Anda di halaman 1dari 12

M AKALAH TENTANG PEN YIM PANGAN SIKAP

ANTI SOSIAL SERTA CARA MEM ODIF IKASI


PERILAKU

Disusun oleh :
RETNO PURBANINGSIH
1661100003
PSIKOLOGI

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN


2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum kita membahas tentang Perilaku menyimpang dan sikap Anti-Sosial, apakah
ada yang tahu apa itu Perilaku menyimpang dan Sikap Anti-Sosial itu?

Kali ini saya akan menguraikan tentang Perilaku menyimpang dan Sikap Anti-Sosial.
Sebelum itu, saya akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan Perilaku Menyimpang.
Dalam KBBI, perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau
tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum
yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma)
untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat.
Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-
tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat.

Setelah mengetahui tentang apa itu Perilaku menyimpang, dilanjutkan dengan


Pengertian apa itu Sikap Anti-Sosial. Anti-sosial adalah sikap yang menunjukkan
ketidakmampuan untuk beradaptasi.

Untuk lebih jelasnya, saya membuat makalah ini untuk dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya dan dapat memberi informasi yang lebih bagi pembaca sekalian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Menyimpang dan Sikap Anti-Sosial?
2. Apa saja Sebab-akibat dari perilaku Anti-sosial?
3. Bagaimana cara membuat seseorang tidak menjadi Anti-sosial ?
4. Apa saja bentuk upaya mencegah dan upaya pengobatan Perilaku anti sosial ?

C. Tujuan Pembuatan Makalah

Perilaku Menyimpang dan Sikap Anti-Sosial dalam kehidupan sehari-hari dapat kita
jumpai dengan mudah. Mungkin kita mengetahui ciri-ciri dari seseorang yang menderita Sikap
Anti-Sosial dan sikap seseorang yang menyimpang. Namun, belum tentu kita tahu
penyebabnya, jenis-jenisnya dan cara penganggulangannya. Oleh karena itu, untuk
mempelajarinya lebih lanjut saya membuat makalah ini untuk dapat membantu dan memberi
informasi bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Perilaku Menyimpang dan Anti Sosial Serta Sikap Anti-Sosial

A. Perilaku Menyimpang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah
laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan
norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk
berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun
demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan
yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat.

a) Definisi Perilaku Menyimpang


Berikut ini beberapa Definisi dari para Ahli Sosiologi mengenai Perilaku Menyimpang :
1) Menurut James Worker Van der Zaden.
Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal
yang tercela dan di luar batas toleransi.
2) Menurut Robert Muhamad Zaenal Lawang.
Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat dan menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu
untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut.
b) Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang
Menurut Paul B. Horton perilaku menyimpang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Penyimpangan harus dapat didefinisikan.
Perilaku dikatakan menyimpang atau tidak harus bisa dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan
diketahui penyebabnya.
2) Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
Perilaku menyimpang tidak selamanya negatif, ada kalanya penyimpangan bisa diterima
masyarakat, misalnya wanita karier. Adapun pembunuhan dan perampokan merupakan
penyimpangan sosial yang ditolak masyarakat.

B. Pengertian Anti Sosial


Antisosial terdiri dari kata anti dan sosial, anti yang berarti menentang atau
memusuhi dan sosial yang berarti berkenaan dengan masyarakat. Jadi, antisosial adalah suatu
sikap yang melawan kebiasaan masyarakat dan kepentingan umum.

