Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

Kelompok IV:

1. Shella Novita 1334290021


2. Galih Wahyuadi Saputro 1334290028
3. Abdullah 1434290002
4. Aji Fadlian 1434290005
5. Riswan Eka Febrianto 1434290007
6. Fatricia Ariane 1434290012

PJ Kelompok : Aji Fadlian

Asisten Modul : Kinrizky Arintia C

Tanggal Praktikum : 23 September 2017

Tanggal Disetujui : 07 Oktober 2017

Nilai Laporan :

Paraf Asisten :

LABORATORIUM HIDROLIKA, HIDROLOGI, DAN SUNGAI

JURUSAN SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI

2017
H.06 ALIRAN MELALUI LUBANG

6.1 Tujuan Praktikum :


A. Mendapatkan besaran koefisien kecepatan aliran melalui lubang kecil.
B. Mendapatkan besaran koefisien debit aliran melalui lubang kecil dalam keadaan :
1. Aliran dengan tekanan tetap
2. Aliran dengan tekanan berubah

6.2 Teori Dasar :

Karena zat cair mempunyai kekentalan, maka beberapa partikel yang mempunyai
lintasan membelok akan mengalami kehilangan tenaga. Setelah melewati lubang
pancaran air mengalami kontraksi, yang ditunjukkan oleh penguncupan aliran.
Kontraksi maksimum terjadi pada suatu tampang sedikit di sebelah hilir lubang, di
mana pancaran kurang lebih horizontal. Tampang dengan kontraksi maksimum tersebut
dikenal dengan vena konrakta.

Pada aliran zat cair melalui lubang terjadi kehilangan tenaga, sehingga beberapa
parameter aliran akan lebih kecil dibanding pada aliran zat cair ideal. Berkurangnya
parameter aliran tersebut dapat ditunjukkan oleh beberapa koefisien, yaitu koefisien
kontraksi, kecepatan, dan debit.

Koefisien kontraksi (Cc) didefinisikan sebagai perbandingan antara luas tampang


aliran pada vena kontrakta (ac) dan luas lubang (a) yang sama dengan tampang aliran
zat cair ideal.

Cc = ac/a

Koefisien kontraksi tergantung pada tinggi energi, bentuk, dan ukuran lubang, dan
nilai reratanya adalah sekitar Cc = 0,64.
Perbandingan antara kecepatan nyata aliran pada vena kontrakta (Vc) dan kecepatan
teoritis (V) dikenal dengan koefisien kecepatan (Cv)

𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑣𝑒𝑛𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘𝑡𝑎


Cv = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

𝑉𝑐
= 𝑉

Nilai koefisien kecepatan tergantung pada bentuk dari sisi lubang (lubang tajam
atau dibulatkan) dan tinggi energi. Nilai rerata dari koefisien kecepatan adalah Cv =
0,97.

Koefisien debit (Cd) adalah perbandingan antara debit nyata dan debit teoritis.

𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛


Cd = 𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠= 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔

𝑉𝑐 𝑎𝑐
= x
𝑉 𝑎

= Cv x Cc

Nilai koefisien debit tergantung pada nilai Cc dan Cv yang nilai reratanya adalah
0,62.

A. Percoban 6A
Kecepatan aliran melaluli lubang (orifice) dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝑉 = 𝐶𝑣. √2. 𝑔. ℎ

Sedangkan dari percobaan ini harga Cv diperoleh dari hubungan:

𝑋
𝐶𝑣 =
2√ℎ. 𝑌
Dimana:
V = kecepatan aliran yang melewati lubang
Cv = koefisien kecepatan
g = gravitasi
h = tinggi air terhadap lubang
X = jarak horizontal pencaran air dari bidang vena contracta
Y = jarak vertikal pancaran air

Tinggi nol (0) untuk pengukuran sumbu X, diambil dari bidang vena
contracta, demikian juga dengan luas penampang yang dopakai adalah luas
penampang pada bidang vena contracta, dimana hubungan antara luas penampang
lubang (Ap) dengan luas bidang vena contracta (Av) dinyatakan sebagai berikut:
𝐴𝑣 = 𝐶𝑐. 𝐴𝑝 Dimana, Cc adalah nilai koefisien kontraksi

B. Percobaan 6B
Selain koefisien kecepatan (Cv) pada aliran melalui lubang dikenal juga
dengan istilah koefisien Cd, yaitu perbandingan antara debit yang sebenarnya
dengan debit teoritis.
Q = Cd.A.√2. 𝑔. ℎ (aliran dengan tekanan tetap)
2.𝐴
𝑇
∆T = 𝐶𝑑.𝐴.√2.𝑔 . (√ℎ1 − √ℎ2) (aliran dengan tekanan berubah)

Dimana :

Q = besarnya debit aliran yang melalui lubang


Cd = koefisien debit
A = luasan penampang lubang
g = percepatan gravitasi
h = tinggi air terhadap lubang
∆T = wakt pengosongan tabung / tangki (t2 – t1)
AT = luas tangki utama
h1 = tinggi air pada waktu t1
h2 = tinggi air pada waktu t2
6.3 Alat dan Bahan :
A. Percobaan 6A
1. Meja hidrolika
2. Kertas grafik
3. Perangkat alat percobaan aliran melalui lubang

