Disusun Oleh :
Nama
NPM
: Yuza Rahmadhan
: 240110130098
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya kebutuhan masyarakat Indonesia semakin meningkat sehingga
menyebabkan pembangunan sarana prasarana dirasakan semakin dibutuhkan.
Sarana prasarana yang meningkat ini diharapkan dapat meningkatkan kemudahan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang dapat meningkatkan
pertumbuhan bidang-bidang tertentu terutama bidang ekonomi. Salah satu
pembangunan infrastruktur yang dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan
yaitu pembuatan jalan tol.
Pembangunan jalan tol ini bertujuan untuk meningkatkan effesiensi dalam
pendistribuasian kebutuhan dan mengurangi angka kemacetan yang sering kali
terjadi di Indonesia. Pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat meratakan
pembangunan pengembangan suatu wilayah. Salah satu pembangunan di daerah
adala jalan Tol Cisumdawu.
Jalan Tol Cisumdawu merupakan jalan tol yang melintasi Cileunyi-Sumedang
dan Cirebon daerah Dawuan. Jalan ini merupakan lanjutan rencana tol dari arah
Selatan yang menyambungkan tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang dan Cileunyi
yang nantinya akan bertemu dengan tol arah Utara Cikampek-Palimanan Cirebon
daerah Dawuan yang diharapkan dengan pembangunan tol ini dapat meningkatkan
pembangunan terutama di daerah yang dilaluinya.
1.2 Tujuan
1.2.1
1.2.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jalan Tol
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan
jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaanya diwajibkan membayar
tol (Pasal 1 UU No. 15 Tahun 2005). Penyelenggara jalan tol sendiri
dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasilnya
serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan
keadilan, yang dapat dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya
berasal dari pengguna jalan. Sedangkan tujuan dari jalan tol yakni untuk
meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang
peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang sudah tinggi
tingkat perkembangannya (Pasal 2 UU No. 15 Tahun 2005 ). (Jaja. 2010)
Syarat-syarat jalan tol antara lain :
a. Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan yang
lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu lintas
jarak jauh dengan mobilitas tinggi.
b. Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antar kota didesain berdasarkan
kecepatan rencana paling rendah 80 Km/jam dan untuk jalan tol di wilayah
perkotaan didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 60 Km/jam.
c. Jalan tol didesain untuk mampu menahan Muatan Sumbu Terberat ( MST )
paling rendah 8 Ton.
d. Setiap ruas jalan tol harus dilakukan pemagaran, dan dilengkapi dengan
fasilitas penyebrangan jalan dalam bentuk jembatan atau terowongan.
e. Pada tempat-tempat yang dapat membahayakan pengguna jalan tol, harus
diberi bangunan pengaman yang mempunyai kekuatan dan struktur yang
dapat menyerap bangunan pengaman yang mempunyai kekuatan dan struktur
yang dapat menyerap.
f. Setiap jalan tol wajib dilengkapi dengan aturan perintah dan larangan yang
dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka jalan, atau alat pemberi isyarat
lalu lintas.
Syarat-syarat jalan tol (menurut Peraturan Perundang-Undangan DEP PU,
pasal 4):
a. Jalan tol adalah alternatif jalan umum yang ada, dan pada dasarnya
merupakan jalan baru.
memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberi pelayanan yang optimum
pada arus lalu lintas. Perencanaan geomerik secara umum mempunyai unsur
menyangkut aspek aspek perencanaan bagian jalan : (Wahyudi. 2005)
Perencanaan trase
Potongan melintang
Alinyemen horizontal
Alinyemen vertikal
Landai jalan
Jarak pandang
sub grade lebih kecil dari kekuatan sub grade itu sendiri.
Melindungi sub grade dari air hujan.
Mendapatkan permukaan yang rata dan memiliki koefisien gesek yang
mencukupi sehingga pengguna jalan lebih aman dan nyaman dalam
berkendara.
