Anda di halaman 1dari 14

UJI KOMPETENSI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : Pelaksana Lapangan


Pekerjaan Jalan Level 5
Kualifikasi :
Nama Asesi :
NIK Asesi :
Tgl. Asesmen :
TUK :
Nama Asesor :
Drainase merupakan sebuah konstruksi yang menjadi media untuk mengalirkan air dari satu
titik ke titik lain yang dinilai sangat penting untuk membantu proses pengaliran air seperti curah
hujan, agar tidak terjadi genangana atau banjir.
Tujuan lainnya adalah untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik antara lain:
jalan, kawasan pemukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan serta gangguan kegiatan akibat
tidak berfungsinya sarana drainase.
Drainase terbagi menjadi dua jenis, yaitu drainase alami dan drainase buatan manusia. Drainase alami terbentuk
karena adanya proses alam dan tanpa bantuan campur tangan manusia. Contoh drainase alami adalah aliran sungai.
Drainase buatan adalah yang dibuat oleh manusia secara garis besar adalah untuk membantu proses pengaliran
air dari satu area ke area lainnya. Terdiri dari drainase bawah tanah, drainase permukaan tanah, drainase terbuka,
drainase tertutup, drainase single purpose, dan drainase multi purpose.
fungsi dari drainase ini antara lain, sebagai salah satu metode pembebasan suatu area dari genangan air, banjir,
atau erosi. Metode meminimalisir terjadinya penularan penyakit yang diakibatkan oleh sistem sanitasi yang buruk.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tanah
1.Galian Tanah
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
•Persiapan lahan kerja
•Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul, belincong, pengki, benang, selang air, dll
Pengukuran
•Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan pengukuran terhadap
titik dan elevasi galian tanah.
•Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong, apabila kondisi lahan
memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat bantu excavator.
•Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
•Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.Buang tanah sisa galian pada area yang telah
ditentukan dan tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
•Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
•Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan menggunakan alat ukur manual atau
dengan theodolith.
•Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya supaya air dapat segera dipompa
ke luar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.
•Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan sampah, banyak potongan
kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
Tahap-Tahap Proses Pengaspalan Jalan
Proses pemetaan
Pemetaan adalah fase awal dari banyak fase konstruksi jalan. Pemetaan dilakukan dengan mengukur lebar jalan,
sifat tanah y, dan menentukan koordinat jalan sebelum diaspal. Tahap awal perkerasan jalan penting karena
menentukan jumlah material aspal yang digunakan.
Proses pembersihan kedua (bersih)
Setelah pemetaan, langkah selanjutnya sebelum pengaspalan jalan adalah pembersihan. Pada tahap ini, jalan
dibentuk, titik-titik jalan lunak diminimalkan, menghilangkan puing-puing di sekitar jalan.
Proses pengupasan
Fase ini dikenal dengan konstruksi jalan dan tanggul. Sebelum mengaspal jalan, potong tanah dengan bentuk yang
diinginkan pada ketinggian jalan.
Pada tahap ini, gunakan pengukur theodolite untuk mengukur ketinggian. Dengan cara ini, jalan dapat diaspal sesuai
dengan rencana ketinggian, sudut dan belokan.
Proses pemadatan tanah
Setelah tanah dipotong kemudian ditimbun kembali, maka pada proses ini tanah akan dipadatkan. Proses ini juga
dikenal sebagai proses sub grade.
Tanah dasar didefinisikan sebagai tanah dasar yang lebih rendah, sebelum lapisan perkerasan jalan.
Proses Pelapisan Bawah
Subbase course adalah proses untuk melapisi tanah yang telah dipadatkan dengan batu gamping.
Proses ini dalam tahapan pengaspalan jalan yang sangat krusial sebagai lapisan resapan air, memperkuat aspal jalan,
dan mengurangi lapisan di atasnya.
Proses pondasi atas
Proses ini masih berkaitan dengan perkerasan jalan. Lapisan ini dirancang untuk memberikan daya dukung jalan
penuh. Pondasi permukaan jalan juga berfungsi sebagai bantalan permukaan jalan aspal.
Cara membuat pondasi atas sama dengan lapisan pondasi bawah sebelumnya. Dengan kata lain, sebarkan materi.
Bahan yang digunakan adalah campuran batu pecah atau pasir, dengan perbandingan 7:3.
Proses pencampuran panas
Proses ini merupakan proses yang sangat penting dalam pengaspalan jalan. Metode ini adalah pelapisan
menggunakan aspal jenis ATB atau dasar perawatan aspal.
Sebelum proses pelapisan, lapisan debu dihilangkan dengan kompresor udara kemudian ATB direkatkan dengan
aspal hot mix. Proses ini disebut cast tack coat.
Paving
Tahap ini merupakan inti dari pengaspalan jalan. Pekerjaan ini adalah peletakan permukaan dengan aspal hot mix
lalu padatkan dengan tandem roller.
Finishing
Metode ini menggunakan roller pneumatik untuk mengompres dan meratakan jalan. Nah, itulah beberapa cara
mendapatkan jalan aspal yang bagus. Tidak dapat disangkal bahwa butuh banyak waktu dan uang untuk menjaga
aspal tersedia.
BANGUNAN PELENGKAP JALAN
Bangunan Pelengkap Jalan adalah bangunan untuk mendukung fungsi dan keamanan konstruksi jalan yang
meliputi jembatan, terowongan, ponton, lintas atas (flyover, elevated road), lintas bawah (underpass), tempat parkir,
gorong-gorong, tembok penahan, dan saluran tepi jalan dibangun sesuai dengan persyaratan teknis (Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan
Jalan).
Bangunan pelengkap Jalan berfungsi sebagai:
1.jalur lalu lintas.
2.pendukung konstruksi jalan.
3.fasilitas lalu lintas dan fasilitas pendukung pengguna jalan.

Bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai pendukung konstruksi jalan terdiri dari:
4.Saluran tepi jalan.
5.Gorong-gorong.
6.Dinding penahan tanah.
1.Saluran tepi jalan
Saluran tepi jalan merupakan saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan atau air yang ada dipermukaan
jalan, bahu jalan, dan jalur lainnya serta air dari drainase dibawah muka jalan, di sepanjang koridor jalan.
Saluran tepi jalan dapat dibuat dari galian tanah biasa atau diperkeras dan/atau dibuat dari bahan yang awet serta
mudah dipelihara, sesuai dengan kebutuhan fungsi pengaliran.

2.Gorong-gorong
Gorong-gorong merupakan saluran air di bawah permukaan jalan berfungsi mengalirkan air dengan cara memotong
badan jalan secara melintang.
Gorong-gorong harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan harus direncanakan untuk melayani paling sedikit
20 (dua puluh) tahun, serta mudah dipelihara secara rutin.
Konstruksi kepala gorong-gorong harus berbentuk sedemikian sehingga tidak menjadi objek penyebab kecelakaan.
Gorong-gorong harus mampu mengalirkan debit air paling besar, sesuai dengan luas daerah tangkapan air hujan:
3.Untuk tangkapan air hujan pada ruang milik jalan (Rumija), periode hujan rencana yang diperhitungkan untuk
dialirkan melalui gorong-gorong adalah:
1. paling sedikit 10 (sepuluh) tahunan untuk jalan arteri dan kolektor.
2. paling sedikit 5 (lima) tahunan untuk jalan lokal dan lingkungan.
4.Untuk air yang dialirkan melalui drainase lingkungan/saluran alam, maka periode ulang hujan rencana yang
diperhitungkan adalah 25 (dua puluh lima) tahunan.
3.Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah merupakan bangunan konstruksi untuk menahan beban tanah ke arah
horisontal dan vertikal.
Dinding penahan tanah dapat digunakan untuk menyokong badan jalan yang berada di lereng atau
di bawah permukaan jalan.
Dinding penahan tanah harus mampu menahan gaya vertikal dan horizontal yang menjadi
bebannya, sesuai dengan pertimbangan mekanika tanah dan geoteknik.
Dinding penahan tanah harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan mudah dipelihara serta
dengan faktor keamanan yang memadai.
Dinding penahan tanah harus dilengkapi sistem drainase.
Bagian sisi terluar dinding penahan tanah harus berada dalam atau pada batas Rumija.
Jenis – Jenis Alat Berat Beserta Fungsinya
1.Excavator (Bego)
Excavator (bego) merupakan jenis alat berat yang secara umum digunakan untuk
melakukan penggalian pada tanah dan memindahkan tanah atau material lainnya ke dalam
truk muata. Excavator atau yang disebut oleh orang Indonesia sebagai bego merupakan
alat yang paling sering ada pada suatu proyek dikarenakan fungsinya yang beragam. Selain
penggunaannya untuk menggali tanah, excavator memiliki fungsi lainnya antara lain untuk
memindahkan material berat, meratakan tanah, menancapkan batang pondasi, mengeruk
sungai, dan banyak lagi lainnya.

