Anda di halaman 1dari 15

Jaringan jalan merupakan prasarana dasar bagi pemenuhan kebutuhan manusia dalam

meningkatkan kualitas hidup. Sesuai dengan upaya pemerintah dalam

pembinaan/penanganan jaringan jalan, maka Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon

Progo melalui Bidang Bina Marga mempunyai misi dalam mengembangkan suatu sistem

jaringan jalan melalui program pemeliharaan berkala jalan kabupaten. Tujuan pemeliharaan

berkala adalah untuk mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai dengan tingkat

pelayanan dan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan

Pemeliharaan Jalan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan


perawatan dan perbaikan jalan yang diperlukan dan direncanakan untuk
mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal
melayani lalu lintas selama umur rencana jalan yang ditetapkan.

Pekerjaan pemeliharaan konstruksi jalan merupakan pekerjaan yang


penting untuk dilaksanakan karena konstruksi jalan merupakan investasi
modal yang besar sehingga apabila pelaksanaaannya diabaikan akan
membutuhkan biaya rekonstruksi yang sangat mahal untuk bisa
mempertahankan performance standard (perbaikan ke standar kondisi
yang layak).

Para pengguna jalan menuntut agar jalan yang dilewatinya selalu memberi
kenyamanan dan keselamatan. Namun demikian perkerasan jalan akan
mengalami penurunan kondisi seiring dengan berkurangnya umur
pelayanan karena perkerasan secara terus menerus mengalami tegangan
tegangan akibat beban lalu lintas yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan minor pada perkerasan. Selain beban lalu lintas juga terdapat
pengaruh air, iklim, cuaca, kelembaban, dan lingkungan yang dapat
menurunkan kondisi pelayanan jalan.

Karena karakteristiknya yang selalu mengalami penurunan kondisi,


maka untuk memperlambat laju kecepatan penurunan kondisi dan
untuk mempertahankan kondisi jalan pada tingkat yang layak
(performance standard), maka jalan perlu dipelihara secara terus
menerus.

Untuk mewujudkan pemeliharaan jalan yang hasilnya dapat memenuhi


tuntutan para pengguna jalan bukanlah pekerjaan yang mudah karena
diperlukan deteksi dan perbaikan sedini mungkin terhadap perkerasan
guna mencegah kerusakan minor berkembang menjadi kegagalan
konstruksi perkerasan.

1.  Tujuan Pemeliharaan Jalan

Secara umum pemeliharaan jalan dimaksudkan untuk :

a.  Mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi dalam melayani lalu
lintas sehingga keselamatan lalu lintas terjamin dan pelayanan jalan
meningkat. Artinya kecelakaan yang diakibatkan oleh konsidi jalan yang
buruk dapat ditekan seminimal mungkin dan karena kondisi jalan yang baik
para pengguna jalan akan menikmati kenyamanan selama perjalanannya.

b.  Memperkecil biaya operasi kendaraan.

Besarnya biaya operasi kendaraan tergantung pada jenis kendaraan ,


geometric dan kondisi jalan. Apabila jalan dalam kondisi baik maka Biaya
Operasi Kendaraan (BOK) tidak meningkat, sedangkan yang sangat
berkepentingan dengan BOK adalah para pengguna jalan.
c. Memperlambat atau mengurangi laju kerusakan (rate of deterioration)
sehingga diharapkan dapat memperpanjang umur jalan.

Ditinjau dari segi teknis kegiatan pemeliharaan jalan merupakan upaya


upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya air kelapisan perkerasan
yang mengalami retak karena terjadinya pelapukan dan upaya menangani
akibat dari gerakan roda dan beban lalu lintas yang menyebabkan
pengikisan dan tekanan terhadap permukaan perkerasan yang akhirnya
terjadi kelelahan (fatig) pada struktur jalan.

