Anda di halaman 1dari 14

BAB I II

ALIRAN MELALUI PELUAP TRAPESIUM

3.1 DASAR TEORI


Fungsi dari pelimpah adalah mengatur debit dan tinggi muka air yang
melalui saluran air, salah satunya adalah ambang tajam dengan jenis pelimpah peluap
trapesium. Air yang mengalir pada pelimpah tersebut sangat dipengaruhi oleh
penampang tersebut dan pelimpah yang digunakan.
Dalam keadaan sebenarnya air mengalir melalui penampang pintu ukur
mengalami konstruksi, sehingga perlu diintroduksi dengan suatu bilangan konstanta
yaitu CD (koefisien of discharge). Dengan menerapkan persamaan Bernoulli, maka
dapat dituliskan debit yang melimpah adalah :

Gambar 7. 1 Peluap Trapesium

Dengan menggunakan persamaan Bernoulli maka :


P1 V12 P2 V22
z1 + + = z1 + +
y 2g y 2g

Apabila disebelah hulu peluap berupa kolam besar, sehingga V1 = 0 , dan


tekanan pada pias adalah atmosfer maka :

V22
z1 + 0 + 0 = z1 + 0 +
2g
Atau
V2 = √2g(z1 − z2) = √2gh
Luas pias adalah :
da = b.dh
Debit melalui pias :
dQ = V2.dA = √2gh.b.dh
= b√2g.h1 / 2.dh
Dengan memasukan koefisien debit, maka debit aliran :
dQ = Cd.b.√2g.h1 / 2.dh
Debit total melalui seluruh peluap dapat dihitung dengan mengintegralkan
persamaan diatas dari h = 0 pada muka air sampai h = H pada puncak ambang.

2
Q= Cd.b.√2gH3 / 2
3
Apabila air yang melalui peluap mempunyai kecepatan awal makadalam
rumus debit tersebut tingg peluapan harus ditambah dengan tinggi kecepatan ha =
V2/2g, sehingga debit aliran menjadi :

Lebar muka air :


B = 2 H tg a/2

Dipandang suatu pias setebal dh pada jarak h dari muka air. Panjang pias tersebut
adalah :
B = 2 (H-h)tga/2

Luas pias :
Da = 2 (H-h)tg a/2 dh

Kecepatan aliran melalui pias :


V= √2gh

Debit aliran melalui pias :


dQ = Cd.da√2gh
= Cd 2(H-h)tga/2 dh√2gh

Integrase persamaan tersebut untuk mendapatkan debit aliran melalui peluap :

8
Q= Cd tg a / 2 √ (2g)H5 / 2
15

Dalam teori biasanya Cd = 0,6 tetapi pada prakteknya Cd sebenarnya tergantung


pada tinggi pelimpah, bentuk pelimpah, dan lain-lain.

Asumsi yang dapat diambil dari pelimpah trapesium :


a. Apabila tinggi muka air tetap dan makin besar debit, maka Cdnya makin besar.
b. Apabila debit tetap, muka air makin besar maka Cdnya makin kecil.

Dari persamaan (1) dan (2) maka diperoleh rumus debit (Q) untuk jenis peluap
trapesium seperti rumus di bawah :
2 8 θ
.B.√2g.H3 / 2 .√2g.tan H5 / 2
Q= 3 + 15 2
⏟ ⏟
Peluap segiempat peluap segitiga

2 3 4 θ
Q= .√2g. H (B + .tan H) -- debit teoritis
3 2 5 2
2 3 4 θ
Q= Cd. .√2g. H (B + .tan H)- debit actual
3 2 5 2

3.2 TUJUAN PERCOBAAN


a. Menyelidiki hubungan antara ketinggian muka air di atas tepi peluap dan
debit pengaliran yang melalui peluap segi empat.
b. Menentukan koefisien debit pengaliran yang melalui peluap segi empat.

