2/3 Cd x B x H . √ 2 gh
3 .Q
Cd =
2. B √ 2 g . H 3 /2
3 . 845,19
Cd =
2. 17,717 . 9,545
=7,496

Dimana :
B = Lebar dasar pelimpah
Cd = Koefisien pengaliran
H = Tinggi air dasar pelimpah

Dari rumus dapat asumsi :


1. Apabila tinggi muka air tetap dan debit makin besar, maka Cd-nya
makin besar.

Laboratorium Teknik Sipil 13


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

2. Apabila debit tetap, muka air H makin besar, maka Cd-nya makin
kecil.

Fungsi dari pelimpah adalah untuk mengatur debit dan tinggi muka
air yang melalui saluran air. Salah satunya adalah ambang tajam dengan
jenis pelimpah/peluap segitiga.

b = H . tg /2
b = (H – h) . tg /2
Luas Elemen : dA = (2b) . dh
dA = 2 (15 – 4,5) . -0,57 . 4,5
dA = 2 . 10,5 .(-2,565)
dA = 21 .-2,565
dA = -53,865
Kecepatan air yang mengalir melalui elemen : V= √ 2 gh
V= . 9.391
Elemen debit dQ yang melalui pelimpah = Cd. dA . V
= 7,496 .(-53,865) . 9,391
= -3791,823
dQ = Cd.2 (H – h) . tg /2 . dh √ 2 gh.
dQ = 7,496 . 2.10,5 .(-0,57) .4,5.9,391

Laboratorium Teknik Sipil 14


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

dQ = -3791,823

dQ = Cd . 2 . tg /2 . √ 2 gh (H – h) . h1/2 . dh
dQ = 7,496 .2 .( -0,57) . 9,391 .10 5. 2,121.4,5
dQ = -8042,457

dQ = Cd . 2 . tg /2 . √ 2 gh (H . h1/2 – h3/2) . dh


dQ = 7,496 . 2 . (-0,57) . 9,391 . (15. 2,121-9,545).4,5
dQ = -8042,276

H
Q = Cd . 2 . tg /2 . √ 2 gh [H . 2/3 . h3/2 – 2/5. h5/2¿0
Q = 7,496 . 2 . (-0,57) . 9,391.(15.0,6. 9,545-0,4.42,958).8,5
Q = -46876,990

4
Q = Cd . 2 . tg /2 . √ 2 g ( – Hh5/2)
15
Q = 7,496 . 2 . (-0,57) . 9,391.(0,26-15.4,55/2)
Q = 51688,453

Q = Cd . 2 . tg /2 . √ 2 g . (H5/2)
Q = 7,491. 2 .( -0,57) . 9,391.(155/2)
Q = -69885,107

15Q

Cd = 8 .tg . √ 2 g H 5/ 2
2

Dalam teori, biasanya Cd = 0.6, tetapi dalam prakteknya Cd sebenarnya


tergantung pada tinggi pelimpah, bentuk pelimpah dan lain sebagainya.
Asumsi – asumsi yang dapat diambil dari pelimpah segitiga adalah :

Laboratorium Teknik Sipil 15


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

1. Apabila tinggi muka air tetap dan debit makin besar, makan Cd-
nya makin besar.
2. Apabila debit tetap, muka air H makin besar, maka Cd – nya makin
kecil.

V. MENGUKUR DEBIT
CARA UNTUK MENGUKUR DEBIT TEORITIS

 Menghitung H
 Menghitung debit dengan rumus yang sesuai

Bagaimana menghitung H?

 Biarkan air mengalir di atas pintu air hingga ketinggian air turun
sampai “tingkat ambang” pintu air dan aliran air berhenti.
 Biarkan ujung “titik ukur” menyentuh level air. Catat bacaannya
sebagai h0.
 Biarkan ketinggian air naik dan air mengalir di atas pintu air.
 Naikkan pengukur titik untuk menyentuh permukaan air yang
baru. Catat bacaan sebagai h1.
 Menghitung Debit Teoritis :
Qth = 2/3 B √ 2 g . H3/2
=0,6.4.4,42.153/2
=616,26
Qth = 18/15 tan (/2) H5/2

CARA UNTUK MENGUKUR DEBIT AKTUAL


 Biarkan air mengalir di atas pintu air.
 Kumpulkan air di tangki pengukur.

Laboratorium Teknik Sipil 16


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

 Tutup saluran pembuangan sehingga air terkumpul di tangki


pengukur.
 Catat waktu yang diperlukan untuk mengisi volume tertentu.
 Saat air naik di tangki pengukur, itu juga akan naik di tabung
pengukur yang terhubung.
 Catat waktu t yang diperlukan agar ketinggian air naik dari suatu
R1 ke R2.
 Debit aktual = Volume / waktu = (R2 – R

Laboratorium Teknik Sipil 17


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

LABORATORIUM TEKNIK

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

JL.P.Timor NO.01 Telp (0452) 21257 ,21737 Fax. (0452) 324242 Kode

Pos 94619 Poso

Pekerjaan : Praktikkum Hidrolika Dikerjakan


: Kelompok 14
Lokasi : Laboratorium Universitas Sint uwu Maroso Asistensi dosen
: Savila Salsabila Sabuka S.T
Bahan : air
Tanggal : 10 November 2022

TABEL 1.3 PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

SI H0 H1 H = H1 Debit R1 R2 Time t Debit Debit Nama


No – H0 Teoritis (Liter) (Liter) (Second) Aktual Aktual Pintu
Qth = ***** (Qact = (R2 – Cd = Qact /
R 1) / t Qth
1 8 9,5 1,5 616,269 700 680 8.03 -160,6 -0,260 Cipoletti

2 8, 9,4 0,9 616,269 700 680 7.09 -141,8 -0,000230 Tajam


5 30derajat

Kesimpulan Dan Saran


1. Kesimpulan
Bangunan pelimpah berfungsi untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke
dalam embung agar tidak membahayakan keamanan tubuh embung.
2. Saran

Laboratorium Teknik Sipil 18


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Agar tetap menjaga kebersihan lingkungan.