2.  Klasifikasi Kegiatan Pemeliharaan Jalan Berdasarkan Frekuensi


Pelaksanaannya.

 a. Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance)

Merupakan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus


sepanjang tahun. Kegiatan ini meliputi : perawatan permukaan jalan
meliputi : perbaikan kerusakan kecil, penambalan lubang, pemburasan,
perbaikan kerusakan tepi perkerasan, perawatan trotoar, saluran samping
dan drainase bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan dan
perawatan bahu jalan.

 b. Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance)

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan hanya pada interval waktu tertentu


karena kondisi jalan sudah mulai menurun.

Kegiatan ini meliputi perbaikan, levelling, resealing maupun overlay


(pelapisan ulang) pada jalan beraspal atau regrooving
(pengaluran/pengkasaran permukaan) maupun overlay pada jalan beton
semen.
 c. Rehabilitasi (Urgent Maintenance)

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk hal-hal yang sifatnya


mendadak /mendesak/ darurat akibat terjadi kerusakan setempat yang
cukup berat misalnya jalan putus akibat banjir, longsor, gempa, dll

Kegiatan rehabilitasi ini meliputi semua kegiatan pengembalian kondisi


jalan ke kondisi semula yang harus dilakukan secepatnya agar lalu lintas
tetap berjalan dengan lancar.

Langkah Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan


1. Pemeliharaan Gorong-Gorong
2. Pemeliharaan Saluran
3. Pemeliharaan Bahu Jalan
4. Perbaikan Erosi
5. Pemeliharaan Perlengkapan Jalan
6. Pemeliharaan Jembatan
7. Perbaikan Pondasi

Mengenal Tentang Dinding Penahan Tanah


(Talud), Manfaat & Perencanaannya
Dinding penahan tanah (talud) adalah bangunan yang berguna untuk memperbesar tingkat
kestabilan tanah. Pada umumnya, dinding ini dibangun di daerah-daerah yang kondisi
tanahnya masih labil. Kebanyakan dinding penahan tanah terbuat dari pasangan batu kali
yang diperkuat campuran semen, pasir, dan air. Selain itu, bahan baku untuk membuat
konstruksi ini juga bisa berasal dari mortar, beton, kayu, dan sebagainya.

Fungsi talud yang utama ialah untuk menahan tanah yang terletak di belakangnya,
melindungi kondisi tanah di depannya, dan mencegah timbulnya bahaya longsor.
Penyebabnya bisa bermacam-macam seperti berat tanah, berat benda, dan berat air yang
terlampau berlebih. Sedangkan kegunaan talud secara khusus antara lain sebagai
pelindung area tebing, pemelihara sarana dan prasarana, serta pemanfaatan ruang dari
suatu pembangunan.

Pada umumnya, konstruksi dinding penahan tanah tersusun atas batu yang dicampur
dengan semen, pasir, dan air. Seringkali batu yang dipakai berupa batu kali atau batu
gunung. Begitupun dengan semennya, bisa menggunakan PC (Portland Cement) atau PCC
(Portland Cement Composite). Dan untuk pasirnya harus bersih dari tanah lempung,
kotoran, sampah, dan sebagainya. Kualitas adukan beton tersebut dapat disesuaikan
dengan desain yang direncanakan dan pastikan dapat mengikat konstruksi dengan kuat.

Adapun aktor-faktor yang perlu kita perhatikan dalam merencanakan dinding


panahan tanah di antaranya meliputi :
1. Pemanfaatan sumber daya yang tersedia semaksimal mungkin
2. Konstruksi yang sederhana dan bisa dikerjakan dengan mudah
3. Pemilihan lokasi yang tepat dan berdayaguna
4. Ketinggian maksimal dinding penahan tanah yaitu 4 meter agar efektif dan efisien
5. Kedalaman maksimal dapat disesuaikan hingga mendapatkan kestabilan konstruksi
6. Ukuran bagian lain dari talud harus memenuhi persyaratan teknis dan keamanan
7. Dinding penahan tanah sebisa mungkin memiliki sifat kedap air
8. Ukuran dan dimensi konstruksi wajib direncanakan dengan matang
9. Analisa kestabilan terhadap guling, geser, daya dukung tanah dasar, dan patah
tembok dari gaya yang diterima
10. Tingkat kemiringan tembok penahan tanah minimal sebesar 50:1

Selain dari faktor-faktor di atas, perencanaan dinding penahan tanah juga perlu
memperhatikan jenis-jenis tanah yang ada di lokasi pembangunan. Pada tanah tanpa
lapisan air tanah, analisa dilakukan berdasarkan tekanan yang terjadi tanpa air dan
indikatornya ialah tanah dalam kondisi yang kering.
Sedangkan pada tanah yang mengandung lapisan air tanah analisa dilaksanakan menurut
tekanan akibat air dan indikatornya yaitu tanah dalam kondisi jenuh. Lain lagi dengan tanah
lempung, analisanya juga mencakup pengaruh dari daya lekat tanah. Sementara itu,
analisa tanah pasir mempunyai nilai daya lekat yang rendah atau nol sehingga pengaruh
kohesinya bisa tidak dianggap.
Macam-Macam Dinding Penahan Tanah
- October 12, 2017

 Macam-Macam  Dinding Penahan Tanah-Hallo sobat,, jumpa lagi ni bersama mimin


alias admin,,kali ini mimin akan membahas artikel masalah " Macam-Macam  Dinding
Penahan Tanah" ada beberapa macam dinding penahan..

Pedoman  perencanaan  dinding  penahan  tanah  sederhana  untuk


masyarakat  dirasa  masih sangat kurang, untuk itusaya  mencoba  membuat
pedoman  penentuan  dimensi  dinding  penahan  tanah  dengan  tujuan
agar  tidak  terlalu menyimpang dari ketentuan teknik. Mungkin pedoman
ini masih sangat sederhana sekali, mohon kepada semua pihak yang peduli
untuk melengkapinya.  Untuk dinding penahan tanah pada Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) yang
direncanakan sendiri oleh masyarakat hanya diijinkan pada lereng/tebing
dengan ketinggian maksimum 1,50 meter dari muka  tanah  dan  kedalaman
galian  dinding  penahan  tanah  minimal  0,50  meter,
apabila ketinggiannya melebihi 1,50meter  dari  muka  tanah  maka  harus
minta  pertimbangan  kepada  faskel  teknik  agar  dilakukan  analisa
kestabilan terhadap  guling dan geser untuk tipe grafitasi dan penentuan
jumlah tulangan tarik untuk dinding  penahan tanah tipe cantilever,
counterfort retaining wall, dan buttress retaining waII.

1. DINDING PENAHAN TANAH TYPE GRAFITASI


   (KONSTRUKSI)
    Catatan : 
          Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka
    wajib dipasang subdrain (pipa PVC Ø 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya
    horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air.

2. DINDING PENAHAN TANAH TYPE CANTILEVER


    (KONSTRUKSI)
   Catatan : 
         Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka
   wajib dipasang subdrain (pipa PVC Ø 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya
   horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air.

3. DINDING PENAHAN TANAH TYPE COUNTERFORT


    (KONSTRUKSI)
    Bahan dinding penahan tanah type counterfort = beton bertulang 
    A  =  20 Cm sampai dengan 30 Cm 
    B  =  0,4H sampai dengan 0,7H 
    C  =  H/14 sampai dengan H/12 
    D  =  H/14 sampai dengan H/12 
    E  =  0,3H sampai dengan 0,6H 
    F  =  Minimum 20 Cm     

Catatan : 
        Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka
wajib dipasang subdrain (pipa PVC Ø   2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya
horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air.
4. DINDING PENAHAN TANAH TYPE BUTTRESS

