Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hidrolika, dengan :


Dosen : Wahyu G. Prakoso, S.TP, M.Si
Asisten Dosen : Ferry Agave Valerius P.

Disusun Oleh :
Ahamd Muhibban Faqih
053122028

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2023
BAB I

ALIRAN MELALUI BATAS AMBANG LEBAR

1.1. Pendahuluan
1.1.1. Latar Belakang
Percobaan aliran melalui ambang lebar meninjau jenis aliran yang terjadi
merupakan aliran berubah tiba-tiba. Sifat-sifat dan karakteristik aliran air yang
melewati saluran perlu diketahui dalam merancang suatu bangunan air.
Karakteristik aliran yang akan diamati dalam percobaan aliran yang melalui
ambang lebar adalah sebagai berikut:
a. Keadaan loncat adalah keadaan dimana tinggi muka air di hulu saluran tidak
dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
b. Keadaan peralihan adalah keadaan dimana tinggi muka air di hulu saluran
mulai dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
c. Keadaan tenggelam adalah keadaan dimana tinggi muka air di hulu saluran
dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran. Berdasarkan percobaan
ambang lebar dapat diperoleh gambaran mengenai sifat aliran, bentuk
atau profil aliran melalui analisis model fisik dari sifat aliran yang diamati
dalam percobaan. Ambang lebar berguna untuk meninggikan muka air di
sungai, maupun pada saluran irigasi, dan juga dapat mengairi persawahan
yang luas. Ambang lebar juga dapat mengukur debit air yang mengalir
pada saluran terbuka.

1.2.1. Tujuan Praktikum

Dari praktikum yang sudah dilakukan, maksud dan tujuan dari praktikum ini
yaitu:
1. Menentukan koefisien debit (Cd).

2. Mengamati profil muka air peluapan diatas ambang lebar.

3. Menentukan hubungan Cd vs Hw/L dan Cw vs Hw/P.

4. Menentukan batas modular bending/ambang.


1.2. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan percobaan ambang lebar adalah sebagai
berikut :

1. Multi purpose teaching flume.


2. Model ambang lebar/ broad crester weir yaitu model tiruan ambang lebar di saluran
irigasi. Model ini terbuat dari glass reinforced plastic yang berbentuk prisma segi
empat dengan punggung dibuat streamline.
3. Point gauge.
4. Penggaris.
5. Stop watch.
Gelas ukur.

1.3. Dasar Teori


Aliran pada saluran terbuka (open channels flow) merupakan di bawah pengaruh
gravitasi, dimana air mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah. Pada
saluran terbuka mempunyai tiga bentuk energi hidrolis, yaitu energi potensial, energi
tekanan dan energi kinetik (Daud, Gifari, and Rani 2018). Karakteristik aliran pada
saluran terbuka dapat dibedakan menjadi aliran kritis, subkritis, dan superkritis (Ali,
Husaiman, and Nur 2018).

Keterangan:
Q = debit aliran (m3/dt)
H = tinggi tekanan total hulu ambang = Yo+v^2/(2.g)
P = tinggi ambang (m)
Yo = kedalaman hulu ambang (m)
Yc = tinggi muka air di atas hulu ambang (m)
Yt = tinggi muka air setelah hulu ambang (m)
hu = tinggi muka air di atas hilir ambang = Yo – P (m)
Menurut (Nastain and Suroso 2002) bendung ambang lebar adalah suatu struktur
bangunan air di mana garis-garis aliran bergerak secara paralel antara satu dengan yang
lainnya paling sedikit pada suatu jarak yang pendek. jadi distribusi tekanan hidrostatis
dianggap terjadi pada suatu tampang kendali. Debit yang mengalir diukur dengan
menggunakan perhitungan hasil perkalian antara luas penampang saluran (A) dengan
kecepatan (v) aliran.
Q=A×v
Debit aliran yang terjadi pada ambang lebar dihitung dengan menggunakan formula
sebagai berikut:
Q = Cd × b × (h𝟑/𝟐)
Dengan,
Q = Debit aliran (m3/detik)
Cd = Koefisien debit
b = lebar ambang (m)
h = tinggi total ambang (m)
Debit aliran juga dapat dihitung dengan :
Q = Cd × b × v × (h𝟑/𝟐)
Dengan,
Q = Debit aliran (m3/detik)
Cd = Koefisien debit
b = lebar ambang (m)
h = tinggi total ambang (m)

1.4. Langkah-langkah Percobaan


Langkah-langkah percobaan pada praktikum ambang lebar ini yaitu :
1. Pasanglah ambang lebar pada model saluran terbuka.
2. Alirkan air kedalam model saluran terbuka.
3. Ukurlah debit aliran sampai 3 kali untuk 1 bukaan.
4. Catat harga h, Yo, Yc, Q, Yt.
5. Amati aliran yang terjadi.
6. Ulangi percobaan untuk debit yang lain.
1.5. Pembahasan
1. Data Hasil Praktikum
 Bukaan 2 Putaran
P = 15,3 cm
Hw = 3,5 cm
hw = 2 cm
Y1 = 1,2 cm
Y2 = 1,9 cm
L1 = 8,3 cm
L2 = 42,9 cm
 Tabung 1