B. Percobaan 6B
1. Meja Hidrolika
2. Stopwatch
3. Gelas ukur
4. Perangkat Alat Percobaan / Peraga Aliran Melalui Lubang
5. Jangka Sorong

Gambar H.06.1 Alat Peraga Praktikum Aliran Melalui Lubang


Keterangan Gambar :
1. Pipa aliran masuk
2. Pipa lentur dari pipa pelimpah untuk mengatur tinggi head
3. Pipa pelimpah
4. Skala penunjuk muka air
5. Tangi utama
6. Penjepit kertas
7. Papan
8. Jarum vertikal
9. Sekrup pengatur jarum
10. Kaki penyangga
11. Sekrup lubang aliran
12. Lempeng lubang aliran
13. Peredam

6.4 Cara Kerja :


A. Percobaan 6A
1. Menempatkan alat pada saluran tepi meja hidrolika. Menghubungkan pipa aliran
masuk dengan suplai meja hidrolika dan mengarahkan pipa lentur dari pipa
pelimpah ketangki air meja hidrolika.
2. Mengatur kaki penyangga sehingga alat terletak horizontal dan mengatur juga arah
aliran dari lubang bukaan sedemikian rupa sehingga menjadi sebidang dengan
jajaran jarum pengukur.
3. Menyelipkan selembar kertas pada papan di belakang jajaran jarum dan menaikkan
dulu semua jarum untuk membebaskan lintasan air yang menyembur.
4. Menaikkan pipa pelimpah, membuka katup pengatur aliran dan mengalirkan air
masuk kedalam tangki utama.
5. Mengatur katup pengatur aliran sedemikian rupa, hingga air persis melimpah lewat
pipa pelimpah dan tidak ada gelombang pada permukaan tangki utama.
6. Mencatat besarnya tinggi tekanan pada tangki utama.
7. Menentukan letak terjadinya vena contracta diukur dari lubang bukaan (0,5 diameter
bukaan).
8. Mengatur posisi jarum tegak secara berurutan untuk mendapatkan bentuk lintasan
aliran yang menyembur. Memberi tanda posisi ujung atas jarum padakertas grafik.
9. Mengulangi percobaan untuk setiap perbedaan tinggi tekanan pada tangki utama.
10. Mengganti lempeng lubang bukaan dengan diameter yang lain dan ulangi langkah
1-9.
B. Percobaan 6B

Pendahuluan
1. Ukur diameter tangki
2. Tempatkan alat pada saluran tepi meja Hidrolika. Hubungkan pipa aliran masuk
dengan suplai meja hidrolika dan arahkan pipa lentur dan pipa pelimpah ke tangki
meja hidrolika.
3. Atur kaki penyangga sehingga alat terletak horizontal
4. Naikkan pipa pelimpah, buka katup pengatur aliran pada meja hidrolika.

Untuk keadaan Aliran Tetap :


1. Atur katup pengatur aliran dan pipa pelimpah sedemikian, hingga tinggi muka air
pada tangki tetap pada ketinggian yang dikehendaki.
2. Catat tinggi tekanan air h pada skala mistar ukur, hitung debit aliran yang melewati
lubang dengan menggunakan gelas ukur dan Stopwatch.
3. Ulangi prosedur 4 s/d 5 tersebut untuk setiap perbedaan tinggi tekanan.
4. Ganti lempeng lubang bukaan dengan diameter yang lain ulangi langkah 4 s/d 6

Untuk keadaan Aliran dengan Tekanan Berubah :


1. Naikkan pipa pelimpah sampai ketinggian tekanan maksimum.
2. Buka katup pengatur aliran, isi penuh tangki utama aliran sehingga air persis
melimpah lewat pipa pelimpah pada ketinggian maksimum tersebut.
3. Tutup katup pengatur aliran.
4. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan tangki utama dari ketinggia h1
hingga ketinggian h2, ambil setiap penuruan muka air 2 cm.
5. Ulangi percobaan untuk h1 dan h2 yang lain.
6. Ganti lempeng bukaan dan ulangi langkah 1 s/d 5.
6.5 Data

- Data Yang Diketahui

D1 = 3 mm A1 = 7.06 mm²

D2 = 6 mm A2 = 28.27 mm²

g = 9.81 m/s²

At = 14519.36 mm²

- Data Hasil Praktikum

 Percobaan 6A

Tabel H.06.1 Data Hasil Praktikum Percobaan 6A

D H Jarum Jarum Jarum Jarum Jarum Jarum Jarum Jarum


No Koordinat
(mm) (mm) 1 2 3 4 5 6 7 8
1 3 320 x 0 50 100 150 200 250 300 350
y 0 6 12 14 17 25 26 33
340 x 0 50 100 150 200 250 300 350
y 0 6 11 13 19 20 26 27
360 x 0 50 100 150 200 250 300 350
y 0 6 11 13 14 20 27 24
380 x 0 50 100 150 200 250 300 350
y 0 7 11 12 13 21 24 23
400 x 0 50 100 150 200 250 300 350
y 0 8 11 11 14 18 22 23
2 6 320 x 0 50 100 150 200 250 300 350
y 0 8 8 14 19 20 22 28
340 x 0 50 100 150 200 250 300 350
y 0 8 8 13 16 20 22 28
360 x 0 50 100 150 200 250 300 350
y 0 8 8 13 15 18 22 26
380 x 0 50 100 150 200 250 300 350
y 0 8 8 13 15 18 21 31
400 x 0 50 100 150 200 250 300 350
y 0 8 8 12 13 18 20 22

