Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM HIDROLIKA

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

PERCOBAAN 8
AMBANG TAJAM
8.1 DASAR TEORI
Jenis peluap ambang tajam ini merupakan salah satu konstruksi pengukur
debit yang banyak dijumpai di saluran – saluran irigasi maupun laboratorium.
Debit aliran yang terjadi pada ambang tajam dihitung dengan menggunakan
formula sebagai berikut :

Q=
Keterangan:
3
Q = Debit aliran (m /dtk)
H = Tinggi air di atas ambang(m)
P = Tinggi ambang (m)
Gambar 8.1 Aliran pada Ambang Tajam

KELOMPOK 1
KELAS 2B D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

8.2 ALAT DAN BAHAN


1. Multipurpose Teaching Flume
2. Ambang Tajam
3. Stopwatch
4. Mistar Ukur
5. Alat Ukur Debit

8.3 LANGKAH KERJA


1. Memasang ambang tajam pada model saluran terbuka.
2. Mengalirkan air ke dalam model saluran terbuka.
3. Mengamati pengaliran yang terjadi.
4. Mencatat tinggi h (h1, h2, dan h3).
5. Menghitung volume.
6. Mengulang percobaan untuk debit yang lain sampai lima kali percobaan.

8.4 DATA HASIL PERCOBAAN


Tabel 8.1 Data Percobaan Ambang Tajam
V T (detik) H (mm)
No.
(Liter) T1 T2 T3 T rata-rata H1 H2 H3
1 5 22,13 23,60 24,14 23,290 136 14,6 16
2 5 12,09 12,69 12,56 12,447 143,0 19 21
3 5 7,97 8,61 8,85 8,477 146 21,7 23
4 5 6,21 6,95 7,23 6,797 148 23,6 26
5 5 5,19 5,61 6,07 5,623 150 25,5 28

8.5 ANALISA PERHITUNGAN


Perhitungan Debit (Q)
Rumus:
V
Q =
T
Dimana : Q = Debit (m3/dtk)
V = Volume (m3)
T = Waktu (dtk)

KELOMPOK 1
KELAS 2B D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

V₁
Penyelesaian: Q1 =
T 1 rata−rata
0,00 5
=
23,290
Q1 = 0,000215 m3/dtk
Untuk perhitungan debit selanjutnya, lihat pada tabel di bawah.

Tabel 8.2 Analisa Perhitungan Debit (Q)


Volume T rata-rata Debit (Q)
No.
(m³) (detik) (m³/dtk)
1 0,005 23,290 0,000215
2 0,005 12,447 0,000402
3 0,005 8,477 0,000590
4 0,005 6,797 0,000736
5 0,005 5,623 0,000889

Perhitungan Kecepatan Aliran (v)


Rumus:
Q
v = A

Dimana: Q = Debit (m3/dtk)


V = Kecepatan (m/detik)
A = Luas (m2)
Q1
Penyelesaian: v1 =
A1
0,00 0215
=
0,00 110
v1 = 0,196 m/detik
Untuk perhitungan koefisien debit selanjutnya, lihat pada tabel di bawah.

KELOMPOK 1
KELAS 2B D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Tabel 8.3 Analisa Perhitungan Nilai Kecepatan Aliran (v)


Kecepatan
No Lebar H₂ Luas (A) Debit (Q)
Aliran (V)
.
(m) (m) (m²) (m³/dtk) (m/dtk)
1 0,075 0,0146 0,00110 0,000215 0,196
2 0,075 0,0190 0,00143 0,000402 0,282
3 0,075 0,0217 0,00163 0,000590 0,362
4 0,075 0,0236 0,00177 0,000736 0,416
5 0,075 0,0255 0,001913 0,000889 0,465

Perhitungan Koefisien Debit (Cd)


Rumus:
3Q
Cd=
2b √ 2 gh 3
Dimana: Q = Debit Modular (m3/dtk)
Cd = Koefisien Debit
b = Lebar Pelimpah (m)
h = Tinggi air yang meluap pada titik h2 (m)
g = Percepatan Gravitasi (9,81 m3/dtk)
3Q
Penyelesaian: Cd=
2b √ 2 gh
3

(3)( 0,000215)
¿
(2)(0,07 5) √ ( 2 ) ( 9,81 ) (0,0 146)
3

Cd = 0,5495
Untuk perhitungan koefisien debit selanjutnya, lihat pada tabel di bawah.

KELOMPOK 1
KELAS 2B D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Tabel 8.4 Analisa Perhitungan Nilai Koefisien Debit(v)


Percepatan
Lebar Tinggi
Debit (Q) Gravitasi Koefisien Debit
No. (B) Air (H₂)
(g)
(m³/dtk) (m) (m³/dtk) (m) (Cd)
1 0,000215 0,075 9,81 0,0146 0,5495
2 0,000402 0,075 9,81 0,0190 0,6926
3 0,000590 0,075 9,81 0,0217 0,8332
4 0,000736 0,075 9,81 0,0236 0,9162
5 0,000889 0,075 9,81 0,0255 0,9859

Persamaan Regresi untuk Grafik Hubungan antara Debit Air (Q) dengan
Koefisien Debit (Cd)