BAB III

OSBORNE REYNOLD

a. Pengertian

Bilangan Reynolds merupakan rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya


viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan
suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan Reynolds ini dapat digunakan untuk
mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, seperti jenis aliran laminar dan
turbulen. Dimana nama tersebut diambil dari Osborne Reynolds (1842–1912)
yang mengusulkannya di tahun 1883.

Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan yang tidak berdimensi yang


sangat penting dalam mekanika fluida dan dapat digunakan seperti halnya dengan
bilangan yang tidak berdimensi lainnya. Untuk memberikan kriteria dalam
menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris,
mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai
bilangan tidak berdimensi yang relevan dan keduanya disebut mempunyai
kemiripan dinamis.
Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
dengan:

•    vs - kecepatan fluida,


•    L - panjang karakteristik,
•    μ - viskositas absolut fluida dinamis,
•    ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
•    ρ - kerapatan (densitas) fluida.

Laboratorium Teknik Sipil 19


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa, jika
penampang pipa bulat, atau diameter hidraulik, untuk penampang tak bulat.

Pengertian Aliran Laminer dan Aliran Turbelen

1. Aliran Laminer
Aliran laminer adalah aliran fluida yang dapat bergerak dengan kondisi
lapisan-lapisan yang membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan
satu sama lain. Hal tersebut ditunjukan oleh percobaan Osborne reynolds.
Pada laju aliran rendah aliran laminer tergambar sebagai filamen panjang
yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini memiliki Bilangan Reynolds
lebih kecil dari 2300

2. Aliran Turbelen
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikelnya bergerak secara acak
dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling berinteraksi.
Akibat dari hal tersebut garis alir antara partikel fluidanya saling
berpotongan. Oleh osborne reynolds digambarkan sebagai bentuk yang
tidak stabil yang bercampur dalam waktu yang begitu cepat yang
selanjutnya memecah dan menjadi tidak terlihat. Aliran turbulen ini
mempunyai bilangan yang lebih besar dari 4000. Aliran yang mempunyai
bilangan reynold antara 2300 – 4000 ada yang menyebut sebagai aliran
dalam keadaan transisi. Sehingga terjadi perubahan dari kondisi laminer
menuju aliran turbulen.

Laboratorium Teknik Sipil 20


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

LABORATORIUM TEKNIK

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

JL.P.Timor NO.01 Telp (0452) 21257 ,21737 Fax. (0452) 324242 Kode

Pos 94619 Poso


Pekerjaan : Praktikkum Hidrolika Dikerjakan
: Kelompok 14
Lokasi : Laboratorium Universitas Sint uwu Maroso Asistensi dosen
: Savila Salsabila Sabuka S.T
Bahan : air
Tanggal : 10 November 2022

TURBULEN

Judul kolom Satuan Lambang Tipe Nilai Deskripsi

Diameter pipa percobaan M D Turbulen 0,002 Diameter pada pipa


pecobaan
Diameter diukur dalam
mm.
Konversikasi ke meter
untuk
Perhitungan

Volume terkumpul m³ V Diukur 0,00023 Volume fluida yang


terkumpul
Pada silinder pengukur.
Volume diukur dalam ml.
Konversikan ke dalam
meter kubik untuk
perhitungan (bagi
pembacaan dengan
1,000,000)

Waktu pengumpulan s T Diukur 10 Waktu yang diambil


untuk mengumpulkan

Laboratorium Teknik Sipil 21


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

volume air pada tabung


silinder

Temperatur air °C Diukur 25°C Temperatur air yang


meninggalkan session
percobaan.

Viskositas kinematik m²/s V Diukur 0,000000893 Lihat tabel

0,000023
Debit m³/s Qt Dihitung V
Q= =
t
Volume terkumpul
Waktu pengumpulan

Kecepatan Cm/s V Dihitung 0,0115 Kecepatan fluida melalui


pipa

Debit
V=
Luasan pipa

Angka Reynolds Re Dihitung 25,7559 ud


Re =
V

Data Teknis : Diameter Pipa d = 0,0002 m


Luasan Melintang Pipa A = 3,14 X 10-6 m2

Laboratorium Teknik Sipil 22


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

TRANSISI

Judul kolom Satuan Lambang Tipe Nilai Deskripsi

Diameter m D Transisi 0,002 pada pipa pecobaan


pipa Diameter diukur dalam
percobaan mm.
Konversikasi ke meter
untuk
Perhitungan

Volume m³ V Diukur 0,00064 Volume fluida yang


terkumpul terkumpul
Pada silinder pengukur.
Volume diukur dalam ml.
Konversikan ke dalam
meter kubik untuk
perhitungan (bagi
pembacaan dengan
1,000,000)

Waktu s T Diukur 10 Waktu yang diambil untuk


pengumpulan mengumpulkan volume air
pada tabung silinder

Temperatur °C Diukur 25°C Temperatur air yang


air meninggalkan session
percobaan.

