Anda di halaman 1dari 10

2A D4 Konstruksi Sipil

Politeknik Negeri Ujung Pandang

PERCOBAAN 6
ALIRAN MELALUI PELIMPAH / BENDUNG TIPY OGEE

A. DASAR TEORI

Menurut Standar Tata Cara Perencanaan Umum Bendung, yang


diartikan dengan bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan
yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk
meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun,
sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat yang
membutuhkannya. Sedangkan bangunan air adalah setiap pekerjaan sipil
yang dibangun di badan sungai untuk berbagai keperluan.
Tipe bendung bermacam-macam, Misalnya tipe bulat, Ogee dll. Setiap tipe
bendung masing-masing mempunyai karakteristik pengaliran (koefisien),
misalnya koefisien kecepatan (Cv) dan koefisien debit (Cd).

Garis Energi

H2

H1 P

H3

Gambar 6.1 Percobaan Aliran Melalui Bendung

Dengan menerapkan persamaan bernaulli, maka dapat dituliskan debit yang


melimpah adalah :

3
Q
Q=Cd⋅Cv⋅B⋅√ g⋅H 2 2 Cd = 3
2
Cv⋅B⋅√ g⋅H 2

Dimana :
Q = Debit Modular (m3/dtk)
Cd = Koefisien Debit

63
2A D4 Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Cv = Koefisien percepatan (0,97 )


B = Lebar Pelimpah (m)
H2 = Tinggi air yang meluap (m)
g = percepatan gravitasi (9,81 m3/dtk)

B. ALAT DAN BAHAN


1. Alat peluap bendungan.
2. Mistar.
3. Stopwatch

C. LANGKAH KERJA

1. Memasang bendung pada saluran terbuka kemudian memberikan lem


pada celah pintu peluap dengan terlebih dahulu mengukur lebar
peluap ( B ) dan tinggi peluap (Ps) dengan menggunakan mistar
sorong.
2. Menjalankan mesin pompa air dan membuka kran air secara perlahan
- lahan hingga air mencapai batas dasar peluap diatas ambang.
3. Kemudian menutup katup dan mematikan mesin pompa sejenak
hingga permukaan air sejajar dengan dasar bukaan ( Ps ) atau tidak
terjadi pelimpahan lagi.
4. Lalu memasang alat ukur tinggi air, kemudian mensetting alat tersebut
sejajar dengan muka air pada angka 0 (nol) dan ditetapkan sebagai
dasar pengukuran (nol ketinggian).
5. Mencatat tinggi air yang meluap dari alat ukur yang telah dipasang
sebagai H1, H2, dan H3.
6. Kemudian menghitung debit dengan menentukan volume sebanyak 3
liter, kemudian mencatat waktu (T) yang dibutuhkan untuk mencapai
volume yang sudah ditentukan dengan menggunakan stop wacth

64
2A D4 Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

7. Kemudian langkah no.5 hingga no.6 diulangi dengan penambahan


ketinggian dengan membuka katup secara perlahan untuk beberapa
variasi ketinggian.
D. DATA HASIL PERCOBAAN
Table 4.1 Data Percobaan Peluap Bendungan Untuk Kemiringan 0%
P
H
V T (mm T rata-rata
No. (mm)
(Liter) (detik) )
T1 T2 T3 H1 H2 H3
1 3 7,3 7,2 7,4 204 15,2 16 180 7,3
2 3 4,1 4 4,1 212 22,6 18 180 4,07
3 3 3,1 3 3 218 25,8 20 180 3
Sumber : Hasil Percobaan di Laboratorium

E. ANALISA PERHITUNGAN
 Perhitungan Debit (Q)

V
Q = Dimana : Q = Debit (m3/dtk)
T
V = Volume (m3)
T = Waktu (dtk)
 Penyelesaian :

V₁
Q1 =
T 1 rata−rata

0,003
=
7,3

= 0,000411 m3/dtk

Tabel 6.2 Analisa Perhitungan Debit (Q)

Volume T. rata-rata Debit (Q)


No.
(m³) (dtk) (m³/dtk)
1 0,003 7,30 0,000411
2 0,003 4,07 0,000737
3 0,003 3,00 0,001000

65
2A D4 Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Sumber : Hasil Perhitungan dan Percobaan di Laboratorium

 Perhitungan Kecepatan Aliran (V)

Q
v = Dimana : Q = Debit (m3/dtk)
A
V = Volume (m3)
A = Luas (m2)
Penyelesaian :

Q1
V1 =
A1

0,000411
= = 0,150204 m/detik
0,18 x 0,0152

Tabel 6.3 Analisa Perhitungan Nilai Kecepatan Aliran (V)


Kecepatan
Lebar H₂ Luas (A) Debit (Q)
No. Aliran (V)
(m) (m) (m²) (m³/dtk)
(m/dtk)
1 0.18 0,0152 0,002736 0,000411 0,150204
2 0.18 0,0226 0,004068 0,000737 0,181195
3 0.18 0,0258 0,004644 0,001000 0,215332
Sumber : Hasil Perhitungan dan Percobaan di Laboratorium

 Perhitungan Koefisien Debit (Cd)

Cd=1,0601797
Dimana : Q = Debit Modular (m3/dtk)
Cd = Koefisien Debit
Cv = Koefisien percepatan (0,97 )
B = Lebar Pelimpah (m)
H2 = Tinggi air yang meluap (m)
g = percepatan gravitasi (9,81 m3/dtk)