Salah satu metode perkerasan jalan adalah jenis perkerasan lentur
samping (side ditch) yang bertujuan agar air mengalir lebih cepat dari air
yang mengalir diatas permukaan jalan dan juga bertujuan untuk bisa
mengalirkan kejenuhan air pada badan jalan. Dalam merencanakan saluran
samping harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : (Wahyudi. 2005)
BAB III
HASIL
3.1 Hasil
Tabel 1. Ringkasan Metode Studi
NO
Dampak Penting
Metode Prakiraan
Hipotetik (DPH)
Dampak
Metode
Metode Analisis
Pengumpulan data
Data untuk
dibutuhkan
untuk Prakiraan
Prakiraan
Peningkatan air
1
3
4
larian permukaan
dari kegiatan
dari pembukaan
peningkatan konsentrasi
lahan
debu
Traffik load perlambatan
kendaraan proyek
Peningkatan
pembukaan lahan
Peningkatan debu
Lalu lintas
Parameter kualitas
udara
Data keluar masuk
kendaraan per hari/jam
Data nilai frekuensi
(Secara
Keseluruhan
Dampak)
Isohyet
Profesional
Judgment oleh
pakar
Membandingkan
dengan baku
mutu udara
Indeks penurunan
terhadap kecepatan
rencana
Data primer pada
Metode Evaluasi
Membandingkan
kebisingan akibat
aktivitas
pembangunan
jalan tol
kebisingan jarak
dengan ambang
pengukuran dari
sekunder
batas kebisingan
sumber suara
yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak
Lingkungan
Perizinan
Pelingkupan
Pengelolaan
Lingkungan yang
sudah
Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari
Komponen
Lingkungan
Terkena
Dampak
Potensial
Dampak
Evaluasi
Dampak
Potensial
Batas
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
PP No 27 Tahun Sikap
Tahan Pra-Kontruksi
dan Keresahan
Penyuluhan,
tentang persepsi
perizinan
Kajian
masyarakat
masyarakat
sumedang dan
sepadan
Majalengka
pembukaan lahan
IMB
Waktu
Rencana Kegiatan
2012
Wilayah Studi
Mendirikan
2002
Bangunan)
Bangunan
tentang sekitar
Gedung,
UU No 26 Tahun
4 bulan
dan Kabupaten
Bandung
Terpakainya lahan Kabupaten
Keresahan
Penyuluhan,
masyarakat
sepadan
milik Majalengka
pertanian
masyarakat
dan Kabupaten
4 bulan
2007
tentang
Bandung
Penataan Ruang, PP
No 36 tahun 2005
tentang
Peraturan
pelaksanaan
1
Pembuatan
PP No 34 Tahun Lingkungan
Tahan Konstruksi
Keresahan
Relokasi
jalan
masyarakat,
tergangngguny
tercemarnya
masyarakat
rona
lingkungan
menghasilkan
hidup
limbah,
Bandung
irigasi
terganggu
Kebisingan, polusi Kabupaten
Penyiapan
PP No 34 Tahun Lingkungan,
Keresahan
lahan
masyarakat,
terganggunya
rona
tercemarnya
lingkungan
menghasilkan
hidup
limbah,
masyarakat
Relokasi
terganggu
1 Tahun
Bandung
3 Tahun
Pengadaan
PP No 34 Tahun Dampak
Timbunya
Bahan
polusi
kimia fisika
suara
1 Tahun
sumedang dan
keresahan
Majalengka
masyarakat
dan Kabupaten
Bandung
Perawatan
Tahap Pasca-Konstruksi
PP No 34 Tahun Lingkungan, Terdapat
Pembuatan jalur Drainase
Jalan
masyarakat
limbah
drainase
baik
tidak Kabupaten
Berkala (1
memakan lahan
Majalengka
dan Kabupaten
Bandung
sekali)
BAB IV
DESKRIPSI
Jalan Tol Cisumdawu ini memiliki rute sepanjang 60 kilometer yang
menghubungkan daerah Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Jalan Tol Padaleunyi
dengan Jaan Tol Palimanan-Kanci keseluruhan mempergunakan lahan seluar 825
ha. Pengkajian dalam dampak lingkungan terdiri dari tahap pra-konstruksi, tahap
konstruksi dan tahap pasca konstruksi. Ketiga tahapan ini harus diteliti lebih lanjut
agar tidak merusak lingkungan sekitarnya.
Tahap pra-konstruksi yang pertama adalah perizinan dan izin mendirikan
bangunan, dimana berdampak pada keresahan masyarakat untuk menghindari
keresahan masyarakat harus ada penyuluhan dan pemberithuan dini kepada
masyarakat dan ganti rugi yang kepada masyarakat yang dirugikan. Pada tahap
konstruksi, kegiatan yang dilakukan sehingga berpotensi menimbulkan dampak
lingkungan adalah penyiapan lahan dan pengadaan bahan yang dapat merusak
rona awal lingkungan seperti limbah kimia dan fisika hasil dari pembuatan jalan
Tol Cisumdawu sehingga harus dilakukan pemeriksaan baik dari alat dan bahan
yang digunakan. Pada tahap pasca konstruksi kegiatan yang dilakukan adalah
perawatan jalan, dimana berdampak pada lingkungan dan masyarakat yang harus
dilakukan ketika tahap pasca konstruksi adalah dengan memperhatikan
lingkungan sekitar dan melakukan evaluasi kegiatan yang dapat merusak
lingkungan.
Jalan
tol
Cisumdawu
diharapkan
dapat
mewujudkan
pemerataan
BAB V
KESIMPULAN
1. Jalan tol Cisumdawu ini rencana dibangun untuk daerah yang
menghubungkan daerah Cileunyi-Sumedang-Dawuan dengan panjang 60
kilometer dengan luas lahan seluas 825;
2. Jalan tol inSi merupakan diharapkan dapat membuat pemerataan
pembangunan wilayah;
3. Tiga tahap dalam perencanaan kegian yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan, diantaranya ialah tahap pra-konstruksi, tahap
konstruksi dan tahap pasca-konstruksi;
4. Pemantauan terhadap lingukangan untuk rencana pembuatan jalan tol
Cisumdawu diharapkan dapat mengurangi dampak negatif tertuama
terhadap lingkungan;
5. Dampak penting hipotetik dalam pembangunan jalan Tol Cisumdawu ini
diantaranya ialah peningkatan aliran permukaan (run off) dari kegiatan
pembukaan lahan, peningkatan polusi udara dan air, lalu lintas kendaraan
proyek serta peningkatan kebisingan akibat penggunaan alat alat berat;
DAFTAR PUSTAKA
Andri. 2011. Sarana Infrastruktur. Terdapat pada : http://repository.upi.edu/
15982/4/S_SOS_1001498_Chapter1.pdf (Diakses pada hari Minggu 29
Mei 2016 pukul 13.15 WIB)
Jaja. 2010. Studi Pustaka. Terdapat pada:
http://eprints.undip.ac.id/34634/5/