Anda di halaman 1dari 15

BAB II

ALIRAN MELALUI LUBANG


(FLOW THROUGH ORIFICER)
2.1 Pendahuluan
2.1.1 Landasan Teori
Partikel zat cair yang mengalir melalui lubang berasal dari segala arah.
Karena zat cair mempunyai kekentalan maka beberapa partikel yang
mempunyai lintasan membelok akan mengalami kehilangan tenaga. Setelah
melewati lubang pancaran air mengalami kontraksi, yang ditunjukkan oleh
penguncupan aliran. Kontraksi maksimum terjadi pada suatu tampang sedikit
disebelah hilir lubang, dimana pancaran kurang lebih horisontal. Tampang
dengan kontraksi maksimum tersebut dikenal dengan vena kontrakta.

Gambar 2.1 Vena kontrakta


Pada aliran zat cair melalui lubang terjadi kehilangan tenaga
menyebabkan beberapa parameter aliran akan lebih kecil dibanding pada
aliran zat cair ideal yang dapat ditunjukkan oleh beberapa koefisien, yaitu
koefisien kontraksi, kecepatan, dan debit. Koefisien kontraksi (Cc) adalah
perbandingan antara luas tampang aliran pada vena kontrakta (ac) dan luas
lubang (a) yang sama dengan tampang aliran zat cair ideal.
𝑎𝑐
𝐶𝑐 =
𝑎

Koefisien kontraksi tergantung pada tinggi energi, bentuk dan ukuran


lubang, dan nilai reratanya adalah sekitar Cc = 0,64. Perbandingan antara
kecepatan nyata aliran pada vena kontrakta (ac) dan kecepatan teoritis (V)
dikenal dengan koefisien kecepatan (Cv).
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑣𝑒𝑛𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘𝑎
𝐶𝑉 = 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑉𝑐
𝐶𝑉 = 𝑉

Nilai koefisien kecepatan tergantung pada bentuk dari sisi lubang


(lubang tajam atau dibulatkan) dan tinggi energi. Nilai rerata dari koefisien
kecepatan adalah Cv = 0,97. Koefisien debit (Cd) adalah perbandingan antara
debit nyata dan debit teoritis :
𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛
𝐶𝑑 = 𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔
𝑉𝑐 𝑎𝑐
𝐶𝑑 = x
𝑉 𝑎

𝐶𝑑 = 𝐶𝑣 x 𝐶𝑐
Nilai koefisien debit tergantung pada nilai Cc dan Cv yang nilai
reratanya adalah 0,62.
Pusat lubang terletak pada jarak H dari muka air. Pertama kali dianggap
zat cair adalah ideal. Tekanan pada lubang adalah atmosfer. Dengan
menggunakan persamaan Bernoulli pada permukaan zat cair dikolam dan di
lubang, kecepatan zat cair pada titik tersebut dapat dihitung.
𝑃1 𝑉2 𝑃2 𝑉2
𝑍1 + +2𝑔
1
= 𝑍2 + +2𝑔
2
𝑦 𝑦

Oleh karena kecepatan di titik 1 adalah nol dan tekanan di titik 1 dan
C adalah atmosfer, maka :
𝑉2
𝑍1 = 𝑍2 + 2𝑔
2
atau 𝑉2 = √2𝑔ℎ

𝑉22 = 2g (𝑍1 − 𝑍2 ) = 2𝑔ℎ


Rumus tersebut menunjukkan kecepatan aliran teoritis pada zat cair
ideal.Pada zat cair riil, terjadi kehilangan tenaga yang disebabkan oleh
kekentalan (adanya vena kontrakta). Untuk itu perlu dimasukkan koefisien
kecepatan (Cv), sehingga :
𝑉𝐶 = 𝐶𝐶 𝑉2 = 𝐶2 √2𝑔ℎ
Gambar 2.2 Gambar (a) aliran lubang kecil & (b) aliran lubang besar
Sehingga secara umum kecepatan aliran melalui lubang (orifice) dapat
dinyatakan sebagai berikut:
V = 𝐶 √𝑉. 2. 𝑔
Sedangkan dari percobaan ini harga Cv diperoleh dari hubungan:
𝑥
Cv =
2√ℎ𝑌