2.Bulldozer
Bulldozer merupakan alat berat yang secara umum digunakan untuk mengolah lahan.
Umumnya digunakan untuk mendorong material tanah, hasil galian, baik itu ke arah
depan, samping, ataupun untuk membuat suatu timbunan material. Jenis bulldozer yang
ada sekarang ini cukup bervariasi, Swamp bulldozer contohnya jenis bulldozer yang
digunakan dalam pengerjaan rawa. Crawler tractor dozer merupakan bulldozer yang
memakai roda kelabang. Wheel tractor dozer merupakan bulldozer yang memakai roda
karet.
3.Wheel Loader
Wheel loader merupakan alat yang memiliki fungsi tak terlalu berbeda dari bulldozer, yaitu
digunakan untuk memindahkan material atau barang dari suatu alat atau tempat ke alat atau tempat
yang lainnya. Cara kerjanya dengan menggali (melakukan loader). Kemudian bucket akan didorong
pada material yang nantinya diangkat. Jika bucket telah penuh, maka tractor mundur dan bucket
diangkat ke atas untuk nantinya dipindahkan. Wheel loader memiliki fungsi lain yaitu membersihkan
tempat atau lokasi pekerjaan, meratakan timbunan tanah dan mengisinya kembali, menggusur tanah
dengan jarak dekat, meratakan permukaan ataupun menghaluskan permukaan bidang rata dan
sebagainya.
4.Wales Stump
Vibro roller (Stump) atau yang disebut juga dengan wales merupakan alat yang digunakan untuk
memadatkan permukaan aspal atau tanah. Stump kerap digunakan saat membuat jalan raya.
Sebenarnya alat ini bernama vibro roller, akan tetapi orang Indonesia kerap menyebutnya dengan
stum, mesin penggulung atau mesin galindong. Di pasaran, ukuran alat ini cukup bervariatif, ada yang
berukuran kecil, sedang sampai besar sehingga alat ini bisa digunakan di beragam variasi lahan, mulai
dari lahan berukuran kecil hingga lahan berukuran besar.
5.Crane
Crane memiliki fungsi untuk memindahkan atau mengangkut material dari bawah ke atas atau sebaliknya.
Derek jangkung atau crane umumnya digunakan dalam proyek pembangunan gedung. Beragam material
yang sulit dipindahkan dengan tenaga manusia ke permukaan yang tinggi seperti atap gedung nantinya
diderek dengan crane. Alat ini dapat bergerak mekanis secara horizontal dan vertikal. Ada beragam jenis
crane yang dapat ditemukan di pasaran, mulai dari mobile crane (truck crane), tower crane, hydraulic
crane, crawler crane, overhead crane, dan lain-lain.

6.Grader
Motor grader atau grader merupakan alat berat dengan pisau panjang yang digunakan untuk
meratakan permukaan tanah secara mekanis. Tak hanya itu, alat ini pun bisa digunakan untuk
mencampur tanah, melakukan penggusuran tanah, mengurug kembali galian tanah, meratakan
tanggul, dan banyak lagi lainnya. Secara umum grader digunakan pada tahap akhir, seperti mengatur
atau memperbaiki. Digunakan pada konstruksi dan pemeliharaan jalan berkerikil dan jalan tanah, atau
bisa juga digunakan untuk mempersiapkan landasan dasar pada proyek pembuatan jalan raya sebelum
disebarkan lapisan aspal.
7.Scraper
Motor scraper atau scraper merupakan jenis alat berat yang banyak digunakan dalam memotong
lereng bendungan ataupun lereng tanggul. Alat berat ini juga bisa digunakan untuk menggali
tanah yang berada di antara bangunan beton dan bisa juga digunakan untuk meratakan jalan
raya. Pada proses kerjanya, alat ini dapat menggali permukaan tanah sampai tebal/kedalamannya
lebih dari 2,5 mm dan juga bisa menimbun suatu lokasi yang diinginkan, sampai ketebalan
minimum lebih dari 2,5 mm.

Anda mungkin juga menyukai