STRUKTUR PERKERASAN
JALAN
Disusun Oleh:
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan............................................................................................................................. 5
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “Makalah Struktur Perkerasan Jalan”
dapat saya selesaikan. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang pengertian manajemen konstruksi.
Dalam pembuatan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Diyanti, ST. selaku dosen mata kuliah Penulisan dan Presentasi yang telah berkenan
mengizinkan pembuatan makalah ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga kami tujukan
kepada kedua orang tua dan teman-teman kami yang telah memberikan doa, dorongan,
serta bantuan kepada kami sehingga makalah ini dapat saya selesaikan.
Demikian, makalah ini saya hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini, sangat
saya harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi
pembaca.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel.
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalan khusus
adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha perseorangan, atau kelompok
masyarakat untuk kepentingan sendiri. Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan
bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan
membayar tol. Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus
dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan
sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan.
Pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi
berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan mukabumi, pembangunan
jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan (ini mungkin
melibatkan penebasan hutan). Dalam proses pembangunan jalan itu sendiri disebut
dengan perkerasan jalan.
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasanya dipakai dalam perkerasan jalan
adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja. Sedangkan
bahan ikat yang dipakai antara lain semen, aspal dan tanah liat.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban
kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang
lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar
ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya
lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan
dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak
hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur
jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya
mempunyai landaian yang berarah ke selokan dipinggir jalan. Dengan demikian, air
hujan akan mengalir kembali ke selokan.
1.3 Tujuan
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan pecah
atau batu belah ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen
ataupun tanah liat. Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat memfasilitasi
sejumlah pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu lintas, berupa jasa
angkutan manusia, atau berupa jasa angkutan barang berupa seluruh komoditas yang
diijinkan untuk berlalu lalang disitu. Dengan beragam jenis kendaraan dengan angkutan
barangnya, akan memberikan variasi beban ringan, sedang sampai berat. Jenis kendaraan
penumpang akan memberikan pula sejumlah variasi. Dan hal itu harus didukung oleh
perkerasan jalan, daya dukung perkerasan jalan raya ini akan menentukan kelas jalan
yang bersangkutan, misalnya jalan kelas 1 akan menerima beban besar dibanding jalan
kelas 2. Maka dilihat dari mutu perkerasan jalan sudah jelas berbeda.
Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan
permukaan yang selalu rata dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi untuk masa
hidup yang cukup lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang sekecil-kecilnya
dalam berbagai cuaca. Tingkatan sampai dimana kita akan memenuhi persyaratan
tersebut tergantung dari imbangan antara tingkat kebutuhan lalu lintas, keadaan tanah
serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana telah dipahami bahwa yang dimaksud
dengan perkerasan adalah lapisan atas dari badan jalan yang dibuat dari bahan-bahan
khusus yang bersifat baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri. Berdasarkan bahan
pengikat yang menyusunnya, konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas beberapa jenis
antara lain:
a. Konstruksi perkerasan lentur
(Flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagi bahan
pengikat di mana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan
menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan
yang tersusundari bawah ke atas,sebagai berikut :
Rigid Pavement atau perkerasan kaku sudah sangat lama dikenal di Indonesia.
Ia lebih di kenal pada masyarakat umum dengan nama Jalan Beton. Perkerasan
tipe ini sudah sangat lama di kembangkan di negara – negara maju seperti
Amerika, Jepang, Jerman dll.
Perkerasan Kaku adalah suatu susunan konstruksi perkerasan di mana sebagai
lapisan atas digunakan pelat beton yang terletak di atas pondasi atau di atas tanah
dasar pondasi atau langsung di atas tanah dasar (subgrade). Hal ini berbeda dengan
perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi
bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
2.2.2.1 Jenis-jenis Perkerasan Kaku
3.1 Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanpa
pemeliharaan dan perbaikan jalan secara memadai, baik rutin maupun berkala, dapat
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat
kehilangan fungsinya baik perkerasan jalan lentur maupun perkerasan jalan kaku.
Apabila perkerasan jalan dipelihara dengan baik dan tetap dalam kondisi yang baik, maka
kedua jenis perkerasan jalan tersebutakan mempunyai umur lebih lama dari. Tetapi sekali
jalan itu mulai rusak dan dibiarkan begitu saja tanpa perbaikan , maka kerusakan yang
lebih parah akan berlangsung sangat cepat.
Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan pemeliharaan yang bersifat
pencegahan seperti menutup sambungan atau retak-retak dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang timbul, dan menemukan penyebab-penyebabnya dengan melakukan
pemeriksaan (inspeksi) secara rutin. Adapun penyebab-penyebab kerusakan perkerasan
jalan bias di simpulkan pulasebagai berikut :
1. Karena pengaruh bahan perkerasan jalan yang tidak memenuhi spesifikasi yang
seharusnya digunakan saat melakukan pekerjaan konstruksi jalan.
2. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih parah, maka
perlu segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak, sehingga
tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
4. Perlunya pengawasan yang objektif tanpa adanya KKN oleh dinas atau instansi
terkait agar kualitas jalan menjadi lebih bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
http://balai8.net/sipp/manual-a2/113-geoteknik-jalan-retak
http://civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/17/jenis-jenis-perkerasan-jalan/
http://cibelebupbup.blogspot.com/2011/07/jenis-kerusakan-pada-perkerasan-lentur.html
http://www.scribd.com/ibokir/d/86234175-P-Perkerasan-Jalan
http://keteknik-sipilan.blogspot.com/2011/05/perkerasan-jalan.html
http://wiryanto.wordpress.com/2010/09/19/jalan-beton-dan-tulangannya/
http://civilandstructure.wordpress.com/2009/06/10/perbaikan-retakan-struktur-di-slab-beton/
http://ilustri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=161:penyebab-keretakan-
beton&catid=36:dunia-teknik-sipil&Itemid=2
https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan
http://rezaslash.blogspot.com/2012/12/perkerasan-kaku-rigid-pavement.html