Pengertian dari perilaku Anti-Sosial menurut pandangan psikologi adalah perilaku yang
kurang pertimbangan untuk orang lain dan yang dapat menyebabkan kerusakan pada
masyarakat, baik sengaja atau melalui kelalaian, karena bertentangan dengan perilaku pro-
sosial, perilaku yang membantu atau bermanfaat bagi masyarakat.
b. Sikap Anti-Sosial
1. Penyimpangan Individual
Penyimpangan individual adalah penyimpangan yang disebabkan oleh diri sendiri.
Penyimpangan tersebut terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi penderita. Faktor
tersebut contohnya seperti pembawaan, penyakit, kecelakaan yang pernah dialami, atau karena
pengaruh sosiokultural yang bersifat unik terhadap pribadi penderita. Bentuk-bentuk sikap anti
sosial yang muncul karena penyimpangan individual, diantaranya yaitu:

 Pembangkang, yaitu orang yang tidak mau tunduk terhadap peringatan yang telah
diberikan oleh orang yang bertanggung jawab di lingkungan tersebut.
 Pelanggar, yaitu orang yang melakukan pelanggaran terhadap norma yang berlaku
dalam masyarakat.
 Penjahat, yaitu orang yang mengabaikan norma atau hukum yang ada di masyarakat
sehingga menyebabkan kerugian baik berupa harta benda maupun jiwa/nyawa di
lingkungan masyarakat.

2. Penyimpangan situasional

Penyimpangan situasional adalah penyimpangan karena adanya pengaruh kekuatan


situasi baik di luar maupun di dalam diri individu tersebut. Bentuk sikap anti sosial yang
muncul akibat penyimpangan situasional, diantaranya yaitu:

 Tingkah laku kasar yang dimiliki remaja.


 Tekanan batin yang dialami perempuan yang mengalami masa menopause.
 Penyimpangan seksual yang terjadi karena menunda perkawinan.
 Homoseksualitas yang terjadi pada narapidana di dalam lembaga permasyarakatan.

3. Penyimpangan Biologis

Penyimpangan biologis adalah penyimpangan yang terjadi karena adanya faktor pembatas
yang tidak memungkinkan terjadinya dalam memberikan persepsi atau menimbulkan respons
tertentu. Ada beberapa macam bentuk diferensiasi yang bisa menyebabkan penyimpangan
biologis diantaranya yaitu:

 Ciri-ciri karena gangguan fisik, misalnya kehilangan anggota atau bagian tubuh dan
adanya gangguan sensorik.
 Ciri-ciri biologis yang aneh, misalnya memiliki cacat yang disebabkan karena luka atau
cacat yang karena bawaan lahir (genetis).
 Ciri-ciri ras misalnya, tinggi badan, warna kulit, atau bentuk badan.
 Disfungsi tubuh yang tidak terkontrol lagi oleh tubuh misalnya, epilepsi atau tremor.

Dengan adanya diferensiasi tersebut, maka dapat menyebabkan bentuk sikap antisosial seperti:

 Egoisme, yaitu sikap anti sosial akan merasa dirinya yang paling benar atau unggul
dibandingkan orang lain.
 Rasisme, yaitu sikap antisosial akan percaya kepada paham rasis (rasisme) dimana
mereka akan mendiskriminasi orang yang memiliki ciri, bentuk, warna yang aneh atau
tidak sesuai dengan dirinya, misalnya mendiskriminasi orang yang berwarna kulit
gelap.
 Rasialisme, yaitu sikap antisosial biasanya menerapkan sikap diskriminasi terhadap
kelompok ras lain.
 Stereotip, yaitu citra kaku mengenai suatu rasa atau budaya yang dianut tanpa
memperhatikan kebenaran citra tersebut. Misalnya, orang jawa terkenal dengan lemah
 lembutnya, padahal stereotip itu tidak selalu benar.

4. Penyimpangan Bersifat Sosiokultural

Penyimpangan bersifat sosiokultural memiliki beberapa bentuk diantaranya yaitu:

 Primodialisme, yaitu paham atau pandangan yang menunjukkan sikap berpegang teguh
pada hal-hal yang sejak awal melekat pada diri individu tersebut misalnya, suku bangsa,
ras, agama maupun asal-usul kedaerahan oleh seseorang dalam kelompoknya, yang
kemudian meluas dan berkembang.
 Etnosentrisme, yaitu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan
ukuran yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
 Sekularisme, yaitu sikap yang mengedepankan hal-hal yang bersifat non-agamis,
misalnya teknologi, pengetahuan.
 Hedonisme, yaitu suatu sikap yang ada pada manusia yang mendasarkan diri pada pola
kehidupan yang serba mewah, glamour, dan hanya memikirkan dan menempatkan
kesenangan materil saja.
 Fanatisme, yaitu sikap yang menyukai sesuatu hal secara berlebihan. Fanatisme yang
sangat berlebih akan membahayakan karena dapat menyebabkan konflik atau
perpecahan.
 Diskriminasi, yaitu sikap yang suka membedakan secara sengaja terhadap golongan
yang berkaitan hanya untuk kepentingan tertentu.

a) Ciri-ciri Sikap Anti-Sosial


Berdasarkan telaah yang tersebut diatas, Kepribadian anti-sosial setidaknya menunjukan 5 ciri
kepribadian, yaitu:
1) Ketidakmampuan belajar atau mengambil manfaat dari pengalaman
2) Emosi bersifat Superficial, tidak alami
3) Irresponsibility/ tidak bertanggung jawab
4) Tidak memiliki hati nurani, tegaan
5) Impulsiveness

Lebih jauh kepribadian anti-sosial seharusnya tidak dikaitkan dengan kategori diagnostik
seperti retardasi mental, gangguan otak, Psikosis, atau situasi Maladjustment lainnya. Artinya
saat kepribadian anti-sosial dijelaskan dalam istilah psikologis seperti itu, maka diagnosa
tentang anti-sosial hanya dapat dilakukan bila kondisi-kondisi lain yang menyertai salah satu
diagnostik tadi muncul didalamnya.
Pada dasarnya seorang yang memiliki kepribadian anti-sosial tidak mampuan untuk
bersikap hangat dan membina relasi interpersonal yang baik. Pada saat pendapat atau sikap
orang yang anti-sosial tidak diterima mereka dapat menjadi berbahaya dan mungkin akan
melakukan kekerasan. Karena mereka tidak memiliki nurani, mereka mampu berperilaku
ekstrim seperti agresif, brutal, atau tingkah laku lain yang menyakiti.
1. Ciri – ciri Individu yang Memiliki Kepribadian Anti-Sosial pada anak
Ciri individu yang memiliki kepribadian anti-sosial dapat dilihat dari berbagai perilaku yang
muncul yang mengindikasikan adanya kepribadian anti-sosial, adapun bentuk perilaku anti-
sosial pada anak – anak antara lain:

 Perlawanan terhadap tekanan dari pihak lain untuk berperilaku tertentu


 Tindakan permusuhan yang nyata atau ancaman permusuhan, dan biasanya tidak
ditimbulkan oleh orang lain, dan dilakukan pada anak yang lebih kecil.
 Perselisihan pendapat yang mengandung kemarahan yang umumnya dimulai apabila
seseorang mengadakan penyerangan yang tidak beralasan
 Mengejek dan menggertak. Mengadakan serangan baik yang bersifat lisan (mengejek)
maupun fisik (menggertak)
 Perilaku yang sok kuasa. Kecenderungan untuk mendominasi orang lain atau menjadi
“majikan”
 Cenderung berfikir dan berbicara tentang diri mereka sendiri
 Biasanya dengan membedakan orang – orang yang ia kenal
 Antagonisme jenis kelamin. Biasanya dengan jalan menghindari bergaul dengan anak
perempuan dan tidak melakukan aktivitas yang dianggap sebagai aktivitas anak
perempuan
 Antagonistic terhadap setiap orang. Perasaannya mudah tersinggung dengan pandangan
mencemooh
 Merasa bosan dengan aktivitas sosial, misalnya enggan mengikuti pertemuan keluarga
dan mengikuti perayaan besar
 Sebagian besar waktunya digunakan untuk menyendiri
 Dengan sengaja menolak berkomunikasi dengan orang lain. Apabila ditanya, biasanya
mereka menutup pertanyaan dengan jawaban “enggak ingat” dan atau “enggak tahu”
 Mengadakan pelanggaran – pelanggaran terhadap aturan atau norma sosial yang
berlaku

2. Ciri-ciri anti sosial pada orang dewasa

1. Memiliki Ego Yang Tinggi


Seseorang yang mengidap anti sosial memiliki rasa eo yang cukup tinggi,
sehingga membuatnya kesulitan untuk bisa keluar dari sikap anti sosialnya ini.
Mereka malah membuat orang lain di sekitarnya untuk bisa memahami dirinya
bahkan dengan cara memaksa tanpa mendengarkan pendapat orang lain.