Tabel H.06.2 Data Hasil Praktikum 6B Constant Head

Diameter Head Volume Time Q Q²


No
(mm) (mm) (ml) (s) (ml/s) (ml/s²)
1 3 400 150 10.12 14.82213439 219.6956678
380 143 10.22 13.99217221 195.7808832
360 140 10.1 13.86138614 192.1380257
340 132 10.25 12.87804878 165.8441404
320 130 10 13 169
2 6 400 580 10.12 57.31225296 3284.69434
380 530 10.03 52.84147557 2792.221541
360 525 10.25 51.2195122 2623.43843
340 510 10.09 50.54509415 2554.806543
320 500 10.25 48.7804878 2379.53599
Tabel H.06.3 Data Hasil Praktikum 6B Variable Head

Diameter Head 1 Head 2 Time ∆T


No
(mm) (mm) (mm) (s) (s)
1 3 400 380 21,67 21,67
380 360 49,22 27,55
360 340 77,53 28,31
340 320 106,74 29,21
320 300 136,46 29,72
2 6 400 380 8,17 8,17
380 360 14,88 6,71
360 340 21,98 7,1
340 320 29 7,02
320 300 37,36 8,36

6.6 Pengolahan Data

A. Menghitung Nilai Koefesien Kecepatan (Cv)

- Untuk D = 3 mm

 Head 320 mm

Tabel H.06.4 Least Square Untuk D = 3 mm dan Head 320 mm

No Xi X Y X² Y² XY
1 0 0 0 0 0 0
2 50 7,8125 6 61,03516 36 46,875
3 100 31,25 12 976,5625 144 375
4 150 70,3125 14 4943,848 196 984,375
5 200 125 17 15625 289 2125
6 250 195,3125 25 38146,97 625 4882,8125
7 300 281,25 26 79101,56 676 7312,5
8 350 382,8125 33 146545,4 1089 12632,8125
Σ 1400 1093,75 133 285400,4 3055 28359,375

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
28359
= 285400 = 0,099

1
Cv = 2√𝑏
1
= 2√0,099 = 1,586

Hubungan Antara Xi²/h Dan Yi Untuk D= 3 mm Dan


Head = 320 mm
40
30 y = 0.0749x + 6.3852
R² = 0.9031
20
Yi

10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Xi²/h

Gambar H.06.2 Grafik Hubungan Antara Xi2/h dan Yi Untuk D = 3 mm & Head = 320 mm
 Head 340 mm

Tabel H.06.5 Least Square Untuk D = 3 mm dan Head 340 mm

No Xi X Y X² Y² XY
1 0 0 0 0 0 0
2 50 7,352941 6 54,06574 36 44,11764706
3 100 29,41176 11 865,0519 121 323,5294118
4 150 66,17647 13 4379,325 169 860,2941176
5 200 117,6471 19 13840,83 361 2235,294118
6 250 183,8235 20 33791,09 400 3676,470588
7 300 264,7059 26 70069,2 676 6882,352941
8 350 360,2941 27 129811,9 729 9727,941176
Σ 1400 1029,412 122 252811,4 2492 23750

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²

23750
= 252811 = 0,094

1
Cv = 2√𝑏
1
= 2√0,094 = 1,631
Hubungan Antara Xi²/h Dan Yi Untuk D= 3 mm Dan
Head = 340 mm
40
30 y = 0.0669x + 6.6415
R² = 0.853
Yi 20
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Xi²/h

Gambar H.06.3 Grafik Hubungan Antara Xi2/h dan Yi Untuk D = 3 mm & Head = 340 mm

 Head 360 mm

Tabel H.06.6 Least Square Untuk D = 3 mm dan Head 360 mm

No Xi X Y X² Y² XY
1 0 0 0 0 0 0
2 50 6,944444 6 48,22531 0 41,66666667
3 100 27,77778 11 771,6049 36 305,5555556
4 150 62,5 13 3906,25 121 812,5
5 200 111,1111 14 12345,68 169 1555,555556
6 250 173,6111 20 30140,82 196 3472,222222
7 300 250 27 62500 400 6750
8 350 340,2778 24 115789 729 8166,666667
Σ 1400 972,2222 115 225501,5 1651 21104,16667

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
21104
= 225501 = 0,094
1
Cv = 2√𝑏
1
= 2√0,094 = 1,634

