Anda di halaman 1dari 5

Definisi Jalan tol

Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah
suatu jalan yang dikhususkan untuk kendaraan bersumbu dua atau lebih
(mobil, bus, truk) dan bertujuan untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari
satu tempat ke tempat lain.
Untuk menggunakan fasilitas ini, para pengguna jalan tol harus membayar
sesuai tarif yang berlaku. Penetapan tarif didasarkan pada golongan kendaraan.
Bangunan atau fasilitas di mana tol dikumpulkan disebut sebagai pintu tol, rumah
tol, plaza tol atau di Indonesia lebih dikenal sebagai gerbang tol. Bangunan ini
biasanya ditemukan di dekat pintu keluar, di awal atau akhir jembatan
(misal: Jembatan Suramadu), dan ketika Anda memasuki suatu jalan layang (fly-
over).
Di Indonesia, jalan tol sering dianggap sinonim untuk jalan bebas hambatan,
meskipun hal ini sebenarnya salah. Di dunia secara keseluruhan, tidak semua jalan
bebas hambatan memerlukan bayaran. Jalan bebas hambatan seperti ini
dinamakan freeway atau expressway (free berarti "gratis", dibedakan dari jalan-
jalan bebas hambatan yang memerlukan bayaran yang
dinamakan tollway atau tollroad (kata toll berarti "biaya")

Tujuan & Manfaat


TUJUAN PENYELENGGARAAN JALAN TOL
1. Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang.
2. Meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan
ekonomi.
3. Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.
4. Meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan.

MANFAAT JALAN TOL


1. Pembangunan jalan tol akan berpengaruh pada perkembangan wilayah &
peningkatan ekonomi.
2. Meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas orang dan barang.
3. Pengguna jalan tol akan mendapatkan keuntungan berupa penghematan biaya
operasi kendaraan (BOK) dan waktu
dibanding apabila melewati jalan non tol.
4. Badan Usaha mendapatkan pengembalian investasi melalui pendapatan tol yang
tergantung pada kepastian tarif tol.
Teknik Pelaksanaan
Pembangunan Jalan Tol

Tahukah Anda bahwa jalan-jalan raya yang setiap hari kita lalui ternyata dibangun
dengan proses yang cukup panjang? Seperti pembangunan konstruksi umum lainnya,
pembangunan jalan tentu membutuhkan perencanaan yang benar-benar matang.
Setelah perencanaan dibuat dan disetujui oleh pihak-pihak yang berwenang dan dana
disediakan, barulah teknik pelaksanaan pembangunan jalan bisa dimulai. Berikut ini
tahapan-tahapan pelaksanaan pembangunan jalan dimulai dari awal.

Pekerjaan Pembersihan

Lahan yang ditentukan untuk pembangunan jalan tentu memiliki beragam kondisi. Ada
yang hanya ditumbuhi rumput saja, tetapi banyak pula yang dipadati semak belukar dan
pepohonan. Untuk itulah pekerjaan pembersihan harus dilakukan. Pekerjaan
pembersihan meliputi penebangan pepohonan, pembersihan semak belukar dan
menggali akar-akar tanaman supaya tidak tumbuh kembali.
Gimbalan rumput sebaiknya tidak dibuang begitu saja. Gimbalan rumput bisa digunakan
untuk menutup bahu jalan. Jika rumput-rumput tersebut kelak bisa tumbuh dengan baik,
maka rerumputan itu akan berfungsi sebagai pelindung erosi khususnya di area miring
dan bahu-bahu jalan.

Pekerjaan pembersihan ini tak hanya berlaku untuk tumbuh-tumbuhan saja, tetapi juga
untuk bongkahan-bongkahan batu yang berukuran besar dan mengganggu pelaksanaan
pembangunan jalan. Bongkahan batu-batu tersebut dipindahkan dengan cara didorong,
atau dipecahkan sehingga menjadi batu-batu berukuran kecil. Acapkali pekerjaan
membersihkan batu-batu ini memakan waktu yang cukup lama dan tenaga yang besar.

Setelah dibersihkan, terkadang tahapan pembuangan permukaan tanah diperlukan.


Khususnya di wilayah-wilayah banjir yang memiliki tumpukan endapan lumpur dan
lembah-lembah sungai. Pembuangan permukaan tanah ini diperlukan agar permukaan
tanah memiliki kekuatan daya dukung yang baik untuk pembangunan jalan.

Pekerjaan Tanah

Sesudah tahapan pembersihan selesai dilakukan, selanjutnya perlu dilakukan pekerjaan


tanah. Pekerjaan tanah terdiri dari penggalian drainase dan pengurugan pada tempat-
tempat yang membutuhkan urug atau timbunan. Pekerjaan tanah ini bertujuan untuk
membentuk badan jalan. Untuk mendapatkan penimbunan berkualitas baik, perlu
diperhatikan supaya semua tanah benar-benar dipadatkan. Sebaiknya penimbunan
dilakukan lapisan demi lapisan dengan ketebalan 15cm. Lapisan demi lapisan harus
dipadatkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan dengan lapisan berikutnya.

Pada pekerjaan tanah ini, jarak pemindahan tanah yang hendak digunakan untuk
penimbunan akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan juga lama
waktu pengerjaannya. Jika jarak tanah urug dekat, maka proses penimbunan akan
berjalan lebih cepat. Sebaliknya, bila jarak pemindahan tanah urug jauh, maka waktu
yang dibutuhkan untuk pekerjaan tanah ini bisa lebih lama.

Setelah itu, barulah dilakukan penggalian saluran-saluran di samping kiri dan kanan jalan.
Tanah galian saluran bisa diletakkan di bagian tengah jalan dan diratakan sehingga
terbentuk bahu jalan. Kemudian tanah di badan jalan diratakan dan dipadatkan.
Sebaiknya tanah disiram dengan air agar kadar air selama pemadatan benar-benar
terjaga.