2. Jarang Sekali Berbicara


Kepribadian anti sosial memang terbiasa hanya memikirkan dirinya sendiri dan
tidak memperdulikan orang lain di sekitarnya. Hal ini memang menjadi ciri yang
jelas dari penderita gangguan sosial. Ketika mereka harus terapksa berbicara
dengan orang lain, maka mereka hanya berbicara sedikit bahkan terkadang
menggunakan bahasa tubuh saja. Hal ini memang bertujuan untuk segera
mengakhiri pembicaraan

3. Tidak Memiliki Sikap Dominan


Setiap orang tentu nya ingin jika dirinya menjadi aktor utama di dalam
kehidupannya, baik itu di lingkungan sekolah, sosial, atau pekerjaan. Namun hal
ini tidak berlaku bagi penderita anti sosial. Mereka akan memilih untuk hanya
menjadi penonton di dalam kehidupannya. Dibandingkan harus terlibat dengan
sesuatu yang menurutnya tidak penting, akan lebih baik untuk berdiam diri saja.

4. Tidak Pernah Meminta Bantuan


Ketika orang anti sosial memiliki sebuah masalah, maka mereka tidak pernah
berusaha untuk meminta bantuan kepada orang lainnya. Bahkan mereka berusaha
untuk menyelesaikan segala masalahnya sendiri. Orang dengan kepribadian anti
sosial memiliki mindset jika dirinya mampu menyelesaikan segala masalahnya
sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari orang lain.

5. Lebih Senang Menyendiri


Ciri ciri anti sosial lainnya yang paling terlihat jelas adalah sikapnya yang
selalu menyendiri. Penderita gangguan anti sosial emmang lebih senang
menghabiskan waktu sendirinya dibandingkan harus berkumpul dengan orang
lainnya. Mereka menganggap jika hidupnya akan lebih berwarna ketika sendiri
tanpa adanya gangguan dari orang lain

6. Terdapat ketidaksesuaian antara sikap dengan norma yang ada dalam masyarakat
7. Adanya seseorang atau sekelompok orang yang berusaha dalam melakukan
perlawanan terhadap orang yang berlaku di masyarakat.
8. Keadaan psikologi seseorang yang berlawanan dengan apa yang terjadi
9. Ketidakmampuan seseorang dalam menjalankan norma yang di masyarakat.

C. Sebab-akibat dari perilaku Anti-sosial


Penyebab dari gangguan anti sosial ini bisa jadi dikarenakan dua faktor, yaitu genetik
dan faktor lingkungan. Beberapa ahli menyatakan jika penyebab anti sosial merupakan
perpaduan dari 2 faktor tersebut. Beberapa orang yang memang memiliki gen/riwayat
keturunan gangguan kepribadian akan rentang untuk bisa menjadi anti sosial. Dalam berbagai
situasi di dalam kehidupannya ini lah yang akhirnya memicu kepribadian anti sosial tersebut
muncul ke permukaan.