Viskositas m²/s V Diukur 0,00000089 Lihat tabel


kinematik 3

0,000064
Debit m³/s Qt Dihitung V
Q= =
t
Volume terkumpul
Waktu pengumpulan

Laboratorium Teknik Sipil 23


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Kecepatan Cm/s V Dihitung 0,032 Kecepatan fluida melalui


pipa
Debit
V=
Luasan pipa

Angka Re Dihitung 71,6685 ud


Re =
Reynolds V

Data Teknis : Diameter Pipa d = 0,0002 m


Luasan Melintang Pipa A = 3,14 X 10-6 m2

Laboratorium Teknik Sipil 24


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Judul kolom Satuan Lambang Tipe Nilai Deskripsi

Diameter m D Laminer 0,002 Diameter pada pipa


pipa pecobaan
percobaan Diameter diukur dalam
mm.
Konversikasi ke meter
untuk
Perhitungan

Volume m³ V Diukur 0,00032 Volume fluida yang


terkumpul terkumpul
Pada silinder penguku
Volume diukur dalam
Konversikan ke dalam
meter kubik untuk
perhitungan (bagi
pembacaan dengan
1,000,000)

Waktu yang diambil u


Waktu s T Diukur 10 mengumpulkan volum
pengumpula pada tabung silinder
n

Temperatur °C Diukur 25°C Temperatur air yang


air meninggalkan session
percobaan.

Lihat tabel
Viskositas m²/s V Diukur 0,00000089
kinematik 3

V
Debit m³/s Qt Dihitung 0,000032 Q= =
t
Volume terkumpul
Waktu pengumpula

Kecepatan fluida mela


Kecepatan Cm/s V Dihitung 0,016 pipa
Debit
V=
Luasan pipa

Laboratorium Teknik Sipil 25


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Angka Re Dihitung 35,88342 ud


Re =
Reynolds V

Data Teknis : Diameter Pipa d = 0,0002 m


Luasan Melintang Pipa A = = 3,143 X 10-6 m2

1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum aliran melalui osbornd Reynold

Kita dapat mengetahui cara mengamati jenis jenis aliran fluida serta
menentukan bilangan Reynold berdasarkan debit,mencari hubungan antar
bilangan Reynold dengan jenis aliran ,

Untuk nilai dari angka Reynold Turbulen adalah 25,7559


Untuk nilai dari angka Reynold Transisi adalah 71,6685
Untuk nilai dari angka Reynold Laminer adalah 35,88342

2 . Kritik Dan Saran

Sebaik disarankan untuk mencari sumber lain sebagai


pembanding untuk makalah ini, dan untuk mendapatkan yang
lebih banyak lagi.

Laboratorium Teknik Sipil 26


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

BAB IV
JARINGAN PIPA
(KEHILANGAN TINGGI TEKAN)

A. Pendahuluan
I. Latar Belakang
Kehilangan tinggi tekan suatu fluida dalam pipa dapat terjadi
karena faktor gesekan (major losses) atau akibat faktor
perubahan bentuk geometri pipa (minor losses). Kehilangan
tinggi tekan yang akan dipelajari pada modul I ini adalah
kehilangan tinggi tekan akbat:

a. Faktor gesekan pipa lurus

b. Kontraksi tiba-tiba

c. Ekspansi tiba-tiba

d. Tikungan pada pipa katup (valve)

Dalam analisis perhitungan percobaan aliran pada pipa ini,


digunakan berbagai acuan dasar rumus yang diambil dari:

a. Persamaan Kontinuitas (continuity equation)

b. Persamaan Bernoulli

c. Persamaan Darcy-Weisbach

d. Persamaan Blassius

e. Bilangan Reynolds (Reynolds series )

II. Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah :

a. Mempelajari pengaruh koefisien gesekan pada pipa.

Laboratorium Teknik Sipil 27


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

b. Menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan akibat :

• Gesekan pada pipa lurus,

• Ekspansi tiba-tiba,

• Kontraksi tiba-tiba, dan tikungan.

B. Landasan Teori

I. Kehilangan Tinggi Tekan pada Pipa Lurus


Suatu pipa lurus dengan diameter (D) yang tetap, akan
mempunyai kehilangan tinggi tekan akibat gesekan sepanjang
pipa (L) sebesar:

L v2
ℎ𝐿 = f (3.1)
2 Dg

Dimana:

 hL = kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (m)

 f = koefisien gesek (tidak berdimensi)

 L = panjang pipa (m)

 D = diameter pipa (m)

 v = kecepatan aliran (m/detik)

 g = percepatan gravitasi (m/detik2 )

Persamaan di atas dikenal sebagai persamaan Darcy-Weisbach


dengan f sebagai konstanta tidak berdimensi yang merupakan
fungsi dari bilangan Reynolds dari aliran dan kekasaran
permukaan pipa.

II. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Ekspansi Tiba-tiba


a. Tanpa kehilangan tinggi tekan
Gambar 3.1 Ekspansi tanpa Kehilangan Tinggi Tekan

Laboratorium Teknik Sipil 28


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Persamaannya adalah:

(3.2)

b. Dengan Kehilangan Tinggi Tekan


Gambar 3.2 Ekspansi dengan Kehilangan Tinggi Tekan

Persamaannya adalah:

[( ) ( ) ]
D1 2 D 1 4
V 12
¿¿¿ = − (3.3)
g D2 D2

III. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Kontraksi Tiba-tiba

a. Tanpa kehilangan tinggi tekan

Gambar 3.3 Kontraksi tanpa Kehilangan Tinggi Tekan

Persamaannya adalah:

[ ( )]
4
V 12 D
¿¿¿ = 1− 1 (3.4)
g D2

b. Dengan kehilangan tinggi tekan

Laboratorium Teknik Sipil 29


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Gambar 3.4 Kontraksi dengan Kehilangan Tinggi Tekan

Persamaannya adalah:

[ ( )( )]
2 2
V2 D 1
¿¿¿ = 1− 1 − −1 (3.5)
2g D2 CC

Keterangan:

 Pi : Tekanan pada titik tinjau 1

 P2 : Tekanan pada titik tinjau 2

 V1 : Kecepatan fluida pada titik tinjau 1

 V2 : Kecepatan fluida pada titik tinjau 2

 Z : Ketinggian titik tinjau 1 dari datum

 Z2: Ketinggian titik tinjau 2 dari datum

 γ : pg

 p : Massa jenis fluida

 g : Percepatan grafitasi

IV. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Adanya Katup

Kehilangan Tinggi Tekan Akibat katup (hL) adalah

P 1−P2
hL =
pg

Laboratorium Teknik Sipil 30


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

ℎ𝐿 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 = 12,6 ℎ𝐿

Koefisien kehilangan energi K dan Kkoreksi adalah

𝐾 = ℎ𝐿 ¿)

𝐾𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 = ℎ𝐿 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 ¿)

V. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Tikungan Pada Pipa

Keterangan :

------------ = Panjang lintasan

^----------^ = Panjang yang diketahui

Rumus umum kehilangan tinggi tekan pada pipa:

V2
hL = K
2g

Dimana:

hL = kehilangan energi akibat tikungan


K = koefisien kehilangan tinggi tekan

Kehilangan tinggi tekan di dalam pipa di tikungan dan sepanjang


yang diamati (hT)

ℎ𝐿 = ℎ𝐿𝐵 + ℎ𝑓

Kehilangan tinggi tekan pada tikungan dibedakan atas dua macam:


1.
Akibat perubahan geometri (hLB) dengan koefisien tinggi

Laboratorium Teknik Sipil 31


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

tekan KB
2.
Akibat geometri dan gesekan pada tikungan % lingkaran
(hLL) dengan koefisien kehilangan tinggi tekan KL

a. Akibat Perubahan Geometri Pipa

( ht −h f ) 2 g
KB = (3.6)
V2
b. Akibat Gesekan Pipa

[ [ ] ]

2g πR
KL=
2
hr− 1− hf (3.7)
V 2 L
Dimana:

• g = percepatan gravitasi

• R = jari-jari tikungan

• L = panjang lintasan

• hT = kehilangan tinggi tekan pada tikungan

• hT = kehilangan tinggi tekan pada pipa lurus

C. Alat-Alat Percobaan

Laboratorium Teknik Sipil 32


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Suatu


jaringan/sirkuit pipa, yang terdiri dari dua buah sirkuit yang terpisah,
masing-masing terdiri dari komponen pipa yang dilengkapi selang
piezometer. Dua sirkuit pipa itu adalah sirkuit biru dan sirkuit abu-
abu.

Gambar 3.6 Jaringan/Sirkuit Pipa

D. Prosedur Kerja

Laboratorium Teknik Sipil 33


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Prosedur kerja percobaan ini adalah :

a. Memeriksa tabung-tabung piezometer sehingga tidak ada


udara yang terjebak di dalamnya. Prosedur ini dilakukan
dengan jalan memompakan udara ke dalam tabung
piezometer untuk menurunkan permukaan air di dalam
tabung hingga didapat suatu ketinggian yang sama hingga
memudahkan pengamatan.

b. Sirkuit biru dalam keadaan tertutup, sirkuit abu-abu dibuka


semaksimal mungkin guna mendapatkan aliran yang
maksimum di sepanjang pipa.

c. Membaca dan mencatat angka pada piezometer pipa 3 dan


4 untuk gesekan pipa lurus, piezometer pipa 7 dan 8 untuk
ekspansi, pipa 9 dan 10 untuk kontraksi.

d. Catat debit yang dihasilkan dengan prinsip kerja bangku


hidrolik.

e. Mengubah besar debit air dengan jalan mengatur kran


pengatur masuk air pada sistem pipa dan catat. ketinggian
tabung dan debit. Lakukan untuk beberapa pengamatan.

f. Setelah selesai pada sirkuit abu-abu ganti ke sirkuit biru


dengan jalan menutup kran pada sirkuit abu-abu dan buka
kran pada sirkuit biru. Ikuti prosedur 2 sampai 4 untuk
beberapa pengamatan.

