1,206
= 2 2
1,03 x x
3 3 √
x 9,8 x 0,6551,5
= 1,29 ≈ 1 meter
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh lebar mercu ambang lebar untuk bangunan
pengukur “bc” = 1 meter → sama dengan lebar dasar saluran B1SS2
4.2.3. Perhitungan kolam olak (kolam peredam energi)
Kolam olak yang dipakai yaitu kolam olak tipe vlugter. Kolam olak dignakan sebagai
peredam energi yang diakibatkan oleh kemiringan saluran dibagi dengan kecepatan lebih besar
dari V ijin. Pada perhitungan dimensi kolam olak ada beberapa hal yang harus direncanakan,
antara lain:
Elevasi muka air hilir akan diturunkan 1 meter dari muka air hulu, maka ∆z = 1 meter.
Elevasi muka air hulu:
166,498 – 0,2 = 166,298
Debit persatuan lebar (q)
Q 1,206
q= = = 1,206 m/det
b 1
nilai Q yang digunakan yaitu nilai Q yang sudah dinaikkan 10% sebagai antisipasi saat
terjadi kenaikan debit.
Menghitung kedalaman kritis (hc)
q²
hc =
√
3
g
1,206 ²
=
√
3
9,8
= 0,529 m
z
Meghitung nilai
hc
z 1
= = 1,890 meter
hc 0,529
Menghitung nilai t
t = 3 hc + 0,1 z
= 3 . 0,529 + 0,1 . 1
= 1,687 meter
L
Syarat >8
B
B diambil = 3,061
L diambil = 250
L 250
= = 81,672 > 8 ...... Ok !
B 3,061
L x B = 250 x 3,061 = 765,25 m2
Perhitungan kedalaman aliran (Hn) saluran kantong lumpur
Perkiraan luas tampang saluran kantong lumpur (An)
Qn
An = → Vn = 0,40 m/det
Vn
3,061
An = = 7,652 m2
0,40
Dengan nilai B = 3,061 maka kedalaman Hn menjadi:
An 7,652
Hn = = = 2,5 meter
B 3,061
Perhitungan keliling basah
Pn = 3,061+ (2 . 2,5 . √ 12+ 2² ¿
= 14,241 meter
Radius hidraulik (Rn)
An 7,652
Rn = = = 0,537 meter
Pn 1 4,241
Kemiringan saluran (ἰn)
Vn ² 0 , 40²
ἰn = 2 = 2 = 7,480 . 10-5
3 3
(Rn x ks) ² (0 , 537 x 70)²