Anda di halaman 1dari 8

4.2.

Perhitungan Bangunan Bagi dan Sadap


4.2.1. Perhitungan Dimensi Pintu sorong
Untuk mencari dimensi pintu digunakan rumus debit pada pintu sorong, sebagai berikut:
Q = K x µ x a x b x√ 2 gh, dimana:
Q = Debit, m3/detik
K = Faktor air tenggelam
µ = Koefisien Debit
a = Bukaan pintu sorong (m)
b = Lebar pintu sorong (m)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/detik)
h1= Kedalaman air di depan pintu di atas ambang (m)
Pada persoalan berikut yang akan diperhitungkan adalah tinggi bukaan pintu “a” sehingga:
Q
a=
K . µ. b . √ 2 gh
Catatan: Nilai Q dinaikkan 10% untuk mengantisipasi apabila suatu saat terjadi kenaikan debit
serta untuk menjaga agar aliran di atas mercu bangunan ukur tetap dalam kondisi “Critical” pada
saat terjadi kenaikan debit.
Diketahui:
Q = 1,206 m3/detik
b = 0,852 m ≈ 1 m, maka hanya digunakan 1 buah pintu sorong.
h1= 0,656 m
Penyelesaian :
 Dipakai asumsi h1 = hn = 0,656 m
h2 = h1 diturunkan 0,2 m
h2 = h1 – 0,2 m
= 0,656 – 0,2 = 0,456 m
 Diasumsikan h1/a = 3
Diketahui h1 = 0,656 m
a = h1/(h1/a) = 0,656/3 = 0,218
h2/a = 0,456/0,218 = 2,091
 Mencari nilai K berdasarkan grafik faktor aliran tenggelam
h1/a = 3
h2/a = 2,091
Berdasarkan grafik diperoleh nilai K 0,7
 Mencari nilai µ berdasarkan grafik koefisien debit
h1/a = 3
ᵝ = 90°
Berdasarkan grafik diperoleh nilai µ 0,56
 Mencari nilai tinggi bukaan pintu “a”
Q
a=
K . µ. b . √ 2 gh
1,206
=
0,7 . 0,56 .0,852. √ 2. 9,8 . 0,656
a = 1,007 m < h1
= 1,007 m < 0,656 m
Tidak ok
 Trial h1 dinaikkan
Diasumsikan h1/a = 3
Diketahui h1 = 1 m
h2 = 1 – 0,2 m
= 0,8 m
a = h1/(h1/a) = 1/3 = 0,333
h2/a = 0,8/0,333 = 2,47
 Mencari nilai K berdasarkan grafik faktor aliran tenggelam
h1/a = 3
h2/a = 2,47
Berdasarkan grafik diperoleh nilai K 0,58
 Mencari nilai µ berdasarkan grafik koefisien debit
h1/a = 3
ᵝ = 90°
Berdasarkan grafik diperoleh nilai µ 0,56
 Mencari nilai tinggi bukaan pintu “a”
Q
a=
K . µ. b . √ 2 gh
1,206
=
0,58 .0,56 . 1 . √ 2 . 9,8. 1
a = 0,83 m < h1
= 0,83 m < 1 m ......... ok !
4.2.2. Perhitungan bangunan pengukur debit.
Bangunan ukur yang digunakan yaitu mercu ambang lebar (tipe mercu muka bulat). Pada
perhitungan bangunan pengkur debit yang dirancang yaitu lebar mercu. Untuk merencanakan
lebar mercu maka digunakan rumus debit pelimpah.
Q = Cd x 2/3 x √ 2/3 g x bc x h11.5, dimana:
Q = Debit (m3/det)
Cd = Koefisien debit
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/det)
bc = Lebar mercu
h1 = Kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur (m)
Penyelesaian:
 Dalam perencanaan lantai mercu diturunkan sebesar 0,3 meter. Sehingga kedalaman
aliran saluran sekunder hulu adalah = h2 + ∆z
= 0,83 + 0,3 = 1,13 meter
 Tinggi muka air hulu (h1) = 0,6 m diatas mercu
 Kecepatan aliran menuju mercu
Q 1,206
V= = = 1,096 m/det
(b x h) (1 x 1,1)
 Tinggi kecepatan
V 1,096
= = 0,055 meter
2 g 2 x 9,8
 Tinggi energi aliran (H1)
H1 = h1 + tinggi kecepatan
= 0,6 + 0,055
= 0,655 m
 Yang diperhitungkan pada bangunan pengukur debit adalah nilai lebar mercu ambang
lebar “bc”, sehingga:
Q
bc = 2 2
Cd x
3
x
3√g x H 1,5

