Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

TUGAS PPJ

Dosen Pengampu :
Ir.Imam Hagni Puspito,M.T., IPM

Disusun Oleh:
Shyreeva Djamal Putra Indrawan
4221210041

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur jalan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana penunjang trasportasi sehingga memberikan manfaat bagi warga
pemukiman dalam menghubungkan satu pemukiman ke pemukiman lainnya yang pada
akhirnya diharapkan meningkatkan perekonomian kawasan tersebut.
Salah satu faktor yang berpengaruh pada pemilihan solusi desain tebal perkerasan
jalan adalah anggaran biaya kontruksi dan periode oanggaran pembangunan kontruksi.
Dengan demikian pemilihan solusi desain tebal perkerasan didasarkan pada analisi biaya
umur layanan termurah dan pertimbangan sumber daya kontruksi dengan desain
minimum. Karena dalam pembangunan perkerasan jalan membutuhkan anggaran biaya
kontruksi yang cukup besaar, maka dengan membandingan tebal perkerasan lentur dan
tebal perkerasan kaku diharapkan didapatkan tebal perkerasan yang tepat sehingga
didapatkan alternatif solusi dari permasalahan tersebut.
Sejalan dengan meningkatnya kegiatan dan layanan yang harus diberikan kepada
masyarakat di Kota Palembang, maka dibutuhkan sarana dan prasarana Jalan yang lebih
memadai. Setiap bangunan jalan harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan
upaya mutu dan kualitas jalan, sehingga mampu memenuhi sacara optimal sesuai dengan
fungsinya, dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberi kontribusi
positif bagi perkembangan suatu kawasan.
Dalam penulisan tugas akhir ini lokasi yang dipakai adalah Jalan Pramuka
Kecamatan Gandus. Jalan Pramuka ini merupakan jalan akses menuju Taman Bumi
Perkemahan Pramuka Gandus. Jalan pramuka ini merupakan jalan poros baru menuju
ruas Jl. Tanjung Barangan – Jl. lebung Permai – Jl. Mayor H. Husni R. Tatanggano – Jl.
R. Dentejik Asaari. Ruas jalan itu merupakan ruas jalan yang menuju jalan Nasional yaitu
Jl. Soekarno Hatta sehingga keberadaan jalan Pramuka dapat membuka ruas baru
sehingga bisa mempersingkat jarak tempuh.

