Anda di halaman 1dari 15

TUGAS HIDROLIKA B

NIRWANA (D011181024)

A. Aliran Pelimpah

Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang
bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran air yang melewatinya.
Pengetahuan ini diperlukan dalam perencanaan bangunan air untuk pendistribusian air
maupun pengaturan sungai.

Analisis dan deskripsi aliran pelimpah penampang :

a. Ambang Lebar

Peluap disebut ambang lebar apabila B>0.4 hu, dengan B adalah lebar
peluap, dan hu adalah tinggi peluap.

Keterangan:
Q = debit aliran (m3/dt)
v2
H = tinggi tekanan total hulu ambang = Yo+
2. g
P = tinggi ambang (m)
Yo = kedalaman hulu ambang (m)
Yc = tinggi muka air di atas hulu ambang (m)
Yt = tinggi muka air setelah hulu ambang (m)
hu = tinggi muka air di atas hilir ambang = Yo – P (m)

1
Ambang lebar merupakan salah satu konstruksi pengukur debit. Debit aliran
yang terjadi pada ambang lebar dihitung dengan menggunakan formula sebagai
berikut:

3
Q=Cd ×b × Hu 2 …………… (1.1)

Keterangan:

Q = debit aliran (m3/dt)


h = tinggi total hulu ambang (m)
Cd = koefisien debit
b = lebar ambang (m)

debit aliran juga dapat dihitung dengan:


3
Q=Cd∗Cv∗b∗hu 2 ………………. (1.2)

Keterangan:
Q = debit aliran (m3/dt)
hu = tinggi muka air hulu ambang (m)
Cd = koefisien debit
Cv = koefisien kecepatan
b = lebar ambang (m)

Dengan adanya ambang, akan terjadi efek pembendungan di sebelah hulu


ambang. Efek ini dapat dilihat dari naiknya permukaan air bila dibandingkan
dengan sebelum dipasang ambang. Dengan demikian, pada penerapan di lapangan
harus diantisipasi kemungkinan banjir di hulu ambang.
Secara teori naiknya permukaan air ini merupakan gejala alam dari aliran
dimana untuk memperoleh aliran air yang stabil, maka air akan mengalir dengan
kondisi aliran subkritik, karena aliran jenis ini tidak akan menimbulkan gerusan
(erosi) pada permukaan saluran.
Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai aliran
kritik, selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi tertentu

2
misalkan dengan adanya terjunan atau kemiringan saluran yang cukup besar ,
setelah melewati ambang aliran dapat pula berlaku sebagai aliran super kritik.
Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritik ini terjadi maka
akan sangat membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan tergerus. Strategi
penanganan tersebut diantaranya dengan membuat peredam energy aliran,
misalnya dengan memasang lantai beton atau batu-batu cukup besar di hilir
ambang.

b. Ambang Tajam

Prinsip dasar adalah bahwa debit secara langsung terkait dengan kedalaman
air (h). Ambang dapat bersifat hambatan (lebar) dasar sesuai dengan lebar saluran,
menyempit sebagian ataupun menyempit. Untuk ambang yang benar-benar
menyempit B-b (lebar saluran – lebar ambang) harus lebih besar dari 4hmax,
dimana hmax adalah maksimum ketinggian yang diperkirakan dari ambang
(USBR, 1997). Ambang terkontraksi sebagian memiliki B-b antara 0 dan 4hmax.
Kontraksi menyebabkan alir mengalir dan mengumpul menuju ambang.

Kecepatan aliran yang lewat diatas pelimpah adalah

3
1 1
2 2
V = ( g × Y ) =( g . He )

He=Y −t

di mana :

m
g = percepatan gravitasi = 9,81 t = tinggi ambang = 12 cm
s2

Karena debit aliran yang melalui pelimpah tersebut relatif kecil, maka diperlukan
koefisien reduksi bagi debit

(Q) maka:

1 3
Q=c × g 2 × L × He 2

1
Dengan mensubstitusi Q=c × g 2 ke persamaan (1.4) maka diperoleh persamaan

debit sebagai berikut:

3
2
Q=C × L × He

Apabila debit yang mengalir sudah diketahui nilainya, maka nilai koefisien
pengaliran (C) dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus:

3
C=Q/( L × He ¿ )¿ 2

di mana :

L = lebar saluran = 8 cm

c. Segitiga

Berdasarkan pada bentuk puncak peluap biasa berupa ambang tipis maupun
lebar. Peluap biasa disebut ambang tipis bila tebal peluap t < 0.5 H dan disebut
ambang lebar. Apabila 0.5 H < t < 0.66 H keadaan aliran adalah tidak stabil
dimana dapat terjadi kondisi aliran air melalui peluap ambang tidak stabil dimana

4
dapat terjadi kondisi aliran air melalui peluap ambang tipis atau ambang lebar.
lebar.