1. Menghitung besar debit

Laboratorium Teknik Sipil 34


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

0,000201
Q1 =
1,22
= 0,00016

0,000201
Q2 =
1,28
= 0,00016

0,00019
Q3 =
1,19

= 0,000159

0,00016+0,00016+ 0,000159
Qrata =
3
= 0,0001596

2. Menghitung kehilangan tinggi tekan gesekan pada pipa lurus (pipa biru)

Diketauhi :

D pipa biru (D) = 0,0136 m


Debit (Q) = 0,0001596 m3/s
Viskositas 25˚C (V) = 0,000000893 Ns/m2
Massa jenis air 25˚C (p) = 1000 kg/m3

Laboratorium Teknik Sipil 35


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Panjang pipa = 0,9144 m


h3 = 0,487 m
h4 = 0,485 m

Menghitung luas penampang pipa biru

A = π D2
4
22
A= ׿ ¿
7

Menghitung kecepatan aliran (v)

Q 0 ,0001596
v= = = 1,100698 m/s
A 0,000145

Menghitung kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (hL)

hL = h3 – h4 = 0,487 – 0,485 = 0,002 m

Menghitung besar bilangan Reynolds (Re)

v× D
R=
μ
1,10069 ×1,36 ×10−2
R= =16763,027
0,893 ×10−6

Menghitung koefisien gesekkan menurut Blassius

0,316
fBlassius = 0,25
R

Laboratorium Teknik Sipil 36


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

0,316
= 0,25
=0,02777
16763,027

Menghitung koefisien gesekkan menurut Darcy-Weisbach

2 g hL D
fDarcy-Weisbach =
L v2

2× 9,81× 0,002× 1,36 ×10−2


= = 0,000481
0,9144 × 1,100692

3. Menghitung kehilangan tinggi tekan gesekan pada pipa lurus (pipa abu-
abu)

Diketauhi :

D pipa biru (D) = 0,0272m


Debit (Q) = 0,0001596 m3/s
Viskositas 25˚C (V) = 0,893 Ns/m2
Massa jenis air 25˚C (p) = 1000 kg/m3
Panjang pipa = 0,9144 m
h8 = 0,466m
h9 = 0,471m

Menghitung luas penampang pipa biru

A = π D2
4
22
A= ׿ ¿2
7

Laboratorium Teknik Sipil 37


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Menghitung kecepatan aliran (v)

Q 0 , 0001596
v= = = 0,27455 m/s
A 0,000581302

Menghitung kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (hL)

hL = h9– h8 = 0,471 – 0,466 = 0,005 m

Menghitung besar bilangan Reynolds (Re)

v× D
R=
μ
0,27455 ×2,72 ×10−2
R= =8362,5531
0,893 ×10−6

Menghitung koefisien gesekkan menurut Blassius

0,316
fBlassius = 0,25
R

0,316
= 0,25
=0,033044
8362,5531

Menghitung koefisien gesekkan menurut Darcy-Weisbach

2 g hL D
fDarcy-Weisbach = 2
Lv

2× 9,81× 0,005 ×2,72 ×10−2


= 2 = 0,38713175
0,9144 × 0 , 27455

Laboratorium Teknik Sipil 38


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

4. Menghitung kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi tiba-tiba

D7 = 1,36 × 10-2 m ; A7 = 1,45 × 10-4 m2


D8 = 2,72 × 10-2 m ; A8 = 5,81 × 10-4 m2

h7 = 0,464 m
h8 = 0,466 m
Menghitung debit
Menghitung kecepatan pada titik tinjau 1 (v1)

Q
v=
A

0 ,0001596
v= = 1,100689
0,000145

Menghitung perbedaan tinggi tekan berdasarkan pengamatan


hL = h8 – h7
= 0,466 – 0,464 = 0,002

Menghitung perbedaan tinggi tekan hasil perhitungan dengan adanya

kehilangan tinggi tekan (he ≠ 0 ¿

[( ) ( ) ]
2 4
( P8 −P 7) v 7² D7 D
= − 7
y g D8 D8

( P8−P7 )
=¿
y

Laboratorium Teknik Sipil 39


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

[( ) ( )]
2 2 4
1,100689 0,0136 0,0136
hL sehingga, hL = −
9,81 0,0272 0,0272
= -0,031625477 m

Menghitung perbedaan tinggi tekan hasil perhitungan tanpa adanya


Kehilangan tinggi tekan (he = 0)

[ ( )]
4
(P8 −P 7) v 7² D
= 1− 7
y g D8

1,1006892
[ ( )]
4
0,0136
1−
9,81 0,0272
= 0,060998 m

5. Menghitung kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba

D9 = 2,62 × 10-2 m ; A9 = 5,39 × 10-4 m2


D10 =1,36 × 10-2 m ; A10 = 1,45 × 10-4 m2

h9 = 0,471 m
h10 = 0,468 m
Menghitung debit
Menghitung kecepatan pada titik tinjau 2 (v2)
Q
v=
A

0 ,0001596
v= = 1,100689
0,000145

Menghitung perbedaan tinggi tekan berdasarkan pengamatan

Laboratorium Teknik Sipil 40


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

hL = h9 – h10
= 0,471 – 0,468 = 0,003

Cari harga koefisien kontraksi Cc !


