Perancangan/disain
Bendung Tetap:
Mercu, Lantai depan dan bawah, Pintu
penguras/pembilas, Pintu Pengambilan, dan
Kantong Lumpur/Saluran Pasir,
Pelengkap Bendung:
Tanggul Banjir, Jembatan, alat-alat pengukur
debit, rumah jaga, jalan inspeksi, rumah-
rumah pintu
BENDUNG PENGASIH
DENAH BENDUNG DAN PELENGKAPNYA
Bagian Dari Bendung Tetap
Potongan Bendung Tetap Tipe Pelimpah (Ogee)
mercu
Lantai
depan Lantai belakang
Soal Latihan
Q C d .C.b.H1,5
1
2 2
C g = 1,705
Kemiringan
permukaan hilir
K n
3 3
Vertikal 2,000 1,850
n
Y 1 X 3:1 1,936 1,836
3:2 1,939 1,810
hd K hd 1:1 1,873 1,776
Cd = Co.C1.C2
Be = Bt – 2(nKp + Ka) - mBpilar
Co = 1,300
C1 dan C2 dicari dari grafik untuk
keperluan itu
Faktor koreksi C1
Faktor koreksi C2
Mercu Bendung (1)
Mercu Bendung (2)
Lantai Bawah (Belakang)
(peredam energi/kolam olak)
L j 5(n y 2 )
v1
Fr v1 2g(0,5H1 z)
gy1
y2 1
q v1 y1 [ 1 8Fr1 1]
2
y1 2
Ref: Gambar 4.16, hal 55, KP - 02
Lantai Bawah (Belakang)
(peredam energi/kolam olak)
Kolam Olak USBR Tipe IV
2,5 < Fr < 4,5
Kolam Olak USBR Tipe III
Fr > 4,5
Kolam Olak Tipe Blok Halang & Muka
Kolam Olak Tipe Vlugter
Kolam Olak Tipe Flip Bucket
Lkr = ∆h/ikr
sat - w
i kr
w
Bangunan Penguras/Pembilas pada
Bendung
Q = AV
V = kecepatan banjir ≈ 1,5 – 2,5 m/det.
A = b x h b = lebar pintu, h = tinggi
pintu
Geometri Pembilas
Saluran Induk
PEMBILAS DISKONTINU
PEMBILAS DISKONTINU
PEMBILAS
KONTINU/
MENERUS
Pintu Pengambilan
Denah Pentu Pengambilan (Intake)
Tipe Pintu pengambilan
a. Aliran Bebas:
Q a b 2gz
Q K a B 2gh 1
Q = debit, m3/det; K = faktor aliran bawah;
μ = koef debit (0,80); B = lebar pintu, m; a
= tinggi bukaan, m; g = percepatan
gravitasi, m/det2 (9,81); h1 = kedalaman air
didepan pintu di atas ambang, m.
Nilai K dapat dibaca dari gambar di
bawah.
Koefisien K untuk aliran bawah:
Saluran pasir/Kantong Lumpur
H L
w v
Hv
L
w
Q H = kedalaman aliran saluran (m),
Kusus
v w = kecepatan endap partikel sedimen (m/det),
segi HB
L = panjang kantong lumpur (m),
empat
v = kecepatan aliran (m/det),
Q
L Q = debit saluran (m3/det),
wB B = lebar kantong lumpur (m).
Tata letak kantong lumpur yang dianjurkan
Stabilitas Bendung
Gaya-gaya yang bekerja pada bendung:
a. Tekanan air (dalam dan luar),
b. Tekanan lumpur,
c. Gaya gempa,
d. Berat bangunan,
e. Reaksi pondasi.
Tekanan air
c = koefisien proporsi,
w = berat satuan air, kN/m3
h2 = kedalaman air hilir, m
h1 = kedalman air hulu, m
A = luas dasar bangunan, m2
Wu = gaya angkat, kN
ξ = proporsi tekanan (1,00; 0,67; 0,50)
1
Wu cγ w [h 2 ξ(h 1 h 2 )]A
2
TEKANAN KEATAS
DI BAWAH
BENDUNG (Cara
LANE)
ΔH = H – h
px wx
dx S
b
Lx
Px H x - ΔH
L
Dalam teori angka rembesan Lane, diandaikan bahwa
bidang horisontal memiliki daya tahan terhadap aliran
(rembesan) 3 kali lebih lemah dibandingkan dengan
bidang vertikal.
Reaksi di bawah pondasi
W We
p m
A I
Kebutuhan Stabilitas Bendung
Aman terhadap:
H f
1. Gelincir (sliding),
(V - U) S
f(V U) cA
H
S
p x wx
2. Guling (overtuning), dx S
1
Lv LH
CL 3
3. Erosi bawah tanah (piping), H
(harga CL lihat Tabel 6.5, hal 126 KP-02)
TANGGUL BANJIR