Gambar dibawah ini menunjukkan peluap segitiga, dimana air  mengalir di


atas peluap tersebut, tinggi peluapan adalah H dan sudut peluap segitiga adalah α.
Dari gambar tersebut lebar muka air adalah :

B=2 H Tg α /2

Dengan menggunakan persamaan diferensial dan integrasi didapat rumus


persamaan untuk mencari nilai debit pada alat ukur peluap segitiga adapun
persamaan tersebut adalah:

5
α
Q=8/15Cd Tg √2 g H 2
2

Apabila sudut α =90 ° , Cd=0,6dan percepatan gravitasi = 9,81 m/s2


maka debitnya :

5
Q=1,417 H 2

d. Segiempat

Bendung dengan ambang tipe persegi ada 3 jenis yaitu :

a. Bendung dengan kontraksi penuh yaitu bendung dengan penampang yang

mempunyai dasar dan dinding yang cukup jauh dari sisi bendung dan puncak 

sehingga batas-batas saluran tidak dipengaruhi oleh kontraksi dari nappe.  

5
b. Bendung dengan lebar penuh yaitu bila B/b =1,0 sering disebut bendung
rehvock.

c. Bendung dengan kontraksi parsial ( partially contracted 'eir ) bendung dengan

penampang yang mempunyai dasar dan dinding yang cukup dekat dari puncak
dan sisi bendung sehingga kontraksinya tidak berkembang penuh.

Pada pelimpah ambang tajam segi empat berlaku persamaan :

2
2
Q=Cd √2 g b H 3
3

Sehingga,

Q
Cd= 2
2
√ 2 g .b . H 3
3

e. Trapesium

Fungsi dari pelimpah adalah mengatur debit dan tinggi muka air yang
melalui saluran air, salah satunya adalah ambang tajam dengan jenis pelimpah
peluap trapesium.. Air yang mengalir pada pelimpah tersebut sangat dipengaruhi
oleh   penampang tersebut dan pelimpah yang digunakan. Dalam keadaan

6
sebenarnya air  mengalir melalui penampang pintu ukur mengalami konstruksi,
sehingga perlu diintroduksi dengan suatu bilangan konstanta yaitu CD
( Koefisien of Discharge ). Dengan menerapkan persamaan

Pelimpah ambang tipis bentuk trapezium merupakan gabungan dari bentuk


segiempat dan segitiga. dengan demikian debit aliran melalui pelimpah trapesium
adalah jumlah dari debit melalui pelimpah segiempat dan pelimpah segitiga.

Dengan menggunakan persamaan Bernoulli maka:

p1 V 21 p2 V 22
z 1+ + =z 2+ +
γ 2g γ 2g

Apabila disebelah hulu peluap berupa kolam besar, sehingga V 1=0 ,


tekanan pada pias adalah atmosfer maka :

V 22
z 1+ 0+0=z2 +0+
2g

Atau

V 2= √2 g ( z1 −z2 ) =√ 2 gh

Luas pias adalah :

da=b . dh

Debit melaui pias :

7
dQ=V 2 . dA=√ 2 gh . b . dh

1
2
¿ b √ 2 g . h . dh

Dengn memasukkan koefisien debit, maka debit aliran :

1
dQ=Cd . b . √2 g .h 2 . dh

Debit total melalui seluruh peluap dapat dihitung dengan mengintegralkan


persamaan di atas dari h=0 pada muka air sampai h=H pada puncak ambang,

H
2
Q=Cd .b . √ 2 g ∫ h1 /2 dh=Cd . b . √2 g ¿
0 3

Lebar muka air :

α
B=2 H tg
2

Dipandang suatu pias setebal dh pada jarak h dari muka ir. Panjang pias
tersebut adalah:

α
B=2 ( H−h ) tg
2

Luas pias:

α
da=2 ( H −h ) tg dh
2

Kecepatan aliran melalui pias:

v=√ 2 gh

Debit melalui aliran pias :

dQ=Cd . da . √2 gh

α
¿ Cd 2 ( H−h ) tg dh √ 2 gh
2

Integrasi persamaan tersebut untuk mendapatkan debit aliran melalui


peluap:

8
5
8 α
Q= Cd tg √2 g H 2
15 2

B. Penampang Saluran

Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu aliran
saluran tertutup dan aliran saluran terbuka. Dua macam aliran tersebut
dalambanyak hal mempunyai kesamaan tetapi berbeda dalam satu ketentuan
penting. Perbedaan tersebut adalah pada keberadaan permukaan bebas; aliran
saluran terbuka mempunyai permukaan bebas, sedang aliran saluran tertutup
tidak mempunyai permukaan bebas karena air mengisi seluruh penampang
saluran. Dengan demikian aliran saluran terbuka mempunyai permukaan yang
berhubungan dengan atmosfer, sedang aliran saluran tertutup tidak mempunyai
hubungan langsung dengan tekanan atmosfer. saluran terbuka adalah sistem
saluran yang permukaan airnya terpengaruh dengan udara luar (atmosfir).

Ada beberapa macam bentuk dari saluran terbuka, ada yang bentuknya
trapesium, segi empat, segitiga, setengah lingkaran, ataupun kombinasi dari
bentukbentuk tersebut.

Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan aliran pada pipa
adalah adanya permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara pada
saluran terbuka. Jadi seandainya pada pipa alirannya tidak penuh sehingga masih
ada rongga yang berisi udara maka sifat dan karakteristik alirannya sama dengan
aliran pada saluran terbuka (Kodoatie, 2002: 215). Misalnya aliran air pada
gorong-gorong. Pada kondisi saluran penuh air, desainnya harus mengikuti
kaidah aliran pada pipa, namun bila mana aliran air pada gorong-gorong didesain
tidak penuh maka sifat alirannya adalah sama dengan aliran pada saluran terbuka.
Perbedaan yang lainnya adalah saluran terbuka mempunyai kedalaman air (y),
sedangkan pada pipa kedalam air tersebut ditransformasikan berupa (P/y). Oleh
karena itu konsep analisis aliran pada pipa harus dalam kondisi pipa terisi penuh
dengan air.

9
Unsur-unsur Geometri Penampang Melintang Saluran :

 Kedalaman aliran ( y ) : jarak vertical titik terendah dasar saluran


hingga

(depth of flow) permukaan air.

 Taraf (stage) : elevasi dari muka air terhadap bidang persamaan


 Lebar dasar ( B ) : lebar penampang melintang bagian bawah
(dasar).

(bed width)

 Kemiringan dinding ( m ) : angka penyebut pada perbandingan


antara sisi

(side slope) vertikal terhadap sisi horizontal.

 Lebar puncak ( T ) : lebar penampang saluran pada permukaan air.

(top width)

 Luas basah ( A ) : luas penampang melintang yang tegak lurus


aliran. (water area)
 Keliling basah ( P ) : panjang garis perpotongan dari permukaan
basah

(wetted perimeter) saluran dengan bidang penampang melintang


yang

tegak lurus arah aliran.

 Jari-jari hidraulik ( R ) : perbandingan antara luas basah A dengan


keliling

(hydraulic radius) basah P.

 Kedalaman hidraulik ( D ) : perbandingan antara luas basah A


dengan keliling

(hydraulic depth) lebar puncak T.

10
 Faktor penampang ( Z ) : perkalian antara luas basah A dengan akar
kuadrat

(section factor) dari kedalaman hidraulik D.

a. Saluran Ekonomis

Saluran terdiri dari saluran tertutup dan saluran terbuka. Saluran tertutup
contohnya saluran yang menggunakan pipa, dan saluran terbuka contohnya
saluran air untuk drainase kota. Menurut Triatmodjo B., (1993) saluran terbuka
yang ekonomis adalah saluran yang dapat mengalirkan debit yang besar dan
keliling basah mininum. Bentuk saluran yang demikian dapat diperoleh dari
penampang berbentuk setengah lingkaran.

