LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
Penetapan Modulus Kehalusan
(Fineness Modulus) Tepung
Oleh :
Nama
: Yuza Rahmadhan
NPM
: 240110130098
Waktu
: 15.00 WIB
Co.Ass
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Proses pengayakan adalah pemisahan bahan berdasarkan ukuran mesh atau
Kawat ayakan, bahan yang mempunyai ukuran lebih kecil diameternya pada
mesh akan lolos yang disebut bahan lewat dan bahan yang mempunyai ukuran
lebih besar atau menggumpal akan tertahan pada perkumukaan kawat ayakan
yang disebut bahan tertinggal. Bahan yang lolos melewati lubang ayakan
mempunyai ukuran yang seragam dan bahan yangtertahan dikembalikan untuk
dilakukan penggilingan ulang. Proses pengayakan juga sebagai alat pembersih,
memisahkan kontaminan yang ukurannya berbeda dari bahan baku.Berbagai jenis
pengayak yang dapat digunakan dalam proses sortasi bahan pangan klasifikasinya
dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ayakan dengan celah yang berubahubah(screen aperture).
Alat dan mesin pertanian diproduksi dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan kerja dan mutu hasil olah dari bahan hasil pertanian sehingga dapat
meningkatkan nilai tambah dari komoditas hasil pertanian tersebut. Salah satu
usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan
cara
meningkatkan
efisiensi
penanganan
pascapanen.
Secara
ekonomis
penggunaan mesin pengecil ukuran lebih mudah dilakukan dan lebih murah jika
dilakukan secara manual. Selain itu, operasi pengecilan ukuran merupakan salah
satu perlakuan pendahuluan yang dapat mempermudah proses-proses selanjutnya.
1.2.
Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan
pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu
membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses
penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam
penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini
dipergunakan juga untuk beberapa tujuan, seperti penggilingan jagung
menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula, penggilingan bahan pangan
kering seperti sayuran (Earle, 1983).
Dalam pengecilan ukuran ada usaha penggunaan alat mekanis tanpa
merubah stuktur kimia dari bahan, dan keseragaman ukuran dan bentuk dari
satuan bijian yang diinginkan pada akhir proses, tetapi jarang tercapai (Henderson
dan Perry, 1976).
Menurut Hall dan Davis (1978), penggilingan hasil pertanian bertujuan
untuk menghaluskan sampai derajat kehalusan tertentu, hal ini berguna untuk
meningkatkan kelezatan hasil pertanian tersebut, meningkatkan daya cerna hasil
pertanian bagi manusia dan hewan ternak, mempermudah pencampuran bahan
lain, mempermudah penanganan dan penyimpanan. Menghilangkan benda-benda
asing dan benih rerumputan yang ikut terpanen, dan memperkecil resiko bahanbahan yang terbuang.
Penampilan kerja suatu mesin untuk mengecilkan ukuran suatu bahan
ditentukan oleh kapasitas, tenaga yang diperlukan per satuan bahan, ukuran dan
bentuk bahan sebelum dan sesudah pengecilan dan kisaran ukuran dan bentuk
hasil akhir. Ukuran dan bentuk butir dalam massa bahan tergantung pada sifat
fisik bahan, riwayat bahan dan metode pengecilan.
erdapat tiga tipe gaya yang biasa diterapkan untuk mengecilkan ukuran
bahan hasil pertanian, yaitu :a.Gaya tekan b.Gaya tumbuk c.Gaya geser Ketika
semua gaya bekerja pada sebuah bahan, maka akan menghasilkanregangan
internal yang menyebabkan perubahan bentuk jaringan di dalam bahan.Pada
beberapa kejadian, regangan tidak melebihi dari suatu batasan kritis tertentuyang
dinamai batas tegangan elastis (E). Apabila tegangan pada bahan tersebutdilepas,
jaringan tersebut akan kembali pada bentuk semula dan melepaskanenergi yang
terkandung dalam bentuk energi panas. Apabila ditelaah lebih jauhlagi, hanya 1 %
energi digunakan untuk pengecilan ukuran. Bagaimanapun, ketika bahan hasil
pertanian diregangkan diatas batas tegangan elastis, maka bahan hasil pertanian
tersebut akan mengalami perubahan bentuk secara permanen.Apabila tegangan
diteruskan, regangan akan mencapai suatu batas regang(Y), jika tegangan
dilanjutkan diatas batas regangan maka bahan tersebut akanmelentur (dikenal
sebagai daerah duktilitas atau Y-B pada Gambar 1). Jikategangan diberi lebih
lanjut di atas titiknya maka bahan hasil pertanian akan patah sepanjang garis
kelemahannya (a line of weakness). Sebagian dari energi yangterkandung di
dalam bahan kemudian dilepaskan sebagai bunyi dan energi panas
susunan
kawat-kawat
membentuk
lubang-lubang
dengan
Sortasi
berdasarkan
bentuk
dipengaruhi
oleh
pengambilan
datar
ganda
digunakan
secara
luas
dalam
proses
sortasi
dalam
sebuah
kotak
yang
tertutup
rapat,
antara
lembaran-lembaran
pengayak.Maksudnya
adalah
untuk
drum
dan
alat
yang
digunakan
pada
proses
sortasi
bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul
dapat juga terjadi sedikit gaya sobek.