Tabel 8.5 Analisa Perhitungan Hubungan Debit Air (Q) dan Koef. Debit (Cd)
Debit (Q) Koefisien Debit Q x Cd
No Q²
(m³/dtk) (Cd) (m³/dtk)
1 0,000215 0,5495 0,0001180 0,000000046
2 0,000402 0,6926 0,0002782 0,000000161
3 0,000590 0,8332 0,0004915 0,000000348
4 0,000736 0,9162 0,0006740 0,000000541
5 0,000889 0,9859 0,0008766 0,000000791
Σ 0,002831 3,977352 0,002438 0,000001887
Rumus Persamaan Garis: y = a.x + b

a
(5)(0,0 02438)−(0,00 2831)(3,977352)
a=
(5)( 0,000001887)−¿ ¿
¿

a=655,377

∑Cd .∑ Q2 −∑Q. ∑(Q. Cd)


b=
n . ∑Q2−¿ ¿

KELOMPOK 1
KELAS 2B D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

(3,977352)(0,0 00001887)−( 0,002831)(0, 002438)


b=
(5)(0,000001887)−¿ ¿
b = 0,42439
Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit Air (Q)
dengan Koefisien Debit (Cd) adalah:
Cd = aQ + b
Cd = 655,377 Q +0,42439

Hubungan antara Debit (Q) dan


Koefisien Debit (Cd)
1.050
Koefisien Debit (Cd)

0.9859
1.000
f(x) = 655.377255733232 x + 0.424387956607888
0.950 R² = 0.989434636286556 0.9162
0.900
0.8332
0.850
0.800
0.750
0.6926
0.700
0.650
0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008 0.0009 0.0010

Debit (Q)

Grafik 8.1 Grafik Hubungan Antara Debit Air (Q) Dan Koefisien Debit (Cd)

Persamaan Regresi untuk Grafik Hubungan antara Tinggi Muka Air (H)
dengan Koefisien Debit (Cd)

Tabel 8.6 Analisa Perhitungan Hubungan Tinggi Muka Air (Q) dan Koefisien
Debit (Cd)
H₂ x
H₂ Koefisien Debit H²
No Cd
(Cd)
(m) (m) (m²)
0,0080
1 0,0146 0,549 0,00021
2
0,0131
2 0,0190 0,693 0,00036
6
0,0180
3 0,0217 0,833 0,00047
8
4 0,0236 0,916 0,0216 0,00056

KELOMPOK 1
KELAS 2B D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2
0,0251
5 0,0255 0,986 0,00065
4
0,0860
Σ 0,1044 3,977 0,00225
2

Rumus Persamaan Garis: y = a.x + b


n. (H.Cd)   H.  Cd
a
n.  H 2  (  H ) 2

(5)(0 , 8602)−(0 ,1044)(3,977)


a=
(5)(0 , 00225)−¿ ¿
a = 41,1321
 Cd.  H 2   H. (H.Cd)
b
n.  H 2  (  H ) 2

(3,977)(0,00 225)−(0 ,1044 )(0 , 08602)


b¿
(5)(0,00 225)−¿ ¿
b = -0,06337
Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H)
dengan Koefisien Debit (Cd) adalah:
Cd = aH+ b
Cd = 41,1321+(-0,06337)

KELOMPOK 1
KELAS 2B D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Hubungan antara Tinggi Muka Air (H)


Koefisien Debit (Cd)
dan Koefisien Debit (Cd)
0.956

0.906 f(x) = 41.1320987564793 x − 0.0633678026022675


R² = 0.992708155204373
0.856

0.806

0.756

0.706

0.656
0.0100 0.0120 0.0140 0.0160 0.0180 0.0200 0.0220 0.0240

Tinggi Muka Air (H)

Gambar 8.2 Grafik Hubungan Antara Tinggi Muka Air (H) Dan Koef. Debit (Cd)

8.6 KESIMPULAN
1. Jika semakin rendah luapan air maka waktu yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air sebanyak 4 liter akan semakain lama. Hal ini disebabkan
karena antara tinggi luapan dengan waktu berbanding terbalik. sesuai pada
Tabel 8.1 Data Percobaan Ambang Tajam.
2. Jika waktu pengaliran semakin kecil, maka Debit (Q) yang dihasilkan akan
semakin besar dan Koefisien Debit (Cd) semakin kecil. Nilai Debit (Q)
terbesar = 0,000889 m3/detik dan Koefisien Debit (Cd) = 0,9859 sesuai
pada Tabel 8.4 Analisa Perhitungan Nilai Kecepatan Aliran (v)).
3. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan
Koefisien Debit (Cd), yaitu Cd= 655,4 + 0,424 sesuai pada perhitungan
Grafik 8.1 Grafik Hubungan Antara Debit Air (Q) Dan Koefisien Debit
(Cd).
4. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H)
dengan Koefisien Debit (Cd), yaitu Cd = 41,1321 + (-0,06337) sesuai
KELOMPOK 1
KELAS 2B D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

dengan perhitungan Gambar 8.2 Grafik Hubungan Antara Tinggi Muka


Air (H) Dan Koef. Debit (Cd).

KELOMPOK 1
KELAS 2B D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

8.7 GAMBAR ALAT

Ambang Bendung

Alat Peluap Bendungan

KELOMPOK 1
KELAS 2B D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

8.8 DOKUMENTASI

Mengatur Debit Air Mengatur Alat Ukur Tinggi Air

Menutup Aliran pada Bak Membaca Nilai Tinggi Air

Menghitung Waktu Kenaikan


Mencatat Hasil Pengujian
Debit Setiap 4 Liter

KELOMPOK 1
KELAS 2B D4 JASA KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai