Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

TEKNIK PELAKSANAAN JALAN

DOKUMENTASI PENGASPALAN JALAN PETUK KATIMPUN,


KALIMANTAN TENGAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Teknik Pelaksanaan Jalan


Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :

NAMA :
NIM :
SEMESTER / KELAS : IV/ 4A

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2019
TEKNIK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN

Berikut ini tahapan-tahapan pelaksanaan pembangunan jalan dimulai dari awal,

1. Pekerjaan Pembersihan
Lahan yang ditentukan untuk pembangunan jalan tentu memiliki beragam kondisi.
Ada yang hanya ditumbuhi rumput saja, tetapi banyak pula yang dipadati semak
belukar dan pepohonan. Untuk itulah pekerjaan pembersihan harus dilakukan.
Pekerjaan pembersihan meliputi penebangan pepohonan, pembersihan semak belukar
dan menggali akar-akar tanaman supaya tidak tumbuh kembali.
Gimbalan rumput sebaiknya tidak dibuang begitu saja. Gimbalan rumput bisa
digunakan untuk menutup bahu jalan. Jika rumput-rumput tersebut kelak bisa
tumbuh dengan baik, maka rerumputan itu akan berfungsi sebagai pelindung erosi
khususnya di area miring dan bahu-bahu jalan.
Pekerjaan pembersihan ini tak hanya berlaku untuk tumbuh-tumbuhan saja, tetapi
juga untuk bongkahan-bongkahan batu yang berukuran besar dan mengganggu
pelaksanaan pembangunan jalan. Bongkahan batu-batu tersebut dipindahkan dengan
cara didorong, atau dipecahkan sehingga menjadi batu-batu berukuran kecil.
Acapkali pekerjaan membersihkan batu-batu ini memakan waktu yang cukup lama
dan tenaga yang besar.
Setelah dibersihkan, terkadang tahapan pembuangan permukaan tanah diperlukan.
Khususnya di wilayah-wilayah banjir yang memiliki tumpukan endapan lumpur dan
lembah-lembah sungai. Pembuangan permukaan tanah ini diperlukan agar
permukaan tanah memiliki kekuatan daya dukung yang baik untuk pembangunan
jalan.

2. Pekerjaan Tanah
Sesudah tahapan pembersihan selesai dilakukan, selanjutnya perlu dilakukan
pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah terdiri dari penggalian drainase dan pengurugan
pada tempat-tempat yang membutuhkan urug atau timbunan. Pekerjaan tanah ini
bertujuan untuk membentuk badan jalan. Untuk mendapatkan penimbunan
berkualitas baik, perlu diperhatikan supaya semua tanah benar-benar dipadatkan.
Sebaiknya penimbunan dilakukan lapisan demi lapisan dengan ketebalan 15cm.
Lapisan demi lapisan harus dipadatkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan dengan
lapisan berikutnya.
Pada pekerjaan tanah ini, jarak pemindahan tanah yang hendak digunakan untuk
penimbunan akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan juga lama
waktu pengerjaannya. Jika jarak tanah urug dekat, maka proses penimbunan akan
berjalan lebih cepat. Sebaliknya, bila jarak pemindahan tanah urug jauh, maka waktu
yang dibutuhkan untuk pekerjaan tanah ini bisa lebih lama.
Setelah itu, barulah dilakukan penggalian saluran-saluran di samping kiri dan
kanan jalan. Tanah galian saluran bisa diletakkan di bagian tengah jalan dan
diratakan sehingga terbentuk bahu jalan. Kemudian tanah di badan jalan diratakan
dan dipadatkan. Sebaiknya tanah disiram dengan air agar kadar air selama pemadatan
benar-benar terjaga.
Bila pemadatan selesai dilakukan, perlu pengukuran ulang untuk memastikan
ketinggian badan jalan telah sesuai dengan standar yang berlaku. Jika ternyata
ketinggian badan jalan belum tercapai atau berlebihan, maka perlu dilakukan
penyesuaian supaya diperoleh ketinggian yang benar-benar sesuai dengan standar.