1,206
= 2 2
1,03 x x
3 3 √
x 9,8 x 0,6551,5

= 1,29 ≈ 1 meter
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh lebar mercu ambang lebar untuk bangunan
pengukur “bc” = 1 meter → sama dengan lebar dasar saluran B1SS2
4.2.3. Perhitungan kolam olak (kolam peredam energi)
Kolam olak yang dipakai yaitu kolam olak tipe vlugter. Kolam olak dignakan sebagai
peredam energi yang diakibatkan oleh kemiringan saluran dibagi dengan kecepatan lebih besar
dari V ijin. Pada perhitungan dimensi kolam olak ada beberapa hal yang harus direncanakan,
antara lain:
 Elevasi muka air hilir akan diturunkan 1 meter dari muka air hulu, maka ∆z = 1 meter.
 Elevasi muka air hulu:
166,498 – 0,2 = 166,298
 Debit persatuan lebar (q)
Q 1,206
q= = = 1,206 m/det
b 1
nilai Q yang digunakan yaitu nilai Q yang sudah dinaikkan 10% sebagai antisipasi saat
terjadi kenaikan debit.
 Menghitung kedalaman kritis (hc)

hc =

3

g
1,206 ²
=

3

9,8
= 0,529 m

z
 Meghitung nilai
hc
z 1
= = 1,890 meter
hc 0,529
 Menghitung nilai t
t = 3 hc + 0,1 z
= 3 . 0,529 + 0,1 . 1
= 1,687 meter

 Menghitung tinggi ambang yang dibutuhkan


hc
a = 0,28 hc .
√ z
0,529
= 0,28 . 0,529 .
√ 1
= 0,107 ≈ 0,2 meter

 Menghitung elevasi kolam olak


= elevasi muka air hilit – t
= 162,150 – 1,687
= 160,463 meter
 Menghitung nilai D
D = elevasi muka air hulu – h – elevasi kolam olak
= 162,150 – 0,655 – 160,463
= 1,032 meter
 Panjang kolam olak minimum
L = D = 2,26 meter.

4.3. Perhitungan Dimensi Kantong Lumpur.


Data yang diperlukan untuk perhitungan kantong lumpur antara lain:
Q Primer SPA = 2,551 m3/det
b = 3,918 m
h = 1,703 m
m = 1,5 m
Penyelesaian:
 Qn = 1,2 . Q primer
= 1,2 . 2,551
= 3,061 m3/det
 Pembilasan dilakukan 7 hari sekali, maka:
T = 7 . 24. 3600
= 604800 detik
 Volume saluran penguras (V) dengan konsentrasi sedimen 0,5% = 0,0005
Vo = 0,0005 . Qn . T
= 0,0005. 3,061 . 604800
= 925,646m3 ≈ 926 m3
 Nilai w = 0,004 m/det atau 4mm/det
 Nilai L x B → Luas rata – rata saluran kantong lumpur.
q 3,061
LxB= = = 765,25 m2
w 0,004

L
 Syarat >8
B
B diambil = 3,061
L diambil = 250
L 250
= = 81,672 > 8 ...... Ok !
B 3,061
L x B = 250 x 3,061 = 765,25 m2
 Perhitungan kedalaman aliran (Hn) saluran kantong lumpur
Perkiraan luas tampang saluran kantong lumpur (An)
Qn
An = → Vn = 0,40 m/det
Vn
3,061
An = = 7,652 m2
0,40
Dengan nilai B = 3,061 maka kedalaman Hn menjadi:
An 7,652
Hn = = = 2,5 meter
B 3,061
 Perhitungan keliling basah
Pn = 3,061+ (2 . 2,5 . √ 12+ 2² ¿
= 14,241 meter
 Radius hidraulik (Rn)
An 7,652
Rn = = = 0,537 meter
Pn 1 4,241
 Kemiringan saluran (ἰn)
Vn ² 0 , 40²
ἰn = 2 = 2 = 7,480 . 10-5
3 3
(Rn x ks) ² (0 , 537 x 70)²

 Menghitung kedalaman kantong lumpur (Hs)


Vs = 1,5 m/det
Qs = 1,2 . Qn
= 1,2 . 3,061
= 3,673 m3/det
Luas penampang kantong lumpur
Qs 3,673
As = = = 2,448 m2
Vs 1,5
Tinggi kantong lumpur (Hs)
B = 3,061
As = B . Hs
2,448 = 3,061 . Hs
2,448
Hs = = 0,799 m
3,061
 Panjang keliling basah (Ps)
Ps = B + 2. Hs
= 3,061+ 2 . 0,799
= 4,659 m
 Radius hidraulik (Rs)
As 2,448
Rs = = = 0,525
Ps 4,659
 Kemiringan dasar kantong lumpur (ἰs)
Vs ² 1 ,5²
ἰs = 2 = 2 = 0,00108
3
(Rs x ks )² (0,525 3 x 70)²
 Kontrol terhadap bilangan froude (Fr)
V 1,5
Fr = = = 0,535 < 1 .... Ok!
√ 2 . g √ 2 . 9,8
 Penentuan / perhitungan ukuran butiran yang akan terbilas
ϒcrt = ρ x g x Hs x ἰs
= 1000 x 9,8 x 0,799 x 0,00108
= 8,456 N/m2
Berdasarkan diagram didapatkan diameter yang akan terbilas lebih kecil dari 9 mm.
 Perhitungan panjang efektif kantong lumpur.
Volume kebutuhan kantong lumpur = 926 m3
Untuk menghitung panjang kantong lumpur digunakan rumus:
V = 0,5 . b . h + 0,5 (ἰs - ἰn) . L2 . b
926 = 0,5 . 3,061 . L + 0,5 (0,00108 – 7,480.10-5) . L2 . 3,061
926 = 1,531 L + 0,00307 L2
f(L) = 1,531 L + 0,00307 L2 – 926
L = 435,049 ≈ 436 meter
Jadi, panjang katong lumpur efektif adalah 436 meter.

Anda mungkin juga menyukai