Hubungan Antara Xi²/h Dan Yi Untuk D= 3 mm Dan


Head = 360 mm
40
30 y = 0.0664x + 6.305
R² = 0.8249
20
Yi

10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Xi²/h

Gambar H.06.4 Grafik Hubungan Antara Xi2/h dan Yi Untuk D = 3 mm & Head = 360 mm

 Head 380 mm

Tabel H.06.7 Least Square Untuk D = 3 mm dan Head 380 mm

No Xi X Y X² Y² XY
1 0 0 0 0 0 0
2 50 6,578947 7 43,28255 49 46,05263158
3 100 26,31579 11 692,5208 121 289,4736842
4 150 59,21053 12 3505,886 144 710,5263158
5 200 105,2632 13 11080,33 169 1368,421053
6 250 164,4737 21 27051,59 441 3453,947368
7 300 236,8421 24 56094,18 576 5684,210526
8 350 322,3684 23 103921,4 529 7414,473684
Σ 1400 921,0526 111 202389,2 2029 18967,10526
𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
18967
= 202389 = 0,0937

1
Cv = 2√𝑏
1
= 2√0,0937 = 1,633

Hubungan Antara Xi²/h Dan Yi Untuk D= 3 mm Dan


Head = 380 mm
30
y = 0.0642x + 6.4811
20 R² = 0.8128
Yi

10

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Xi²/h

Gambar H.06.5 Grafik Hubungan Antara Xi2/h dan Yi Untuk D = 3 mm & Head = 380 mm

 Head 400 mm

Tabel H.06.8 Least Square Untuk D = 3 mm dan Head 400 mm

No Xi X Y X² Y² XY
1 0 0 0 0 0 0
2 50 6,25 8 39,0625 64 50
3 100 25 11 625 121 275
4 150 56,25 11 3164,063 121 618,75
5 200 100 14 10000 196 1400
6 250 156,25 18 24414,06 324 2812,5
7 300 225 22 50625 484 4950
8 350 306,25 23 93789,06 529 7043,75
Σ 1400 875 107 182656,3 1839 17150

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
17150
= 182656 = 0,0938

1
Cv = 2√𝑏
1
= = 1,631
2√0,0938

Hubungan Antara Xi²/h Dan Yi Untuk D= 3 mm Dan


Head = 400 mm
25
20 y = 0.0769x + 5.75
15 R² = 0.8358
Yi

10
5
0
0 50 100 150 200 250
Xi²/h

Gambar H.06.6 Grafik Hubungan Antara Xi2/h dan Yi Untuk D = 3 mm & Head = 400 mm

- Menghitung Nilai Kesalahan Relatif


Cv rata-rata = 1,623
Cv Literatur = 0,97
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Kr =| | 𝑥 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
0,97−1,623
=| | 𝑥 100% = 67 %
0,97
- Untuk D = 6 mm

 Head 320 mm

Tabel H.06.9 Least Square Untuk D = 6 mm dan Head 320 mm

No Xi X Y X² Y² XY
1 0 0 0 0 0 0
2 50 7,8125 8 61,03516 64 62,5
3 100 31,25 8 976,5625 64 250
4 150 70,3125 14 4943,848 196 984,375
5 200 125 19 15625 361 2375
6 250 195,3125 20 38146,97 400 3906,25
7 300 281,25 22 79101,56 484 6187,5
8 350 382,8125 28 146545,4 784 10718,75
Σ 1400 1093,75 119 285400,4 2353 24484,375

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
24484
= 285400 = 0,0857

1
Cv = 2√𝑏
1
= 2√0,0857 = 1,707
Hubungan Antara Xi²/h Dan Yi Untuk D= 6 mm
Dan Head = 320 mm
40
30 y = 0.0605x + 6.6085
R² = 0.8522
Yi 20
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Xi²/h

Gambar H.06.7 Grafik Hubungan Antara Xi2/h dan Yi Untuk D = 6 mm & Head = 320 mm

 Head 340 mm

Tabel H.06.10 Least Square Untuk D = 6 mm dan Head 340 mm

No Xi X Y X² Y² XY
1 0 0 0 0 0 0
2 50 7,352941 8 54,06574 64 58,82352941
3 100 29,41176 8 865,0519 64 235,2941176
4 150 66,17647 13 4379,325 169 860,2941176
5 200 117,6471 16 13840,83 256 1882,352941
6 250 183,8235 20 33791,09 400 3676,470588
7 300 264,7059 22 70069,2 484 5823,529412
8 350 360,2941 28 129811,9 784 10088,23529
Σ 1400 1029,412 115 252811,4 2221 22625

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
22625
= 252811 = 0,089
1
Cv = 2√𝑏
1
= 2√0,089 = 1,671

