Anda di halaman 1dari 58

DRAINASE TERAPAN

DRAINASE KHUSUS
Dinia Anggraheni
HP: 085643189808
Email: dinia.anggraheni@uii.ac.id

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DRAINASE
LAPANGAN TERBANG
PENGERTIAN
Bandar udara/Airport/Bandara/Lapangan Terbang

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 11 Tahun 2010


tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional,

Bandar udara adalah kawasan di daratan dan atau perairan


dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat
pesawt udara mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan
intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta
fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya yang terdiri atas
bandar udara umum dan bandar udara khusus yang selanjutnya
bandar udara umum disebut bandar udara.
BAGIAN UMUM BANDAR UDARA
Terminal

Tempat aktifitas
penumpang.

Di dalam terminal ini,


kita dapat membeli tiket,
melakukan check-in,
menunggu, dan
sebagainya.
Apron

Apron atau
pelataran
pesawat adalah
tempat dimana
pesawat dapat
parkir untuk
menaikkan /
menurunkan
penumpang
ataupun
mengisi bahan
bakar.
Taxiway

Taxiway adalah jalan yang menghubungkan antara Apron dan landas pacu.
Keberadaannya sangatlah penting karena dengan adanya taxiway, pesawat dapat
berjalan menuju apron dengan aman tanpa mengganggu pesawat lainnya.
Landas Pacu/Runway

Tempat pesawat dapat mendarat / lepas landas dari dan menuju bandara.
SISTEM DRAINASE LAPANGAN TERBANG
Sistem Drainase yang memadahi untuk membuang air permukaan dan air
bawah permukaan pada lapangan terbang merupakan komponen yang
vital untuk keselamatan pesawat dan umur perkerasan.

DRAINASE PERMUKAAN

DRAINASE BAWAH PERMUKAAN


FUNGSI DRAINASE LAPANGAN TERBANG

1. Intersepsi dan mengalirkan air permukaan dan air tanah


yang berasal dari lokasi di sekitar lapangan terbang.
2. Membuang air permukaan dari lapangan terbang
3. Membuang air bawah tanah dari lapangan terbang
KRITERIA PERENCANAAN DRAINASE
LAPANGAN TERBANG
1. Saluran drainase harus di bawah muka tanah dan tidak
memotong landasan pacu atau runway, sehingga proses
perawatan tidak mengganggu kelancaran aktivitas
lapangan terbang.
2. Air dari luar wilayah landasan tidak boleh membebani
sistem drainase lapangan terbang. Jadi perlu adanya
drainase tersendiri di kawasan sekitarnya (hill foot drain).
Kondisi Lapangan Terbang

Kemiringan runway memanjang maksimum 1%


Kemiringan shoulder (bahu) melintang maksimum 2,5-5%
Kemiringan runway melintang maksimum 1,5%
DRAINASE PERMUKAAN

Berfungsi untuk menangani air permukaan, khususnya yang


berasal dari air hujan.

• Menentukan Besarnya Aliran (Runoff)


Dapat digunakan rumus Rasional
Q  CIA
Rekomendasi Hujan Rencana oleh FAA:
Lapangan Terbang Sipil : Hujan kala ulang 5 tahun
Lapangan Terbang Militer: Hujan kala ulang 2 tahun
• Layout Drainase Permukaan
o Dibuat berdasarkan hasil akhir peta kontur landasan
pacu, taxiway, dan apron.
o Layout harus dapat menghindari gerusan dan
pengendapan saluran.
o Diameter drainase tidak boleh kurang dari 12 inch (30
cm)
o Air dari daerah tangkapan masuk melalui inlet.
o Struktur inlet (beton) yang tertutup jeruji besi harus
kuat menahan beban roda pesawat yang akan
dilayani.
o Jarak antar inlet berkisar 60 sampai 120 meter ke arah
memanjang.
o Rekomendasi FAA, letak inlet tidak lebih dari 75 ft
(22,5 m) dari tepi perkerasan.
Taxiway

Runway Outlet

Contoh bagian dari layout drainase lapangan terbang


DRAINASE BAWAH PERMUKAAN

Berfungsi :
1. membuang air dari base course
2. membuang air dari subgrade di bawah
permukaan
3. menerima, mengumpulkan, dan
membuang air dari mata air atau
lapisan tembus air.
Detail potongan melintang drainase bawah
permukaan lapangan terbang

Perkerasan

Turf

Base course drainage

Subgrade

Material filter dipadatkan

Muka air tanah setelah drainase

Pipa 6”
6”

18”
DRAINASE LAPANGAN
OLAH RAGA
TUJUAN
Sistem drainase lapangan olah raga bertujuan untuk
mengeringkan lapangan olah raga agar tidak terjadi
genangan air apabila terjadi hujan.

Genangan akan mengganggu dan membahayakan


pemakai lapangan.
JENIS-JENIS LAPANGAN OLAH RAGA
•Sepakbola
•Golf
•Sepakbola america (american football)
•Cricket
•Tenis
•Bowling greens
•Atletik
KRITERIA PERENCANAAN DRAINASE
LAPANGAN OLAH RAGA
1. Konstruksi sistem drainase diusahakan agar dapat
mengeringkan dengan cepat, tetapi tidak mengganggu
pertumbuhan rumput
2. Daerah yang akan ditangani cukup luas dan tidak
memungkinkan untuk dibuat suatu lubang pemasukan
(inlet).
3. Tidak ada erosi tanah, limpasan permukaan sekecil
mungkin.
4. Infiltrasi sebesar mungkin.
5. Piping dicegah dengan jalan memberi filter pada
sambungan pipa.
6. Pembebanan air dari luar dihilangkan dengan membuat
saluran disekeliling lapangan.
FAKTOR KECEPATAN PERESAPAN

1. Kemampuan infiltrasi tanah.


2. Terdapatnya lapisan kedap air
3. Muka air tanah terletak dekat dengan muka tanah
4. Keadaan tanah (kadar pori, besar butiran, dan jenis
tanah).
STRUKTUR LAPANGAN OLAH RAGA

Lapisan penutup:
Campuran antara pasir urug dan pupuk kandang (2 sd 4) : 1
Pasir Urug:
50% Pasir, 25% lumpur, 25% lempung
DRAINASE JALAN REL
PENGERTIAN
Sistem pengaliran/pembuangan air di suatu daerah
jalan rel, baik secara gravitasi maupun dengan
menggunakan pompa, agar tidak sampai terjadi
genangan air.
TUJUAN
1. Tidak terjadi genangan air pada jalan rel,
sehingga tidak terjadi pengembangan tanah dan
menghindari terjadinya pemompaan butir-butir
halus (pumping effect),
2. Mencegah erosi ballast (lapisan kerikil)
3. Mencegah atau mengurangi pengaruh air
terhadap konsistensi tanah, sehingga badan jalan
rel tetap kokoh,
4. Lalu lintas kereta api tidak terganggu.
JENIS
a. Drainase permukaan (surface drainage)
b. Drainase bawah permukaan (sub-surface drainage)
c. Drainase lereng (slope drainage)

DATA UNTUK PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


a. Curah hujan
b. Topografi
c. Tata guna lahan setempat
d. Sifat karakteristik tanah setempat
rel baja
bantalan rel 15 cm
batu pecah 30 cm

tanah dasar sirtu 60 cm


DRAINASE PERMUKAAN
Tujuan
Mengalirkan atau membuang air yang ada dipermukaan tanah
daerah jalan rel, meskipun demikian pembuangan akhir air, dari
sistem drainase permukaan ini tidak boleh mengganggu pihak lain
sesuai dengan maksud dan tujuan dibuatnya drainase permukaan.

Jenis drainase permukaan:


1. Drainase memanjang (side-ditch)  letaknya di samping dan
memanjang arah jalur jalan rel.
2. Drainase melintang (cross-drainage)  letak dan arahnya
melintang arah jalur jalan rel.
a. Drainase Memanjang
Ditch
KRITERIA DRAINASE
• Alur drainase harus tahan terhadap karakteristik/kondisi setempat
yang dapat merusak saluran dan gaya-gaya yang akan bekerja pada
saluran yang dimaksud
• Kemiringan saluran drainase dan kecepatan aliran pembuangan air
yang terjadi harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan kerusakan
saluran, tetapi jangan sampai terjadi endapan pada saluran drainase
tersebut
• Dimensi penampang/potongan melintang harus memadai untuk
membuang debit air yang ada di permukaan yang akan
dibuang/dialirkannya
• Ambang bebas (free board) yang penentuannya mendasarkan pada
loncatan air hidraulik ditambah dengan ambang tambahan minimum
sebesar 15 cm
• Koefisien kekasaran saluran ditentukan berdasarkan atas jenis
permukaan salurannya
Besarnya debit air yang harus dibuang dengan sistem drainase
permukaan bergantung pada :
1. Luas daerah yang aliran airnya akan menuju jalan rel
2. Intensitas hujan daerah setempat
3. Koefisien pengaliran daerah setempat
b. Drainase Melintang
• Pertemuan antara saluran melintang dan
memanjang harus dipasang bak penampung
tanah (sand trap).
• Tanah disekeliling bidang saluran melintang harus
dipadatkan dengan baik dan benar.
• Agar mudah dalam pemeliharaan, minimum
ukuran diameter atau alas saluran adalah 60 cm.
• Tidak boleh terjadi kebocoran atau rembesan air,
karena dapat melemahkan badan jalan rel
dibawah saluran.
DRAINASE BAWAH PERMUKAAN
Tujuan
Menjaga elevasi air tanah agar tidak mendekati permukaan tanah
tempat badan jalan rel berada.
Pada badan jalan rel berupa permukaan tanah asli dan galian,
ketebalan bagian jalan rel minimum 75 cm dari dasar balas dan
harus selalu dalam keadaan kering. (Peraturan Dinas PJKA)
Yang diperhatikan :
a. Elevasi muka air tanah pada saat musim basah/penghujan.
b. Koefisien permeabilitas tanah setempat
c. Elevasi dan kemiringan lapisan kedap air yang ada.
Konstruksi drainase bawah permukaan biasanya berupa pipa drainase (pipa
berlubang) yang dipasang di bawah permukaan di pinggir kanan atau kiri
badan jalan rel. Pipa berlubang ini diletakkan di atas lapisan pasir setebal 10
cm, kemudian secara berurutan di atasnya dihamparkan (dan dipadatkan)
kerikil dengan ketebalan lebih dari 15 cm, di atas lapisan kerikil tersebut
dihamparkan bahan kedap air.
DRAINASE LERENG
Tujuan
• Sebagai upaya untuk mencegah agar air permukaan yang
berasal dari punggung lereng tidak mengalir secara deras,
karena aliran yang deras dapat mengakibatkan gerusan pada
permukaan dan kaki lereng.
• Mencegah terjadinya rembesan air dari permukaan lereng ke
dalam badan jalan rel, karena rembesan yang terjadi dapat
menyebabkan lereng longsor secara mendadak dan atau
memperlemah badan jalan rel.
Jenis drainase lereng:
• Selokan punggung, berupa
saluran terbuka yang
memanjang di punggung
lereng
• Selokan tengah, berupa
saluran terbuka yang
memanjang di tengah lereng
• Selokan penangkap, berupa
saluran terbuka yang
memanjang di kaki lereng
• Drainase kombinasi, yaitu
kombinasi antara drainase
tegak lurus dan drainase
miring.
DRAINASE DI EMPLASEMEN
Kondisi spesifik terjadi di emplasemen, yaitu terdapat banyak jalur (track) yang
berdampingan.

Pada (a) dapat dilihat bahwa pada tiap-tiap track dibawahnya dibuatkan saluran
drainase, sedangkan pada (b) diperlihatkan penggunaan satu saluran drainase
untuk fasiltas drainase dua buah track yang berdampingan.
Drainase di atas permukaan
Saluran drain di tengah antara 2 rel (tertutup)

Bak kontrol
Bak kontrol tipe terbuka

Aliran melalui
gorong-gorong
Saluran di tepi
Saluran drainase (gorong-gorong)

Gorong-gorong
Sumber:
Airport Drainage Design_FAA
Peraturan Pemerintah No 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan
Keputusan Menteri Perhubungan No 44 Tahun 2002 tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional
Peraturan Menteri Perhubungan No 20 Tahun 2014 tentang Tata Cara dan
Prosedur Penetapan Lokasi Bandar Udara

Anda mungkin juga menyukai