Ayakan
Alat ini berukuran 600 mm x 600 mm yang mana konstruksinya terbuat
dari kayu dengan bentuk seperti trapezium dan kostruksi penyangga terbuat dari
plat siku 25 mm x 25 mm x 2.5 mm dengan ukurannya sama dengan ukuran
ayakan. Posisi ayakan ini adalah miring dengan kemiringan 10oC, ini bertujuan
untuk memudahkan gerak dari transmisi yang menggerakkan ayakan dan
mempercepat proses pengayakan.
Motor penggerak
Motor penggerak yang digunakan adalah motor listrik dengan daya dan
kecepatan putaran berturut-turut 1 hp dan 148 rpm. Motor tersebut dipasang pada
dudukan yang terbuat dari baja plat 8 mm yang berukuran 250 mm x 147 mm
yang dipasang dengan sebuah engsel. Fungsi engsel adalah jarak antara poros
terhadap motor dengan poros utama dapat diatur untuk memperoleh tegangan
sabuk yang diinginkan.
Menurut Smith (1955), tipe hammer mill dibedakan berdasarkan sifat dari
gigi penggiling yaitu gigi penggiling dapat berayun bebas pada porosnya dan gigi
penggiling tidak dapat berayun bebas pada porosnya (statis). Kedua tipe hammer
mill tersebut dalam operasinya tidak mempunyai banyak perbedaan, yang penting
diperhatikan adalah jumlah ketebalan dari gigi-gigi penggiling.
Penentuan mutu hasil giling ditentukan oleh modulus kehalusan yang
menyatakan rata-rata ukuran partikel hasil gilingan dan indeks keseragaman yang
menyatakan fraksi-fraksi kasar, sedang dan halus dari partikel hasil gilingan
(Smith, 1955).
Angka modulus kehalusan merupakan angka hasil bagi garis tengah bahan
pada keadaan mula-mula dengan garis tengah bahan pada keadaan akhir, yang
berkisar antara 1 sampai 16.
2.4.2. Disk mill
Disc mill merupakan jenis alat pengecil bahan yang dapat menghasilkan
produk dalam ukuran sedang maupun halus, seperti kedelai, jagung kentang dan
lainnya. Alat ini digunakan untuk mengupas kulit ari, pembelah dan penghancur
biji kedelai dalm keadaan kering maupun basah.
Disk mill merupakan alat yang memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang
sama seperti dengan stone mill. Keduanya sama-sama memiliki dua piringan yang
dipasangkan pada sebuah shaft. Terdapat dua macam disk mill yaitu (1) disk mill
yang bergerak pada satu roda dan roda lainnya stasioner dan (2) disk mill dimana
kedua rodanya bergerak. Pada keadaan pertama, satu piringan terpasang permanen
(stasioner) pada badan mesin. Sedangkan pada keadaan kedua, piringan berputar
bersamaan dalam arah putaran yang berlawanan satu dengan lainnya. Bahan yang
akan diproses dimasukkan melalui bagian atas alat (corong pemasukan) yang
mempunyai penampung bahan. Selama proses, bahan akan mengalami gesekan
diantara kedua piringan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan halus (AEL,
1976). Bagian-bagian dari disc mill adalah sebagai berikut :
a. Corong pemasukan
Corong ini berfungsi untuk memasukkan biji yang akan dikupas kulit
arinya dan dihancurkan. Bagian ini dilengkapi dengan katup pemasukkan untuk
mengatur jumlah biji yang akan dikupas oleh cakram sehingga pengupasan akan
berjalan lancar.
b. Penyemprot air
Penyemprot air berfungsi untuk membantu kelancaran turun dan keluarnya
biji ke ruang pengupasan. Air akan mendorong biji agar jatuh ke ruang
pengupasan. Pada praktikum ini tidak dilakukan penyemprotan air.
c. Ruang pengupasan dan penghancuran
Ruang
pengupasan
berfungsi
sebagai
tempat
mengupas
dan
ini diberi penutup dan dibuat agak rapat agar kedelai tidak lolos keluar sebelum
mengalami pengupasan dan penghancuran.
d. Dinding penutup dan cakram
Dinding penutup dan cakram berfungsi sebagai pengupas dan penghancur
biji karena adanaya gerak putar dari cakram terhadap diniding penutup yang diam.