3. Pekerjaan Drainase
Drainase di jalan raya memegang peranan penting untuk menjaga daya tahan
jalan. Sebab air bisa merusak jalan dengan cara menyapu permukaan jalan atau yang
disebut erosi dan mengurangi daya dukung badan jalan. Karena itulah sangat penting
membangun sistem drainase yang baik.
Sistem drainase pada jalan raya harus mendukung agar air bisa mengalir keluar
dari permukaan jalan, saluran pinggir jalan yang dapat menampung aliran air dari
permukaan jalan, saluran air di sisi luar jalan yang mampu menampung air agar
tidak masuk ke ruas jalan, dan berupa gorong-gorong di bawah ruas jalan yang
mengalirkan air melintasi ruas jalan.
Selain saluran air yang baik, erosi di jalan raya juga bisa dicegah dengan
mendirikan tanggul-tanggul penahan air. Tanggul penahan air ini berfungsi
mengurangi laju aliran air dan menahan lumpur-lumpur. Perlu juga dibuat saluran
pembuangan sehingga jalan memiliki kepastian pembuatan di luar saluran-saluran
yang terdapat di jalan.
4. Perkerasan Badan Jalan
Perkerasan badan jalan atau dikenal dengan istilah gravelling dilakukan untuk
membuat lapisan permukaan badan jalan yang kuat. Permukaan badan jalan yang
kuat harus mampu menahan segala cuaca, panas maupun hujan serta tak mengalami
perubahan saat menerima beban. Selain itu, permukaan badan jalan yang kuat akan
membuat air sulit untuk masuk.
Perkerasan badan jalan ini dilakukan dengan memberi lapisan batuan alam.
Adapun tingkat ketebalannya antara 15cm sampai dengan 20cm sebelum tahap
pemadatan. Material yang digunakan dalam tahapan gravelling ini idealnya memiliki
kandungan tiga material utama yakni batu, pasir dan tanah liat dengan komposisi
batu 35% sampai 65%, pasir 20% sampai 40%, dan tanah liat 10% sampai 25%.

5. Pekerjaan Pemadatan
Tahapan pemadatan menjadi salah satu tahapan penting untuk menjadikan tanah
semakin kuat. Pemadatan dilakukan untuk mengurangi volume lapisan tanah dan
mendorong partikel tanah semakin padat. Setidaknya terdapat empat metode dasar
pemadatan yakni penumbukan lapisan tanah secara mekanis ataupun secara manual,
mesin roller, pemadatan dengan menggunakan getaran, dan pemadatan alami.
Penumbuk atau pemukul tergolong sebagai alat pemadat yang murah dan mudah
digunakan. Kelemahannya, penggunaan alat ini membuat pekerjaan pemadatan
berlangsung lebih lama. Alat penumbuk ini terbuat dari tongkat pemegang dengan
beton atau besi cor di bagian ujungnya. Alat ini dioperasikan dengan cara diangkat
dan dijatuhkan di permukaan tanah berulang-ulang sehingga lapisan tanah benar-
benar padat. Alat ini umumnya memiliki bobot antara 6 Kg sampai 8 Kg.
Sedangkan roller penggilas bisa menjangkau area pemadatan yang lebih luas
dibandingkan alat penumbuk atau pemukul. Roller penggilas ini ada yang memiliki
drum ganda dan ada pula dengan drum tunggal. Roller penggilas ini mampu
menghasilkan pemadatan yang berkualitas baik dengan bobot pemberat sampai
dengan 1 ton atau bahkan lebih.
Sementara itu roller getar mempunyai kelebihan mampu memadatkan lebih dalam
dibandingkan dengan roller penggilas. Pada penggunaan alat ini perlu diperhatikan
mengenai kestabilan kecepatannya untuk mendapatkan hasil pemadatan yang baik.
Efek getaran sepenuhnya bergantung pada jenis material dan intensitas getaran.
Selain menggunaan alat-alat pemadatan tersebut, pemadatan juga bisa saja
dilakukan secara alami. Pemadatan alami dijalankan dengan membiarkan tanah
dalam jangka waktu tertentu. Tanah nantinya secara alami akan menjadi padat karena
terguyur hujan dan dilintasi kendaraan. Pemadatan seperti ini memang terbilang
murah, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama.

Nah, sampai di sini tahapan pembangunan jalan telah menghasilkan lapisan


pondasi bawah badan jalan yang kuat sesuai perencanaan. Tetapi tahapan ini
bukanlah tahapan yang terakhir. Masih ada tahapan berikutnya yakni tahapan
perkerasan jalan. Pada tahapan ini, dilakukan penghamparan aspal yang sudah
dicairkan terlebih dahulu dengan cara dipanaskan. Sesudah aspal dihamparkan
dengan ketebalan sesuai ketentuan, maka selanjutnya dilakukan tahapan pemadatan
lagi dengan menggunakan alat-alat bantu pemadatan. Setelah itu barulah diperoleh
jalan yang siap untuk digunakan sebagai perlintasan kendaraan. Demikianlah teknik
pelaksanaan pembangunan jalan dari awal hingga akhir.
Data Lokasi Pengaspalan Jalan,

Tempat : Jl. Petuk Katimpun, Kelurahan Petuk Katimpun, Kecamatan Jekan


Raya. Kota Palangkaraya. Kalimantan Tengah.

Tahun Pengerjaan : 2015-2017

Panjang Pengaspalan : 5,5 Km

Dana Anggaran : Rp. 2.500.000.000,00


DAFTAR PUSTAKA

http://strong-indonesia.com/artikel/teknik-pelaksanaan-pembangunan-jalan/

https://pupr.palangkaraya.go.id/dokumentasi-pekerjaan-3/

Anda mungkin juga menyukai