1.2. Tujuan
Mengetahui lebih jelas fungsi perkerasan jalan, jenis-jenis perkerasan
jalan, dan bahan perkerasan jalan.

1.3. Rumusan Masalah


1. Apa fungsi dari perkerasan jalan?
2. Apa saja jenis-jenis dari perkerasan jalan?
3. Bahan apa saja yang diperlukan untuk perkerasan jalan?
BAB II
PEMBAHASAN
Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat.
Lapisan lapisan pengikatnya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
Perkerasan lentur dibagi menjadi lima, yaitu Perkerasan Lentur Sederhana, Sistem Telford, Sistem
Macadam, Perkerasan Aspal Beton Modern dan Perkerasan menggunakan paving block beton.
Perkerasan kaku adalah perkerasan jalan yang menggunakan semen PC sebagai bahan
pengikat. Plat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa
lapis pondasi bawah. Beban lalulintas sebagian besar dipikul oleh plat beton. Perkerassan kaku ini
dibagi menjadi dua, yaitu perkerasan beton tanpa tulangan tak bersambung dan perkerasan beton
tanpa tulangan dan bersambung.
Beberapa pengertian / defenisi yang berhubungan dengan perkerasan jalan lapen dan inter block
menurut Departemen Pekerjaan Umum, 1987 :
1. Lapis Permukaan :
Bagian perkerasan yang paling atas yang berhubungan dengan roda kendaraan.
2. Lapis Penetrasi Macadam (Lapen) dan inter block :
Merupakan suatu lapisan perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dengan
agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal keras
dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis dan
apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi laburan aspal
dengan batu penutup, Lapisan inter block merupakan lapis permukaan yang
menggunakan campuran antara semen dan pasir dan memenuhi suatu
persyaratan kekuatan mutu beton,lapis perata.
Untuk mendapatkan lapisan penetrasi yang baik perlu dilakukan suatu perencanaan yang
baik sehingga menghasilkan konstruksi yang dapat sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Di
atas lapen ini diberi laburan aspal dengan agregat penutup tebal susunan lapisan dapat bervariasi
dari 4-10 cm. Pekerjaan ini mencakup pelaksanan pekerjaan lapisan aus atau lapisan perata terbuat
dari agregat yang distabilisasi dengan aspal untuk penutup permukaan. Lapis penutup permukaan
bisa ditempatkan diatas suatu lapis Pondasi Agregat Kelas A yang baru dikerjakan dan sudah
diberikan lapis peresap, atau pada suatu lapisan aspal yang sudah ada.
Dalam pengerjaannya tidak boleh ada pekerjaan Lapis Penetrasi Macadam (Lapen) yang dilakukan
diatas perkerasan basah, selama hujan, bila hujan tampaknya akan turun atau sewaktu angin kencang.
Pekerjaan Lapis Penetrasi Macadam (Lapen) hanya dapat dilaksanakan selama musim kemarau,
dan bila cuaca kemungkinan tetap baik paling tidak dalam waktu 24 jam setelah pengerjaan.
Standar penerimaan pekerjaan lapisan agregat pokok dari Lapis Penetrasi Macadam
(Lapen), bahwa tidak ada satu bagianpun diatas permukaan yang tidak tertutup oleh lapisan agregat
pokok dan permukaan harus bebas dari material lepas dan kotor.
Lapisan agregat pengunci/penutup dari Lapis Penetrasi Macadam (Lapen) harus
dihamparkan hanya setelah lapisan agregat pokok diselesaikan dengan standar diatas. Standar
penerimaan dari lapisan agregat pengunci/penutup adalah bahwa tidak kurang dari 98% dari luas
rongga-rongga permukaan dalam lapisan agregat pokok/pengunci dalam setiap tempat yang lebih
besar dari 0,1 m2 harus terisi dengan agregat pengunci/penutup. Lapisan agregat pengunci/penutup
tidak boleh lebih dalam dari satu batu diatas tiap lapisan batu dan permukaan harus bebas dari
material lepas. Berdasarkan fungsinya jalan terbagi menjadi lima yaitu:
1. Jalan arteri primer : dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah
60 km/jam, lebar badan jalan tidak kurang 8 meter, jumlah jalan masuk dibatasi secara
efisien, jarak antara jalan masuk/akses langsung tidak boleh lebih pendek 500 meter dan
lainnya
2. Jalan kolektor primer : dirancang dengan kecepatan rencana 40 km/jam, lebar badan jalan
tidak kurang 7 meter, jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien dan jarak antaranya lebih
dari 400 dan lainnya.
3. Jalan lokal primer : dirancang untuk kecepatan rencana 20 km/jam, kendaraan angkutan
barang dan bus diijinkan melalui jalan ini, lebar jalan tidak kurang 6 meter.
4. Jalan arteri sekunder : dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 km/jam,
lebar jalan tidak kurang 6 meter dan lainnya.
5. Jalan lokal sekunder : dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 km/jam,
lebar badan tidak kurang 5 meter, angkutan barang dan bus tidak diijinkan melewati jalan
ini.
Kinerja perkerasan jalan meliputi 3 hal yaitu :
1. keamanan, yang ditentukan oleh besarnya gesekam akibat adanya kontak antara ban dan
permukaan jalan. Besarnya gaya gesek yang terjadi dipengaruhi oleh bentuk dan kondisi
ban, tekstur permukaan jalan , kondisi cuaca dan sebagainya.
2. Wujud perkerasan jalan ( structural perkerasan), sehubungan dengan kondisi fisik dari jalan
tersebut seperti adanya retak-retak, amblas, alur, dan gelombang.
3. Fungsi pelayanan (fungtional performance), sehubungan dengan perkerasan tersebut
memberikan pelayanan kepada pemakai jalan. Wujud perkerasan dan fungsi pelayanan
umumnya merupakan satu kesatuan yang dapat digambarkan dengan “kenyamanan
mengemudi (riding quality)” kinerja perkerasan dapat dinyatakan dengan:
o Indeks permukaan (serviceability index)
o Indeks kondisi jalan ( road condition index)
Dalam perencanaan tebal perkerasan perkerasan lentur (flexible pavement) membutuhkan
beberapa parameter dalam perencanaannya, parameter yang digunakan dalam metoda BINA
MARGA sebenarnya hampir sama dengan yang digunakan pada metoda AASHTO 1993 yang
dimodifikasi sedikit sesuai dengan kondisi lingkungan dan iklim di Indonesia.
Beberapa parameter perencanaan yang dibutuhkan pada metoda BINA MARGA seperti
beban lalu lintas, daya dukung tanah dasar, faktor regional, pertumbuhan lalu lintas, faktor
distribusi lajur, koefisien distribusi kendaraan, indeks permukaan dan koefisien kekuatan relatif.
Sedangkan pada AASTHO 1993 parameter perencanaan yang dibutuhkan seperti beban lalu lintas,
daya dukung tanah dasar, pertumbuhan lalu lintas, faktor umur rencana, reliabilitas, faktor
distribusi lajur, koefisien distribusi kendaraan, koefisien drainase, indeks permukaan dan koefisien
kekuatan relatif.
Dengan mengetahui secara tepat tingkat kemampuan suatu jalan dalam menerima suatu
beban lalu lintas, maka tebal lapisan perkerasan jalan dapat ditentukan dan umur rencana
perkerasan tersebut akan sesuai dengan yangdirencanakan. Beban berulang atau repetition load
merupakan beban yang diterima struktur perkerasan dari roda-roda kendaraan yang melintasi
jalan raya secara dinamis selama umur rencana. Besar beban yang diterima bergantung dari berat
kendaraan, konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda dan kendaraan serta kecepatan dari
kendaraan itu sendiri. Hal ini akan memberi suatu nilai kerusakan pada perkerasan akibat muatan
sumbu roda yang melintas setiap kali pada ruas jalan. Berat kendaraan dibebankan ke perkerasan
melalui kendaraan yang terletak di ujung-ujung sumbu kendaraan. Masing-masing kendaraan
mempunyai konfigurasi sumbu yang berbeda-beda. Sumbu depan dapat merupakan sumbu
tunggal roda, sedangkan sumbu belakang dapat merupakan sumbu tunggal, ganda, maupun
tripel.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Fungsi pokok perkerasan jalan adalah memikul beban lalu lintas dan
menyebarkannya ke tanah dasar agar beban yang diterima tanah dasar tidak
melebihi daya dukung tanah yang diijinkan.
2. Jenis perkerasan jalan ada 3, yaitu Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible
Pavements), Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavements), Konstruksi
Perkerasan Komposit (Composite Pavements).
3. Bahan-bahan pokok yang diperlukan untuk perkerasan jalan yaitu, aspal, agregat
dan filler.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Rivai (2012). Perencanaan Dan Teknis Perkerasan Jalan


Dengan Metode Analisa Komponen Pada Kawasan Alak Kabupaten Kupang
Ariana, R. (2016). 済無No Title No Title No Title. 1–23.
U.Soe, I. J. (2012). Studi perencanaan perkerasan jalan pada
lapisan yang retak.

Anda mungkin juga menyukai