66
2A D4 Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

 Penyelesaian :
Q
Cd1 = 3
Cv⋅B⋅√ g⋅H 2 2

0,000411
Cd1 =
0,97 . 0,18. √ 9,81 ×0,01523 /2

Cd1 = 0,401009

Tabel 6.4 Analisa Perhitungan Nilai Koefisien Debit (Cd)

Koefisien
Lebar Percepatan Tinggi Air Koefisie
Debit (Q) Percepata
No (B) Grafitasi (g) (H₂) n Debit
(m³/dtk) n
(m) (m³/dtk) (m) (Cd)
(Cv)
1 0,000411 0,97 0,18 9,81 0,0152 0,401009
2 0,000737 0,97 0.18 9,81 0,0226 0,396721
0,001000
0,0258
3 0 0,97 0,18 9,81 0,441257
Sumber : Hasil Perhitungan dan Percobaan di Laboratorium

 Perhitungan Nilai Hubungan Antara Debit (Q) dan Koefisien Debit


(Cd)

Tabel 6.5 Analisa Perhitungan Hubungan Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd)
Debit (Q) Koefisien Debit Q x Cd
No Q2
(m³/dtk) (Cd) (m³/dtk)
1 0,00411 0,401009 0,000165 0,0000002
2 0,000737 0,396721 0,000292 0,0000005
3 0,001000 0,441257 0,000441 0,0000010
 0,002148 1,238987 0,000898 0,0000017
Sumber : Hasil Perhitungan

- Rumus Persamaan Garis :


y = a.x + b
n . ∑ (Q .Cd )−∑ Q . ∑ Cd
a=
n . ∑ Q2 −( ∑ Q )2

67
2A D4 Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

3 .0,000898−0,002148 .1,238987
ɑ=
3 . 0,0000017−0,0021482
ɑ = 65,111344

2
∑ Cd . ∑ Q −∑ Q . ∑ (Q. Cd )
b=
n . ∑ Q2 −( ∑ Q )2
1,238987. 0,0000017−0,002148 .1,238987
b=
3 . 0,0000017−0,0021482

b = 0,3664
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan
Koef. Debit (Cd) adalah :
y = a.x + b

Cd = 65,111344 . Q + 0,3664

0.44

0.43 Cd = 65,111344 . Q + 0,3664

0.42
Koefisien Debit (Cd)

0.41

0.4

0.39

0.38

0.37
0.000411 0.000737 0.001000
Debit (Q)

Grafik 6.1 Hubungan Antara Debit (Q) Dan Koefisien Debit (Cd)

 Perhitungan Nilai Hubungan Antara Tinggi Air Yang Meluap (H) dan
Koefisien Debit (Cd)

68
2A D4 Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Tabel 6.6 Analisa Perhitungan Hubungan Tinggi Air Yang Meluap (H) dan
Koefisien Debit (Cd)

H₂ Koefisien Debit H₂ x Cd H2
No
(m) (Cd) (m) (m²)
1 0,0152 0,401009 0,006095 0,000232
2 0,0226 0,396721 0,008966 0,000510
3 0,0258 0,441257 0,011384 0,000665
 0,0636 1,238987 0,026445 0,001407
Sumber : Hasil Perhitungan dan Percobaan di Laboratorium

- Rumus Persamaan Garis :


y = a.x + b
n . ∑ ( H .Cd )−∑ H . ∑ Cd
a=
n . ∑ H 2 −( ∑ H )2
3 .0,026445−0,0636 .1,238987
ɑ=
3 . 0,001407−0,0636 2
ɑ = 3,030066

∑ Cd . ∑ H 2 −∑ H . ∑ ( H . Cd )
b=
n . ∑ H 2 −( ∑ H )2
1,238987. 0,001407−0,0636 . 0,026445
b=
3 . 0,001407−0,0636 2

b = 0,348758
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H)
dengan Koefisien Debit (Cd) adalah :
y = a.x + b
Cd = 3,030066 . H + 0,348758

69
2A D4 Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Cd = 3,030066 . H + 0,348758
0.43

0.42
Koefisien Debit (Cd)

0.41

0.4

0.39

0.38

0.37
0.02 0.02 0.03
Tinggi (H)

Grafik 6.2 Hubungan Antara Tinggi Air Yang Meluap (H) Dengan Debit (Cd)

70
2A D4 Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

F. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan, kami dapat menyimpulkan bahwa :


 Jika semakin rendah luapan air maka waktu yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air sebanyak 1 liter akan semakain lama. Hal ini
disebabkan karena antara tinggi luapan dengan waktu berbanding
terbalik.
 Jika waktu pengaliran semakin kecil maka Debit (Q) yang dihasilkan
akan semakin besar dan Koefisien debit (Cd) semakin kecil. Nilai
Debit (Q) terbesar = 0,001000 m3/detik dan Koefisien debit (Cd) =
0,441257.
 Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan
Koefisien debit (Cd), yaitu Cd = 65,111344 . Q + 0,3664
 Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H)
dengan Koefisien debit (Cd), yaitu Cd = 3,030066 . H + 0,348758

71
2A D4 Konstruksi Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

G. DOKUMENTASI

Alat Bendung

Alat Tilting Flume

72

Anda mungkin juga menyukai