     A  =  20 Cm sampai dengan 30 Cm


     B  =  0,4H sampai dengan 0,7H 
     C  =  H/14 sampai dengan H/12 
     D  =  0,3H sampai dengan 0,6H 
     E  =  Minimum 20 Cm     

Catatan :
1. Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka
   wajib dipasang subdrain (pipa PVC Ø 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya
   horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air.
2. Untuk penulangan dinding penahan tanah type buttress prinsipnya sama
   dengan dinding penahan tanah type counterfort

5. DINDING PENAHAN TANAH NON KONSTRUKSI

Catatan :
? Pipa PVC dipasang tiap 1 M², agar air dapat keluar dari dalam tanah 
? Kemiringan minimal talud 3 kerarah vertical dan 1 kearah harisontal,
  kemiringan maksimal 1 kearah vertical dan 1 kearah horisontal 

TEMBOK PENAHAN TANAH


Pengertian Dinding Talud Penahan Tanah
Dinding penahan tanah (talud) adalah bangunan yang berguna untuk memperbesar tingkat kestabilan
tanah. Pada umumnya, dinding ini dibangun di daerah-daerah yang kondisi tanahnya masih labil.
Kebanyakan dinding penahan tanah terbuat dari pasangan batu kali yang diperkuat campuran semen,
pasir, dan air. Selain itu, bahan baku untuk membuat konstruksi ini juga bisa berasal dari mortar, beton,
kayu, dan sebagainya.

Fungsi talud yang utama ialah untuk menahan tanah yang terletak di belakangnya, melindungi kondisi
tanah di depannya, dan mencegah timbulnya bahaya longsor. Penyebabnya bisa bermacam-macam seperti
berat tanah, berat benda, dan berat air yang terlampau berlebih. Sedangkan kegunaan talud secara khusus
antara lain sebagai pelindung area tebing, pemelihara sarana dan prasarana, serta pemanfaatan ruang dari
suatu pembangunan.

FUNGSI
Fungsi utama dari konstruksi penahan tanah adalah menahan tanah yang berada dibelakangnya dari
bahaya longsor akibat :
1. Benda-benda yang ada atas tanah (perkerasan & konstruksi jalan, jembatan, kendaraan, dll)
2. Berat tanah
3. Berat air (tanah)
Atau dengan kata lain merupakan pasangan batu yang dilekatkan dengan campuran semen, pasir dan air
untuk melindungi tebing dari keruntuhan tanahnya.

Fungsi khusus yang dapat diberikan oleh pasangan batu adalah :


1. Pemanfaatan ruang dari suatu pembangunan jenis sarana dan prasarana lain
2. Pemeliharaan, penunjang umur dan bagian dari jenis sarana dan prasarana lain, misalnya :
3. Dinding saluran irigasi
4. Prasarana tepi jalan kondisi khusus
5. Dan lain-lain
6. Perlindungan tebing
JENIS DINDING PENAHAN TANAH (DPT)
Jenis tembok penahan tanah :

1. Batu kali murni & batu kali dengan tulangan (gravity & semi gravity)
2. Tembok yang dibuat dari bahan kayu (talud kayu)
3. Tembok yang dibuat dari bahan beton (talud beton)
 
– Jenis Konstruksi DPT –
KRITERIA PERENCANAAN
Secara garis besar, kriteria perencanaan untuk DPT adalah :