Hubungan Antara Xi²/h Dan Yi Untuk D= 6 mm Dan


Head = 340 mm
40
30 y = 0.065x + 6.0063
R² = 0.8964
20
Yi

10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Xi²/h

Gambar H.06.8 Grafik Hubungan Antara Xi2/h dan Yi Untuk D = 6 mm & Head = 340 mm

 Head 360 mm

Tabel H.06.11 Least Square Untuk D = 6 mm dan Head 360 mm

No Xi X Y X² Y² XY
1 0 0 0 0 0 0
2 50 6,944444 8 48,22531 64 55,55555556
3 100 27,77778 8 771,6049 64 222,2222222
4 150 62,5 13 3906,25 169 812,5
5 200 111,1111 15 12345,68 225 1666,666667
6 250 173,6111 18 30140,82 324 3125
7 300 250 22 62500 484 5500
8 350 340,2778 26 115789 676 8847,222222
Σ 1400 972,2222 110 225501,5 2006 20229,16667
𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
20229
= 225501 = 0,0897

1
Cv = 2√𝑏
1
= 2√0,0897 = 1,669

Hubungan Antara Xi²/h Dan Yi Untuk D= 6 mm


Dan Head = 360 mm
30
y = 0.0639x + 5.9827
20 R² = 0.8886
Yi

10

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Xi²/h

Gambar H.06.9 Grafik Hubungan Antara Xi2/h dan Yi Untuk D = 6 mm & Head = 360 mm

 Head 380 mm

Tabel H.06.12 Least Square Untuk D = 6 mm dan Head 380 mm

No Xi X Y X² Y² XY
1 0 0 0 0 0 0
2 50 6,578947 8 43,28255 64 52,63157895
3 100 26,31579 8 692,5208 64 210,5263158
4 150 59,21053 13 3505,886 169 769,7368421
5 200 105,2632 15 11080,33 225 1578,947368
6 250 164,4737 18 27051,59 324 2960,526316
7 300 236,8421 21 56094,18 441 4973,684211
8 350 322,3684 31 103921,4 961 9993,421053
Σ 1400 921,0526 114 202389,2 2248 20539,47368

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
20539
= 202389 = 0,101

1
Cv = 2√𝑏
1
= = 1,56
2√0,101

Hubungan Antara Xi²/h Dan Yi Untuk D= 6 mm


Dan Head = 380 mm
40
30 y = 0.077x + 5.3899
R² = 0.9151
20
Yi

10
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Xi²/h

Gambar H.06.10 Grafik Hubungan Antara Xi2/h & Yi Untuk D = 6 mm & Head = 380 mm
 Head 400 mm

Tabel H.06.13 Least Square Untuk D = 6 mm dan Head 400 mm

No Xi X Y X² Y² XY
1 0 0 0 0 0 0
2 50 6,25 8 39,0625 64 50
3 100 25 8 625 64 200
4 150 56,25 12 3164,063 144 675
5 200 100 13 10000 169 1300
6 250 156,25 18 24414,06 324 2812,5
7 300 225 20 50625 400 4500
8 350 306,25 22 93789,06 484 6737,5
Σ 1400 875 101 182656,3 1649 16275

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
16275
= 182656 = 0,089

1
Cv = 2√𝑏
1
= 2√0,089 = 1,675
Hubungan Antara Xi²/h Dan Yi Untuk D= 6 mm
Dan Head = 400 mm
30
y = 0.0601x + 6.0487
20 R² = 0.8408
Yi
10

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Xi²/h

Gambar H.06.11 Grafik Hubungan Antara Xi2/h & Yi Untuk D = 6 mm & Head = 400 mm

- Menghitung Nilai Kesalahan Relatif


Cv rata-rata = 1,658
Cv Literatur = 0,97
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Kr =| | 𝑥 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
0,97−1,658
=| | 𝑥 100% = 71 %
0,97

B. Menghitung Nilai Koefesien Debit Aliran (Cd)

- Untuk Aliran Dengan Tekanan Tetap

 Untuk D = 3 mm

Tabel H.06.14 Least Square Untuk Aliran Dengan Tekanan Tetap dan D = 3 mm

No X (Q²) Y (h) X² Y² XY
1 219,695668 400 48266,186 160000 87878,26712
2 195,780883 380 38330,154 144400 74396,73561
3 192,138026 360 36917,021 129600 69169,68925
4 165,84414 340 27504,279 115600 56387,00773
5 169 320 28561 102400 54080
∑ 942,458717 1800 179578,64 652000 341911,6997

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
341911
= 179578 = 1,904

1
Cd = 𝐴√2𝑔𝑏
1
= 7√2(9,81 𝑥 1000)(1,905) = 0,000732

Hubungan Antara Q² Dan h Untuk D = 3 mm


500
y = 1.3588x + 103.87
400
R² = 0.8923
300
h

200
100
0
0 50 100 150 200 250

Gambar H.06.12 Grafik Hubungan Antara Q2 dan h Untuk Aliran Tetap D = 3 mm

 Untuk D = 6 mm

Tabel H.06.15 Least Square Untuk Aliran Dengan Tekanan Tetap dan D = 6 mm

No X (Q²) Y (h) X² Y² XY
1 3284,69434 400 10789217 160000 1313877,736
2 2792,22154 380 7796501,1 144400 1061044,185
3 2623,43843 360 6882429,2 129600 944437,8346
4 2554,80654 340 6527036,5 115600 868634,2246
5 2379,53599 320 5662191,5 102400 761451,517
∑ 13634,6968 1800 37657375 652000 4949445,498

