Suatu trapesium terbuka berpenampang trapesium, mempunyai lebar dasar B = 6 m; kemiringan tebing
1 : z = 1 : 2. Kemiringan longitudinal ib = 0,0016 dan faktor kekasaran Manning n = 0,025. Tentukan
kedalaman normal, dengan cara aljabar apabila Q = 11 m 3/det..
Jawab :
A. Cara Aljabar
A = (B + zy)y = (6 + 2y)y
P = B + 2y
√ 1+22
= 6 + 2y
√5
A (6+2 y ) y 2(3+ y ) y (3+ y ) y
= =
P 6+2 y √ 5 2(3+ y √ 5 ) (3+ y √ 5 )
R = +
1
n
Q = A R2/3 ib1/2
nQ
i b 1/2
= A R2/3
6,875 (3 + y
√5 ) 2/3
= 2 [(3 + y )y] 5/3
3
Ruas kiri dan ruas kanan dipangkatkan 2 persamaan tersebut menjadi :
6,8753/2 (3 + y
√5 ) = 2 3/2
[3 + y)y2,5
6.373 (3 + y
√ 5 ) = [(3 + y)y] 2,5
Untuk mencari harga dari persamaan tersebut diperlukan cara coba-coba (trial and error) Sbb :
Y Ruas kiri Ruas kanan
0,80 30,519 16,113
0,90 31,944 23,082
1,00 33,369 32,00
1,0 15 33,583 33,525 yang paling
mendekati
1,02 33,654 34,046
1,10 34,794 43,196
berarti yn = 1,015 m
******************************************************
Cara coba-coba juga sering dilakukan dengan cara langsung menggunakan data “kedalaman air”
sampai ditemukan harga AR2/3 yang paling mendekati. Dalam hal contoh soal tersebut diatas ditentukan
beberapa kedalaman normal yn , kemudian dicari harga A dan R dan AR 2/3 seperti pada tabel sebagai
berikut :
nQ 0,025×11
=
A R2/3 = √ √ 0,0016
i = 6,875 (i)
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa harga AR 2/3 yang paling mendekati perhitungan tersebut diatas
(i) adalah pada kedalaman y = 1,015. Ini berarti y n = 1,015.
C. Cara Grafis
Cara grafis seringkali digunakan dalam hal penampang saluran yang sulit. Di dalam prosedur ini
dibuat suatu grafik hubungan antara y dan AR2/3. Setelah grafik selesai maka hasil perhitungan : AR 2/3 =
nQ
√ i diplot pada grafik dan dicari harga y yang sesuai.
Dengan menggunakan perhitungan pada tabel 3.2 dibuat suatu grafik suatu berikut :
y 1,2
1,1
1,015
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
6,864 AR2/3
Gambar Grafik hubungan antara kedalaman air y dan faktor penampang AR 2/3
H
Hba h aliran sempurna
p y2
y1
Y3 Y4
Sket Pelimpah Ambang Lebar
Q = C L h1,5
Dimana :
C = koefisien debit ( m0,5/dt )
L = panjang ambang ( m )
h = tinggi aliran diatas ambang ( m )
V = kecepatan aliran didepan pelimpah ( m/dt )
Besarnya debit yang mengalir lewat pelimpah dipengaruhi oleh sempurna atau tidak sempurna aliran
lewat ambang pelimpah tersebut.
Untuk aliran sempurna yang ditandai dengan terjadinya loncatan air di belakang pelimpah, maka akan
diperoleh debit maksimum, dan akan terjadi bahwa tinggi air diatas ambang, h = 2/3 H
Untuk aliran tidak sempurna, dimana tinggi air dibelakang pelimpah , y lebih tinggi dari tinggi pelimpah p
dan h 2/3 H, maka akan diperoleh debit lebih kecil dari debit maksimum , dan dapat dinyatakan
hubungan sebagai berikut :
Qs = Cs Q
Dimana :
Qs = debit dalam kondisi aliran tidak sempurna ( m 3/dt )
Cs = koefisien aliran tidak sempurna
Q = debit maksimum yang terjadi
PENGUKURAN DEBIT DENGAN PELMPAH AMBANG TIPIS DI SALURAN TERBUKA
H1
H0
H
b p
Besarnya debit ( m3/dt ) yang melalui pada pelimpah ambang tipis penampang segi empat dapat ditulis
dalam persamaan sebagai berikut :
2
Q= √ 2 g×C×b×H 1,5
3
dimana :
C = koefisien debit
b = panjang pelimpah ( m )
H = tinggi muka air di depan ambang ( m )
g = percepatan gravitasi ( 9.81 m/dt2 )
Besarnya koefisien debit C merupakan fungsi dari tinggi muka air di depan ambang H dan tinggi ambang
terhadap dasar saluran p.
Pengukuran Debit Aliran Dibawah Pintu
TUJUAN :
Mengamati aliran didasarkan atas pemakaian persamaan Bernouli untuk aliran di bawah
pintu.
y0 He
y
y1
ycr
VIII.3. TEORI
Q=Cd×b× y× √2 gHe
dimana :
Cd = Koefisien debit
b = Lebar bukaan pintu (m)
ycr = tinggi bukaan pintu (m)
y0 = tinggi air di depan pintu terhadap as bukaanm (m)
y = tinggi air di hulu (sebelum pintu sorong) (m)
y1 = tinggi air di hilir ( setelah pintu sorong ) (m)
He = tinggi energi di depan pintu = y0 + V2 / 2g (m)
V = Kecepatan aliran di depan pintu (m/dt)
Ada dua macam aliran yang dapat terjadi lewat di bawah pintu:
1. Pertama aliran bebas, dapat dilihat dengan terjadinya loncatan air di belakang pintu.
2. Aliran tidak bebas, dimana loncatan air tidak terjadi dan tinggi muka air di belakang
pintu > tinggi bukaan pintu (pintu tenggelam).
Untuk aliran bebas berlaku persamaan debit di atas. Sedang untuk aliran tidak bebas,
persamaan di atas tidak berlaku, harus diturunkan dari persamaan Bernoulli.