Biji yang terkupas dan hancur itu merupakan akibat dari efek atrisi dan kompresi
dari cakram.
e. Poros penggerak
Poros penggerak berfungsi untuk memutar silinder pengupas yang
digerakkan oleh motor listrik dengan menggunakan puli dan belt sebagai penyalur
daya. Pada poros penggerak terdapat pengunci untuk mengatur jarak antar
cakram. Semakin kecil jarak antar cakram maka ukuran hasil pengolahan akan
semakin halus.
f. Corong pengeluaran
Corong pengeluaran berfungsi untuk mengeluarkan biji yang telah dikupas
dan dihancurkan yang terletak di bagian bawah silinder pengupas. Biji yang akan
pecah dan keluar dari corong ini masih bercampur dengan kulit arinya.
2.4.3. Multi mill
Multi mill bekerja dengan impact. Sama seperti hammer mill impact
dilakukan cara menghantam bahan dengan padatan, yang biasanya berupa besi,
sehingga momentum yang terdapat pada pergerakan besi tersebut dapat memecah
ikatan antara padatan bahan. Perbedaan hammer mill dengan multi mill terletak
pada besi yang digunakan untuk menghantam bahan. Pada multi mill besi yang
digunakan mempunyai dua sisi, salah satu sisi berujung runcing dan satu sisi
berujung tumpul. Putaran alat pun dapat dirubah-rubah sesuai dengan ujung besi
yang mana yang akan digunakan. Dengan alat seperti ini maka dapat digunakan
untuk berbagai jenis bahan sehingga disebut multi mill.
2.5.
Mekanisme Pengayakan
Untuk
menganalisis
hasil
penghancuran
bahan-bahan
dilakukan
denganayakan standar yang disusun secara seri dalam satu tumbukan, pada
bagian bawahdari tumbukan susunan ayakan ditempatkan pan sebagai
penampung produk akhir.Penyusunan ayakan dimulai dari ayakan yang
mempunyai ukuran mesh kawatlebih besar sampai ke ukuran mesh yang lebih
kecil.Penyaringan dengan lubang tetap tipe ini merupakan lapisan yang bersifat
permanen dengan badan pengayakan yang terdiri dari lubang-lubang dengan
bentuk dan ukuran yang tetap.
Berbagai jenis bahan yang digunkan untuk pengayak seperti ini tergantung
pada aplikasinya misalnya lembaran logam berlobang, susunan kawat-kawat
membentuk lubang-lubang dengan berbagaiukuran kain, dan tenunan sutra.
Pergerakan bahan pangan diatas pengayak dapatdihasilkan oleh pergerakan
berputar atau gerakan dari rangka yang menyangga badan pengayak. Penyaring
jenis ini dalam penggunaanya secara umum yaituuntuk sortasi bahan untuk dua
grup tipe : badan datar ( flat ) dan tipe drum.
Penyusunan ayakan dimulai dari ayakan yang mempunyai ukuran meshkawat
lebih besar sampai keukuran mesh yang lebih kecil, ukuran mesh yangdigunakan
dalam percobaan ini disusun dari mulai ukuran 100 mesh, 80 mesh, 60mesh dan
terakhir pan. Pengayak yang digunakan jenis ini bentuknya sederhana, banyak
ditemukan di areal pertanian. Pengayak tipe ini merupakan pengayak berbadan
datar dan digunakan secara luas dalam proses sortasi, berdasarkan
ukuran dari bahan baku seperti kacang-kacangan dan biji-bijian. Juga
digunakandalam proses sortasi selama proses pengolahan dan produk akhir dari
sepertitepung, gula, garam, bumbu-bumbu masak dan rempah-rempah. Pengayak
inimempunyai rancangan celah atau lubang yang tetap yang disebut
fixed aperture. Yang mempunyai sifat seimbang atau tidak berubah dan
bergetar (Wirakartakusumah, 1992).Proses pengayakan ini digunakan untuk
memisahkan bahan pangan, yangmekanisasinya dapat memberikan nilai tambah
yang tidak dapat disangkal lagidalam proses pengolahan pangan. Pengukuran
ukuran ( size reduction) adalah unitoperasi dimana ukuran rata-rata bahan pangan
padat dikecilkan dengan alat penggiling ( grinding ).