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
37657375
= = 0,13
4949445

1
Cd = 𝐴√2𝑔𝑏
1
= 28√2(9,81 𝑥 1000)(0,13) = 0,0006965

Hubungan Antara Q² Dan h Untuk D = 6 mm


500
400 y = 0.086x + 125.57
R² = 0.8802
300
h

200
100
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

Gambar H.06.13 Grafik Hubungan Antara Q2 dan h Untuk Aliran Tetap D = 6 mm

- Menghitung Nilai Kesalahan Relatif


Cd rata-rata = 0,000714
Cd Literatur = 0,62
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Kr =| | 𝑥 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
0,62−0,000714
=| | 𝑥 100% = 100 %
0,62
- Untuk Aliran Dengan Tekanan Berubah

 Untuk D = 3 mm

Tabel H.06.16 Least Square Untuk Aliran Dengan Tekanan Berubah dan D = 3 mm

X (√h1-
No √h2) Y (ΔT) X² Y² XY
1 0,50641131 21,67 0,2564524 469,5889 10,9739331
2 0,51992273 27,55 0,2703196 759,0025 14,32387117
3 0,53457705 28,31 0,2857726 801,4561 15,13387618
4 0,55054509 29,21 0,3030999 853,2241 16,08142221
5 0,56803574 29,72 0,3226646 883,2784 16,88202232
∑ 2,67949192 136,46 1,4383092 3766,55 73,39512499

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
73,40
= = 51,029
1,43

2(𝐴𝑡)
Cd = 𝐴(𝑏)√2𝑔
2(14519)
= 7(51,029)√2(9,81 𝑥 1000) = 0,575

Hubungan Antara (√h1-√h2) Dan ΔT Untuk D = 3 mm


35
30
25
20 y = 112.24x - 32.857
ΔT

R² = 0.7072
15
10
5
0
0.5 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 0.57 0.58
(√h1-√h2)
Gambar H.06.14 Grafik Hubungan Antara (√h1-√h2) & ΔT Untuk Aliran Berubah

D = 3 mm

 Untuk D = 6 mm

Tabel H.06.17 Least Square Untuk Aliran Dengan Tekanan Berubah dan D = 6 mm

X (√h1-
No √h2) Y (ΔT) X² Y² XY
1 0,50641131 8,17 0,2564524 66,7489 4,137380406
2 0,51992273 6,71 0,2703196 45,0241 3,488681509
3 0,53457705 7,1 0,2857726 50,41 3,79549703
4 0,55054509 7,02 0,3030999 49,2804 3,864826564
5 0,56803574 8,36 0,3226646 69,8896 4,748778822
∑ 2,67949192 37,36 1,4383092 281,353 20,03516433

𝛴𝑥𝑦
b = 𝛴𝑥²
5,836
= = 13,930
1,43

2(𝐴𝑡)
Cd = 𝐴(𝑏)√2𝑔
2(14519)
= 28(13,930)√2(9,81 𝑥 1000) = 0,526
Hubungan Antara (√h1-√h2) Dan ΔT Untuk D = 6 mm
9
8
7
6
y = 5.898x + 4.3113
5
ΔT
R² = 0.0376
4
3
2
1
0
0.5 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 0.57 0.58
(√h1-√h2)

Gambar H.06.15 Grafik Hubungan Antara (√h1-√h2) & ΔT Untuk Aliran Berubah

D = 6 mm

- Menghitung Nilai Kesalahan Relatif


Cd rata-rata = 0,55
Cd Literatur = 0,62
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Kr =| | 𝑥 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
0,62−0,55
=| | 𝑥 100% = 11 %
0,62

6.7 Analisis

A. Analisis Percobaan
 Percobaan 6A

Pada praktikum yang bertujuan untuk mendapatkan koefesien kecepatan aliran


melalui lubang kecil ini membutuhan peralatan seperti meja hidrolika, perangkat
alat percobaan aliran melalui lubang, dan kertas grafik yang berfungsi untuk
menentukan letak terjadinya vena contracta.

Hal pertama yang harus dilaksanakan adalah menyiapkan peralatan. Kemudian


menghubungkan pipa aliran masuk dengan suplai meja hidrolika dan mengarahkan
pipa lentur dari pipa pelimpah ke tangki air meja hidrolika. Selanjutnya selipkan
selembar kertas pada papan di belakang jajaran jarum dan naikkan dulu semua
jarum untuk membebaskan lintasan air yang menyembur. Lalu naikkan pipa
pelimpah, buka katup pengatur aliran dan alirkan air masuk kedalam tangki utama.
Atur ketinggian Head pada tangki utama dimulai dari 320 mm hingga 400 mm
dengan kelipatan 20 mm. Hal ini dikarenaka pada ketinggian head 320 mm adalah
elevasi minimum air pada tangki utama yang cukup untuk mengalirkan air agar
terjadi vena kontakta atau dengan kata lain elevasi ketinggian muka air di tangki
utama yang dibutuhkan untuk mencapai lubang bukaan, sedangkan ketinggian head
400 mm adalah ketinggian head maksimum. Selanjutnya menentukan ketinggian
letak terjadinya vena contracta diukur dari lubang bukaan. Kemudian mengatur
posisi jarum tegak secara berurutan untuk mendapatkan bentuk lintasan aliran yang
menyembur. Lalu memberi tanda posisi ujung jarum pada kertas grafik. Lalu
mengulangi percobaan untuk setiap perbedaan Head. Lubang bukaan yang
digunakan adalah lubang bukaan dengan diameter 3 mm dan 6 mm. Hal ini
dikarenakan pada diameter lubang 3 mm menunjukkan zat cair yang mengalir
melalui lubang kecil dari suatu tangki, sementara pada diameter lubang 6 mm
menunjukkan lubang terendam karena permukaan zat cair di sebelah hilir lubang
keluar adalah di atas sisi atas lubang.

