Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Agus Sobirin, ST

Pekerjaan Pembersihan

Lahan yang ditentukan untuk pembangunan jalan tentu memiliki beragam kondisi. Ada yang hanya
ditumbuhi rumput saja, tetapi banyak pula yang dipadati semak belukar dan pepohonan. Untuk itulah
pekerjaan pembersihan harus dilakukan. Pekerjaan pembersihan meliputi penebangan pepohonan,
pembersihan semak belukar dan menggali akar-akar tanaman supaya tidak tumbuh kembali.

Gimbalan rumput sebaiknya tidak dibuang begitu saja. Gimbalan rumput bisa digunakan untuk
menutup bahu jalan. Jika rumput-rumput tersebut kelak bisa tumbuh dengan baik, maka rerumputan
itu akan berfungsi sebagai pelindung erosi khususnya di area miring dan bahu-bahu jalan.

Pekerjaan pembersihan ini tak hanya berlaku untuk tumbuh-tumbuhan saja, tetapi juga untuk
bongkahan-bongkahan batu yang berukuran besar dan mengganggu pelaksanaan pembangunan
jalan. Bongkahan batu-batu tersebut dipindahkan dengan cara didorong, atau dipecahkan sehingga
menjadi batu-batu berukuran kecil. Acapkali pekerjaan membersihkan batu-batu ini memakan waktu
yang cukup lama dan tenaga yang besar.

Setelah dibersihkan, terkadang tahapan pembuangan permukaan tanah diperlukan. Khususnya di


wilayah-wilayah banjir yang memiliki tumpukan endapan lumpur dan lembah-lembah sungai.
Pembuangan permukaan tanah ini diperlukan agar permukaan tanah memiliki kekuatan daya dukung
yang baik untuk pembangunan jalan.

Pekerjaan Tanah

Sesudah tahapan pembersihan selesai dilakukan, selanjutnya perlu dilakukan pekerjaan tanah.
Pekerjaan tanah terdiri dari penggalian drainase dan pengurugan pada tempat-tempat yang
membutuhkan urug atau timbunan. Pekerjaan tanah ini bertujuan untuk membentuk badan jalan.
Untuk mendapatkan penimbunan berkualitas baik, perlu diperhatikan supaya semua tanah benar-
benar dipadatkan. Sebaiknya penimbunan dilakukan lapisan demi lapisan dengan ketebalan 15cm.
Lapisan demi lapisan harus dipadatkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan dengan lapisan
berikutnya.

Pada pekerjaan tanah ini, jarak pemindahan tanah yang hendak digunakan untuk penimbunan
akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan juga lama waktu pengerjaannya. Jika
jarak tanah urug dekat, maka proses penimbunan akan berjalan lebih cepat. Sebaliknya, bila jarak
pemindahan tanah urug jauh, maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tanah ini bisa lebih lama.

Setelah itu, barulah dilakukan penggalian saluran-saluran di samping kiri dan kanan jalan. Tanah
galian saluran bisa diletakkan di bagian tengah jalan dan diratakan sehingga terbentuk bahu
jalan. Kemudian tanah di badan jalan diratakan dan dipadatkan. Sebaiknya tanah disiram dengan air
agar kadar air selama pemadatan benar-benar terjaga.

Bila pemadatan selesai dilakukan, perlu pengukuran ulang untuk memastikan ketinggian badan
jalan telah sesuai dengan standar yang berlaku. Jika ternyata ketinggian badan jalan belum tercapai
atau berlebihan, maka perlu dilakukan penyesuaian supaya diperoleh ketinggian yang benar-benar
sesuai dengan standar.
Pekerjaan Drainase

Drainase di jalan raya memegang peranan penting untuk menjaga daya tahan jalan. Sebab air bisa
merusak jalan dengan cara menyapu permukaan jalan atau yang disebut erosi dan mengurangi daya
dukung badan jalan. Karena itulah sangat penting membangun sistem drainase yang baik.

Sistem drainase pada jalan raya harus mendukung agar air bisa mengalir keluar dari permukaan
jalan, saluran pinggir jalan yang dapat menampung aliran air dari permukaan jalan, saluran air di sisi
luar jalan yang mampu menampung air agar tidak masuk ke ruas jalan, dan berupa gorong-gorong di
bawah ruas jalan yang mengalirkan air melintasi ruas jalan.