3.3 PERALATAN
Gambar 7. 2 Bak penampung air Gambar 7. 3 Pelimpah berbentuk

(hydraulic bench) trapezium

Gambar 7. 4 Alat ukur tinggi muka air Gambar 7. 5 Stop watch

3.4 PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN


1. Memasang pintu peluap trapesium pada ujung bak lalu kencangkan baut baut
penahan dan pasangkan lem lilin pada celah pintu peluap dengan terlebih
dahulu mengukur sudut bukaan pelimpah (a) dengan menggunakan busur
sudut.
2. Menjalankan mesin pompa dan buka katup pemasukan, sehingga mencapai
batas dasar pintu peluap.
3. Kemudian katup ditutup dan mesin pompa dimatikan sejenak hingga
permukaan air sejajar dengan dasar bukaan atau tidak terjadi pelimpahan lagi.
4. Memasang alat ukur tinggi air, kemudian setting alat tersebut sejajar dengan
muka air pada angka nol dan tetapkan sebagai dasar pengukuran (no
ketinggian).
5. Kemudian jalankan mesin pompa lalu buka katup pemasukan hingga terjadi
peluapan di pintu peluap dengan memulai ketinggian tertentu.
6. Mencatat tinggi air yang meluap di pintu sebagai H.
7. Menghitung debit (Q) yang meluap dengan terlebih dahulu tentukan volume
air (V) yang diinginkan, kemudian catat waktu (T) yang dibutuhkan untuk
mencapai volume yang sudah ditentukan.
8. Langkah no.5 hingga no.7 diulangi dengan penambahan ketinggian dengan
membuka katup secara perlahanlahan untu beberapa variasi ketinggian H.
3.5 ANALISA DATA PERCOBAAN

Tabel 3.5. 1 Data Pengamatan Peluap Trapesium

Percobaan Volume (V) Waktu (t) H


NO.
Cm Liter Cmᶟ (det) (Cm)
1.6 16000 10.48 1.00
1.0
1 0.8 8000 06.88 1.00
Rata - rata 1.2 12000 8.68 1.00
1.2 12000 08.07 1.30
1.3
2 1.2 12000 08.73 1.30
Rata - rata 1.2 12000 8.40 1.30
1.8 18000 10.87 1.60
1.6
3 1.9 19000 10.61 1.60
Rata - rata 1.85 18500 10.74 1.60
2.6 26000 12.43 1.90
1.9
4 2.4 24000 11.52 1.90
Rata - rata 2.5 25000 11.98 1.90
5.2 52000 17.13 2.10
2.1
5 5.7 57000 15.39 2.10
Rata - rata 5.45 54500 16.26 2.10
Sumber : Hasil analisa percobaan di laboratorium

1) Perhitungan Debit (Q), dan (Q2/3)


V
Q=
t

Dimana:

Q = Debit (Cm3/det)
V = Volume (Cm3)
t = Waktu (det)

a) Percobaan 1,0 Cm
Konversi liter ke Cm3 = 1 x 1000 = 1000 Cm3
Volume rata – rata pada percobaan 1,0 Cm adalah 12000 Cm3
Waktu rata – rata pada percobaan 1,0 Cm adalah 8,68 detik
Maka :
V 12000 Cm3
Q= = = 1382,48 Cm3 / det
t 8,68 det

2
Q2 / 3 = (1382,48) = 124,10 Cm3 / det
3

b) Percobaan 1,3 Cm
Konversi liter ke Cm3 = 1 x 1000 = 1000 Cm3
Volume rata – rata pada percobaan 1,3 Cm adalah 12000 Cm3
Waktu rata – rata pada percobaan 1,3 Cm adalah 8,40 detik
Maka :

V 12000 Cm3
Q= = = 1428,57 Cm3 / det
t 8,40 det
2
Q2 / 3 = (1428,57) = 126, Cm3 / det
3
c) Percobaan 1,6 Cm
Konversi liter ke Cm3 = 1 x 1000 = 1000 Cm3
Volume rata – rata pada percobaan 1,6 Cm adalah 18500 Cm3
Waktu rata – rata pada percobaan 1,6 Cm adalah 10,74 detik

Maka :

V 18500 Cm3
Q= = = 1722,53 Cm3 / det
t 10,74 det

2
Q2 / 3 = (1722,53) = 143,70 Cm3 / det
3

d) Percobaan 1,9 Cm
Konversi liter ke Cm3 = 1 x 1000 = 1000 Cm3
Volume rata – rata pada percobaan 1,9 Cm adalah 25000Cm3
Waktu rata – rata pada percobaan 1,9 Cm adalah 11,98 detik
Maka :
V 25000 Cm3
Q= = = 2086,81 Cm3 / det
t 11,98 det

