Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM HIDROLIKA

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

JOB 7
AMBANG LEBAR (BROAD CRESTED WEIR)

A. DASAR TEORI
Peluap disebut ambang lebar apabila t > 0,66 H dengan t adalah tebal peluap dan
H adalah tinggi peluap. Dipandang peluang ambang lebar seperti ditunjukan dalam
gambar 7.1 Titik A dan Titik B adalah ujung hulu dan hilir dari peluap. Tinggi air yang

meluap dititik A adalah H2 dan pada titik B adalah H3, √ 2. g √( H 1−h3).h2 ²- h2³

9,5

Gambar 7.1 Peluap Ambang Lebar

Aplikasi pada persamaan bernoully pada titik A dan B


V2
0+ H 2 + 0=0+ H 3 +
2g
Dengan V adalah kecepatan dengan aliran pada sisi hilir peluap. Dari persamaan
tersebut dapat ditentukan kecepatan aliran V,
V2/2.g = H2-H3
Atau

√ 2g( H 2−H 3 )
V=

Debit aliran :


Q=C d .b . H 3 . V =Cd . b . H 3 . 2 g ( H 2−H 3 )


Q=Cd⋅b √ 2⋅g⋅ H 2⋅H 2 −H
3 33

Sehingga rumus koefisien debit :

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Q
Cd=

b √ 2⋅g⋅ H 2⋅H 2−H
3 33

Dimana :
Q = Debit (m3/dtk)
H = Tinggi air yang meluap dititik H2 (m)
h = Tinggi air yang meluap dititik H3 (m)
Cd = Koefisien Debiet
b = Lebar pelimpah (m)
g = percepatan gravitasi (9,81 m3/dtk)

B. ALAT DAN BAHAN

1. Satu set alat saluran terbuka


2. Ambang lebar
3. Stopwatch

C. LANGKAH KERJA

1. Memasang alat ukur ambang lebarpada saluran terbuka, kemudian celah pintu peluap
diberikan lem dengan terlebih dahulu lebar peluap ( B ) dan tinggi peluap (P) diukur
dengan menggunakan mistar sorong.
2. Menjalankan mesin pompa hingga terjadi peluapan diatas ambang.
3. Mencatat volume air (V) dan waktu (t) yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai debit
(Q).
4. Mengukur tinggi air (H) mulai dari H1, H2, H3, dan H4 yang melalui ambang lebar
tersebut.

H2 H3
H1
1 2
H4
Gambar 7.2 Percobaan Melalui Ambang Lebar
5. Mengulangi langkah no.1 hingga langkah no.3 sebanyak 5 kali percoban untuk
mendapatkan ketinggian berikutnya.
6. Menghitung dan mentabelkan H, h, Q dan Cd.

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

7. Memplot grafik hubungan antara Cd dan H, Q dan Cd.

D. DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel 7.1 Data Percobaan Ambang Lebar (Q)


V T (detik)
H1 H2 H3 H4 P
NO (liter Trata-
T1 T2 T3 (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
) rata
1 3 8.93 9.31 9.19 9.14 126 20.5 2.7 15 80
2 3 5.31 5.73 5.51 5.52 131 26.1 6.0 20 80
3 3 4.81 4.56 4.34 4.57 134 27.5 7.1 21 80
4 3 3.83 3.51 3.79 3.71 137 30.0 8.1 22 80
5 3 2.89 3.22 3.46 3.19 139 32.1 9.0 23 80
Sumber : Hasil analisa percobaan di laboratorium

E. ANALISA PERHITUNGAN
 Perhitungan Debit (Q)
V
Q=
t
Dimana :
Q = Debit air dalam pipa (m3/detik)
V = Volume air dalam pipa (m3)
t = Waktu (detik)
Penyelesaian :
0,003
Q=
9,14
= 0,000328 m³/detik
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 7.2 Analisa Perhitungan Debit (Q)
T Debit
NO V (m3)
(Detik) m3/dtk
1 0.003 9.143 0.000328
2 0.003 5.517 0.000544
3 0.003 4.570 0.000656
4 0.003 3.710 0.000809
5 0.003 3.190 0.000940
Sumber : Hasil analisa data percobaan

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Hubungan Antara Debit (Q) dan Waktu (T)


0.0012

0.0010 0.000940
0.000809
0.0008 f(x) = − 9.54035812734224E-05 x + 0.00115406589737581
0.000656
R² = 0.905068659810686
Debit Air (Q)