1. Sedapat mungkin memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.


2. Konstruksi sederhana dan dapat dikerjakan oleh masyarakat.
3. Lokasi yang dipilih tepat dan memiliki manfaat yang besar baik sebagai sarana dan prasarana
penunjang atau pencegah bahaya longsor, banjir atau erosi.
4. Untuk alasan kemudahan pelaksanaan pembangunan dan efisiensi waktu dan biaya pelaksanaan
terhadap kemampuan pekerjaan pada kondisi normal, tinggi maksimal untuk prasarana penahan
tanah 4,00 meter.
5. Kedalaman minimum prasarana dinding penahan dapat disesuaikan sampai memenuhi kestabilan
konstruksi penahan tanah.
6. Ukuran bagian lain dari prasarana tembok penahan memenuhi persyaratan teknis dan memiliki
persyaratan keamanan yang memadai.
7. Prasarana dinding penahan tanah untuk sarana dan prasarana irigasi atau tanggul sedapat mungkin
bersifat kedap air selain dari persyaratan teknis dan persyaratan keamanan yang memadai.
DATA KEBUTUHAN DESAIN
Pembuatan desain penahan tanah bisanya membutuhkan data-data :

1. Potensi sarana dan prasarana yang sudah ada dan potensi sumber daya alamnya.
2. Tanah letak rencana /bentuk lokasi,
– Jenis tanah

– Kedalaman tanah keras

– Lapisan air tanah

3. Data kondisi lokasi, lingkungan, dan peruntukan konstruksi


– Sungai  → sebagai saluran irigasi

– Jalan → sebagai pengaman tepi jalan

– Perlindungan tebing → keamanan sarana dan prasarana (jalan, pemukiman, dll) yang ada diatas atau di
bawahnya, pencegah gerusan.

– Tanggul → pencegah banjir, luapan air.

PERSYARATAN TEKNIS
Hal-hal teknis yang harus diperhatikam dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Dinding Penahan
Tanah adalah sebagai berikut.

1.   Ukuran / Dimensi.Rumus ancar-ancar dimensi TPT : Lebar Atas (A) = H (tinggi tembok)
dibagi 12. Dan minimal lebar atas adalah 25 Cm,  Lebar dasar (B) = (0,47 s.d 0,7) dikalikan H,
Tebal kaki dan tumit* (B1) = (1/8 s.d 1/6) dikalikan H, Lebar kaki dan tumit* (B3) = (0,5 s.d 1)
dikalikan B1.
2.  Kestabilan Prasarana.Analisis kestabilan antara lain meliputi : Analisa terhadap guling,
Analisa terhadap geser, Daya dukung tanah dasar, Patah tembok akibat gaya yang diterimanya.
3.   Kemiringan Dinding. Minimal 50 : 1 (H dibanding B2).
4.   Jenis Tanah. Jenis tanah juga harus diperhatikan dalam perencanaan, seperti : Tanpa lapisan
air tanah. Analisa tekanan yang terjadi tidak mencakup tekanan akibat air/lapisan air tanah, dan
indikator tanah yang berpengaruh adalah tanah dalam kondisi biasa (kering udara), Ada lapisan air
tanah. Analisa tekanan yang terjadi mencakup tekanan akibat air/lapisan air tanah, dan indikator
tanah yang berpengaruh adalah tanah dalam kondisi jenuh, Tanah lempung. Analisa tekanan yang
terjadi ada pengaruh daya lekat tanah (kohesi), Tanah Pasir. Nilai daya lekat tanah untuk tanah pasir
(murni) biasanya kecil atau = 0 dan pengaruh daya lekatnya dapat diabaikan.
5.   Bahan penyusun. Bahan penyusun dapat diperkirakan sesuai dengan jenis konstruksi dari TPT
tersebut, misalnya :Batu, batu yang digunakan biasanya batu kali atau batu gunung hitam, Semen,
semen yang digunakan haruslah yang mempunyai jenis yang baik dan dapat menggunakan Portland
Cement(PC) atau Portland Cement Composit  (PCC), Pasir, pasir yang digunakan harus bebas dari
bahan lain seperti tanah lempung, sampah, atau kotoran lainnya.
6.   Kualitas Adukan. Disesuaikan dengan desain yang direncanakan dan dapat mengikat bahan
konstruksi dengan baik dan kuat, disyaratkan berat volumenya antara 2,0 s.d 2,3 t/m3 (PPI 1983).

Anda mungkin juga menyukai