Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM IPA II

AZAS BERNAULLI

Disusun Oleh :

Nama : Tri Lestari


NIM : 17312241020
Kelas : Pendidikan IPA C 2017

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
A. TUJUAN EKSPERIMEN
1. Menentukan tekanan dan kecepatan aliran dalam pipa yang tidak merata.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Botol air mineral 1 liter yang telah dilubangi.
2. Stopwatch.
3. Air.
4. Pewarna.
5. Baskom.
6. Kamera HP.

C. DESAIN DAN PROSEDUR PERCOBAAN


1. Desain Percobaan

2. Prosedur Percobaan

Menyiapkan botol yang telah dilubangi sebelumnya dan baskom.

Menutup lubang pada botol dengan plester.

Memasukkan air yang sudah diberikan pewarna kedalam botol.


Membuka plester pada bptpl di bagian lubang paling bawah.

Mendokumentasikan saat air keluar dari lubang ± selama 15 detik.

Menutup kembali lubang paling bawah dan mengulangi langkah di atas pada
lubang ke 2 dan ke 3..

D. DATA HASIL EKSPERIMEN


A (m) h (m) x t= v=x/t y (m) y1- y2 VolQ = vxA
(m) √2𝑔ℎ y1 y2 A(y1- y2)
0,0056 0,31 0,4 2,48 0,16 0,2 0,16 0,04 0,000224 125x10-8
0,0056 0,35 0,35 2,64 0,13 0,2 0,17 0,03 0,000168 94x10-8
0,0056 0,395 0,3 2,81 0,11 0,2 0,18 0,02 0,000112 62x10-8

E. ANALISIS DATA
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan oleh praktikum, diperoleh
data berupa besarnya v, vol Q, dan besarnya debit air yang keluar atau Q. Di
praktikum kali ini, praktikan mengambil 3 data dengan variabel bebas (variabel
yang diajdikan variasi) berupa tingi lubang terhadap pemukaan air. Di sini,
terdapat 3 lubang dengan nilai yang bervariasi.
Ketinggian air mula-mula adalah 20 cm atau 0,2 m. Ketinggian lubng 1
dengan permukaan air adalah 0,16 m, lubang 2 0,17 dan lubang 3 adalah 0,18.
Selain itu kami juga mengukur jarak yang dipancurkan air ke baskom. Dari
beberapa data yang diperoleh maka dapat dihitung nilai v dan t, nilai vol Q dan
nilai Q (debit air).
Yang pertama yaitu nilai v dan nilai t. Masing-masing lubang
menghasilkan nilai yang berbeda. Untuk lubang pertam amenghasilkan nilai t
sebesar 2,48 sekon, lubang 2 sebesar 2,64 sekon, dan lubang 3 sebesar 2,81
sekon. Sedangkan nilai v yang dihasilkan adalah pada lubang 1 sebesar 0,16
m/s, lubang 2 sebesar 0,13 m/s, dan lubang 3 sebesar 0,11m/s. t disini
merupakan selang waktu keluarnya air dari lubang sedangkan v adalah laju
aliran fluida. Jika dilihat dari hasil analisis, semakin tinggi lubang maka laju
aliran fluidanya semakin lambat. Kecepatan air yang keluar di pengaruhi oleh
(H-h) atau (y1-y2), yaitu kedalaman lubang diukur dari permukaan. Semakin
dalam posisi lubang, semakin besr pula kecepatannya. Namun, laju air paling
deras bukan berarti jarak tempuhnya paling jauh.
Kemudian untuk debit aliran (Q) yang dihasilkan oleh ketiga lubang
juga berbeda-beda. Pada lubang 1 diperoleh nilai Q sebesar 125x10-8 m3/s,
lubang 2 sebesar 94x10-8 m3/s, dan lubang 3 sebesar 62x10-8 m3/s. Sama halnya
dengan nilai laju aliran, dimana semakin tinggi lubang maka nilai debit aliran
yang dihasilkan semakin kecil/lambat. Debit adalah jumlah volume fluida yang
mengalir persatuan waktu (per detik). Besarnya debit fuida dapat dicari dengan
Q = A.v
Fenomena air yang mengalir atau menyembur keluar dari lubng
penyimpanan dinamakan dengan teorema Toricelli. Besar energi kinetik air
yang menyembur keluar dari lubang tangki air sama dengan besar energi
potesialnya. Dengan begitu, kecepatan air pada lubang penyemburan sama
dengan air yang jatuh bebas dari batas ketinggian air. Sehingga, semakin besar
perbedaan ketinggian lubang dengan batas ketinggian air, maka akan semakin
cepat semburan airnya.

F. KONSEP IPA BERDASARKAN EKSPERIMEN


1. Hukum Bernoulli merupakan persamaan pokok fluida dinamik dengan arus
tetap atau steamline. Di sini berlaku hubungan antar tekanan, kecepatan air,
dan tinggi tempat dalam satu garis lurus.
2. Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir atau bergerak terhadap
sekitarnya. Q atau debit alira dpaat dirumuskan sebagai berikut :
∆𝑉 𝐴𝑣.∆𝑡
Q= = = 𝐴.v
∆𝑡 ∆𝑡

Keterangan :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = volume fluida (m3)
v = laju aliran fluida (m/s)
t = selang waktu (s)
3. Debit cairan adalah jumlah zat cair yang mengalir tiap detiknya.
4. Aliran dalam pipa semakin kecil diameter pipa akan semakin cepat dan
semakin besar diameter pipanya akan semakin lambat.
𝑉
5. Harga V.A = C. Debit aliran fluida yang mengalir secara laminer Q = 𝑡

6. Jika kecepatan aliran adalah v dan luas lubang aliran adalah A, maka volume
𝐴.𝑣.𝑡
fluida yang mengalir adalah V= A.v.t, sehingga Q = = A.v. jika tinggi
𝑡

permukaan fluida dalam botol adalah h dan percepatan grvitasi bumi adalah
g, dengan menggunakan azas bernoulli dapat diperoleh v = √2𝑔ℎ. Jadi debit
aliran dalam lubang (Q) dengan luas lubang (A), kecepatan aliran (v), jarak
lubang sampai permukaan fluidA (h) da percepata gravitasi bumi (g) adalah
Q = A.v = A√2𝑔ℎ.
DAFTAR PUSTAKA

Haliday, D. 1996 . Fisika 2. Jakarta : Erlangga.


Suharto. 1991. Dinamika dan Mekanika untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Rineka Cipta.
Wihantoro .2006. Fisika Dasar Universitas. Purwokerto : Universitas
Jendral Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai