Bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai pendukung konstruksi jalan terdiri dari:
4.Saluran tepi jalan.
5.Gorong-gorong.
6.Dinding penahan tanah.
1.Saluran tepi jalan
Saluran tepi jalan merupakan saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan atau air yang ada dipermukaan
jalan, bahu jalan, dan jalur lainnya serta air dari drainase dibawah muka jalan, di sepanjang koridor jalan.
Saluran tepi jalan dapat dibuat dari galian tanah biasa atau diperkeras dan/atau dibuat dari bahan yang awet serta
mudah dipelihara, sesuai dengan kebutuhan fungsi pengaliran.
2.Gorong-gorong
Gorong-gorong merupakan saluran air di bawah permukaan jalan berfungsi mengalirkan air dengan cara memotong
badan jalan secara melintang.
Gorong-gorong harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan harus direncanakan untuk melayani paling sedikit
20 (dua puluh) tahun, serta mudah dipelihara secara rutin.
Konstruksi kepala gorong-gorong harus berbentuk sedemikian sehingga tidak menjadi objek penyebab kecelakaan.
Gorong-gorong harus mampu mengalirkan debit air paling besar, sesuai dengan luas daerah tangkapan air hujan:
3.Untuk tangkapan air hujan pada ruang milik jalan (Rumija), periode hujan rencana yang diperhitungkan untuk
dialirkan melalui gorong-gorong adalah:
1. paling sedikit 10 (sepuluh) tahunan untuk jalan arteri dan kolektor.
2. paling sedikit 5 (lima) tahunan untuk jalan lokal dan lingkungan.
4.Untuk air yang dialirkan melalui drainase lingkungan/saluran alam, maka periode ulang hujan rencana yang
diperhitungkan adalah 25 (dua puluh lima) tahunan.
3.Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah merupakan bangunan konstruksi untuk menahan beban tanah ke arah
horisontal dan vertikal.
Dinding penahan tanah dapat digunakan untuk menyokong badan jalan yang berada di lereng atau
di bawah permukaan jalan.
Dinding penahan tanah harus mampu menahan gaya vertikal dan horizontal yang menjadi
bebannya, sesuai dengan pertimbangan mekanika tanah dan geoteknik.
Dinding penahan tanah harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan mudah dipelihara serta
dengan faktor keamanan yang memadai.
Dinding penahan tanah harus dilengkapi sistem drainase.
Bagian sisi terluar dinding penahan tanah harus berada dalam atau pada batas Rumija.
Jenis – Jenis Alat Berat Beserta Fungsinya
1.Excavator (Bego)
Excavator (bego) merupakan jenis alat berat yang secara umum digunakan untuk
melakukan penggalian pada tanah dan memindahkan tanah atau material lainnya ke dalam
truk muata. Excavator atau yang disebut oleh orang Indonesia sebagai bego merupakan
alat yang paling sering ada pada suatu proyek dikarenakan fungsinya yang beragam. Selain
penggunaannya untuk menggali tanah, excavator memiliki fungsi lainnya antara lain untuk
memindahkan material berat, meratakan tanah, menancapkan batang pondasi, mengeruk
sungai, dan banyak lagi lainnya.
2.Bulldozer
Bulldozer merupakan alat berat yang secara umum digunakan untuk mengolah lahan.
Umumnya digunakan untuk mendorong material tanah, hasil galian, baik itu ke arah
depan, samping, ataupun untuk membuat suatu timbunan material. Jenis bulldozer yang
ada sekarang ini cukup bervariasi, Swamp bulldozer contohnya jenis bulldozer yang
digunakan dalam pengerjaan rawa. Crawler tractor dozer merupakan bulldozer yang
memakai roda kelabang. Wheel tractor dozer merupakan bulldozer yang memakai roda
karet.
3.Wheel Loader
Wheel loader merupakan alat yang memiliki fungsi tak terlalu berbeda dari bulldozer, yaitu
digunakan untuk memindahkan material atau barang dari suatu alat atau tempat ke alat atau tempat
yang lainnya. Cara kerjanya dengan menggali (melakukan loader). Kemudian bucket akan didorong
pada material yang nantinya diangkat. Jika bucket telah penuh, maka tractor mundur dan bucket
diangkat ke atas untuk nantinya dipindahkan. Wheel loader memiliki fungsi lain yaitu membersihkan
tempat atau lokasi pekerjaan, meratakan timbunan tanah dan mengisinya kembali, menggusur tanah
dengan jarak dekat, meratakan permukaan ataupun menghaluskan permukaan bidang rata dan
sebagainya.
4.Wales Stump
Vibro roller (Stump) atau yang disebut juga dengan wales merupakan alat yang digunakan untuk
memadatkan permukaan aspal atau tanah. Stump kerap digunakan saat membuat jalan raya.
Sebenarnya alat ini bernama vibro roller, akan tetapi orang Indonesia kerap menyebutnya dengan
stum, mesin penggulung atau mesin galindong. Di pasaran, ukuran alat ini cukup bervariatif, ada yang
berukuran kecil, sedang sampai besar sehingga alat ini bisa digunakan di beragam variasi lahan, mulai
dari lahan berukuran kecil hingga lahan berukuran besar.
5.Crane
Crane memiliki fungsi untuk memindahkan atau mengangkut material dari bawah ke atas atau sebaliknya.
Derek jangkung atau crane umumnya digunakan dalam proyek pembangunan gedung. Beragam material
yang sulit dipindahkan dengan tenaga manusia ke permukaan yang tinggi seperti atap gedung nantinya
diderek dengan crane. Alat ini dapat bergerak mekanis secara horizontal dan vertikal. Ada beragam jenis
crane yang dapat ditemukan di pasaran, mulai dari mobile crane (truck crane), tower crane, hydraulic
crane, crawler crane, overhead crane, dan lain-lain.
6.Grader
Motor grader atau grader merupakan alat berat dengan pisau panjang yang digunakan untuk
meratakan permukaan tanah secara mekanis. Tak hanya itu, alat ini pun bisa digunakan untuk
mencampur tanah, melakukan penggusuran tanah, mengurug kembali galian tanah, meratakan
tanggul, dan banyak lagi lainnya. Secara umum grader digunakan pada tahap akhir, seperti mengatur
atau memperbaiki. Digunakan pada konstruksi dan pemeliharaan jalan berkerikil dan jalan tanah, atau
bisa juga digunakan untuk mempersiapkan landasan dasar pada proyek pembuatan jalan raya sebelum
disebarkan lapisan aspal.
7.Scraper
Motor scraper atau scraper merupakan jenis alat berat yang banyak digunakan dalam memotong
lereng bendungan ataupun lereng tanggul. Alat berat ini juga bisa digunakan untuk menggali
tanah yang berada di antara bangunan beton dan bisa juga digunakan untuk meratakan jalan
raya. Pada proses kerjanya, alat ini dapat menggali permukaan tanah sampai tebal/kedalamannya
lebih dari 2,5 mm dan juga bisa menimbun suatu lokasi yang diinginkan, sampai ketebalan
minimum lebih dari 2,5 mm.