Keuntungan pengecilan ukuran bahan pangan adalah adanya kenaikan
ratioluas permukaan dengan volume bahan pangan sehingga mempercepat laju
pengeringan,
pemanasan,
dan
pendinginan
serta
meningkatnya
laju
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat:
1. Stopwatch
2. Wadah Plastik
3. Timbangan
4. Burr Mills
5. Ayakan Tyler
3.1.2 Bahan :
1. Tepung Aci
2. Tepung Beras
3. Tepung Terigu
3.2 Prosedur Percobaan
1) Menimbang bahan yang akan digiling dalam mesin pengecilan ukuran (a
kg)
2) Mennyalakan mesin dan masukkan bahan
3) Mencatat waktu yang diperlukan selama proses pengecilan ukuran (x
menit)
4) Menimbang produk yang dihasilkan ( b kg)
5) Mengamati performansi mesin
b kg
Lubang
(mm)
% Bahan
Tertinggal
% Tertingal Kumulatif
3/8
0.371
X1
X1
0.185
X2
X1+X2
0.093
X3
X1+X2+X3
14
0.0464
X4
X1+X2+X3+X4
28
0.0232
X5
X1+X2+X3+X4+X5
48
0.0116
X6
X1+X2+X3+X4+X5+X6
100
0.0058
X7
X1+X2+X3+X4+X5+X6+X7
X8
100
JUMLAH
Pan
Total
b.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
4.1 Data HasilPengukuran (Shift A1)
Tabel 1. Data Hasil Pengayakan Tepung Beras
Mesh
DiamterLuba
ng
BahanTerti
nggal
%
Tertinggal
Kumulatif
Faktor
Pengali
di
(mm)
Log
di
Wi
(gr)
(Wi/
Ma)
%
20
0,841
-0,075
30
0,595
-0,225
0,6
0,6
0,6
40
0,420
-0,377
0,1
0,1
50
0,297
-0,527
1,6
70
0,210
-0,678
100
0,149
Pan
Total
Hasil
Wi
.Fp
BahanLewat
gr
100
100
99,4
99,4
0,7
0,4
99,3
99,3
1,6
2,3
4,8
97,7
97,7
4,1
4,1
6,4
8,2
93,6
93,6
-0,827
69,3
69,3
75,7
69,3
24,3
24,3
24,3
24,3
100
100
100
= 0,155
4. Geometric Standard Deviation (Sgw)
= 1,44
4.1.2
DiamterLuban
g
BahanTerti
nggal
%
Tertinggal
Kumulatif
Faktor
Pengali
di
(mm)
Log di
Wi
(gr)
(Wi/
Ma)
%
20
0,841
- 0,075
30
0,595
- 0,225
40
0,42
-0,376
50
0,297
- 0,527
70
0,21
- 0,678
100
0,149
Pan
Total
Hasil
Wi
.Fp
BahanLew
at
gr
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
- 0,826
10,3
10,3
10,3
10,3
89,7
89,7
89,7
89,7
100
100
100
=0,103
2. Diameter Rata-Rata ( )
D = 0,0041 2FM=0,0041 20,103=4,4 10-3 mm
3. Geometric Mean Diameter
Dgw=log-1
=log-1
=0,149
log-1
=1,067
4.2.2
DiamterLuba
ng
BahanTerti
nggal
%
Tertinggal
Kumulatif
Faktor
Pengali
di
(mm)
Log
di
Wi
(gr)
(Wi/
Ma)
%
20
0,841
-0,075
0,1
0,1
0,1
30
0,595
-0,225
0,1
0,1
0,2
40
0,420
-0,377
50
0,297
-0,527
0,1
70
0,210
-0,678
100
0,149
Pan
Total
4.2.3
Hasil
Wi
.Fp
BahanLewat
Gr
0,6
99,9
99,9
0,5
99,8
99,8
0,2
998
998
0,1
0,3
0,3
99,7
99,7
0,3
99,7
99,7
-0,827
35,0
35,0
35,3
35,0
64,7
64,7
64,7
64,7
100
100
100
Data HasilPerhitungan
2. Diameter rata-rata
4.2.4
DiamterLuba
ng
BahanTerti
nggal
%
Tertinggal
Kumulatif
Faktor
Pengali
di
(mm)
Log
di
Wi
(gr)
(Wi/
Ma)
%
20
0,841
-0,075
0,1
0,1
0,1
30
0,595
-0,225
0,1
0,1
0,2
40
0,420
-0,377
50
0,297
-0,527
0,1
70
0,210
-0,678
100
0,149
Pan
Total
Hasil
Wi
.Fp
BahanLewat
Gr
0,6
99,9
99,9
0,5
99,8
99,8
0,2
99,8
99,8
0,1
0,3
0,3
99,7
99,7
0,8
0,8
1,1
1,6
98,9
98,9
-0,827
15,8
15,8
16,9
15,8
83,1
83,1
83,1
83,1
100
100
100
=0,169
2. Diameter Rata-Rata ( )
D = 0,0041 2FM=0,0041 20,169=4,60954 10-3 mm
3. Geometric Mean Diameter
Dgw =log-1
=log-1
= 0,15489
4. Geometric Standard Diameter
Sgw = log-1
=
= 1,071405
4.2.6
Tepung
FM
Dgw
Sgw
Beras
0,757
0,155
1,44
Terigu
0,103
0,149
1,067
Tapioka
0,364
0,151
1,184
Ketan
0,169
0,155
1,071
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan mengukur modulus kehalusan dari suatu
bahan hasil pertanian antara lain tepung beras, tepung terigu, tepung tapioka dan
tepung
ketan.