Keterangan :
V= Kecepatan aliran yang melewati lubang
Cv = Koefisien kecepatan
g = Gravitasi
h = Tinggi air terhadap lubang
X= Jarak horizontal pancaran air dari bidang vena kontrakta
Y= Jarak vertikal pancaran air
2.1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari perilaku aliran melalui lubang.
2. Mempelajari hubungan rumus teoritis & hasil pengukuran.
3. Mencari besarnya koefisien pengairan (Cd)
2.2 Pelaksanaan
2.2.1 Prosedur Percobaan
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengubungkan alat percobaan dengan suplai air dari meja hidrolika.
2. Memeriksa apakah pipa lentur dari pipa pelimpah sudah mengarah ke
tangki air dari meja hidrolika.
3. Mengatur kaki penyangga bukaan sebidangdengan jajaran jarum
pengukur.
4. Menyelipkan selembar kertas pada papan dilator dibelakang jarum,
naikkan dahulu semua jarum intuk membebaskan lintasan aliran
penyembur. Mengatur pipa pelimpah sesuai dengan ketinggian muka
air yang diinginkan, buka pengatur aliran, dan alirkan air masuk ke
dalam tangki utama.
5. Mengatur katupnya sedemikian rupa sehingga air melimpah lewat
pipa pelimpah.
6. Mencatat besarnya tekanan dalam tangki utama melalui mistar
pengukur/skala.
7. Menentukan letak terjadinya konstraksi mulut diukur dari lubang
bukaan.
8. Mengatur jarum tegak secara berurutan untuk mendapatkan bentuk
lintasanaliran penyembur.
9. Memberi tanda posisi ujung atas dari jarum tegak pada kertas di latar
belakang.
10. Mengulangi percobaan untuk berbagai harga tekan air H, dengan
cara mengubah tinggi pipa pelimpah.
2.2.2 Alat Percobaan
2a
2c

2g 2b
c
2h 2f

2h 2d

1
Gambar 2.3 Rangkaian Alat Orifice
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Hydraulic bench
2. Alat orifice
a. paper clamp
b. blackboard
c. scale
d. adjustable feet
e. orifice plate
f. screw
g. needle
h. inlet pipe
3. Tabung ukur

Gambar 2.4 Tabung Ukur


4. Stopwatch

Gambar 2.5 Stopwatch


5. Kertas milimeter blok
2.2.3 Data Hasil Pengamatan
Hasil dari data pengamatan yang telah didapatkan dari hasil
percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Data Hasil Percobaan Pertama
X (cm) 5 10 15 20 25 30 35 40

Y (cm) 16 15,4 14,3 12,7 11 8,7 6 2,7

Rata-rata = 10,85 cm
Tinggi muka air (h) = 345 mm
Volume = 120 ml

Nilai Untuk Membuat Grafik


Percobaan 1
20
15
y (cm)

10
5
0
0.072 0.290 0.652 1.159 1.812 2.609 3.551 4.638
x (cm)

Grafik 2.1 Percobaan pertama


Tabel 2.2 Data Hasil Percobaan Kedua
X (cm) 5 10 15 20 25 30 35 40

Y (cm) 16 15,5 14,4 12,8 11,1 9 6,5 3,2

Rata-Rata = 11,06 cm
Tinggi muka air (h) = 350 mm
Volume = 121 ml
Nilai Untuk Membuat Grafik
Percobaan 2
20
15

y (cm)
10
5
0
0.071 0.286 0.643 1.143 1.786 2.571 3.500 4.571
x (cm)

Grafik 2.2 Percobaan kedua


Tabel 2.3 Data Hasil Percobaan Ketiga
X (cm) 5 10 15 20 25 30 35 40
Y (cm) 16 15,6 14,5 13 11,2 9,1 6,6 3,6
Rata – Rata = 11,20 cm
Tinggi muka air (h) = 355 mm
Volume (L) = 122 ml

Nilai Untuk Membuat Grafik


Percobaan 3
20
15
y (cm)

10
5
0
0.070 0.282 0.634 1.127 1.761 2.535 3.451 4.507
x (cm)

Grafik 2.3 Percobaan ketiga


Adapun dimeter lubang yang diukur secara manual menggunakan
penggaris yaitu, Dlubang = 0,030m. Dari data diatas dapat dihitung Luas
lubang (Alubang), Kecepatan Teoritis (Vteori), Debit teoritis (Qteori),
Kecepatan sesungguhnya (Vsesungguhnya), Debit Sesungguhnya
(Qsesungguhnya), Koefisien kecepatan (Cv), Koefisien Pengaliran (Cd), dan
Koefisien Penampang Orifice (Cc).
2.3 Analisis Perhitungan
a. Luas Lubang (𝐴𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 )
Diketahui : 𝑑𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 0,030 m
1
Rumus : 𝐴𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 4 𝜋𝑑 2