Cari perbandingan luas 2 dan luas 1,lalu gunakan interpolasi dari table
ketetapan yang ada

A2/ 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
A1
Cc 0,62 0,63 0,64 0,65 0,68 0,71 0,75 0,81 0,89 1
4 2 3 9 1 2 5 3 2

Dari table melalui interpolasi didapat Cc = 0,639

Menghitung perbedaan tinggi tekan hasil perhitungan dengan adanya


kehilangan tinggi tekan (he ≠ 0 ¿

[( ) )]
4
( P2−P1 ) v 2² D1
(
2
1
= − −1
y 2g D2 Cc

( P2−P1 )
=¿
y

1,1006892
[ (
0,0136 4
) ( )]
2
1
1− − −1
2 ×9,81 0,0262 0,639
= -0,330016 m

Laboratorium Teknik Sipil 41


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Menghitung perbedaan tinggi tekan hasil perhitungan tanpa adanya


Kehilangan tinggi tekan (he = 0)

[ ( )]
4
( P2−P1 ) v 2² D
= 1− 1
y 2g D2

1,1006892
[ ( )]
4
0,0136
1−
2 ×9,81 0,0262
= -0,010853 m

6. Menghitung kehilangan tinggi tekan akibat tikungan pada pipa

a). Pipa 1 dan 2 (tikungan standar)


Diketauhi :
D = 13,6 mm = 0,0136 m
A = 0,000581302 m2
r = 12,7 mm = 0,0127 m
jarak titik 1 dan 2 = 0,9144-(2 × 0,0127) + 0,5 × π × 0,0127
= 0,9089 m
Q = 0 , 0001596 m3/s
h1 = 0,505 m ; h2 = 0,505 m
Menghitung kecepatan aliran pada tikungan

−4
Q 1,106 × 10
v= = =0,762759
A 1,45 ×10−4

Menghitung bilangan Reynold


v× D
R=
μ

Laboratorium Teknik Sipil 42


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

−2
1,100689 ×1,36 ×10
R= −6
=16763,012765
0,893 ×10

Menghitung koefisien gesekkan menurut Blassius

fBlassius = 0,316 × R– 0,25

= 0,316 × (16763,012765 ¿– 0,25 = 5297,112033


Menghitung kehilangan tinggi tekan total (ht adalah dari selisih piezometer
untuk tikungan)
dan kehilangan tinggi tekan akibat gesekkan
 ht = h1 - h2 = 0,505 - 0,505 = 0
 Nilai hf =
2 2
fL v 5297,112033 × 0,9089× 1,100689
= =21859,821072
D2 g 0,0136 ×2 ×9,81

Menghitung kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri yaitu hLB


dan menghitung besarnya KB f. Menghitung besarnya KL
hLB = ht – hf
0 –21859,821072 = 21859,821072 m
2
v
K ; dari rumus tersebut kita bisa mencari nilai K
2g
( ht−hf )2 g (0 – 21859,821072)
KB= 2
=2× 9,81 =¿ -354010,617
v 1,1006892

KL=
2g
v
2( [ ] )
ht −
πR
2L
hf

2 ×9,81
1,100689
2
× 0−
( [
π ×16763,012765
2 ×0,9089 ] )
× 21859,821072 =−10255933,734

b). Pipa 5 dan 6 (tikungan tajam)

Laboratorium Teknik Sipil 43


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Diketauhi :
D = 13,6 mm = 0,0136 m
A = 0,000581302 m2
r = 0 mm = 0 m
jarak titik 1 dan 2 = 0,9144-(2 × 0) + 0,5 × π × 0,0
= 0,9144 m
Q = 0 , 0001596 m3/s
h5 = 0,860 m ; h6 = 0,855 m
Menghitung kecepatan aliran pada tikungan

Q 0 , 0001596
v= = =0,274556
A 0,000581302

Menghitung bilangan Reynold


v× D
R=
μ
−2
0,274556 ×1,36 × 10
R= −6
=4181,367
0,893 ×10

Menghitung koefisien gesekkan menurut Blassius

fBlassius = 0,316 × R-0,25

= 0,316 × (4181,367 ¿ -0,25= 0,039296


Menghitung kehilangan tinggi tekan total (ht adalah dari selisih piezometer
untuk tikungan)
dan kehilangan tinggi tekan akibat gesekkan
 ht = h5 – h6 = 0,860 – 0,855 = 0,005
fL v 2 0,0 39296× 0,9144 × 0,2745562
 Nilai hf = = =0,01087
D2 g 0,0136 × 2× 9,81

Menghitung kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri yaitu hLB

Laboratorium Teknik Sipil 44


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

dan menghitung besarnya KB f. Menghitung besarnya KL


hLB = ht – hf
0,005– 0,01087 = 0,00587 m
v2
K ; dari rumus tersebut kita bisa mencari nilai K
2g
( ht−hf )2 g (0,005 – 0,00587)
KB= 2
=2× 9,81 =,−0,226441
v 0,2745562

KL=
2g
v
2( [ ] )
ht −
πR
2L
hf

2 ×9,81
0,274556
2 (
× 0,005−
[
π × 0,039296
2 × 0,9089 ] )
× 0 ,00587 =1,2910

c). Pipa 11 dan 12 (tikungan tajam r = 100 mm)


Diketauhi :
D = 26,2 mm = 0,0262 m
A = 0,000581302 m2
6 r = 100 mm = 0,1 m
jarak titik 11 dan 12 = 0,9144-(2 × 0,1) + 0,5 × π × 0,1
= 0,8715 m
Q = 0 , 0001596 m3/s
h11 = 0,550 m ; h12 = 0,556 m