Saluran yang berpenampang dengan bentuk setengah lingkaran sangat sulit


proses pembuatannya jika dibandingkan dengan saluran yang mempunyai
penampang berbentuk segiempat atau trasesium. Oleh karena itu walaupun bentuk
saluran setengah lingkaran paling ekonomis, namun bentuk ini sangat jarang
digunakan di lapangan. Alternatif lain yang diterapkan di lapangan adalah dengan
memakai saluran berbentuk segiempat untuk dinding beton dan pasangan batu,
dan saluran tanah didesain dengan bentuk trapesium. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan mutu dan keamanan bangunan saluran.

1. Saluran Trapesium
Penampang saluran dikatakan ekonomis apabila pada debit aliran tertentu luas
penampang saluran minimum dengan R maksimum atau P minimum. Untuk
saluran trapesium, penampang ekonomis dapat dihitung sebagai berikut:

Gambar . Saluran Trapesium

11
A= y (B +my) …………………. (1)

P=B+2 y √1+m2 …………………. (2)

A y( B+my )
R= =
P B+2 y √ 1+m2 …………………. (3)
Bila y dan B adalah variabel dan nilai B dari persamaan (1) disubtitusi ke (2)
didapat:
2
A−my
P= +2 y √ 1+m 2
y
Bila m konstan maka nilai P akan minimum jika dp/ dy = O sehingga

dρ d A
= ( −my+2 y √ 1+m2 ¿ ) )¿
dy dy y
¿
A
= −m+2 y √ 1+m2
y

Nilai A subtitusikan dari persamaan (1), didapat

y ( B+my )
− 2
−m+2 y √ 1+m2 =0
y

−B−2 my+2 y √1+m2 =0


B+2my=2 y √1+m2
T =2 y √ 1+m2

2. Saluran segi empat

     Saluran drainase berbentuk persegi panjang tidak banyak memakan ruang, sebagai
konsekuensinya saluran harus terbentuk dari pasangan batu ataupun coran beton. Fungsi

12
dari saluran bentuk ini adalah menampung dan menyalurkan air hujan dengan debit
besar dan sifat alirannya terus menerus fluktuasi kecil

Luas penampang basah : A = By


Keliling basah: P=B+2 y

Jari-jari hidraulis :

Debit aliran akan maksimum apabila jari-jari hidraulis maksimum dan bila P

nya minimum maka

−B+2 y=0
B=2 y
Untuk saluran segiempat ekonomis didapat
2
A=2 y
P=4 y

3. Saluran Setengah Lingkaran


Bentuk atau model saluran model setengah lingkaran merupakan
perencanaan saluran terbaik ketiga setelah penampang segiempat dan
trapesium. Model ini mampu menampung debit air yang banyak dan juga
dindingnya kuat. Kapasitas penampung debit airnya hampir sama dengan
penampang segiempat dan trapesium. Model ini dapat dipilih jika lahan yang
tersedia sempit dan anggaran juga sedikit. Jika dilihat dari kemampuannya
dalam menampung air, model setengah lingkatran ini lebih banyak jika
dibandingkan dengan segiempat dan trapesium. Namun dalam prakteknya,
model ini sangat sulit untuk dibuat. Oleh karena itu model trapesiumlah yang

13
menjadi pilihan yang bayak digunakan dalam pembuatan saluran. Untuk
saluran setengah lingkaran dapat dihitung sebagai berikut :

Gambar 4. Saluran Setengah Lingkaran

1
A= π r 2
2

ρ=πr

A 2 r
R= = =
P πr 2

Tipe penampang saluran terbuka lainnya:

4. Segitiga
     Bentuk segitiga ini diterapkan pada awal saluran dengan debit yang ditampung
sangat kecil. Saluran bentuk segitiga ini digunakan pada lahan yang terbatas.

Dimana saluran tersebut tidak memiliki lebar dasar atau lebar dasar = 0 . untuk
lebar puncak mempunyai rumus:

B=2 mh

Luas penampang : A=mh 2

Keliling basah : P=2 h √ 1+m 2

14
A A
Jari-jari hidraulik : R= Kedalaman hidraulik : D=
P B

*Note : Keterangan variable dapat dilihat di halaman 9-10

15

Anda mungkin juga menyukai