Ada kemungkinan lainnya yaitu kurangnya empati, atau kemampuan dalam memahami
masalah serta cara pandang orang lainnya. Hal ini akan mulai terlihat saat masa anak-anak.
Faktor lingkungan keluarga yang berantakan juga bisa menjadi pemicu munculnya gangguan
anti sosial. Selain itu, adanya kekerasan seacara fisik, verbal, ataupun seksual juga akan
mendukung tumbuhnya gangguan kepribadian ini. Mengidentifikasi masalah sedari dini akan
menurunkan resiko anak mengidap gangguan anti sosial ini di masa depannya.
Perilaku antisosial. Orang tua dari anak-anak bermasalah sering menunjukkan tingkat
tinggi perilaku antisosial sendiri. Dalam satu penelitian besar, orang tua anak laki-laki lebih
sering bermasalah alkohol atau pidana, dan rumah mereka sering terganggu oleh perceraian,
perpisahan atau tidak adanya orangtua.Sosial dan lingkungan rumah juga berperan dalam
menunjang perkembangan
1. Disiplin tidak menentu atau tidak patut dan pengawasan yang tidak memadai telah dikaitkan
dengan perilaku antisosial pada anak-anak. Melibatkan orang tua cenderung untuk
memonitor perilaku anak, menetapkan aturan dan melihat bahwa mereka mematuhi,
memeriksa keberadaan anak, dan mengarahkan mereka dari teman-teman bermain
bermasalah.
2. Pengawasan yang baik adalah kurang cenderung di rumah-rumah yang rusak karena orang
tua mungkin tidak tersedia, dan orang tua sering antisosial kurangnya motivasi untuk
mengawasi anak-anak mereka. Pentingnya pengawasan orangtua juga ditekankan ketika
antisocials tumbuh dalam keluarga besar dimana setiap anak kurang mendapat perhatian
secara proporsional.

3. Seorang anak yang tumbuh di sebuah rumah terganggu dapat memasukkan orang dewasa di
dunia terluka secara emosional. Tanpa memiliki ikatan yang kuat dikembangkan, dia egois
dan tidak peduli kepada orang lain. Kurangnya disiplin hasil konsisten dalam hal kecil untuk
aturan dan menunda kepuasan.

4. Dia tidak memiliki model peran yang tepat dan belajar untuk menggunakan agresi untuk
memecahkan perselisihan. Dia gagal untuk mengembangkan empati dan kepedulian bagi
orang-orang di sekitarnya.

5. Antisosial anak-anak cenderung memilih teman bermain dengan ana yang sama. Pola dasar
biasanya berkembang selama tahun-tahun sekolah dasar, ketika rekan kelompok penerimaan
dan perlu menjadi bagian pertama menjadi penting.

6. Telah dikemukakan bahwa pelecehan awal (seperti gemetar penuh semangat anak) adalah
sangat berbahaya, karena dapat mengakibatkan cedera otak. Trauma kejadian dapat
mengganggu perkembangan normal sistem saraf pusat, sebuah proses yang berlanjut selama
bertahun-tahun remaja. Dengan memicu pelepasan hormon dan bahan kimia otak lainnya,
peristiwa stress dapat mengubah pola perkembangan normal.

D. Bentuk – Bentuk Perilaku Anti Sosial


Dalam masyarakat ada beberapa bentuk sikap antisosial yang pada tingkatan tertentu dapat
menimbulkan keresahan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut.

1. Pembandel, yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada nasihat-nasihat orang yang ada
di sekelilingnya agar mau merubah pendiriannya.
2. Pembangkang, yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada peringatan orang-orang yang
berwenang di lingkungan tersebut.
3. Pelanggar, yaitu orang yang melanggar norma-norma umum atau masyarakat yang
berlaku.
4. Penjahat, yaitu orang yang mengabaikan norma-norma umum atau masyarakat, berbuat
sekehendak hati yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian harta atau jiwa di
lingkungannya ataupun di luar lingkungannya, sehingga para anggota masyarakat
meningkatkan kewaspadaan dan selalu bersiap-siap untuk menghadapinya.