0.0006 0.000544

0.0004 0.000328

0.0002

0.0000
2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000

Waktu (t)

Grafik 7.1 Hubungan Antara Debit (Q) dengan Waktu (T)

 Perhitungan Koefisien Debit (Cd)


Q
Cd =
b √ 2 g √ H 2. H 3 −H 3
2 3

0,000328
=
(0,080) √(2)( 9,81) √ (0,0205).(0,0027) −( 0,0027)
2 3

= 2,2546
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7.3 Analisa Perhitungan Nilai Koefisien Debit (Cd)

Q H (m) g
NO b (m) koef. Debit (Cd)
(m/detik) (m³/detik)
H2 H3
1 0.000328 0.080 0.0205 0.0027 9.81 2,3955
2 0.000544 0.080 0.0261 0.0060 9.81 1,5842
3 0.000656 0.080 0.0275 0.0071 9.81 1,5748
4 0.000809 0.080 0.0300 0.0081 9.81 1,6283
5 0.000940 0.080 0.0321 0.0090 9.81 1,6480
Sumber : Hasil analisa data percobaan

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Persamaan regresi untuk hubungan antara Debit (Q) dengan Koefisien Debit (Cd)
Tabel 7.4 Perhitungan Hubungan Antara Debit (Q) Dan Koefisien Debit (Cd)

NO Q (m/detik) koef. Debit (Cd) Q x Cd Q²

1 0.000328 2,3955 0,000786 0.000000108


2 0.000544 1,5842 0,000861 0.000000296
3 0.000656 1,5748 0,001034 0.000000431
4 0.000809 1,6283 0,001317 0.000000654
5 0.000940 1,6480 0,001550 0.000000884
Σ 0.003277 8,8307 0,005548 0.000002373
Sumber : Hasil analisa data percobaan

Rumus persamaan garis: y ¿ ax +b


n ∑ (Q . Cd ) −∑ Q .∑ Cd ∑Cd .∑ Q 2−∑ Q .∑ (Q. Cd)
a¿ 2 2 b¿
n∑ Q −(∑Q) n ∑ Q2−(∑Q)2
(5) ( 0,005548 )−( 0,003277)(8,8307)
a=
(5)(0,000002373)−(0,003277)2
( 8,8307 ) ( 0,000002373 )−( 0,003277)(0,005548)
b=
(5)(0,000002373)−(0,003277)2
= -1073,1 = 2,4695
Jadi, persamaan regresi untuk hubungan antara Debit (Q) dengan Koefisien Debit (Cd)
adalah y ¿ a . Q+b,
Cd= -1073,1Q+ 2,4695

Hubungan Antara Koef. Debit (Cd) dan Debit (Q)


2.6000
2.3955
2.4000
2.2000
2.0000 f(x) = − 1073.09044857172 x + 2.46953778496985
R² = 0.51779606431566
Debit (Q)

1.8000 1.6283 1.6480


1.5842 1.5748
1.6000
1.4000
1.2000
1.0000
0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009 0.0010
Koefisien Debit (Cd)

Grafik 7.2 Hubungan antara Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd)

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Persamaan regresi untuk hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan Koefisien Debit
(Cd)

Tabel 7.5 Perhitungan Hubungan Antara Tinggi Muka Air (H) Dan Koefisien Debit

NO H (m) koef. Debit (Cd) H² Cd H x Cd

1 0,0205 2,3955 0,000420 2,3955 0,04911


2 0,0261 1,5842 0,000681 1,5842 0,04135
3 0,0275 1,5748 0,000756 1,5748 0,04331
4 0,0300 1,6283 0,000900 1,6283 0,04885
5 0,0321 1,6480 0,001030 1,6480 0,05290
Σ 0,1362 8,8307 0,003788 8,8307 0,23551

(Cd)Rumus persamaan garis: y ¿ ax +b


n ∑ ( H . Cd ) −∑ H .∑ Cd ∑ Cd .∑ H 2−∑ H .∑ (H . Cd)
a¿ 2 2 b¿
n∑ H −(∑ H ) n ∑ H 2−(∑ H)2