 Percobaan 6B

Pada praktikum yang bertujuan untuk mendapatkan koefesien debit aliran


melalui lubang kecil dalam keadaan aliran dengan tekana tetap dan aliran dengan
tekanan berubah ini membutuhkan peralatan seperti meja hidrolika, stop watch,
gelas ukur, perangkat alat percobaan, dan jangka sorong.

Untuk mendapatkan data pada keadaan aliran tetap, hal pertama yang harus
dilaksanakan adalah mengatur katup pengatur aliran dan pipa pelimpah sedemikian,
hingga tinggi muka air pada tangki tetap pada ketinggian yang dikehendaki.
Selanjutnya adalah mencatat ketinggian air Head pada skala mistar ukur, lalu
menghitung debit aliran yang melewati lubang dengan menggunakan gelas ukur dan
stop watch. Waktu yang digunakan untuk menghitung volume aliran air adalah 10
detik. Ketinggian air Head dimulai dari angka 320 mm hingga 400 mm dengan
kelipatan 20 mm. Hal ini dikarenaka pada ketinggian head 320 mm adalah elevasi
minimum air pada tangki utama yang cukup untuk mengalirkan air agar terjadi vena
kontakta atau dengan kata lain elevasi ketinggian muka air di tangki utama yang
dibutuhkan untuk mencapai lubang bukaan, sedangkan ketinggian head 400 mm
adalah ketinggian head maksimum.

Untuk mendapatkan data pada keadaan dengan tekanan berubah, hal pertama
yang harus dilaksanakan adalah menaikkan pipa pelimpah sampai ketinggian
mencapai Head 400 mm. Kemudian tutup katup pengatur aliran, lalu catat waktu
yang dibutuhkan untuk mengosongkan tangki utama dari ketinggian h1 hingga
ketinggian h2, ambil setiap penurunan muka air 20 mm yang disebabkan karena
pengosongan disesuaikan dengan ketinggian air ketika melakukan pengisian tangki
utama yaitu sebesar 20 mm, hingga ketinggian Head mencapai 300 mm.

B. Analisis Hasil

Pada praktikum Aliran Melalui Lubang ini hasil yang didapatkan adalah nilai
koefesien kecepatan dan koefesien debit aliran baik untuk tekanan tetap maupun
untuk tekanan berubah.

Untuk mendapatkan koefesien kecepatan aliran didapatkan dengan


1
menggunakan rumus dimana b adalah gradient dari persamaan linier yang
2√𝑏

didapatkan dari metode least square dengan sumbu x adalah Xi2/h dimana Xi adalah
jarak horizontal pancaran air dari bidang vena contracta dan h adalah nilai Head,
sementara sumbu y adalah Yi yaitu jarak vertical pancaran air. Perhitungan
dilakukan untuk setiap nilai Head yaitu dari 320 mm hingga 400 mm. Berdasarkan
hasil praktikum, maka didapatkan nilai Cv rata-rata sebesar 1,623 pada lubang
bukaan dengan diameter 3 mm dan sebesar 1,658 pada lubang bukaan dengan
diameter 6 mm. Kemudian menghitung nilai kesalahan relatif, yaitu
membandingkan nilai Cv rata-rata dengan Cv literatur. Diketahui nilai Cv literatur
adalah sebesar 0.97, maka didapatkan nilai kesalahan relatif untuk diameter 3 mm
adalah 67 % dan untuk diameter 6 mm sebesar 71 %. Besarnya nilai kesalahan
relatif ini disebabkan oleh beberapa faktor yang akan dijelaskan oleh praktikan pada
analisis kesalahan.

Selanjutnya untuk mendapatkan koefesien debit aliran untuk aliran dengan


1
tekanan tetap adalah dengan menggunakan rumus dimana A adalah luas
𝐴√2𝑔𝑏

penampang lubang, dan b adalah gradient dari persamaan linier yang didapatkan
dari metode least square dengan sumbu x adalah Q2 dan sumbu y adalah nilai Head.
Berdasarkan hasil perhitungan, maka didapatkan nilai Cd rata-rata untuk aliran
dengan tekanan tetap adalah 0,000714. Kemudian menghitung nilai kesalahan
relatif, yaitu membandingkan nilai Cd rata-rata dengan Cd literatur. Diketahui nilai
Cd literatur adalah sebesar 0.62, maka didapatkan nilai kesalahan relatif untuk
aliran dengan tekanan tetap adalah sebesar 100 %. Besarnya nilai kesalahan relatif
ini disebabkan oleh beberapa faktor yang akan dijelaskan oleh praktikan pada
analisis kesalahan.