2
Q2 / 3 = (2086,81) = 163,30 Cm3 / det
3

e) Percobaan 2,1 Cm
Konversi liter ke Cm3 = 1 x 1000 = 1000 Cm3
Volume rata – rata pada percobaan 2,1 Cm adalah 54500 Cm3
Waktu rata – rata pada percobaan 2,1 Cm adalah 16,26 detik
Maka :

V 54500 Cm3
Q= = = 3351,78 Cm3 / det
t 16,26 det

2
Q2 / 3 = (3351,78) = 223,97 Cm3 / det
3

1. Perhitungan Koefisien Debit (Cd)

Dimana :
Q = debit modular (Cm3/det)
Cd = koefisien debit
B = lebar pelimpah (8,2 Cm)
H = tinggi air meluap (Cm)
g = percepatan grafitasi (9,81 m/det2 = 981 Cm/det2)

a) Percobaan 1,0 Cm
Q rata – rata pada percobaan 1,0 Cm adalah 1382,48 Cm3/det,
H3/2 pada percobaan 1,0 Cm adalah 1 Cm
Maka :
1382,48
= 2 4 120
3.2.981 . 1,0(8,2 + 5.tan 2 .1,0)

1382,48
=2 4
3.2.981 . 1,0(8,2 + 5.0,32.1,0)

= 4,63

b) Percobaan 1,3 Cm
Q rata – rata pada percobaan 1,3 Cm adalah 1428,57 Cm3/det,
H3/2 pada percobaan 1,3 Cm adalah 1,48 Cm
Maka :

1428,57
= 2 4 120
3.2.981 . 1,48(8,2 + 5.tan 2 .1,3)

1428,57
=2 4
3.2.981 . 1,48(8,2 + 5.0,32.1,3)

= 3,23

c) Percobaan 1,6 Cm
Q rata – rata pada percobaan 1,6 Cm adalah 1722,53 Cm3/det,
H3/2 pada percobaan 1,6 Cm adalah 2,02 Cm
Maka :

1722,53
= 2 4 120
3.2.981 . 2,02(8,2 + 5.tan 2 .1,6)

1722,53
=2 4
3.2.981 . 2,02(8,2 + 5.0,32.1,6)
= 2,86

d) Percobaan 1,9 Cm
Q rata – rata pada percobaan 1,9 Cm adalah 2086,81 Cm3/det,
H3/2 pada percobaan 1,9 Cm adalah 2,62 Cm
Maka :

2086,81
= 2 4 120
3.2.981 . 2,62(8,2 + 5.tan 2 .1,9)

2086,81
=2 4
3.2.981 . 2,62(8,2 + 5.0,32.1,9)

= 2,67

e) Percobaan 2,1 Cm
Q rata – rata pada percobaan 2,1 Cm adalah 3351,78 Cm3/det,
H3/2 pada percobaan 2,1 Cm adalah 3,04 Cm
Maka :

3351,78
= 2 4 120
3.2.981 . 3,04(8,2 + 5.tan 2 .2,1)

3351,78
=2 4
3.2.981 . 3,04(8,2 + 5.0,32.2,1)

= 3,70

2. Perhitungan Log Q Dan Log H2


a) Percobaan 1,0 Cm
Q rata – rata pada percobaan 1,0 Cm adalah 1382,48 Cm3/det
H rata – rata pada percobaan 1,0 Cm adalah 1,0 Cm
Maka :
1) Log Q = Log (1382,48)
= 3,14
2) Log H = Log (1,0)
=0

b) Percobaan 1,3 Cm
Q rata – rata pada percobaan 1,3 Cm adalah 1428,57 Cm3/det
H rata – rata pada percobaan 1,3 Cm adalah 1,3 Cm
Maka :

1) Log Q = Log (1428,57)


= 3,15
2) Log H = Log (1,3)
= 0,11

c) Percobaan 1,6 Cm
Q rata – rata pada percobaan 1,6 Cm adalah 1722,53 Cm3/det
H rata – rata pada percobaan 1,6 Cm adalah 1,6 Cm
Maka :

1) Log Q = Log (1722,53)