Menghitung kecepatan aliran pada tikungan

Q 0 , 0001596
v= = =0,27455
A 0,000581302

Menghitung bilangan Reynold


v× D
R=
μ

Laboratorium Teknik Sipil 45


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

−2
0,274556 × 26,2×10
R= −6
=8055,106
0,893 ×10

Menghitung koefisien gesekkan menurut Blassius

fBlassius = 0,316 × R-0,25


= 0,316 × (8055,106 ¿-0,25= 0,033355

Menghitung kehilangan tinggi tekan total (ht adalah dari selisih piezometer
untuk tikungan)
dan kehilangan tinggi tekan akibat gesekkan
 ht = h12 – h11 = 0,556 – 0,550 = 0,006
fL v 2 0,033355× 0,8715 ×0,274552
 Nilai hf = = =0 ,004262
D2 g 0,0262 ×2 ×9,81

Menghitung kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri yaitu hLB


dan menghitung besarnya KB f. Menghitung besarnya KL
hLB = ht – hf
 0,006 –0 ,004262= 0,001738m
v2
K ; dari rumus tersebut kita bisa mencari nilai K
2g
( ht−hf )2 g (0,006 – 0,004262)
KB= 2
=2× 9,81 2
=0,452382
v 0,27455

KL=
2g
v
2( [ ] )
ht −
πR
2 L
hf

Laboratorium Teknik Sipil 46


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

2 ×9,81
0,27455
2 (
× 0,006−
[
π × 8055,106
2× 0,8715 ] )
× 0 , 001738 =−6566,385

d). Pipa 13 dan 14 (tikungan tajam r = 150 mm)


Diketauhi :
D = 26,2 mm = 0,0262 m
A = 0,000581302 m2
r = 150 mm = 0,15 m
jarak titik 13 dan 14 = 0,9144-(2 × 0,15) + 0,5 × π × 0,15
= 0,850 m
Q = 0 , 0001596 m3/s
h13 = 0,515 m ; h14 = 0,516 m
Menghitung kecepatan aliran pada tikungan

Q 0 , 0001596
v= = =0,27455
A 0,000581302

Menghitung bilangan Reynold

v× D
R=
μ
0,27455 ×2,62 ×10−2
R= −6
=8055,106
0,893 ×10

Menghitung koefisien gesekkan menurut Blassius

fBlassius = 0,316 × R-0,25

= 0,316 × (8055,106 ¿-0,25= 0,033355

Laboratorium Teknik Sipil 47


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Menghitung kehilangan tinggi tekan total (ht adalah dari selisih piezometer
untuk tikungan)
dan kehilangan tinggi tekan akibat gesekkan
 ht = h14 – h13 = 0,516 – 0,515 = 0,001
2 2
fL v 0,033355× 0,850 ×0,27455
 Nilai hf = = =0,004157
D2 g 0,0262 ×2 × 9,81

Menghitung kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri yaitu hLB


dan menghitung besarnya KB f. Menghitung besarnya KL
hLB = ht – hf
0,001 –0,004157 = -0,003157

v2
K ; dari rumus tersebut kita bisa mencari nilai K
2g

( ht−hf )2 g (0,001 – 0,003157)


KB= 2
=2× 9,81 2
=−0,561443
v 0,27455

KL=
2g
v
2( [ ] )
ht −
πR
2 L
hf

2× 9,81
0,27455 (
× 0,001−
[
π ×8055,106
2 ×0,850 ]
× 0,004157 =−16106,505
)
e). Pipa 15 dan 16 (tikungan tajam r = 50 mm)
Diketauhi :
D = 26,2 mm = 0,0262 m
A = 0,000581302 m2
r = 50 mm = 0,05 m
jarak titik 15 dan 16 = 0,9144-(2 × 0,05) + 0,5 × π × 0,05
= 0,8929 m

Laboratorium Teknik Sipil 48


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Q = 0 , 0001596 m3/s
h15 = 0,385 m ; h16 = 0,385 m
Menghitung kecepatan aliran pada tikungan

Q 0 , 0001596
v= = =0,27455
A 0,000581302
Menghitung bilangan Reynold

v× D
R=
μ
−2
0,27455 ×2,62 ×10
R= −6
=8055,106
0,893 ×10

Menghitung koefisien gesekkan menurut Blassius

fBlassius = 0,316 × R-0,25

= 0,316 × (8055,106 ¿-0,25= 0,033355

Menghitung kehilangan tinggi tekan total (ht adalah dari selisih piezometer
untuk tikungan)
dan kehilangan tinggi tekan akibat gesekkan
 ht = h15 – h16 = 0,385 – 0,385 = 0

2 2
fL v 0,033355× 0,8929 ×0,27455
 Nilai hf = = =0,043 672
D2 g 0,0262 ×2 ×9,81

Menghitung kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri yaitu hLB


dan menghitung besarnya KB f. Menghitung besarnya KL
hLB = ht – hf
0–0,043 672 = 0,05737627

Laboratorium Teknik Sipil 49


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

v2
K ; dari rumus tersebut kita bisa mencari nilai K
2g

( ht−hf )2 g (0 – 0,043 672)


KB= 2
=2× 9,81 =−11,36734
v 0,274552❑

KL=
2g
v
2( [ ] )
ht −
πR
2L
hf

2 ×9,81
0,27455
2 ( [
× 0−
π × 8055,106
2× 0,8929 ] )
× 0,043672 =−618,8585

LABORATORIUM TEKNIK

Laboratorium Teknik Sipil 50


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
Jl. P. Timor No. 01 Telp (0452) 21257, 21737 Fax. (0452) 324242
Kode Pos 94619 Poso
Pekerjaan : Praktikkum Hidrolika Dikerjakan
: Kelompok 14
Lokasi : Laboratorium Universitas Sint uwu Maroso Asistensi dosen
: Savila Salsabila Sabuka S.T
Bahan : air
Tanggal : 10 November 2022

TABEL HASIL PERHITUNGAN DEBIT


Pengukuran Debit
3 Waktu t Debit Q
(detik) (10^-4 m³/dtk)
KALI
PERCOBAAN
1,22 0,001596

TABEL HASIL PERHITUNGAN KEHILANGAN TINGGI TEKAN


PADA PIPA LURUS SIRKUIT BIRU
NO Debit Q H3 H4 HL Re fB fD-W V
(10^-4 (m) (m) (m) (10^- (10^-2) (m/s)
m³/s) 2)
1 0,001596 0,487 0,485 0,002 16763,027 0,0277 0,00481 1,10069

TABEL HASIL PERHITUNGAN KEHILANGAN TINGGI TEKAN


PADA PIPA LURUS SIRKUIT ABU-ABU
N Debit Q H8 H9 HL Re fB fD-W V
O (10^-4 (m) (m) (m) (10^-2) (10^-3) (m/s)
m³/s)
1 0,00159 0,46 0,47 0,00 8362,1553 0,03304 0,3871317 0,2745
6 6 1 5 1 4 5 5

TABEL HASIL PERHITUNGAN KEHILANGAN TINGGI TEKAN


AKIBAT EKSPANSI TIBA -TIBA
NO Debit Q H8 H7 V1 HL HE tdk = HE =0
(10^-4 m³/s) (m) (m) (m) 0 (m)
(m)

Laboratorium Teknik Sipil 51


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

1 0,001596 0,466 0,464 1,100689 0,002 -0,31625 0,06099

TABEL HASIL PERHITUNGAN KEHILANGAN TINGGI TEKAN


AKIBAT KONTRAKSI TIBA – TIBA
NO Debit Q H9 H10 V2 Cc HL Hk tdk = Hk = 0
(10^-4 (m) (m) (m) (m) 0 (m)
m³/s) (m)
1 0,001596 0,471 0,468 1,100689 0,639 0,003 -0,3300 -0,01085

TABEL PERHITUNGAN KEHILANGAN TINGGI TEKAN


PADA SETIAP TIKUNGAN PIPA
Tikungan Debit H H Ht Re fB V KB
Pipa Q (m) (m) (m) (10^-2) (m/s) (m/s)
(10^-4
m³/s)
1&2 0,0015 0,50 0,505 0 16763,01 5297,112 0,762759 -
96 5 354010,6
5&6 0,0015 0,86 0,855 0,005 4181,367 0,039296 0,274556 -0,22644
96 0
11 & 12 0,0015 0,55 0,556 0,006 8055,106 0,033355 0,27455 0,452382
96 0
13 & 14 0,0015 0,51 0,516 0,001 8055,106 0,033355 0,27455 -0,56144
96 5
15 & 16 0,0015 0,38 0,385 0 8055,106 0,033355 0,27455 -11,367
96 5

Kesimpulan Dan Saran

1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dibuktikan bahwa adanya kehilangan tinggi tekan yang di
akibatkan oleh gesekan pada pipa lurus, kontraksi, expansi, dan tikungan.

2. Saran

Laboratorium Teknik Sipil 52


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Pada pengumpulan data system jaringan pipa asset perpipaan sebaiknya didata
secara akurat.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan melakukan Praktikum Laboratorium Hidrolika ini, mahasiswa


diharapkan dapat melakukan pengujian dilapangan seperti apa yang telah
dipelajari selama melakukan praktikum di Laboratorium Hidrolika saat berada
dilingkungan pekerjaan. Baik itu pengujian untuk mengukur debit air maupun
mengukur kecepatan air dengan menggunakan beberapa pengujian air. Selain itu
mahasiswa juga diharapkan nantinya dapat merancang sendiri bangunan air yang
pas dengan datadata yang diperoleh dilapangan sebagai acuan bangunan ait
tersebut. Serta mahasiswa juga diharapkan bisa melakukan pengujian-pengujian
ini jika nantinya diminta saat telah masuk kedunia pekerjaan yang sebenarnya.

B. SARAN

 Saat melakukan praktikum kita harus teliti dalam memasukkan data agar
tidak terjadi kesalahan pada saat perhitungan.
 Saat melakukan praktikum ada baiknya kita bekerja dengan serius, agar
apa yang kita lakukan dalam praktikum tersebut dapat kita ingat dan
terapkan nantinya didunia kerja.
 Selain itu juga dibutuhkan kerjasama yang baik antar anggota kelompok
saat melakukan pengujian, agar hasil pengujian bisa sesuai dengan apa
yang kita inginkan.

Laboratorium Teknik Sipil 53


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

DAFTAR PUSTAKA

Https://youtu.be/UpBwo2Aystw Jaringan Pipa

https://youtu.be/EleimewGKpE Open channel

pdf_moduliii_kehilangan tinggi tekan

word_pelimpah

word_osborne Reynold

modul praktikum Hidrolika

https://bpsdm.pu.go.id

https://sippa.ciptakarya.pu.go.id

https;//pdrcoffee.com

http://repository.unand.oc.id

Laboratorium Teknik Sipil 54


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Laboratorium Teknik Sipil 55


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Laboratorium Teknik Sipil 56


Kelompok 14 Praktikum Hidrolika

Laboratorium Teknik Sipil 57

Anda mungkin juga menyukai