Pengukuran
hasil
pengecilan
ukuran
dilakukan
dengan
menggunakan burr mills dan ayakan dengan ukuran mesh tertentu. Pada hasil
praktikum didapatkan nilai tepung beras memiliki hasil modulus kehalusan paling
besar yaitu sebesar 0,757 sehingga menunjukan bahwa diameter tepung beras
memiliki ukuran yang paling besar yaitu sebesar 6,93 x 10-3 mm dikarenakan
salah satu faktor penghitung dalam menentukan diameter suatu bahan yaitu
dengan menggunakan modulus kehalusan bahan tersebut. Akan tetapi Geometric
Mean Diameter dan Geometric Standar Deviation tidak memiliki perbedaan yang
terlalu mencolok.
Umumnya proses pengecilan ukuran dilakukan untuk mendapatkan bahan
hasil pertanian yang lebih kecil lagi untuk mempermudah dalam melakukan
proses penanganan hasil pertanian yang selanjutnya. Pengecilan ukuran dilakukan
untuk mendapatkan hasil bahan yang memiliki luas permukaan yang lebih dari
sebelumnya. Pengecilan ukuran biasanya digunakan untuk mempercepat proses
pengeringan, karena salah satu faktor pengeringan yaitu luas permukaan suatu
bahan, semakin luas suatu permukaan suatu bahan semakin cepat proses
pengeringan yang dilakukan. Dari hasil praktikum, bahan yang mudah mengering
adalah tepung terigu dikarenakan modulus kehalusan yang bernilai kecil sehingga
dapat disimpulkan bahwa tepung terigu memiliki diameter lebih kecil sehingga
dalam satuan beratnya memiliki luas permukaan yang paling besar.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah pelaksanaan praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengecilan ukuran digunakan untuk mendapatkan luas permukaan yang
mempermudah proses penangangan selanjutnya.
2. Modulus kehalusan suatu bahan menunjukan besarnya diameter bahan
tersebut.
3. Tepung beras memiliki nilai modulus kehalusan paling besar sehingga
memiliki diameter bahan paling besar daripada tepung yang lainnya.
4. Tepung terigu memiliki modulus kehalusan paling kecil sehingga memiliki
diamter bahan paling kecil daripada tepung yang lainnya sehingga
menunjukan bahwa tepung tersebut paling mudah dikeringkan daripada
tepung yang lainnya.
6.2 Saran
Adapun saran yang sbaiknya dilakukan agar praktikum berjalan dengan baik
yaitu :
1. Dalam praktikum, sebaiknya praktikan menggunakan alat dengan baik.
2. Sebaiknya alat serta mesin pada waktu praktikum dalam keadaan baik,
sehingga pada waktu di pergunakan praktikum tidak ada hambatan yang
mengganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Enginer.
Dhimas.2011.
Pengecilan
Ukuran.
http://dimaskholis.blogspot.com/2011/05/pengecilan-ukuran.html. Diunduh
pada Tanggal 2 November 2015. Pada Pukul 22:09
Rustiani. Mega. 2009. Pengayakan Tepung Jagung dan Tepung Beras.
http://www.scribd.com/doc/81116524/pengayakan. Diunduh pada tanggal 2
November 2015. Pada Pukul 22 :13
Anonim. 2012. http://www.scribd.com/doc/76404088/Pengayakan-Bahan-HasilPertanian . Diunduh pada tanggal 2 November 2015,. pada Pukul 22 :13
Septy Ferlany Lauravista. 2011. Pembersihan, Sortasi dan Grading Bahan Hasil
Pertanian.
Bandung.
Dalam
Faris.
Dkk
2010.
Peralatan
Pengecilan
Ukuran.