Keterangan : 𝑑𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = Luas Lubang (𝑚2 )


𝐴𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = Diameter Lubang (m)
1
Perhitungan : 𝐴𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 4 𝜋𝑑 2 x (0,030 𝑚)2 )

= 0,000707 𝑚2
b. Kecepatan Teoritis (𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 )
Diketahui :𝐻1 = 0,345 m
𝐻2 = 0,350 m
𝐻3 = 0,355 m
Rumus : 𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑥 = √2𝑔𝐻𝑥
Keterangan : 𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑥 = Kecepatan Teoritis percobaan
ke – x (m/s)
g = Gravitasi (𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )
𝐻𝑋 = Tinggi Muka Air percobaan
ke-x (𝑥/𝑚)
Perhitungan : 𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖1 = √2 𝑥 9,81 𝑥 0,345
= 2,602 m/detik
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖2 = √2 𝑥 9,81 𝑥 0,350
= 2,620 m/detik
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖3 = √2 𝑥 9,81 𝑥 0,355
= 2,639 m/detik
c. Debit Teoritis (𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 )
Diketahui : 𝐴𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 0,000707 𝑚2
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖1 = 2,602 m/detik
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖2 = 2,620 m/detik
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖3 = 2,639 m/detik
Rumus : 𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑥 = 𝐴𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 x 𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑋
Keterangan : 𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑥 = Debit Teoritis Percobaan ke-
x (𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
𝐴𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = Luas Lubang (𝑚2 )
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑥 = Kecepatan Teoritis Percobaan
ke-x (m/detik)
Perhitungan : 𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖1 = 0,000707 𝑚2 x 2,602
m/detik
= 0,00184 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖2 = 0,000707 𝑚2 x 2,620
m/detik
= 0,00185 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖3 = 0,000707 𝑚2 x 2,639
m/detik
= 0,00186 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
d. Kecepatan Sesungguhnya (𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 )
Diketahui : 𝑋1 = 0,345 m
𝑋2 = 0,350 m
𝑋3 = 0,355 m
𝑌1 = 0,027 m
𝑌2 = 0,032 m
𝑌3 = 0,036 m
𝑔
Rumus : 𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 = 𝑋𝑥 x √2𝑌𝑥

Keterangan : 𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 = Kecepatan Teoritis Percobaan


ke -x(𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )
g = Gravitasi (𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )
𝑋𝑥 = Nilai X Percobaan ke-x (m)
𝑌𝑥 = Nilai Y Percobaan ke-x (m)
9,81
Perhitungan : 𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎1 = 0,345 √2𝑥0,027

= 4,650 m/detik
9,81
𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎2 = 0,350 √2𝑥0,032

= 4,333 m/detik
9,81
𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎3 = 0,355 √2𝑥0,036

= 4,144 m/detik
e. Debit Sesungguhnya (𝑄𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 )
Diketahui : 𝐴𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 0,000707 𝑚2
𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎1 = 4,650 m/detik
𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎2 = 4,332 m/detik
𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎3 = 4,144 m/detik
Rumus : 𝑄𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 = 𝐴𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 x 𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Keterangan : 𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑥 = Debit Sesungguhnya Percobaan
ke-x 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐴𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = Luas Lubang (𝑚2 )
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑥 = Kecepatan Sesungguhnya
Percobaan ke-x (m/detik)
Perhitungan : 𝑄𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎1 = 0,000707 𝑚2 x 4,650
m/detik
= 0,00329 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎2 = 0,000707 𝑚2 x 4,333
m/detik
= 0,00306 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎3 = 0,000707 𝑚2 x 4,144
m/detik
= 0,00293 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
f. Koefisien Kecepatan (Cv)
Diketahui : 𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎1 = 4,650 m/detik
𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎2 = 4,333 m/detik
𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎3 = 4,144 m/detik
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖1 = 2,602 m/detik
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖2 = 2,620 m/detik
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖3 = 2,639 m/detik

𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎𝑥
Rumus : 𝐶𝑉𝑥 = 𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑥

Keterangan : 𝐶𝑉𝑥 = Koefisien Kecepatan


Percobaan ke-x
𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 = Kecepatan Sesungguhnya
Percobaan ke-x (m/detik)
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑥 = Kecepatan Teoritis Percobaan
ke-x (m/detik)
4,650
Perhitungan : 𝐶𝑉1 = 2,602

= 1,787
4,333
𝐶𝑉2 = 2,620

= 1,654
4,144
𝐶𝑉3 = 2,639

= 1,570
g. Koefisien Pengaliran (Cd)
Diketahui : 𝑄𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎1 = 0,00329 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎2 = 0,00306 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎3 = 0,00293 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖1 = 0,00184 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖2 = 0,00185 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖3 = 0,00186 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎𝑥
Rumus : 𝐶𝑑𝑥 = 𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑥

Keterangan : 𝐶𝑑𝑥 =Koefisien Pengaliran


Percobaan ke-x
𝑄𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 = Debit Air Aliran
Sesungguhnya Percobaan
𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑥 = Debit Sesungguhnya Percobaan
ke-x
0,00329
Perhitungan : 𝐶𝑑1 = 0,00184

= 1,787
0,00306
𝐶𝑑2 = 0,00185

= 1,654
0,00293
𝐶𝑑3 = 0,00186

= 1,570
h. Koefisien Penampang Orifice (Cc)
Diketahui : 𝐶𝑉1 =1,787
𝐶𝑉2 =1,654
𝐶𝑉3 = 1,570
𝐶𝑑1 = 1,787
𝐶𝑑2 = 1,654
𝐶𝑑3 = 1,570
𝐶
Rumus : 𝐶𝐶𝑥 = 𝐶𝑣𝑥
𝑑𝑥

Keterangan : 𝐶𝐶𝑥 = Koefisien Penampang Orifice


Percobaan ke-x
𝐶𝑉𝑥 = Koefisien Kecepatan
Percobaan ke-x
𝐶𝑑𝑥 = Koefisien Pengaliran
Percobaan ke-x
1,787
Perhitungan : 𝐶𝐶1 = 1,787

=1
1,654
𝐶𝐶2 = 1,654

=1
1,570
𝐶𝐶3 = 1,570

=1
Dari poin-poin perhitungan di atas, dapat dibuat tabel hasil data yang baru dan lengkap sebagai berikut.
Tabel 2.3.1 Hasil Perhitungan Analisis Aliran Melalui Lubang Orifice
Perco Tinggi Volume Waktu Luas Kecepatan Debit Kecepatan Debit Koefisien Koefisien Cc
baan Muka (V) (L) (t) (s) Lubang Teoriti𝑠 Teoritis Sesungguhnya Sesungguhnya Kecepatan Pengaliran
Ke - Air 2 (Cd)
(𝑚 ) (𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 ) (𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 ) (𝑉𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 ) (𝑄𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 )
(H)(m) (m/s) (𝑚3 /𝑠) (m/s) (𝑚3 /𝑠)
1 0,345 0,120 10 0,000707 2,602 0,00184 4,650 0,00329 1,787 1,787 1
2 0,350 0,121 10 0,000707 2,620 0,00185 4,333 0,00306 1,654 1,654 1
3 0,355 0,122 10 0,000707 2,639 0,00186 4,144 0,00293 1,570 1,570 1
2.4 Penutup
Adapun kesimpulan dan saran dari percobaan “Aliran Melalui Lubang
Orifice” yang telah dilakukan sebagai berikut
2.4.1 Kesimpulan
1. Debit berbanding lurus dengan ketinggian air. Semakin besar ketinggian
air, semakin besar pula debitnya.
2. Semakin besar luas penampang atau diameter bukaan air, maka semakin
besar pula debit air yang keluar dari tangki.
3. Nilai koefisien aliran (Cd) yang dihasilkan percobaan pertama sebesar
1.787, percobaan kedua sebesar 1.654, dan percobaan ketiga sebesar
1.570.
2.4.2 Saran
1. Hendaknya berdo’a sebelum dan sesudah melakukan praktikum.
2. Sebelum melaksanakan praktikum ini, sebaiknya pastikan sudah
memahami langkah-langkah praktikum sehingga waktu dapat
dimanfaatkan secara optimal.
3. Saat melakukan perhitungan diperlukan ketelitian dalam menghitung
hasil guna menghindari kesalahan perhitungan.
4. Pada saat mengumpulkan volume air hendaknya dilakukan dengan
waktu yang tepat sehingga hasil akhir volume air yang didapat sesuai
dengan yang diinginkan.
Lampiran

Gambar 2.6 Mengatur pipa Gambar 2.7 Mengamati volume


pelimpah air pada tabung dan pancaran air
yang terbentuk

Gambar 2.8 Menyesuaikan Gambar 2.9 Mengukur volume


jarum pada alat orifice mengikuti dari pancaran air
pancaran air

Gambar 2.10 Membuat grafik Gambar 2.11 Mengukur grafik


dari pancaran air yang terbentuk menggunakan penggaris hasil dari
pancaran air yang terbentuk

Anda mungkin juga menyukai