Bila pemadatan selesai dilakukan, perlu pengukuran ulang untuk memastikan ketinggian
badan jalan telah sesuai dengan standar yang berlaku. Jika ternyata ketinggian badan
jalan belum tercapai atau berlebihan, maka perlu dilakukan penyesuaian supaya
diperoleh ketinggian yang benar-benar sesuai dengan standar.
Pekerjaan Drainase

Drainase di jalan raya memegang peranan penting untuk menjaga daya tahan jalan.
Sebab air bisa merusak jalan dengan cara menyapu permukaan jalan atau yang disebut
erosi dan mengurangi daya dukung badan jalan. Karena itulah sangat penting
membangun sistem drainase yang baik.

Sistem drainase pada jalan raya harus mendukung agar air bisa mengalir keluar dari
permukaan jalan, saluran pinggir jalan yang dapat menampung aliran air dari permukaan
jalan, saluran air di sisi luar jalan yang mampu menampung air agar tidak masuk ke ruas
jalan, dan berupa gorong-gorong di bawah ruas jalan yang mengalirkan air melintasi ruas
jalan.

Selain saluran air yang baik, erosi di jalan raya juga bisa dicegah dengan mendirikan
tanggul-tanggul penahan air. Tanggul penahan air ini berfungsi mengurangi laju aliran air
dan menahan lumpur-lumpur. Perlu juga dibuat saluran pembuangan sehingga jalan
memiliki kepastian pembuatan di luar saluran-saluran yang terdapat di jalan.

Perkerasan Badan Jalan

Perkerasan badan jalan atau dikenal dengan istilah gravelling dilakukan untuk membuat
lapisan permukaan badan jalan yang kuat. Permukaan badan jalan yang kuat harus
mampu menahan segala cuaca, panas maupun hujan serta tak mengalami perubahan
saat menerima beban. Selain itu, permukaan badan jalan yang kuat akan membuat air
sulit untuk masuk.

Perkerasan badan jalan ini dilakukan dengan memberi lapisan batuan alam. Adapun
tingkat ketebalannya antara 15cm sampai dengan 20cm sebelum tahap pemadatan.
Material yang digunakan dalam tahapan gravelling ini idealnya memiliki kandungan tiga
material utama yakni batu, pasir dan tanah liat dengan komposisi batu 35% sampai 65%,
pasir 20% sampai 40%, dan tanah liat 10% sampai 25%.

Pekerjaan Pemadatan

Tahapan pemadatan menjadi salah satu tahapan penting untuk menjadikan tanah
semakin kuat. Pemadatan dilakukan untuk mengurangi volume lapisan tanah dan
mendorong partikel tanah semakin padat. Setidaknya terdapat empat metode dasar
pemadatan yakni penumbukan lapisan tanah secara mekanis ataupun secara manual,
mesin roller, pemadatan dengan menggunakan getaran, dan pemadatan alami.

Penumbuk atau pemukul tergolong sebagai alat pemadat yang murah dan mudah
digunakan. Kelemahannya, penggunaan alat ini membuat pekerjaan pemadatan
berlangsung lebih lama. Alat penumbuk ini terbuat dari tongkat pemegang dengan beton
atau besi cor di bagian ujungnya. Alat ini dioperasikan dengan cara diangkat dan
dijatuhkan di permukaan tanah berulang-ulang sehingga lapisan tanah benar-benar
padat. Alat ini umumnya memiliki bobot antara 6 Kg sampai 8 Kg.

Sedangkan roller penggilas bisa menjangkau area pemadatan yang lebih luas
dibandingkan alat penumbuk atau pemukul. Roller penggilas ini ada yang memiliki drum
ganda dan ada pula dengan drum tunggal. Roller penggilas ini mampu menghasilkan
pemadatan yang berkualitas baik dengan bobot pemberat sampai dengan 1 ton atau
bahkan lebih.

Sementara itu roller getar mempunyai kelebihan mampu memadatkan lebih dalam
dibandingkan dengan roller penggilas. Pada penggunaan alat ini perlu diperhatikan
mengenai kestabilan kecepatannya untuk mendapatkan hasil pemadatan yang baik. Efek
getaran sepenuhnya bergantung pada jenis material dan intensitas getaran.

Selain menggunaan alat-alat pemadatan tersebut, pemadatan juga bisa saja dilakukan
secara alami. Pemadatan alami dijalankan dengan membiarkan tanah dalam jangka
waktu tertentu. Tanah nantinya secara alami akan menjadi padat karena terguyur hujan
dan dilintasi kendaraan. Pemadatan seperti ini memang terbilang murah, tetapi
membutuhkan waktu yang cukup lama.

Nah, sampai di sini tahapan pembangunan jalan telah menghasilkan lapisan pondasi
bawah badan jalan yang kuat sesuai perencanaan. Tetapi tahapan ini bukanlah tahapan
yang terakhir. Masih ada tahapan berikutnya yakni tahapan perkerasan jalan. Pada
tahapan ini, dilakukan penghamparan aspal yang sudah dicairkan terlebih dahulu
dengan cara dipanaskan. Sesudah aspal dihamparkan dengan ketebalan sesuai
ketentuan, maka selanjutnya dilakukan tahapan pemadatan lagi dengan menggunakan
alat-alat bantu pemadatan. Setelah itu barulah diperoleh jalan yang siap untuk digunakan
sebagai perlintasan kendaraan. Demikianlah teknik pelaksanaan pembangunan jalan
dari awal hingga akhir.

Anda mungkin juga menyukai