( 5 )( 0,23551 ) −(0,1362)(8,8307) (8,8307) ( 0,003788 )−(0,1362)(0,23551)


a= b=
(5 )( 0,003788 )−¿ ¿ ( 5 ) ( 0,003788 )−¿ ¿

= -64,578 = 3,5252
Jadi, persamaan regresi untuk hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan Koefisien Debit
(Cd) adalah y ¿ a . H +b,
Cd= -64,578H + 3,5252
Grafik Hubungan Antara Tinggi Luapan Air (H) dengan Koefisien Debit (Cd)
2.6000
2.3955
2.4000

2.2000
f(x) = − 64.5776755067013 x + 3.52523706122852
koef. Debit (Cd)

2.0000 R² = 0.652372250848287

1.8000
1.6283 1.6480
1.5842 1.5748
1.6000

1.4000

1.2000

1.0000
0.0200 0.0220 0.0240 0.0260 0.0280 0.0300 0.0320 0.0340
tinggi muka air (H)
Grafik 7.3 Hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dan Koefisien Debit (Cd)

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Persamaan regresi untuk hubungan antara Debit (Q) dan Tinggi Muka Air (H)

Tabel 7.6 Perhitungan Hubungan Antara Debit (Q) dan Tinggi Muka Air (H)
Debit (Q) Tinggi Air (H)
NO Q² H² Q.H
(m³/dtk) (m)
1 0,000328 0,0205 0,00000011 0,00042 0,000007
2 0,000544 0,0261 0,00000030 0,00068 0,000014
3 0,000656 0,0275 0,00000043 0,00076 0,000018
4 0,000809 0,0300 0,00000065 0,00090 0,000024
5 0,000940 0,0321 0,00000088 0,00103 0,000030
Σ 0,003277 0,1362 0,00000237 0,00379 0,000093
Rumus persamaan garis: y ¿ ax +b
2
n ∑ ( H . Q )−∑ H . ∑Q ∑Q. ∑ H −∑ H . ∑(H . Q)
a¿ b ¿
n ∑ H 2−(∑ H )2 n ∑ H 2 −(∑ H )2
( 5 )( 0,000093 )−(0,1362)(0.003277) (0.003277) ( 0,00379 )−(0,1362)(0,00093)
a= b=
( 5 )( 0,00379 )−¿ ¿ ( 5 ) ( 0,00379 )−¿ ¿
= 0,0531 = -0,0008

Jadi, persamaan regresi untuk hubungan antara Debit (Q) dan Tinggi Muka Air
(H) adalah y ¿ a . Q+b,
Q= 0,00531H – 0,0008
Hubungan Antara Debit (Q) dan Tinggi Muka Air
(H)
0.001000 0.000940
0.000900 0.000809
f(x) = 0.0530760493742133 x − 0.000790304803312668
0.000800 R² = 0.980035382044362
0.000700 0.000656
Debit (Q)

0.000600 0.000544
0.000500
0.000400 0.000328
0.000300
0.000200
0.000100
0.02 0.022 0.024 0.026 0.028 0.03 0.032 0.034

Tinggi Muka Air (H)

Grafik 7.4 Hubungan antara Debit (Q) dan Tinggi Muka Air (H)

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

F. KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data di ketahui bahwa :

1. Jika semakin rendah luapan air maka waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan air

akan semakin lama. Hal ini disebabkan karena antara tinggi luapan dengan waktu

berbanding terbalik.

2. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan Koefisien debit

(Cd), yaitu Cd= -1073,1Q+ 2,4695. Dengan nilai R = 0,5178 (sesuai pada Grafik 7.2

Hubungan antara Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd)).

3. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan
Koefisien debit (Cd), yaitu Cd = -64.578H + 3,5252. Dengan nilai R = 0,6524
(sesuai pada Grafik 7.3 Hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dan Koefisien Debit
(Cd)).
4. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dan Tinggi Muka Air (H),
yaitu Q= 0,00531H – 0,0008. Dengan nilai R = 0,98 (sesuai pada Grafik 7.4
Hubungan antara Debit (Q) dan Tinggi Muka Air (H).

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

F. DOKUMENTASI ALAT

Tilting Flume

Ambang Lebar

Alat Ukur Tinggi Muka Air Stopwatch

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

G. DOKUMENTASI KERJA

Mengatir debit air Mengatur alat ukur tinggi air

Menutup aliran pada bak Membaca nilai tinggi air

Menghitung waktu kenaikan Mencatat dan menghitung hasil


debit setiap 3 liter pengujian

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL

Anda mungkin juga menyukai