Kemudian untuk mendapatkan koefesien debit aliran untuk aliran dengan


2(𝐴𝑡)
tekanan berubah adalah dengan menggunakan rumus dimana At adalah luas
𝐴(𝑏)√2𝑔

tangki utama, A adalah luas penampang lubang, dan b adalah gradient dari
persamaan linier yang didapatkan dari metode least square dengan sumbu x adalah
(√h1-√h2) dimana h1 adalah nilai Head 1 dan h2 adalah nilai Head 2 dan sumbu y
adalah (ΔT) yaitu waktu pengosongan tangki. Berdasarkan hasil praktikum, maka
didapatkan nilai Cd rata-rata untuk tekanan dengan aliran berubah adalah sebesar
0,55. Kemudian menghitung nilai kesalahan relatif, yaitu membandingkan nilai Cd
rata-rata dengan Cd literatur. Diketahui nilai Cd literatur adalah sebesar 0.55, maka
didapatkan nilai kesalahan relatif untuk aliran dengan tekanan berubah adalah
sebesar 11 %.
C. Analisis Kesalahan

Berikut merupakan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi dalam praktikum


Aliran Melalui Lubang ini, yaitu:

1. Kesalahan dalam mengatur tinggi tekanan pada tangki utama yang


menyebabkan kecepatan aliran air yang ke luar dari lubang bukaan tidak
tepat dengan data yang dicatat.
2. Kesalahan dalam penandaan ujung atas jarum pada kertas grafik yang
mengakibatkan data yang didapatkan untuk mencari nilai koefisien
kecepatan kurang tepat.
3. Kesalahan dalam pengaturan jarum, sehingga lintasan air yang menyembur
belum terbebaskan.
4. Kesalahan dalam pencatatan volume aliran begitu pula dalam pencatatan
waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan volume tersebut. Kedua hal di
atas menyebabkan debit aliran air yang didapatkan melenceng dari
percobaan sebenarnya.
5. Kesalahan dalam pencatatan waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan
tangki utama dari ketinggian h1 hingga ketinggian h2, sehingga data yang
didapatkan untuk mencari nilai koefisien debit aliran untuk aliran dengan
tekanan berubah kurang tepat.
6.8 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa di atas, maka praktikan menyimpulkan hal sebagai


berikut, yaitu:

1. Nilai koefisien kecepatan aliran (Cv) dari hasil praktikum adalah sebesar 1,623
untuk lubang bukaan berdiameter 3 mm dan 1,658 untuk lubang bukaan
berdiameter 6 mm.
2. Nilai koefisien debit aliran (Cd) dari hasil praktikum untuk aliran dengan
tekanan tetap adalah sebesar 0.000714, sedangkan untuk aliran dengan tekanan
berubah adalah sebesar 0.55.
3. Untuk koefesien kecepatan aliran pada diameter lubang 3 mm, semakin besar
nilai Head, maka nilai semakin kecil nilai koefesien kecepatan, begitu pula
sebaliknya, semakin kecil nilai Head, maka semakin besar nilai koefesien
kecepatan. Akan tetapi pada diameter lubang 6 mm, semakin besar nilai Head,
maka semakin kecil nilai koefesien kecepatan.
4. Semakin besar diameter lubang, maka semakin besar nilai koefesien kecepatan
aliran, begitu pula sebaliknya yaitu semakin kecil diameter lubang, maka
semakin kecil nilai koefesien kecepatan aliran.
5. Untuk koefesien debit aliran pada aliran dengan tekanan tetap, didapatkan
hubungan antara diameter lubang dengan nilai koefesien debit aliran, yaitu
semakin kecil diameter lubang, maka nilai koefesien debit aliran semakin besar,
begitu pula sebaliknya yaitu semakin besar lubang, maka koefesien debit aliran
semakin kecil.
6. Untuk koefesien debit aliran pada aliran dengan tekanan berubah, didapatkan
hubungan antara diameter lubang dengan nilai koefesien debit aliran, yaitu
semakin kecil diameter lubang, maka nilai koefesien debit aliran semakin besar,
begitu pula sebaliknya yaitu semakin besar lubang, maka koefesien debit aliran
semakin kecil.
7. Koefesien debit aliran pada tekanan dengan aliran berubah lebih besar daripada
tekanan dengan aliran tetap.
6.9 Daftar Pustaka

Pedoman Praktikum Mekan Fluida dan Hidrolika. Laboratorium Hidrolika, Hidrologi,


dan Sungai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Triatmojo, Bambang. Hidraulika 1. Yogyakarta.

6.10 Lampiran-Lampiran

Gambar H.06.16 Pelaksanaam Praktikum Aliran Melalui Lubang

(Sumber : Dokumentasi Praktikan, 2017)

Anda mungkin juga menyukai