= 3,24
2) Log H = Log (1,6)
= 0,20

d) Percobaan 1,9 Cm
Q rata – rata pada percobaan 1,9 Cm adalah 2086,81 Cm3/det
H rata – rata pada percobaan 1,9 Cm adalah 1,9 Cm
Maka :

1) Log Q = Log (2086,81)

= 3,32

2) Log H = Log (1,9)

= 0,28
e) Percobaan 2,1 Cm
Q rata – rata pada percobaan 2,1 Cm adalah 3351,78 Cm3/det
H rata – rata pada percobaan 2,1 Cm adalah 2,1 Cm
Maka :

3) Log Q = Log (3351,78)

= 3,53

4) Log H = Log (2,1)

= 0,32

3.6 GRAFIK HUBUNGAN


1. Hubungan Antara Q2/3 Dengan H

Tabel 3.6.1 Hubungan Antara Q2/3 Dengan H

Percobaan Q Q2/3 H
NO.
Cm Cmᶟ/det Cmᶟ/det (Cm)
1 1.0 1382,48 124,10 1.00
2 1.3 1428,57 126,84 1.30
3 1.6 1722,53 143,70 1.60
4 1.9 2086,81 163,30 1.90
5 2.1 3351,78 223,97 2.10
Sumber : Hasil analisa percobaan di laboratorium

Hubungan Antara Q2/3 dan H


2.5

2
TINGGI MUKA AIR (H)

1.5
Hubungan
Antara Q dan H
1

0.5

0
4,63 3,23 2,86 2,67 3,70
DEBIT (Q2/3)
Grafik 3.6.1 Hubungan Antara Q2/3 Dengan H

2. Hubungan Antara Cd Dengan H

Tabel 3.6. 2 Hubungan Antara Cd Dengan H

Percobaan H
NO. Cd
Cm (Cm)
1 1.0 4,63 1.0
2 1.3 3,23 1.3
3 1.6 2,86 1.6
4 1.9 2,67 1.9
5 2.1 3,70 2.1
Sumber : Hasil analisa percobaan di laboratorium

Hubungan Antara Cd dan H


2.5

1.5 Hubungan
TINGGI MUKA AIR (H)

Antara Log H dan


Log Q
1

0.5

0
4,63 3,23 2,86 2,67 3,70
DEBIT (Q2/3)

Grafik 3.6. 2 Hubungan Antara Cd Dengan H

3. Hubungan Antara Log Q Dengan Log H

Tabel 3.6. 3 Hubungan Antara Log Q Dengan Log H

NO. Percobaan Log Q Log H


Cm
1 1.0 3.14 0
2 1.3 3.15 0.11
3 1.6 3.24 0.20
4 1.0 3.32 0.28
5 2.1 3.53 0.32
Sumber : Hasil analisa percobaan di laboratorium

Hubungan Antara Log Q dan Log H


0.35

0.3

0.25

0.2 Hubungan
Antara Log H dan
0.15 Log Q
0.1
Log H

0.05

0
3.14 3.15 3.24 3.32 3.53

Log Q

Grafik 3.6. 3 Hubungan Antara Log Q Dengan Log H

3.7 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dicaapai pada praktikum ini adalah:

a. Hubungan antara Q2/3 dengan H adalah semakin tinggi nilai Q2/3 maka
semakin tinggi pula nilai H nya.

b. Hubungan antara CD dengan H adalah semakin nilai Cd maka semakin


tinggi nilai H.

c. Hubungan antara Log Q dan Log H adalah semakin tinggi Log Q maka
semakin tinggi nilai Log.

3.8 Saran
a. Sebelum melakukan percobaan, kita harus mengenal nama alat, prinsip
kerja alat, dan fungsi masing-masing alat. Agar pada saat praktikum
semua proses dilakukan dengan baik dan benar
b. Dalam penggunaan alat pada saat melakukkan praktikum di laboratorium
haruslah berhati-hati karena akan berakibat fatal jika kita menggunakan
sembarang alat tanpa mengetahui nama alat, prinsip kerja alat dan fungsi
alat.
c. Melakukan percobaan dengan serius dan fokus agar hasil tetap akurat.
d. Mengikuti saran dan petunjuk dari pembimbing.
e. Tetap menjaga kerja sama anggota kelompok.

Anda mungkin juga menyukai