Disusun Oleh :
Nama
: Yuza Rahmadhan
NPM
240110130098
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................i
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jurnal PEMANFAATAN MIKROORGANISME DAN
LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI BAHAN BAKU
BIOSORBEN LOGAM BERAT.
2. Jurnal KUALITAS AIR SUNGAI DAN SITU DI DKI JAKARTA.
3. Jurnal DAMPAK PENCEMARAN TERHADAP KUALITAS
PERAIRAN
DAN
STRATEGI
MAKROBENTHOSDI
ADAPTASI
ORGANISME
PERAIRAN
PULAU
TIRANGCAWANG SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
mahluk hidup
tindakan
bijaksana
dalam
pengelolaannya
akan
pencemar dapat dibedakan atas pencemaran yang disebabkan oleh alam dan
pencemaran oleh kegiatan manusia. Bahan pencemar di perairan dapat berasal dari
sumber buangan yang dapat diklasifikasikan sebagai sumber titik (point source
discharge) dan sumber menyebar (diffuse source). Sumber titik adalah sumber
pencemaran terpusat seperti yang berasal dari air buangan industri maupun
domestik dan saluran drainase. Sedangkan sumber menyebar polutan yang masuk
ke perairan seperti run off atau limpasan dari permukaan tanah permukiman atau
pertanian. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
Provinsi DKI Jakarta menyebutkan pada tahun 2014, tercatat
sebanyak 8.849.788 m3 air tanah digunakan dari sebanyak 4.473
titik sumur. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2011 yang
tercatat sebanyak 7.209.189 m3 dari 4.231 titik sumur. Penggunaan
air harus diseimbangi dengan ketersediaan air yang ada. Penggunaan air secara
bijak sangat dibutuhkan untuk
pengelolaan air tersebut khususnya di sentral industri dan sentral rumah tangga.
Menurut S. Alisjahbana, mengatakan berdasarkan data terakhir
yang didapat pemerintah pada 2011, ketersediaan air bersih di
Indonesia baru mencapai 55% dan target tahun 2015 itu air
minum atau air bersih harusnya coveragenya 68% sehingga
masih kurang 13% (Rakor Sumber Daya Air Nasional 2013).
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
1. Apa kandungan yang terdapat pada air yang tercemar?
2. Bagaimanakah cara mengurangi pencemaran air terutama dikota besar seperti
DKI Jakarta ?
3. Bagaimana keadaan sungai dan situ yang berada di DKI Jakarta ?
1.3 Tujuan Penelitian
Melihat dari rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat pada air yang tercemar.
2. Untuk mengetahui cara mengatasi pencemaran air.
fungsinya
sangat
membantu
kehidupan
manusia.
gunung
berapi,
badai,
gempa
bumi
dll
juga
air
merupakan
masalah
global
utama
yang
biasanya
disebut
tercemar
ketika
terganggu
oleh
berdasarkan
tingkat
kejernihan
air
(kekeruhan),
dan rasa.
Pengamatan
secara
kimiawi,
yaitu
pengamatan
perubahan pH
Pengamatan
secara
biologis,
yaitu
pengamatan
dalam
air,
terutama
pathogen.Indikator
yang
ada
umum
tidaknya
diketahui
bakteri
pada
oksigen
biokimia
(Biochemiycal
Oxygen
5,0 5,5
4,5 5,0
Kelarutan
oksigen
dalam
air
tergantung
pada
akan
mempengaruhi
system
respirasi
organisme
akuatik
menjadi
lebih
menderita
(Tebbut,
1992
dalam
Warlina,2004).
Pada siang hari, ketika matahari bersinar terang, pelepasan
oksigen oleh proses fotosintesa yang berlangsung intensif pada
lapisan eufotik lebih besar daripada oksigen yang dikonsumsi
oleh proses respirasi. Kadar oksigen terlarut dapat melebihi
kadar
oksigen
supersaturasi.
jenuh,
Sedangkan
sehingga
pada
perairan
malam
hari,
mengalami
tidak
ada
Untuk
kepentingan
NH3
praktis,
proses
oksidasi
dianggap
yang
diperlukan,
hal
ini
juga
dimaksudkan
untuk
didegradasi.
Bahan
buangan
organic
tersebut
akan
Untuk biosorpsi Mn, dapat digunakan kulit buah asam (Suguna dkk., 2010).
Selain itu kulit kayu buah asam dan kulit kentang juga dapat digunakan untuk
adsorpsi ion Fe(II) (Prasad dan Abdullah, 2009). Sementara untuk adsorpsi Fe(III)
dan Cu(II) dapat digunakan kulit buah jeruk (Onal dkk., 2008). Sedangkan Sha
dkk (2010) memproduksi xantate dari kulit buah jeruk untuk mengadsorpsi Cu(II),
Cd(II), Pb(II), Zn(II) dan Ni(II). Untuk kulit kerang dapat dijadikan biosorben
Cu(II) dan Co(II). Bahan-bahan lain yang dapat digunakan sebagai bahan baku
biosorben menurut Das dkk (2008) diantaranya adalah daun teh hitam, biji kopi
dan batang pohon papaya. Proses pembuatan biosorben dari limbah pertanian ini
umumnya sama untuk berbagai bahan baku. Proses utamanya terdiri dari
pencucian, pengeringan dan penghancuran material ke ukuran tertentu (Vinodhini
dan Das, 2009; Ashraf dkk, 2010; Ghani dkk, 2007 dalam Laeli, 2010). Akan
tetapi bila hanya diinginkan satu komponen tertentu saja sebagai adsorben, maka
harus dilakukan proses pengambilan komponen tersebut dari bahan baku. Wong
dkk (2008) memodifikasi pectin yang diekstrak dari kulit buah durian untuk
digunakan sebagai biosorben logam berat. Ada pula proses pembuatan biosorben
dengan menggunakan bahan baku limbah pertanian untuk memproduksi senyawa
tertentu sebagai adsorben. Contohya adalah pembuatan xantate dari kulit jeruk
untuk diapliaksikan sebagai adsorben logam berat (Sha dkk., 2010 dalam Laeli,
2010).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitan dapat disimpulkan :
1.
2.
3.
4.
diperlukannya
nutrisi
tambahan
dan
proses
regenerasi.
Sebagai bahan baku biosorben dari mikroorganisme
diantaranya adalah kelompok fungi/jamur, bakteri, yeast
dan alga. Sedangkan biosorben dari limbah pertanian
diantaranya adalah kulit buah jeruk, kulit dan batang
buah asam, serbuk kayu, sekam padi, tongkol.
5.2 Saran
Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai pengurangan limbah logam berat
dan penyuluhan lanjut sehingga tujuan dari penelitian tersebut dapat diterapkan di
dalam masyarakat kota-kota besar di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Diana Hendrawan, 2005. Kualitas Air Sungai Dan Situ di DKI Jakarta.