E. Cara membuat seseorang tidak menjadi Anti-sosial

1. Mengadakan penyuluhan sosial di sekolah,perkantoran dan lain-lain


2. Para pelaku terapi sudah mengarahkan pendirita kepada isu moral dalam pengobatan,
dengan komunikasi yang sangat terapoitik, namun ternyata hasil yang terlihat belum
maksimal
3. Sekolah diharapkan menjadi tempat mempelajari, menjiwai, dan mempraktikkan segala hal
baik yang menguntungkan dan menghindari tindakan-tindakan yang merugikan
masyarakat.
4. Mengenalkan dunia kepada anak-anak
5. Mengajaknya bermain dan melatih komunikasi yang baik
6. Intervensi yang menargetkan prenatal (sebelum lahir) dan awal masa kanak-kanak,
diutamakan pada gizi sang ibu dan kesehatan ibu, serta mengurangi merokok, dan
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah keluarga.
7. Intervensi yang menargetkan lingkungan keluarga, usahakan untuk fasilitasi
pengembangan sikap disiplin tanpa paksaan, strategi untuk meningkatkan pembangunan
social dan pendidikan, meningkatkan keterlibatan orang tua di sekolah dan kegiatam
ekstrakurikuler.
8. Intervensi yang menargetkan lingkungan sekolah, focus untuk mendukung keberhasilan
akademis, memodifikasi lingkungan sekolah untuk menghambat perilaku menyimpang,
meningkatkan kemampuan organisasi dan akademik, serta mengajarkan hubungan sebaya
yang positif

F. Upaya pengobatan
Upaya pengobatan umumnya dilakukan pelatihan pada perilaku kognitifnya, yang akan
melibatkan upaya untuk memodifikasi penalaran moral, serta meningkatkan kemampuan
seseorang untuk mengambil perspektif lain. Dan juga dengan meningkatkan toleransi terhadap
orang lain serta meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan bantuan
orang lain.

Untuk mengatasi gejala anti sosial pada pelajar, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan
baik untuk mencegah dan juga mengobati sikap anti sosial tersebut dan diantaranya adalah:

 Memberikan kedisiplinan tanpa paksaan: Cara pertama untuk mengatasi gejala anti sosial
adalah dengan mengusahakan untuk memberikan fasilitas pengembangan sikap disiplin tanpa
adanya paksaan, strategi meningkatkan pembangunan sosial dan pendidikan, meningkatkan
keterlibatan orang tua di sekolah dan juga kegiatan ekstrakurikuler.
 Mendukung keberhasilan akademis: Fokus untuk memberikan dukungan untuk keberhasilan
akademis, memodifikasi lingkungan sekolah agar bisa menghambat perilaku menyimpang,
lebih meningkatkan kemampuan organisasi dan juga akademik sekaligus mengajarkan
hubungan dengan teman sebaya dalam hal positif.
 Terapi binaural beats: Terapi yang fokus pada terapi otak yang didesain dengan musik dan juga
kata kata. Terapi ini akan mengajak penderita masuk ke alam bawah sadar agar bisa mengetahui
sekaligus memvisualisasikan masalah yang sedang dialami
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas, kita semua dapat mengetahui tentang Perilaku Menyimpang dan Sikap
Anti-Sosial, baik penyebabnya, jenis maupun cara menanganinya. Sikap Menyimpang dan
Anti-Sosial bukan merupakan perilaku yang terpuji.
Mmemahami lebih lanjut tentang Perilaku menyimpang dan Sikap anti-Sosial bukanlah
hal yang sulit untuk dipahami, karena pada umumnya perihal itu sangat mudah untuk kita
temukan disekitar kita.

B. Saran

Mempelajari tentang Perilaku Menyimpang dan Sikap Anti-Sosial bukanlah hal yang
terlalu sulit untuk dipelajari. Dengan belajar bukan sekedar membaca dan mengetahui namun
memahami secara rinci suatu permasalahan. Seseorang yang mengalami Sikap anti sosial dan
menyimpang bukan harus dihindari dan dikucilkan. Sebagai sesama manusia yang hidup saling
tolong menolong, kita harus dapat menjadi penolong orang lain. Kita harus dapat menjadi
seseorang yang dapat memperbaiki sesuatu yang salah dan dapat membantu menanggulangi
sikap Anti sosial dan menyimpang.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/sikap-anti-sosial/

Anda mungkin juga menyukai