Selain saluran air yang baik, erosi di jalan raya juga bisa dicegah dengan mendirikan tanggul-
tanggul penahan air. Tanggul penahan air ini berfungsi mengurangi laju aliran air dan menahan
lumpur-lumpur. Perlu juga dibuat saluran pembuangan sehingga jalan memiliki kepastian pembuatan
di luar saluran-saluran yang terdapat di jalan.

Perkerasan Badan Jalan

Perkerasan badan jalan atau dikenal dengan istilah gravelling dilakukan untuk membuat lapisan
permukaan badan jalan yang kuat. Permukaan badan jalan yang kuat harus mampu menahan segala
cuaca, panas maupun hujan serta tak mengalami perubahan saat menerima beban. Selain itu,
permukaan badan jalan yang kuat akan membuat air sulit untuk masuk.

Perkerasan badan jalan ini dilakukan dengan memberi lapisan batuan alam. Adapun tingkat
ketebalannya antara 15cm sampai dengan 20cm sebelum tahap pemadatan. Material yang
digunakan dalam tahapan gravelling ini idealnya memiliki kandungan tiga material utama yakni batu,
pasir dan tanah liat dengan komposisi batu 35% sampai 65%, pasir 20% sampai 40%, dan tanah liat
10% sampai 25%.

Pekerjaan Pemadatan

Tahapan pemadatan menjadi salah satu tahapan penting untuk menjadikan tanah semakin kuat.
Pemadatan dilakukan untuk mengurangi volume lapisan tanah dan mendorong partikel tanah
semakin padat. Setidaknya terdapat empat metode dasar pemadatan yakni penumbukan lapisan
tanah secara mekanis ataupun secara manual, mesin roller, pemadatan dengan menggunakan
getaran, dan pemadatan alami.

Penumbuk atau pemukul tergolong sebagai alat pemadat yang murah dan mudah digunakan.
Kelemahannya, penggunaan alat ini membuat pekerjaan pemadatan berlangsung lebih lama. Alat
penumbuk ini terbuat dari tongkat pemegang dengan beton atau besi cor di bagian ujungnya. Alat ini
dioperasikan dengan cara diangkat dan dijatuhkan di permukaan tanah berulang-ulang sehingga
lapisan tanah benar-benar padat. Alat ini umumnya memiliki bobot antara 6 Kg sampai 8 Kg.

Sedangkan roller penggilas bisa menjangkau area pemadatan yang lebih luas dibandingkan alat
penumbuk atau pemukul. Roller penggilas ini ada yang memiliki drum ganda dan ada pula dengan
drum tunggal. Roller penggilas ini mampu menghasilkan pemadatan yang berkualitas baik dengan
bobot pemberat sampai dengan 1 ton atau bahkan lebih.
Sementara itu roller getar mempunyai kelebihan mampu memadatkan lebih dalam dibandingkan
dengan roller penggilas. Pada penggunaan alat ini perlu diperhatikan mengenai kestabilan
kecepatannya untuk mendapatkan hasil pemadatan yang baik. Efek getaran sepenuhnya bergantung
pada jenis material dan intensitas getaran.

Selain menggunaan alat-alat pemadatan tersebut, pemadatan juga bisa saja dilakukan secara
alami. Pemadatan alami dijalankan dengan membiarkan tanah dalam jangka waktu tertentu. Tanah
nantinya secara alami akan menjadi padat karena terguyur hujan dan dilintasi kendaraan. Pemadatan
seperti ini memang terbilang murah, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama.

Nah, sampai di sini tahapan pembangunan jalan telah menghasilkan lapisan pondasi bawah badan
jalan yang kuat sesuai perencanaan. Tetapi tahapan ini bukanlah tahapan yang terakhir. Masih ada
tahapan berikutnya yakni tahapan perkerasan jalan. Pada tahapan ini, dilakukan penghamparan
aspal yang sudah dicairkan terlebih dahulu dengan cara dipanaskan. Sesudah aspal dihamparkan
dengan ketebalan sesuai ketentuan, maka selanjutnya dilakukan tahapan pemadatan lagi dengan
menggunakan alat-alat bantu pemadatan. Setelah itu barulah diperoleh jalan yang siap untuk
digunakan sebagai perlintasan kendaraan. Demikianlah teknik pelaksanaan pembangunan jalan dari
awal hingga akhir.

----------------------TERIMAKASIH-------------------------

Anda mungkin juga menyukai