HIDROLIKA
Dipakai 2 meter
+ 31
+ 29
Beff = 20 m
Kedalaman sal. Pengarah = 2m
Tinggi tekanan air total diukur dari dasar sal. Pengarah
H total = 2 + 1,3 = 3,30 m
Kecepatan pada sal. Pengarah
Diasumsikan nilai hd pada sal. Pengarah = 3,28 m
=
44,0
= 20 . 3,28
= 0,672 4 / ()
(0,672)
= 2. = 2.9,81
= 0,023
= 2 ( + )1
Diketahui B = 20 m
Sehingga :
Be = 20 0,2 H1
= 2 x hd0,85 x Y (Sosrodarsono,1976)
Dimana :
+ 29
Diketahui H1 = 3,3 m
Maka :
= 3 . 3,3 = 9,9 m 10 m
H = 1,3 m
+ 31
+ 29 H = 6,3 m
Di Titik C :
= 2 . ( 0,5 )
= 10,54 /
(10,54)
= = = 5,66
2. 2.9,81
1. Agar air yang melimpah dari saluran mengalir dengan lancar tanpa
hambatan-hambatan hidrolis.
2. Agar konstruksi saluran pelunur cukup kuat dalam menampung semua
beban yang timbul.
3. Agar gaya konstruksi diusahakan seekonomis mungkin.
Saluran peluncur dalam perencaan ini dibentuk sebagai berikut :
- Tampak atas lurus.
- Penampang melintang berbentuk segi empat.
- Kemiringan diatur sebagai berikut :
100 25
Gambar 5.7 Bagian penampang terompet pada ujung hilir sal. peluncur
Vc = 10,54 m/detik
Dc = 0,21 m
2
= 5, 66 m
2g
S = 0,05
L = 100 m
=10,87 m
2
Hd = dd + + hm
2g
2 2
Hm = L.2 4/3
Dimana :
R = jari-jari hidrolis
Q = Vd x A
Dd = 0,245 m
2
Hd = dd + 2g
+ hm
= 10,870 m 10,87 m
8,962
Fr = = = 5,78
. 9,81.0,245
Analisis hidrolis di titik E :
Gambar 5.9 Skema penampang memanjang aliran pada sal. Peluncur terompet
Vd = 8,962 m/detik
Dd = 0,245 m
2
= 4,094 m
2g
S = 0,05
L = 25 m
=6,339 m
2
He = de + 2g
+ hm
2 2
Hm = L.2 4/3
Dimana :
L = panjang saluran = 25 m
R = jari-jari hidrolis
Q = Ve x A
De = 0,185 m
2
He = de + 2g
+ hm
= 7,936 m 7,936 m
7,936
Fr = = = 5,89
. 9,81.0,185
5.1.4 Perencanaan bangunan peredam energy
Guna meredusir energi aliran air dari saluran peluncur spillway, maka di
ujung hilir saluran tersebut dibuat suatu bangunan yang disebut peredam
energi pencegah gerusan (scour protection stilling basin).
B : Lebar saluran = 25 m
44
Debit air per meter lebar bangunan peredam energy (q) = 25 = 1,76 /
= . ( + . )
dG = 0.185 m
F = 5.89
D2/2 = 0.726 m
L / D2 = 2.5
Fb = C.V.d
Atau
Dimana :
Fb = Tinggi jagaan
- D = 1,45 m
- B = 25 m
- A = 1,45 x 25 = 36,25 m2
- V = Q/A = 44/ 36,25 = 1,214 m/det
- Tinggi jagaan :
Fb = 0,10 x 1,214 x 1,45 = 0,176 m
Atau
Fb = 0,6 + (0,037 . 1,214 . 1,451/3)
= 0,651 m
= 120%
= 120% =
Dengan :
Qp = kapasitas debit (120%)
Qd = debit andalan/debit yang diinginkan (m3/detik)
Tinggi pintu bukaan didesain dan dihitung berdasarkan jenis pintu yang
direncanakan serta lebar bukaan saluran intake. Berdasarkan KP-02, rumus
yang digunakan dalam menghitung tinggi bukaan pintu adalah :
a=
Dengan :
a= =