Anda di halaman 1dari 27

Bangunan Pelimpah

• Bangunan pelimpah umumnya


dipergunakan pada bendungan urugan
• Bangunan ini terdiri dari empat bagian
utama, yaitu
1. Saluran pengarah aliran
2. Saluran pengatur aliran
3. Saluran peluncur
4. Peredam energi
Gambar skema sebuah type bangunan
pelimpah pada bendungan
• Type pelimpah ada 5:
1. Type pelimpah frontal
2. Type pelimpah samping
3. Type pelimpah corong
4. Type pelimpah syphon
5. Type pelimpah terowongan
Perancangan Bendung

• Pelimpah corong • Pelimpah Frontal


Gambar type Pelimpah

Pelimpah syphon Pelimpah Terowongan


Pelimpah Terowongan
Saluran Pengarah Aliran

- Kecepatan yg direncanakan < 4 m/dtk


- Lebar saluran makin mengecik ke arah hilir
- Kedalaman saluran > (1.5 x tinggi rencana limpasan diatas
mercu ambang pelimpah)
Saluran Pengatur Aliran
• Saluran Pengatur Aliran
a. Type Ambang Bebas:
- Berbentuk segi empat :
ho = D/3 dan b = 1.704 C D
Q 3/ 2

- Berbentuk Trapesium :
3(2Zd  b) - 16Z 2 D 2  15Zp.b  9b 2
ho 
10 Z

Q  AVo  C 2 gho ( D  ho)b  Z ( D  ho


• Dimana :
Q = debit banjir (m3/dtk)
D = kedalaman air tertinggi didalam saluran
pengarah aliran (m)
C = Koefisien pengaliran masuk ke saluran
pengarah (penampang setengah lingkaran C=1 dan
penampang persegi empat C=0.82)
A = penampang basah didalam saluran
pengarah (m2)
Vo = kecepatan rata-rata aliran didalam saluran
pengarah (m/dtk)
• Urutan Perhitungan :
- Tentukan terlebih dahulu kedalaman air
tertinggi didalam saluran pengarah (D) dan
kemiringan dinding saluran pengarah (Z= D
cos
- Tentukan lebar ambang dengan
menggunakan rumus Q diatas dengan cara
coba-coba
b. Type Bendung Pelimpah
Dimensi Saluran :
- Debit : Q = C.L.H3/2
Dimana :
- Q = debit (m3/dtk)
- C = koefisien limpahan
- L = lebar efektif mercu bendung (m)
- H = total tinggi tekanan air diatas mercu bendung
- Koefisien Limpahan (C)
Berkisar antara 2.0 s/d 2.1 dan angka ini dipengaruhi oleh berbagai faktor
- Lebar efektif mercu bendung (L)
L = L – 2(N.Kp + ka)H
Dimana :
- L = lebar efektif bendung (m)
- L = panjang bendung sesungguhnya (m)
- Kp = koefisien kontraksi pada pilar (m)
- Ka = koefisien kontraksi pada dinding
samping
- H = tinggi tekanan total diatas diatas
mercu bendung (m)
c. Type Pelimpah Samping
- Bangunan pelimpah yang saluran
peluncurnya berposisi menyamping
terhadap saluran pengatur aliran
diudiknya
- Rumus debit :
Qx = q . x
v = a . xn
n 1
Y hv
n
• Dimana :
- Qx = debit pada titik x
- q = debit per unit, lebar yang melintasi bendung
pengatur
- x = jarak antara tepi udik bendung dengan suatu
titik pada mercu bendung
- v = kecepatan rata-rata aliran air didalam saluran
samping pada suatu titik tertentu
- a = koefisien yang berhubung dengan kecepatan
aliran air didalam saluran samping
- n = exponen untuk kecepatan aliran air didalam
saluran samping (antara 0.4 s/d 0.8)
- y = perbedaan elevasi antara mercu bendung dengan
permukaan air dalam saluran samping pada bidang
Ax yang melalui titik tersebut.
SALURAN
PELUNCUR/FLOOD WAY
• Persyaratan :
- Air yang mengalir berasal dari pelimpah
- Konstruksi saluran peluncur cukup kokoh
dan stabil dalam menerima saluran yang
timbul
- Biaya konstruksinya diusahakan
seekonomis mungkin
Perhitungan Hidrolika
1 a. Perhitungan Sistem Coba-coba Banding Pertama
(berdasarkan rumus Bernoulli):

Z1+d1+hv1+Z2+d2+hv2+h2
dimana :
Z = elevasi dasar saluran pada suatu bidang vertikal
d = kedalaman air pada bidang tsb
hv = tinggi tekanan kecepatan pada bidang tersebut
h1 = kehilangan tinggi tekanan yang terjadi diantara
dua buah bidang vertikal yang ditentukan (m)
b.Perhitungan Sistem Coba
Banding ke dua
Sistem coba yang lain 22
dengan aliran air didalam n
2 2
V V V x
he  2  2  413
saluran peluncur sepanjang 2g 2 g R
L yang dibatasi oleh bidang he  d   1 sin   d
1 diuduknya dan bidang 2
1 1 2

he  d1  1 1 tan   d 2
yang diambil sembarangan
sehingga akan diperoleh
persamaan energi sbb:
Dimana :
he =perbedaaan elevasi permukaan air pada bidang
1 dan bidang 2
V1 =kecepatan aliran air pada bidang (1)
V2 =kecepatan aliran air pada bidang (2)
d1 =kedalaman air pada bidang (1)
d2 =kedalaman air pada bidang (2)
A11 =panjang lereng dasar diantara bidang (1) dan
bidang (2)
A1 =jarak horizontal antara kedua bidang tsb
  sudut lereng dasar saluran
V1  V2
V
2
R  radius hidrolis rata - rata pada potongan saluran yang diambil
n  koefisien kekasaran
2.Penentuan Kemiringan dasar Saluran
Peluncur
Disesuaikan dengan kondisi topografi  sudut
kemiringan diubah-ubah dalam berbagai
variasi (berbentuk lengkungan)
3. Sudut Pelebaran O
O < tan = 1 F
V
3F gd
• Dimana :
- O : sudut pelebaran
- F : angka Froude
- V : kecepatan aliran air
- D : kedalaman aliran air
- G : gravitasi
Peredam Energi

• Sebelum aliran air yang melintasi


bangunan pelimpah dikembalikan ke
sungai, maka aliran dengan kecepatan
tinggi dalam kondisi aliran sub kritis.
Dengan demikian kandungan energi
dgn daya penggerus yang kuat
tersebut harus diredusit.

Anda mungkin juga menyukai