D = 14 cm

Tinggi air = 6,2 cm


Waktu = 0,86
detik

 Tabung 2

D = 14 cm

Tinggi air = 5,7 cm


Waktu = 0,82
detik
 Tabung 3

D = 14 cm

Tinggi air = 8,9 cm


Waktu = 1,08
detik

 Bukaan 5 Putaran
P = 15,3 cm
Hw = 3,6 cm
hw = 2,1 cm
Y1 = 1,3 cm
Y2 = 1,6 cm
L1 = 8,6 cm
L2 = 41 cm

 Tabung 1

D = 14 cm
Tinggi air = 5,9 cm
Waktu = 0,8 detik

 Tabung 2

D = 14 cm

Tinggi air = 6,4 cm

Waktu = 0,75 detik

 Tabung 3

D = 14 cm

Tinggi air = 5,1 cm

Waktu = 0,84 detik

 Bukaan 7 Putaran
P = 15,3 cm
Hw 3,8 cm
hw = 1,8 cm
Y1 = 1,2 cm
Y2 = 1,6 cm
L1 = 9,3 cm
L2 = 40,9 cm
 Tabung 1

D = 14 cm
Tinggi air = 6 cm
Waktu = 0,94
detik

 Tabung 2

D = 14 cm
Tinggi air = 6,2cm
Waktu = 1,02
detik
 Tabung 3

D = 15 cm
Tinggi air = 5,3 cm
Waktu = 1,04
detik
1.6. Grafik

Bukaan Q v Cd Cv

2 0,00129 0,404 0,0978 25,916

5 0,00117 0,0347 0,0827 15,502

7 0,00098 0,0292 0,0713 17,899

V
0,05
Hubungan antara V dan
Q
0,04 0,04 − 0,0013

0,03 0,0294 − 0,000918

0,02

0,01

Cd
Hubungan atara Cd dan Q
0,12
0,09712 − 0,0013
0,1

0,08 0,08169 − 0,001184

0,06 0,07086 − 0,000918 Series1

0,04

0,02

0 00,0002 0,0004 0,0006 0,0008 0,001 0,0012 0,0014


Cv Hubungan antara Cv dan Q
30
26,0013 − 0,0013

25

20 18,1293 − 0,000918

15
15,5747 − 0,001184
Series1
10

0
00,0002 0,0004 0,0006 0,0008 0,001 0,0012 0,0014

1.7.Pembahasan Grafik
Dari hasil grafik dapat disimpulkan:
a. Hubungan antara v dan Q adalah berbanding lurus karena semakin besar nilai v
maka nilai Q juga semakin besar. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah satu,
artinya debit sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran.
b. Hubungan antara Cd dan Q adalah berbanding lurus karena semakin besar nilai Cd
maka nilai Q juga semakin besar. Nilai koefisien determinasi (R2) mendekati satu,
artinya debit sangat dipengaruhi oleh nilai koefisien debit.
Berdasarkan teori Cv dan Q berbanding terbalik karena semakin besar nilai Cv maka
nilai Q semakin kecil. Nilai koefisien determinasi (R2) mendekati satu, artinya debit
sangat dipengaruhi oleh koefisien kecepatan.

1.8. Kesimpulan

Dari percobaan di atas dapat kita pahami konsep aliran dan hubungan antara
debit, kecepatan, koefisien debit, dan koefisien kecepatan.
Dari data perhitungan didapat nilai-nilai:
o Debit rata-rata (Qr) : 0.005059 m3/dt
o Kecepatan rata-rata (vr) : 0.283125 m/s
o Koefisien debit rata-rata (Cd) : 0.083223
o Koefisien kecepatan (Cv) : 19,90177
Berdasarkan perhitungan kekritikan aliran (sebelum, di atas & sesudah ambang),
dapat disimpulkan :

1. Pada aliran sebelum ambang nilai angka froud rata-rata adalah 0,0269. Artinya
aliran sebelum ambang sifatnya subkritik.
2. Pada aliran diatas ambang nilai angka froud rata-rata adalah 1,364933. Artinya
aliran diatas ambang sifatnya kritik.
3. Pada aliran setelah ambang (Y1) nilai angka froud rata-rata adalah 1,350333.
Artinya aliran setelah ambang (Y1) sifatnya kritik.
4. Pada aliran setelah ambang (Y2) nilai angka froud rata-rata adalah 0,899533.
Artinya aliran setelah ambang (Y2) sifatnya subkritik.

Anda mungkin juga menyukai